• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Paparan Logam Berat terhadap Fetus Mencit

N/A
N/A
Yazid Zidane

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Paparan Logam Berat terhadap Fetus Mencit"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Paparan Logam Berat terhadap

Fetus Mencit

(2)

• Kelompok 3:

• 1. Ananda Ogesta 21160054

• 2. Yaya Syifa Rizkia 21160023

• 3. Reka Dwi Aprodita_21160055

• 4. Shevira Maharani putri 19160023

• 5. Yazid Zidane Wahyu_21160046

• 6. Rahma Wintang Cacuk Anggoro 21160075

• 7. Nadya Hasanah 21160080

• 8. Dini Selvia Anita 20160008

(3)

Latar Belakang

• Polusi logam berat merupakan salah satu Masalah lingkungan yang utama pada saat ini, Dikarenakan ion logam tetap ada dilingkungan Oleh karena sifatnya yang tidak terdegradasi.

• Tidak sama halnya seperti kontaminasi Bahan organik, logam berat tidak dapat Diuraikan oleh proses kimia atau biologi

• Timbal merupakan Logam yang dapat menyebabkan bahaya lingkungan Dan dilaporkan sangat beracun.

• Secara Umum, rute terbesar dalam proses pemaparan Timbal ke dalam tubuh manusia adalah melalui Makanan. Lebih dari 80% dari asupan timbal Harian berasal dari konsumsi makanan, Kotoran dan debu.

• Pada wanita hamil yang telah Terkontaminasi dengan timbal sejak kecil, Timbal akan disimpan di tulang dan Dikeluarkan dari tulang

selama kehamilan dan Menyusui dan masuk lagi ke peredaran darah.

(4)

• Pada wanita dengan kondisi ini, lebih dari 85% timbal yang

masuk ke tubuh akan diserap, kemudian akan masuk kealiran darah plasenta, dari plasenta ke janin dan menyebabkan efek samping yang serius pada kesehatan janin’. Timbal ibu bisa dengan mudah melewati plasenta dan masuk ke dalam

sirkulasi darah janin mulai sekitar minggu ke 12-14 kehamilan, membuat janin rentan Keracunan timbal.

• Timbal didalam tubuh akan diamplifikasi di hati dan ginjal.

Peningkatan kadar timbal menyebabkan kerusakan oksidatif dengan meningkatkan produksi Reactive Oxygen Species

(ROS) radikal bebas,

• Mengurangi sistem pertahanan antioksidan sel, dengan

mekanisme penurunan kadar glutathione (antioksidan) didalam tubuh, menghambat ketergantungan enzim sulfhidril atau

aktivitas enzim antioksidan dan/atau meningkatkan peroksidasi (peningkatan malondialdehid (MDA).

(5)

• Mekanisme peningkatan ROS ini, selama proses kehamilan mengakibatkan perubahan fungsi ovarium dan/atau plasenta yang mungkin mengakibatkan gangguan transpor nutrisi dan oksigen untuk janin. Perubahan fungsi plasenta juga dapat menyebabkan penghambatan fungsi transportasi senyawa

penting didalam plasenta seperti transport Zn2+, yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin secara normal seperti mengurangi berat lahir janin, seperti yang diamati dalam penelitian ini, dimana terdapat

pengurangan yang signifikan pada jumlah dan berat lahir dari tikus yang terpajan Pb. Kasus keracunan timbal juga telah

dilaporkan dan dikaitkan dengan sterilitas, keguguran, abortus, kelahiran prematur, dan kematian bayi

(6)

Anomali Fetus

Anomali adalah sesuatu yang berbeda dari apa yang normal atau diharapkan. Anomali janin mengacu pada kondisi yang tidak biasa atau tidak terduga pada perkembangan bayi selama kehamilan. Kelainan

janin juga dikenal sebagai kelainan kongenital atau cacat lahir.

Jenis Kelainan Janin

Ada dua kategori umum anomali janin:

• Kelainan struktural mempengaruhi bagian tubuh bayi yang sedang berkembang, seperti jantung, paru- paru, ginjal, anggota badan, atau fitur wajah. Cacat jantung, jari kaki hilang, bibir sumbing, dan spina bifida merupakan contoh cacat lahir struktural.

(7)

• Anomali fungsional mempengaruhi cara kerja suatu bagian tubuh atau sistem tubuh, seperti otak, sistem saraf, atau persepsi sensorik. Contoh cacat lahir fungsional adalah kejang, kebutaan, cacat perkembangan, distrofi otot, dan sindrom Down.

Beberapa kelainan janin dapat mempengaruhi struktur dan fungsi bayi :

• Pembentukan kepala, otak, dan fitur wajah bayi Anda

• Perkembangan tulang belakang

• Struktur dan fungsi jantung dan paru-paru

• Struktur dinding perut dan organ dalam.

• Pembentukan dan fungsi ginjal

• Pembentukan anggota badan, tangan dan kaki

Anomali fetus yang ada pada jurnal ini adalah prematuritas, hipotrofi janin, dan malformasi. Manifestasi pada janin dan bayi baru lahir meliputi prematuritas, hipotrofi janin, dan malformasi.

(8)

Lama Paparan Teratogen

Paparan teratogen yang digunakan adalah timbal asetat dengan dosis bertingkat, diberikan mulai dari hari pertama kebuntingan hingga hari ke-19 kebuntingan. Tikus kemudian

diterminasi pada hari ke-20 untuk pengukuran berat badan, panjang badan, dan jumlah janin . Penelitian ini menggunakan metode "Post Test Only Control Group" dan melibatkan 28 ekor tikus putih yang dibagi menjadi empat kelompok:

Kelompok Kontrol (K) tanpa perlakuan

Kelompok Perlakuan 1 (P1) diberi timbal asetat dosis 50 mg/L Kelompok Perlakuan 2 (P2) diberi timbal asetat dosis 75 mg/L Kelompok Perlakuan 3 (P3) diberi timbal asetat dosis 100 mg/L

Paparan timbal asetat selama 19 hari ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan dalam berat badan, panjang badan, dan jumlah janin antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, serta antar kelompok perlakuan

(9)

Kriteria hewan uji penelitian

Kriteria hewan uji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tikus putih (Rattus norvegicus) yang sedang bunting.

2. Umur tikus antara 2-3 bulan.

3. Berat badan rata-rata tikus antara 200-250 gram.

4. Tikus dalam keadaan sehat tanpa kelainan anatomis.

5. Tikus tidak mengalami sakit selama perlakuan.

6. Tikus tidak mati selama perlakuan.

Hewan uji yang digunakan harus memenuhi kriteria-kriteria di atas untuk memastikan

bahwa hasil penelitian tidak terpengaruh oleh faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi validitas dan reliabilitas data yang diperoleh.

(10)

Alat dan bahan yang digunakan

 Alat

• Timbangan

• Kandang hewan

• Suntik

• Papan fiksasi

• Alat bedah (pisau bedah, gunting bedah dst.)

 Bahan

bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tikus putih (Rattus norvegicus) sebanyak 28 ekor yang sedang bunting dan timbal asetat. Tikus putih digunakan sebagai subjek penelitian, sementara timbal asetat

digunakan sebagai teratogen yang diberikan dalam dosis bertingkat kepada

tikus putih betina yang sedang hamil. Penelitian ini merupakan penelitian

eksperimen dengan metode Post Test Only Control Group.

(11)

Prosedur pengujian

Jumlah sampel yaitu sebanyak 28 ekor dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

a. Tikus putih (Rattus norvegicus) bunting b. Umur 2-3 bulan

c. Berat badan rata-rata 200-250 gram d. Tikus dalam keadaan sehat

e. Tidak ada kelainan anatomis 2. Kriteria eksklusi

a. Tikus sakit selama perlakuan b. Tikus mati selama perlakuan

(12)

Sampel diambil secara acak, dibagi 4 kelompok.

Kelompok (K) tanpa diberi perlakuan.

Kelompok (P1) diberi timbal asetat dosis 50mg/L.

Kelompok (P2) diberi timbal asetat dosis 75mg/L.

Kelompok (P3) diberi timbal asetat dosis 100mg/L.

Pengujian

1. Pemberian timbal sejak hari pertama hingga hari ke -19 kebuntingan, kemudian diterminasi pada hari ke-20.

2. Selanjutnya dilakukan penimbangan Berat badan janin tikus, pengukuran panjang badan dan penghitungan jumlah janin.

3. Pengambilan sampel dilakukan dengan pembedahan.

4. Tikus betina yang telah mati diletakkan diatas papan fiksasi, kemudian dilakukan laparatomi, mengeluarkan janin dari kantong amnion kemudian melakukan penimbangan, pengukuran serta penghitungan jumlah janin.

(13)

5. Data pengukuran berat badan, panjang badan, jumlah janin, dianalisis terlebih dahulu dengan uji normalitas data menggunakan uji Shapiro Wilk. Karena pada variabel berat badan, panjang badan dan jumlah janin didapatkan data tidak terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis.

6. Hasil analisis statistik menggunakan uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney.

(14)

Jenis Pengamatan

Jenis pengamatan yang dilakukan dalam jurnal ini adalah pengamatan pada tikus putih (Rattus norvegicus) bunting yang diberi dosis bertingkat timbal asetat.

Parameter yang diamati meliputi panjang badan janin dan jumlah janin tikus (Rattus norvegicus) pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

Metode Analisa Hasil Data

Metode analisis data yang digunakan dalam jurnal ini meliputi uji normalitas data menggunakan uji Shapiro Wilk, uji Kruskal Wallis, dan uji Mann Whitney.

(15)

THANK YOU

Referensi

Dokumen terkait

Bahan kimia yang akan dianalis efeknya terhadap histopatologi plasenta mencit (berat induk, berat fetus, panjang fetus, jumlah fetus, berat plasenta, diameter

Penanganan limbah berbahaya melalui proses solidifikasi/stabilisasi dengan semen Portland bertujuan untuk menurunkan mobilitas kontaminan (logam berat) dalam limbah,

Logam berat yang digunakan adalah logam Cd dan Pb karena logam tersebut termasuk logam berat yang berbahaya

Berdasarkan uji Anova didapatkan nilai p = 0,143 (p>0,05) berarti dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata berat badan fetus mencit antara

Sedangkan rata-rata panjang dan berat fetus mencit pada kelompok mencit yang diberi ekstrak etanol akar sukun dosis 0,6 ml/20g BB tidak berbeda nyata dengan rata-rata

Salah satu penyumbang logam berat sebagai pencemar ekosistem perairan adalah limbah industry yang secara sengaja maupun tidak sengaja dibuang ke air.. Logam-logam berat dalam

Gambar 3 nampak bahwa bentuk otak fetus mencit uk 18 hari semakin mengecil dan berat otak serta ukuran morfometri mengecil seiring dengan peningkatan dosis

Analisis Kai Kuadrat terhadap kerusakan sel epitel tubulus renalis fetus mencit menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna mulai dari kelompok perlakuan III doksisiklin secara oral 52