• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelaksanaan Program Hafalan Juz 30 terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis di MTs Negeri 1 Kota Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Pelaksanaan Program Hafalan Juz 30 terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis di MTs Negeri 1 Kota Makassar"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM HAFALAN JUZ 30 TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA

MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADIS DI MTS NEGERI 1 KOTA MAKASSAR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama Islam

pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh:

HUSNUL KHULUQ NIM: 20100117044

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Husnul Khuluq

NIM : 20100117044

Tempat, Tanggal Lahir : Sengkang, 03 September 1999

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Alamat : JL. Tidung 2 Stapak 1 No.32

Judul : Pengaruh Pelaksanaan Program Hafalan Juz 30 terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis di MTs Negeri 1 Kota Makassar

Menyatakan dengan sebenarnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata, 25 Januari 2022 Penyusun,

HUSNUL KHULUQ NIM. 20100117044

(3)

iii

(4)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Hipotesis ... 4

D. Definisi Operasional Variabel ... 5

E. Kajian Pustaka ... 5

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 9

A. Hafalan Al-Qur‟an ... 9

B. Hasil Belajar ... 15

C. Pengaruh Hafalan Juz 30 terhadap Hasil Belajar Al-Qur‟an Hadis ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 26

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel ... 26

C. Metode Pengumpulan Data ... 29

D. Instrumen Penelitian... 30

E. Validasi dan Reliabilitasi ... 31

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 40

B. Hasil Penelitian ... 44

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

BAB V PENUTUP ... 62

A. Kesimpulan ... 62

(5)

v

B. Implikasi Penelitian ... 62 KEPUSTAKAAN ... 64 LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(6)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah populasi peserta didik di MTs Negeri 1 Kota Makassar ... 27

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Peserta Didik Kelas IX-8 di MTs Negeri 1 Kota Makassar ... 28

Tabel 3.3 Skor Alternatif Jawaban Angket ... 30

Tabel 3.4 Kategorisasi Nilai ... 35

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Angket Pelaksanaan Program Hafalan Juz 30... 45

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data dari Angket Pelaksanaan Program Hafalan Juz 30 ... 47

Tabel 4.3 Kategori Pengaruh Pelaksanaan Program Hafalan Juz 30 terhadap peserta didik di MTs Negeri 1 Kota Makassar... 48

Tabel 4.4 Hasil Belajar Al-Qur‟an hadis Peserta Didik di MTs Negeri 1 Kota Makassar ... 49

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar MTs Negeri 1 Kota Makassar... 51

Tabel 4.6 Kategori Hasil Belajar Peserta Didik di MTs Negeri 1 Kota Makassar 53 Tabel 4.7 Hasil Tes Normalitas Kolmograf Smimov Z Pada Pelaksanaan Program Hafalan Juz 30 terhadap Hasil Belajar Peserta Didik... 54

Tabel 4.8 Hasil Tes Homogenitas Pada Pelaksanaan Program Hafalan Juz 30 terhadap Hasil Belajar Peserta Didik ... 55

Tabel 4.9 Variable entered/removed ... 55

Tabel 4.10 Model Summary ... 56

Tabel 4.11 ANOVA ... 56

Tabel 4.12 Coefficient ... 57

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh

ْه ِم ََ بَىِسُفْوَأ ِز َْ ُسُش ْهِم ِللهبِب ُذُُعَو ََ ْي ُسِفْغَتْسَو ََ ًُُىْيِعَتْسَو ََ ُيُدَمْحَو ِ َّ ِلِلَ َدْمَحْلا َّنِإ ًََلِإ َلا ْنَأ ُدٍَْشَأَ .ًَُلَيِدبٌَ َلاَف ًُْلِلْضُي ْهَم ََ ًَُلَّل ِضُم َلاَف ُالله ِيِدٍَْي ْهَم ،بَىِلبَمْعَأ ِثبَئِّيَس ًُُل ُُْس َز ََ ُيُدْبَع اًدَّمَحُم َّنَأ ُدٍَْشَأ ََ ًَُل َكْي ِسَش َلا ُيَدْح ََ ُالله َّلاِإ

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta‟ala, atas berkat, taufik dan hidayah-Nya kepada penyusun sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Program Hafalan Juz 30 terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis di MTs Negeri 1 Kota Makassar” sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana (S1) pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. Selawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam, para sahabat, keluarga serta pengikut- pengikutnya hingga akhir zaman.

Sepenuhnya penyusun menyadari bahwa pada proses penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir terdapat banyak kendala dan rintangan yang dihadapi, namun atas pertolongan Allah subhanahu wa ta‟ala dan arahan dari berbagai pihak sehingga segala kendala, tantangan dapat dihadapi dan terselesaikan dengan baik.

Karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat selesai.

Selanjutnya, penyusun juga ingin menyampaikan permohonan maaf dan terima kasih kepada orang tua penulis, saudara dan kerabat atas segala sesuatu yang telah dilakukan dan diberikan hingga penulis bisa sampai pada tahap ini, kepada ibu Nimah Raya, bapak Ahmad Syamsu, saudara Muhammad Kahfi,

(8)

viii

Qaulan Sadidan yang penuh dengan rasa kesabaran dan keikhlasan serta rasa kasih sayang telah merawat, membesarkan, mendidik serta memanjatkan doa-doa tulus yang tak ada hentinya kepada penulis. Serta kepada saudara-saudara, keluarga, sahabat, teman penulis yang senantiasa memotivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi ini. Begitu pula penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag., Wakil Rektor I, Prof. Dr. H. Wahyuddin Naro, M.Hum., Wakil Rektor II, Prof. Dr. H. Darussalam, M.Ag., Wakil Rektor III, Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.A., Wakil Rektor IV, yang selama ini berusaha mengkoordinasi dan memajukan UIN Alauddin Makassar dan menjadi tempat penulis menuntut ilmu.

2. Dr. H. A. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, serta Dr. M. Shabir U, M.Ag., Wakil Dekan I, Dr. M. Rusdi, M.Ag., selaku Wakil Dekan II, Dr. H. Ilyas, M.Pd., M.Si., Wakil Dekan III, yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada penulis selama kuliah.

3. Dr. H. Syamsuri, S.S., M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Dr. Muhammad Rusmin B., M.Pd. I., Sekretaris Jurusan Pendiidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar serta stafnya atas pelayanan, kesempatan, petunjuk, dn arahannya selama penyelesaian skripsi.

4. Dr H. Syamsul Qamar, M.Th.I pembimbing I dan Dr. Muhammad Rusmin B., M.Pd.I Pembimbing II yang telah bersedia memberikan waktu, pikiran, dan tenaga dalam membimbing dan mengarahkan penulis sejak awal hingga selesainya skripsi ini.

(9)

ix

5. Dra. Hj. Ummu Kalsum, M.Pd.I Penguji I dan Dr. Idah Suaidah, M.H.I Penguji II yang telah memberikan saran, koreksi, masukan, ilmu, serta motivasi dalam perbaikan skripsi ini.

6. Para Dosen, Karyawan, Karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan sumbangsih berupa bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

7. Kepada rekan-rekan seperjuangan mahasiswa PAI angkatan 2017, ALDO E-Sports, KKN BallaSaraja, dan teman-teman lain yang tidak bisa kusebut namanya satu persatu yang telah mendukung dan mendoakan penyusun sehingga bisa sampai pada tahap ini.

8. Kepala sekolah dan para guru serta staf di MTs Negeri 1 Kota Makassar yang telah memberikan dukungan dan arahan dalam proses penelitian.

Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga setiap bantuan yang telah diberikan Allah balas dengan kebaikan yang lebih baik. Dan semoga apa yang tertuang dalam skripsi ini bisa memberikan manfaat untuk orang lain.

Aamiin.

Samata, 25 Januari 2022 Penyusun

Husnul Khuluq NIM 20100117044

(10)

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN A. Transliterasi Arab-Latin

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya kedalam huruf Latin dapat dilihat pada tabel berikut:

1. Konsonan

Hamzah (ء) yang terletak diawal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apapun. Jika ia terletak ditengah atau diakhir, maka ditulis dengan tanda (‟)

2. Vokal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا Alif tidakdilambangkan tidak dilambangkan

ب Ba b Be

ت Ta t Te

ث s\a s\ es (dengan titik di atas)

ج Jim j Je

ح h}a h} ha (dengan titik di bawah)

خ Kha kh ka dan ha

د Dal d De

ذ z\al z\ zet (dengan titik di atas)

ر Ra r Er

ز Zai z Zet

س Sin s Es

ش Syin sy es dan ye

ص s}ad s} es (dengan titik di bawah)

ض d{ad d} de (dengan titik di bawah)

ط t}a t} te (dengan titik di bawah)

ظ z}a z} zet (dengan titik di bawah)

ع „ain apostrof terbalik

غ Gain g Ge

ؼ Fa f Ef

ؽ Qaf q Qi

ؾ Kaf k Ka

ؿ Lam l El

ـ Mim m Em

ف Nun n En

و Wau w We

هػ Ha h Ha

ء hamzah Apostrof

ى Ya y Ye

(11)

xii

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

C ontoh :

َ فْي: َ ك kaifa

َ ؿْو ه : haula

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda,yaitu:

Contoh:

َ تا م : ma>ta

ى م ر : rama>

َ لْيِق : qi>la

َُتْوُ يَ : yamu>tu

4. Ta>’ marbu>t}ah

Transliterasi untuk ta>‟ marbu>t}ah ada dua, yaitu: ta>‟ marbu>t}ah yang hidup atau mendapat harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t]

Tanda Nama Huruf Latin Nama

َ ا fath}ah a A

َِا Kasrah i I

َُا d}amah u U

Tanda Nama Huruf Latin Nama

َْى ى fath}ah dan ya>‟ ai a dan i

َْو ػى fath}ah dan wau au a dan u

Harakat dan Huruf Nama Huruf dan

Tanda Nama

ى

... اﹶ... fath}ah dan alif atau ya>‟ a> a dan garis di atas

ىى kasrah dan ya>‟ i> i dan garis di atas

وُى d}amah dan wau u> u dan garis di atas

(12)

xiii

Sedangkan ta>‟ marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta>‟ marbu>t}ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta>‟marbu>t}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh:

َِؿا فْطَ ْلْاَُة ضْو ر : raud}ah al-at}fal>

َُة لِضا فْلاَُة نْػيِد مْل ا : al-madi>nah al-fa>d}ilah

َُة مْكْلْ ا : al-h}ikmah

5. Syaddah (Tasdi>d)

Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydi>d (َﹼ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

Contoh:

َ انَّب ر : rabbana>

ا نْػيَّ نَ : najjaina>

َ ق ْلْ ا : al-haqq

َ مِّعُػن : nu“ima

َ وُد ع : „aduwwun

Jika huruf ى ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah (َّيِى ( maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi i>.

Contoh:

َ يِل ع : „ali> (bukan „Aliyy atau „Aly)

َ ِبَ ر ع : „arabi> (bukan „Arabiyy atau „Araby)

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ؿا (alif lam ma„arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

Contoh:

َُسْمَّشل ا : al-syamsu (bukan asy-syamsu)

َُة ل زْلَّزل ا : al-zalzalah (bukan az-zalzalah)

َُة ف سْل فْل ا : al-falsafah

َُد لاِبْل ا : al-bila>d

(13)

xiv 7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (‟) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

Contoh:

َ فْوُرُمَْ تَ : ta‟murun>

َُعْوَّػنل ا : al-nau„

َ ءْي ش : syai‟un

َُتْرِمُأ : umirtu

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata al-Qur‟an (dari al- Qur‟a>n), alhamdulillah, dan munaqasyah. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditrans-literasi secara utuh.

Contoh:

Fi>Zila>l al-qur‟a>n al-Sunnah qabl al-tadwi>n 9. Lafz} al-Jala>lah (الله)

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mud}a>f ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

Contoh:

َِالله َُنْيِد di>nulla>h للهَِبِ billa>h

Adapun ta>‟ marbu>t}ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} al- jala>lah, ditransliterasi dengan huruf [t].

Contoh:

َِة ْحْ رَِْفَِْمُه

هالل hum fi>rah}matilla>h

10. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan

(14)

xv

huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:

Wa ma> Muh}ammadunilla>rasu>l

Inna awwala baitin wud}i„alinna>si lallaz\i> bi Bakkata muba>rakan Syahru Ramad}a>n al-laz\i> unzila fi>h al-Qur‟a>n

Nas}i>r al-Di>n al-T{u>si>

Abu> Nas}r al-Fara>bi>

Al-Gaza>li>

Al-Munqiz\ min al-D}ala>l

Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibn (anak dari) dan Abu> (bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkansebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:

11. Daftar Singkatan

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:

swt. = subh}a>nahu> wa ta„a>la>

saw. = s}allalla>hu „alaihi wa sallam a.s. = „alaihi al-sala>m

H = Hijrah

M = Masehi

SM = Sebelum Masehi

l. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja)

w. = Wafat tahun

QS …/…: 4 = QS al-Baqarah/2: 4 atau QS A<l „Imra>n/3: 4 HR = Hadis Riwayat

Abu> al-Wali>d Muh}ammad Ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibn Rusyd, Abu> al-Wali>d Muh}ammad (bukan: Rusyd, Abu> al-Wali>d Muh}ammad Ibn)

Nas}r H{a>mid Abu> Zaid, ditulis menjadi: Abu> Zaid, Nas}r H{a>mid (bukan: Zaid, Nas}r H{ami>d Abu>)

(15)

x

ABSTRAK Nama : Husnul Khuluq

NIM : 20100117044

Judul : Pengaruh Pelaksanaan Program Hafalan Juz 30 terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis di

MTs Negeri 1 Kota Makassar

Skripsi ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan pelaksanaan program hafalan juz 30 di MTs Negeri 1 Kota Makassar; 2) mendeskripsikan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran al-Qur‟an hadis di MTs Negeri 1 Kota Makassar; 3) menganalisis pengaruh pelaksanaan program hafalan juz 30 terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran al-Qur‟an hadis di MTs Negeri 1 Kota Makassar.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang terdiri atas dua variabel yakni variabel pengaruh pelaksanaan program hafalan juz 30 (X) dan variabel hasil belajar al-Qur‟an Hadis (Y). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kelas IX di MTs Negeri 1 Kota Makassar yang berjumlah 320 orang sedangkan sampelnya adalah kelas IX-8 yang berjumlah 40 orang. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket yang digunakan untuk mendapatkan data pelaksanaan program hafalan juz 30 dan dokumen untuk mendapatkan data hasil belajar peserta didik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan inferensial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pengaruh pelaksanaan program hafalan juz 30 terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran al-Qur‟an hadis di MTs Negeri 1 Kota Makassar memperoleh data Thitung > Ttabel yaitu 5,027

> 2,028 dan nilai sig. 0,003 < 0,05 maka HI diterima. 2) dapat disimpulkan pelaksanaan program hafalan juz 30 berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran al-Qur‟an hadis di MTs Negeri 1 Kota Makassar.

Implikasi dari penelitian ini adalah: 1) program hafalan juz 30 menjadi salah satu faktor penting terhadap hasil belajar peserta didik. 2) dalam upaya meningkatkan hasil belajar, lakukan pembiasan mulai dari diri sendiri, contohnya dengan membaca buku serta meningkatkan hafalan al-Qur‟an. 3) guru, kepala sekolah dan penunjang lainnya senantiasa meningkatkan kinerjanya agar meskipun di masa pandemi, peserta didik tetap bisa maksimal dalam belajar dan tidak menurunkan kualitas intelektual maupun hasil belajarnya.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menghafal al-Qur‟an pada dasarnya telah dimulai sejak pertama kali turunnya ayat al-Qur‟an. Saat malaikat jibril datang menyampaikan wahyu, Nabi Muhammad saw. pada saat itu tidak bisa membaca karena keadaan yang gelap gulita dalam gua hira sehingga beliau hanya mendengar dan menghafalnya.

Menghafal al-Qur‟an merupakan sebuah proses mengingat materi ayat sehingga mampu dilafalalkan di luar kepala. Al-Qur‟an itu sendiri ialah kitab yang kesucian serta kemurniannya dijaga langsung oleh Allah swt. sebagaimana firmannya dalam QS al-Hijr/15:9 :

َنُُظِف ََٰحَل ۥًَُل بَّوِإ ََ َسْكِّرلٱ بَىْل َّزَو ُهْحَو بَّو إ

Terjemahnya:

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur‟an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.1

Dalam tafsir yang dikeluarkan oleh Kementrian Agama, dijelaskan bahwa ayat ini merupakan teguran kepada orang-orang kafir yang mengabaikan al- Qur‟an, tidak percaya bahwa al-Qur‟an itu diturunkan oleh Allah swt. kepada rasulnya, Muhammad saw. bahkan mencela nabi sebagai orang gila. Namun ditegaskan bahwa Allah sendirilah yang memelihara al-Qur‟an dari segala macam usaha untuk mengotorinya dan usaha untuk menambah, mengurangi, dan mengubah ayatnya.

Al-Qur‟an menjadi satu-satunya kitab suci yang dihafalkan oleh banyak manusia di dunia ini. Tidak satupun kitab suci yang dihafalkan bagian surat, kalimat, huruf, dan bahkan harakatnya seperti al-Qur‟an. Ia diingat di dalam hati

1 Kementerian Agama RI, a-lQur‟an dan Terjemahnya (Bandung: Syaamil Quran, 2015),

h. 262.

(17)

dan pikiran para penghafalnya. Ini dapat dibuktikan sekaligus dimaklumi, karena al-Qur‟an adalah kitab yang terjaga bahasanya dan telah dijamin oleh Allah swt.

akan selalu dijaga serta dipelihara.

Umat Islam sangat penting untuk mempelajari serta menghafal al-Qur‟an.

Dengan menghafalnya, maka al-Qur‟an itu yang akan menjadi syafaat kelak. Para pengahafal al-Qur‟an juga ditinggikan derajatnya oleh Allah swt. dan akan menjadi hujjah atau pembela, pelindung dari azab api neraka. Nabi Muhammad saw. bersabda;

ْدَق ْمٍُُّلُك ًِِتْيَب ِلٌَْأ ْهِم ٍة َسَشَع يِف ًَُعَّفَش ََ َتَّىَجْلا ُ َّاللَّ ًَُلَخْدَأ ًَُظِفَح ََ َنآ ْسُقْلا َأ َسَق ْهَم َزبَّىلا اُُبَج َُْتْسا

Artinya:

Barangsiapa membaca al-Quran dan menghafalkannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga serta akan memberi syafaat kepada sepuluh dari keluarganya yang seharusnya masuk neraka. (HR Ibnu Majah)2

Penting bagi manusia untuk membaca, menghafal, mempelajari, dan menggali isinya agar memperoleh petunjuk dan hikmah, tuntunan akhlak dan budi pekerti yang baik, ilmu pengetahuan dan pedoman berfikir, serta petunjuk jalan hidup di dunia dan akhirat.

Sa‟dulloh menyebutkan sebelas manfaat dari kegiatan menghafal al- Qur‟an, di antaranya adalah menghafal al-Qur‟an merupakan bahtera ilmu dan anugerah dari Allah berupa ingatan yang tajam serta pemikiran yang cemerlang.

Disebut bahtera ilmu karena mendorong seseorang yang menghafal al-Qur‟an untuk berprestasi lebih tinggi dari teman-temannya yang tidak hafal al-Qur‟an sekalipun umur, kecerdasan, dan ilmu mereka berdekatan. Penghafal al-Qur‟an juga mendapatkan anugrah dari Allah berupa ingatan yang tajam dan pemikiran

2 Muhammad Makmum Rasyid, Kemukjizatan Menghafal al-Qur‟an (Jakarta: PT Elex

Media Komputindo, 2015), h. 131.

(18)

3

yang cemerlang. Karena itu para penghafal al-Qur‟an lebih cepat mengerti, teliti, dan lebih hati-hati karena banyak latihan untuk mencocokkan ayat serta membandingkan dengan ayat lainnya.3

Indonesia sebagai negara dengan jumlah umat Islam terbanyak di dunia, tentunya perkembangan pendidikan agama Islam sangat menonjol di negara ini.

Salah satu usaha yang dilakukan ialah dengan adanya program menghafal al- Qur‟an untuk para peserta didik sehingga menciptakan para hafidz Qur‟an yang tentunya kehadirannya sangat berpengaruh terhadap kemajuan dalam bidang pendidikan di Indonesia. Negara juga telah mengatur tujuan dari pendidikan Nasional di dalam Undang-undang Negara Republik Indonesia tahun 1945, bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.4

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 28 Juni 2021, disimpulkan bahwa MTs Negeri 1 Makassar menjadi salah satu sekolah yang mengadakan program hafalan al-Qur‟an yakni hafalan juz 30 atau yang sering disebut sebagai juz amma yang terdiri dari 37 surah, 564 ayat, dimulai dari surah An-Naba sampai An-Nash yang bertujuan agar peserta didik mampu untuk membaca, mendalami makna dan arti yang terkandung dalam al-Qur‟an, meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menghafal al-Qur‟an, serta untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Akan tetapi, masih ada peserta didik yang telah melaksanakan program hafalan ini namun masih memiliki hasil belajar al-Qur‟an hadis yang rendah.

3 Sa‟dulloh, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur‟an (Jakarta: Gema Insani, 2008), h. 21.

4Pustaka Pelajar, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 8.

(19)

Berdasarkan uraian di atas, penyusun tertarik untuk melakukan tindakan penelitian dan ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksanaan program hafalan juz 30 terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran al-Qur‟an Hadis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana pelaksanaan program hafalan juz 30 di MTs Negeri 1 Kota Makassar?

b. Bagaimana hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran al-Qur‟an hadis di MTs Negeri 1 Kota Makassar?

c. Apakah terdapat pengaruh pelaksanaan program hafalan juz 30 terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran al-Qur‟an hadis di MTs Negeri 1 Kota Makassar?

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban teoretis yang bersifat sementara terhadap rumusan masalah. Dikatakan sementara, karena jawaban itu baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empirik yang diperoleh melalui pengumpulan data di lapangan. Hal ini menunjukkan bahwa perumusan hipotesis harus bersumber dari teori-teori yang telah ada sebelumnya. Teori itu dapat ditemukan dalam hasil-hasil penelitian yang hipotesisnya telah dibuktikan melalui data empirik.5

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh pelaksanaan program

5 Sulaiman Saat dan Sitti Mania, Pengantar Metodologi Penelitian (Gowa: Pusaka Almaida, 2019), h. 42.

(20)

5

hafalan juz 30 terhadap hasil belajar Al-Qur‟an hadis peserta didik di MTs Negeri 1 Kota Makassar.

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari kesalahan dan menyamakan persepsi antara penulis dan pembaca dalam memahami variabel penelitian ini, serta agar pembahasan ini lebih terarah, maka diperlukan adanya definisi operasional variabel untuk membentuk ruang lingkup pembahasan. Adapun variabel yang dianggap penting untuk diketahui pengertiannya adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Program Hafalan Juz 30

Ada empat indikator terkait dengan pelaksanaan program hafalan juz 30 yaitu: 1) manfaat dari pelaksanaan program tersebut. 2) tujuan peserta didik melaksanaan program tersebut. 3) waktu pelaksanaan. 4) tanggapan peserta didik mengenai program tersebut.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor (nilai) yang diperoleh peserta didik setelah menjalani proses pembelajaran pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis.

E. Kajian Pustaka

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berhungan dengan penelitian ini, di antaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Fifi Lutfiah dengan judul “Hubungan Antara Hafalan al-Qur‟an dengan Prestasi Belajar al-Qur‟an hadits Siswa MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang” pada tahun 2011, menunujukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara hafalan al-Qur‟an dengan prestasi belajar al-Qur‟an Hadits siswa

(21)

MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang. Hal ini terlihat pada kondisi kecenderungan kegiatan hafalan al-Qur‟an dengan prestasi belajar siswa ditunjukkan oleh hasil koefisien korelasi sebesar 0.858 dengan kontribusi sebesar 73.61% terhadap prestasi belajar siswa dan 26.39% ditentukan oleh faktor lain.6

Penelitian di atas terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaannya ialah sama-sama membahas tentang hafalan al-Qur‟an. Adapun perbedaannya ialah penelitian yang dilakukan oleh Fifi Luthfiah membahas tentang hubungan, sedangkan pada penelitian penulis membahas tentang pengaruh.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Elok Faiqoh dengan judul “Pengaruh Kemapuan Menghafal al-Qur‟an terhadap Prestasi Belajar dan Pembentukan Akhlak Mahasiswa di Ihfadz Universitas Trunojoyo Madura” pada tahun 2017, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara kemampuan menghafal al-Qur‟an tingkat 5, 10 dan 20 juz terhadap prestasi belajar mahasiswa. 7

Penelitian di atas terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian akan dilakukan. Persamaannya ialah sama-sama membahas tentang pengaruh hafalan al-Qur‟an. Adapun perbedaannya, penelitian yang dilakukan oleh Elok Faikoh membahas tentang pembentukan akhlak.

Sementara penelitian penulis membahas tentang hasil belajar peserta didik.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Mazidatul Ilmia dengan judul “Hubungan Antara Hafalan al-Qur‟an Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV Sekolah

6 Fifi Lutfiah, Hubungan antara Hafalan al-Qur‟an dengan Prestasi Belajar al-Qur‟an

Hadits Siswa MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang, (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2011).

7 Elok Faiqoh, Pengaruh Kemapuan Menghafal Al-Qur‟an terhadap Prestasi Belajar dan

Pembentukan Akhlak Mahasiswa di Ihfadz Universitas Trunojoyo Madura, (Malang: Magister Pendidikan Agama Islam UIN Maulana Malik Ibrahim, 2017).

(22)

7

Dasar Islam As-Salam Malang” pada tahun 2016, penelitian menyebutkan bahwa hasil analisis dengan teknik product moment pearson menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara variabel hafalan al-Qur‟an dengan variabel prestasi belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,606. Pada interprestasi kekuatan hubungan koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara variabel berada pada kriteria sedang.8

Penelitian di atas terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaannya ialah sama-sama membahas tentang hafalan al-Qur‟an. Perbedaannya, objek penelitian Mazidatul Ilmiah ialah peserta didik Sekolah Dasar, sementara penelitian penulis ialah peserta didik Madrasah Tsanawiyah.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Almas Laitani dengan judul “Pengaruh Hafalan al-Qur‟an terhadap Hasil Belajar al-Qur‟an Hadis Siswa Kelas IX di MAN 1 Metro Lampung” pada tahun 2020, menunjukkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh adanya hafalan al-Qur‟an yang dimiliki oleh peserta didik karena salah satu usaha untuk mengasah kecerdasan emosional adalah dengan sentuhan al-Qur‟an karena al-Qur‟an telah memberikan kontribusi besar dalam mendorong manusia untuk belajar menimba ilmu.9

Penelitian di atas terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaannya ialah sama-sama membahas tentang pengaruh hafalan al-Qur‟an dan hasil belajar. Adapun perbedaannya terdapat pada lokasi penelitian.

8 Mazidatul Ilmia, Hubungan Antara Hafalan Al-Qur‟an Dengan Prestasi Belajar Siswa

Kelas IV Sekolah Dasar Islam As-Salam Malang, (Malang: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim, 2016).

9 Almas Laitani, Pengaruh Hafalan Al-Qur‟an terhadap Hasil Belajar Al-Qur‟an Hadis

Siswa Kelas IX di MAN 1 Metro Lampung, (Lampung: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro, 2020).

(23)

5. Penelitian yang dilakukan oleh Mustofa Kamal dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Program Menghafal al-Qur‟an terhadap Prestasi Belajar Siswa di MA Sunan Giri Tegal Semampir Surabaya” pada tahun 2017, menunjukkan bahwa program menghafal al-Qur‟an dapat mempengaruhi keberhasilan dan prestasi belajar siswa. Dikatakan bahwa anak yang terbiasa menghafal akan mempengaruhi kecepatan otak dalam memproses pelajaran yang diterimanya. 10

Penelitian di atas terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaannya ialah sama-sama membahas tentang pengaruh program hafalan al-Qur‟an. Perbedaannya, penelitian yang dilakukan oleh Mustofa Kamal, objeknya yaitu peserta didik Madrasah Aliyah, sedangkan penelitian penulis ialah peserta didik Madrasah Tsanawiyah.

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan program hafalan juz 30 di MTs Negeri 1 Kota Makassar

b. Untuk mendeskripsikan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran al- Qur‟an Hadis di MTs Negeri 1 Kota Makassar

c. Untuk menganalsisi pengaruh pelaksanaan program hafalan juz 30 terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran al-Qur‟an Hadis di MTs Negeri 1 Kota Makassar

2. Kegunaan Penelitian

10 Mustofa Kamal, Pengaruh Pelaksanaan Program Menghafal Al-Qur‟an terhadap

Prestasi Belajar Siswa di MA Sunan Giri Tegal Semampir Surabaya, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 6, No. 2, 2017.

(24)

9

Apabila tujuan penelitian dapat tercapai, maka diharapkan penelitian ini mempunyai kegunaan. Adapun kegunaan penelitiannya adalah:

a. Kegunaan Ilmiah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam bidang pendidikan, khususnya kepada pengelolan lembaga pendidikan agar memperhatikan pelaksanaan program hafalan al-Qur‟an peserta didik.

b. Manfaat Praktis 1) Bagi peserta didik

Dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan hafalan al-Qur‟an.

2) Bagi pendidik

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam mengembangkan kurikulum untuk melaksanakan program hafalan al-Qur‟an.

3) Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberi masukan bagi sekolah untuk lebih meningkatkan pelaksanaan program hafalan al-Qur‟an.

4) Bagi peneliti

Dapat digunakan sebagai bahan pemikiran yang lebih mendalam akan pentingnya mengetahui pengaruh pelaksanaan program hafalan al-Qur‟an terhadap hasil belajar peserta didik.

(25)
(26)

11 BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Hafalan Al-Qur’an

1. Pengertian Menghafal al-Qur’an

Menghafal berasal dari kata dasar hafal yang berarti telah masuk dalam ingatan (tentang pelajaran) dan dapat mengucapkan diluar kepala (tanpa melihat buku atau catatan lain).1 Kemudian mendapat awalan me- menjadi menghafal yang artinya adalah berusaha meresapkan kedalam fikiran agar selalu diingat.

Kata menghafal juga dapat disebut sebagai memori.2

Al-Qur‟an menurut ulama ushul fiqih dan ulama bahasa adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. yang lafaz-lafaznya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, dan yang ditulis pada mushaf mulai dari surah Al-Fatihah sampai surah An-Nas.3

Menghafal al-Qur‟an (Tahfidzul Qur‟an) merupakan salah satu cara untuk berinteraksi dengan al-Qur‟an. Menurut Setiyo Purwanto, beberapa kasus membuktikan bahwa bila anak dilatih menghafal al-Qur‟an, hasil belajarnya juga akan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata prestasi belajar peserta didik antara mereka yang menghafal al-Qur‟an dengan yang tidak.4

Para akademisi dan spesialis sependapat bahwa menghafal al-Qur‟an memiliki efek yang baik dalam pengembangan keterampilan dasar peserta didik,

1 Ernawati Waridah, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: PT KAWAHmedia, 2017), h.

182.

2Devi Suci, Kebertahanan Metode Hafalan Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Jurnal Study Pendidikan Islam, Vol. 1 No. 2, Juli 2018, h. 98.

3 Acep Hermawan, Ulumul Qur‟an Ilmu Untuk Memahami Wahyu (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 2.

4 Hidayatullah Ismail, Pengaruh Hafalan Al-Qur‟an pada Prestasi Akademik Santri Pondok Pesantren di Kabupaten Kampar, Jurnal, Vol. 15 No. 2, Desember 2016, h. 317

(27)

serta dapat meningkatkan pendidikan dan prestasi akademisnya. Dr. Abdullah Subaih, professor psikologi di Universitas Imam Muhammad bin Su‟ud al- Islamiyah di Riyadh, menyerukan kepada para pelajar agar mengikuti perkumpulan (halaqoh) menghafal al-Qur‟an. Ia menegaskan bahwa menghafal al-Qur‟an dapat membantu meningkatkan konsentrasi. Menurutnya, sel-sel otak itu seperti halnya dengan anggota tubuh yang lainnya, harus selalu difungsikan.

Orang yang terbiasa menghafal al-Qur‟an, maka sel-sel otak dan badannya aktif, menjadi lebih kuat dari orang yang mengabaikannya.5

Menghafal al-Qur‟an adalah pekerjaan yang sangat mulia. Akan tetapi untuk melaksanakannya tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan.

Oleh karena itu ada hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam upaya menerapkan program menghafal al-Qur‟an tersebut. 6

Menghafal al-Qur‟an merupakan sebuah proses mengingat materi ayat (rincian bagian-bagiannya, seperti fonetik, waqaf, dan lain-lain) harus dihafal dan diingat secara sempurna sehingga seluruh proses pengingatan terhadap ayat dan bagian-bagiannya dimulai dari proses awal, sehingga pengingatan kembali (recaling) harus tepat. Apabila salah dalam memasukkan materi atau menyimpan materi, maka akan salah pula dalam mengingat materi tersebut. Bahkan materi tersebut sulit untuk ditemukan kembali dalam memori atau ingatan manusia.7

Kewajiban seorang mukmin terhadap al-Qur‟an diantaranya ialah mencintainya, mengagungkannya, menghormati kedudukannya, merenungkannya,

5 Sucipto, Tahfidz al-Qur‟an Melejitkan Prestasi (Jakarta: Guepedia, 2020), h. 81.

6 Hidayatullah Ismail, Pengaruh Hafalan al-Qur‟an Pada Prestasi Akademik Santri Vol.

15 No. 2 h. 319.

7 Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Menghafal al-Qur‟an (Jogjakarta: Diva Press, 2013), h. 15.

(28)

13

mengikuti hukum-hukumnya, menaati perintah dan adab-adabnya, serta menghafalkannya8.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa menghafal al- Qur‟an ialah suatu proses melafalkan, serta usaha untuk mengingat ayat demi ayat al-Qur‟an ke dalam fikiran agar dapat diingat dan mampu untuk melafalkannya di luar kepala.

2. Syarat-syarat Menghafal al-Qur’an

Beberapa hal yang harus terpenuhi sebelum seseorang ingin menghafal al-Qur‟an, diantaranya ialah:

a. Niat dari hati yang ikhlas dan mencari keridhoan Allah swt. Serta memohon pertolongannya.

b. Dapat mengosongkan pikiran dari hal-hal yang tidak berguna dan berusaha merendahkan hati.

c. Mencari motivasi atau dorongan yang kuat untuk menghafal al-Qur‟an.9

Apabila syarat-syarat tersebut telah terpenuhi, maka kita akan lebih mudah dalam menghafal al-Qur‟an dan insyaAllah akan mendapat kebaikan atas perbuatan tersebut dari berbagai sisi.

3. Hukum Menghafal al-Qur’an

Al-Qur‟an diturunkan secara mutawatir, yang berarti malaikat jibril menyampaikan kepada Rasulullah saw. secara berangsur-angsur dengan metode hafalan. Hikmah diturunkannya secara berangsur-angsur merupakan isyarat dan dorongan ke arah timbulnya himmah (semangat) untuk menghafal, dan Rasulullah dipersiapkan untuk menguasai wahyu secara hafalan, agar beliau menjadi teladan bagi ummatnya. Begitulah yang dilakukan oleh Rasulullah, beliau menerima

8 Masyukurillah, Ilmu Tauhid Pokok-Pokok Keimanan (Bandar Lampung: AURA, 2013), h. 84.

9 Ahmad Baduwailan, Menjadi Hafizh Tips dan Motivasi Menghafal al-Qur‟an (Solo: PT.

Aqwam Media Profetika, 2016), h. 168.

(29)

wahyu secara hafalan, mengajarkannya secara hafalan, dan mendorong para sahabat untuk menghafalkannya. 10

Menghafal al-Qur‟an hukumnya adalah fardhu kifayah. Ini berarti bahwa orang yang menghafal al-Qur‟an tidak boleh kurang dari jumlah mutawatir sehingga tidak ada kemungkinan terjadinya pemalsuan dan pengubahan terhadap ayat-ayat suci al-Qur‟an. Jika kewajiban ini terpenuhi oleh sejumlah orang (yang mencapai tingkat mutawatir) maka gugurlah kewajiban tersebut dari yang lainnya.

Sebaliknya jika kewajiban ini tidak terpenuhi, maka semua umat Islam akan menanggung dosanya. Dalam Nihayat aL-Qaul al-Mufid Syeikh Muhammad Makki Nashr yang dikutip oleh W Hafidz Ahsin mengatakan “Sesungguhnya menghafal al-Qur‟an diluar kepala hukumnya fardhu kifayah”11 yang artinya apabila telah dikerjakan oleh sebagian orang, maka gugurlah kewajiban bagi seluruh umat. Namun, bila tidak ada satupun yang mampu untuk menghafal al- Qur‟an maka seluruh umat Islam berdosa.

4. Metode dan Sarana Menghafal al-Qur’an

Di dalam kegiatan menghafal harus pula ditanamkan kegiatan disiplin mental dan pengembangan intelektual dalam proses pembelajaran. Al-Qabisi mengatakan bahwa ada tiga asasi dalam mengingat yaitu menghafal, mengerti, dan mengulang kembali tanpa ragu. Dari sini penting diadakan tes hafalan anak, sebagaimana Allah swt mengutus malaikat Jibril melakukan tes hafalan al-Qur‟an kepada Rasulullah saw.12

Sarana dan Metode menghafal al-Qur‟an diantaranya dengan cara, yaitu:

membaca ayat-ayat secara perlahan-lahan, menuliskan hafalan, menulis dan

10Ahsin Wijaya Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an (Jakarta: Amzah, 2008), h. 23.

11 Ahsin Wijaya Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an, h. 24-25.

12 Devi Suci, Kebertahanan Metode Hafalan Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Vol.1 No.2, h. 100.

(30)

15

menandai ayat yang sulit dihafal, komitmen dengan jadwal, memahami makna ayat, serta mengulang hafalan (muraja‟ah) dengan mendengarkan.13 Menurut Sa‟dullah, macam-macam metode menghafal al-Qur‟an sebagai berikut:

a. Bi al-Nadzar, yakni membaca dengan cermat ayat-ayat Al-Qur‟an yang akan dihafalkan dengan cara melihat mushaf secara berulang-ulang.

b. Tahfidz, yakni menghafalkan sedikit demi sedikit Al-Qur‟an yang telah dibaca secara berulang-ulang tersebut.

c. Talaqqi, yakni menyetorkan atau mendengarkan hafalan yang baru dihafal kepada seorang guru.

d. Takrir, yakni mengulang-ulang hafalan atau menyimakkan hafalan yang pernah dihafalkan atau sudah disimakkan kepada guru.

e. Tasmi‟, yakni mendengarkan hafalan kepada orang lain baik kepada perseorangan maupun kepada kelompok atau jama‟ah.14

Setiap orang memiliki metode sendiri dalam menghafal. Akan tetapi, metode yang paling baik digunakan adalah yang cocok dan menyenangkan bagi seorang penghafal Qur‟an. Di antaranya dengan menggunakan metode membaca hafalan ayat-ayat Al-Qur‟an secara diulang-ulang, menyimakkan hafalan kepada jamaah atau guru serta menghafal ayat Al-Qur‟an sedikit demi sedikit.

13 Ahmad Baduwailan, Menjadi Hafizh Tips dan Motivasi Menghafal Al-Qur‟an, h. 131- 134.

14 Hidayatullah Ismail, Pengaruh Hafalan Al-Qur‟an Pada Prestasi Akademik Santri Vol.

15 No. 2 h. 322.

(31)

5. Manfaat Menghafal al-Qur’an

Menurut jumhur ulama, ada beberapa faedah atau manfaat dari menghafal al-Qur‟an, yaitu:

a. Jika disertai dengan amal saleh dan keikhlasan, maka ini merupakan kemenangan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat

b. Orang yang menghafal al-Qur‟an akan mendapatkan anugerah dari Allah berupa ingatan yang tajam dan pemikiran yang cemerlang. Karena itu, para penghafal al-Qur‟an lebih cepat mengerti, teliti, dan lebih hati-hati karena banyak latihan untuk mencocokkan ayat serta membandingkan dengan ayat lainnya

c. Menghafal al-Qur‟an merupakan bahtera ilmu, karena akan mendorong seseorang yang hafal al-Qur‟an untuk berprestasi lebih tinggi dari pada teman-temannya yang tidak hafal al-Qur‟an sekalipun umur, kecerdasan, dan ilmu mereka berdekatan.

d. Penghafal al-Qur‟an memiliki identitas yang baik, akhlak, dan perilaku yang baik.

e. Penghafal al-Qur‟an mempunyai kemampuan mengeluarkan fonetik Arab dari landasannya secara thabi‟i (alami), sehingga bisa fasih berbicara dengan ucapannya benar.

f. Jika penghafal al-Qur‟an mampu menguasai arti kalimat-kalimat dalam al- Qur‟an, berarti ia telah banyak menguasai arti kosa kata bahasa Arab,

seakan-akan ia telah menghafalkan sebuah kamus bahasa Arab.

g. Dalam al-Qur‟an banyak sekali kata-kata bijak (hikmah) yang sangat

(32)

17

bermanfaat dalam kehidupan. Dengan menghafal al-Qur‟an, seorang akan banyak menghafalkan kata-kata tersebut.

h. Bahasa dan Uslub (susunan kalimat) al-Qur‟an sangat memikat dan mengandung sastra Arab yang tinggi. Seorang penghafal al-Qur‟an yang mampu menyerap wahana sastranya, akan mendapatkan dzaud adabi (rasa sastra) yang tinggi. Hal ini bisa bermanfaat dalam menikmati sastra al- Qur‟an yang menggugah jiwa, sesuatu yang tidak mampu dinikmati oleh

oranglain.

i. Dalam al-Qur‟an banyak sekali dinikmati contoh-contoh yang berkenaan dengan ilmu nahwu dan shorof. Seorang penghafal al- Qur‟an akan dengan cepat menghadirkan dalil-dalil dari ayat al- Qur‟an untuk suatu kaidah dalam ilmu nahwu dan sharaf.

j. Dalam al-Qur‟an banyak sekali ayat-ayat hukum. Seorang penghafal al- Qur‟an akan cepat pula menghadirkan ayat-ayat hukum yang diperlukan

dalam menjawab satu persoalan hukum.

k. Seorang penghafal al-Qur‟an setiap waktu akan selalu memutar otaknya agar hafalan al-Qur‟an nya tidak lupa. Hal ini kan menjadikan hafalannya kuat, ia kan terbiasa menyimpan memori dalam ingatannya15.

Dalam kegiatan menghafalkan al-Qur‟an, seseorang memerlukan konsentrasi yang tinggi dalam mengingat seluruh kalimat, ayat, fonetik, dan waqaf. Kehilangan konsentrasi akan menghambat kegiatan tersebut, untuk itu perlu diketahui hal-hal yang dapat menghambat konsentrasi. Faktor yang

15 Sa‟dulloh, 9 Cara Praktis Menghafal al-Qur‟an, h. 21.

(33)

menghambat konsentrasi tersebut ialah pikiran yang tercerai berai, kurangnya latihan, tidak fokus perhatian, mudah putus asa, suka menunda, menumpukkan banyak hal prioritas dalam otak, dan selalu melakukan kedzaliman.16

Dari uraian di atas, dapat penyusun simpulkan bahwa menghafal al-Qur‟an memiliki banyak manfaat yang bisa dirasakan dan yang paling utama ialah dijalani dengan penuh keikhlasan, dengan niat yang baik bukan karena paksaan atau tuntutan dari orangtua.

B. Hasil Belajar 1) Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan pada kemampuan diri. Dengan belajar, anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu untuk melakukan sesuatu. Atau anak yang tadinya tidak terampil, menjadi anak yang terampil.17

Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

Sedangkan Chaplin yang terkutip oleh Muhibbin Syah, membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua, belajar ialah proses memperoleh respon- respon

16 Amjad Qosim, Hafal al-Qur‟an dalam Sebulan (Solo: Qiblat Press, 2008), h. 101.

17 Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2016), h. 124.

(34)

19

akibat adanya latihan khusus.18

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan pengalaman.19

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh adanya pengalaman dan latihan yang dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang.

2) Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar ialah segala macam bentuk kegiatan belajar menghasilkan perubahan yang khusus yaitu hasil belajar. Perubahan sebagai hasil belajar yang memiliki sifat menyeluruh atau rata.20

Senada dengan pengertian hasil belajar diatas, Sukmadinata yang dikutip dalam buku Euis Karwati menyebutkan bahwa hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang.21

Hasil belajar atau learning outcome adalah pernyataan yang menunjukan tentang apa yang mungkin dikerjakan peserta didik sebagai hasil kegiatan belajarnya.22

18 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), h. 132.

19 Suyno & Haiyanto, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2014), h. 9.

20Euis Karwati, Manajemen Kelas (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 214.

21 Euis Karwati, Manajemen Kelas, h. 216.

22 Euis Karwati, Manajemen Kelas, h. 216.

(35)

Hasil belajar adalah seluruh kecakapan dan hasilnya yang diraih melalui proses pembelajaran di lembaga pendidikan dan ditetapkan dengan angka-angka yang diukur berdasarkan test hasil belajar.23

Menurut Romiszowski yang dikutip dalam Razali Thaeb, bahwa hasil belajar itu dapat ditetapkan dalam tiga kategori, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.24 Kognitif yaitu berhubungan dengan kemampuan berfikir, afektif adalah yang berkenaan dengan sikap, minat dan perasaan, dan psikomotorik adalah yang berkaitan dengan kemampuan gerak.

Hasil belajar atau keberhasilan suatu pembelajaran dapat diukur. Indikator keberhasilan suatu hasil belajar merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang ditandai dengan perubahan prilaku dan dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.25

Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh atau dicapai peserta didik berkat adanya suatu usaha atau pikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam sebuah bentuk penguasaan, pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak perubahan tingkah laku pada diri individu.

Hasil belajar juga harus meliputi segenap ranah psikologi (kognitif, afektif, dan psikomotor) yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar peserta didik. Hasil belajar yang baik akan terlihat berdasarkan perubahan pengetahuan ataupun perilaku sebelum dan sesudah belajar peserta didik. Hal itulah yang dijadikan tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu proses belajar

23 Razali Thaeb, Menumbuhkan Sikap Siswa Dalam Pencapaian Hasil Belajar, Jurnal, Vol 4 No. 1 2016, h. 51.

24 Razali Thaeb, Menumbuhkan Sikap Siswa Dalam Pencapaian Hasil Belajar, Jurnal, h.

53.

25 Haiatin Chasanatin, Pengembangan Kurikulum (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2016), h. 145.

(36)

21

mengajar. Dalam menentukan hasil belajar yang baik atau ideal kita harus mengetahui terlebih dahulu garis-garis besar indikator atau penunjuk adanya prestasi tertentu dan dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.

Maka dengan demikian yang dimaksud dengan hasil belajar oleh penulis yaitu hasil belajar yang diraih setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah pada mata pelajaran al-Qur‟an Hadis yang telah diikuti oleh peserta didik.

3) Tipe-tipe Hasil Belajar

Ada beberapa tipe-tipe hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom untuk menentukan tipe hasil belajar, yaitu:

a. Ranah Kognitif, pada ranah kognitif itu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 tipe hasil belajar, yaitu:

1) Pengetahuan, mencakup segala kemampuan ingatan mengenai hal- hal yang telah dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan.

2) Pemahaman, mencakup segala kemampuan menangkap inti sari dan makna mengenai hal-hal yang telah dipelajari.

3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4) Analisis, mencakup segala kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

5) Sintesis, mencakup segala kemampuan membentuk suatu pola baru, contohnya tampak di dalam kemampuan menyusun suatu program kerja.

6) Evaluasi, mencakup segala kemampuan pemberian keputusan mengenai nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja,

(37)

pemecahan pembelajaran, dan lain-lain26.

b. Ranah Afektif, yaitu berkenaan dengan sikap ataupun nilai. Tipe hasil belajar ranah afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

c. Ranah Psikomotor, tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.27

Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis pahami bahwa ada beberapa tipe dalam hasil belajar yakni hasil belajar ranah kognitif (pengetahuan siswa berkenaan dengan hasil belajar intelektual ingatan, penerapan, pemahaman, analisis dan evaluasi) ranah afektif (hasil belajar berkenaan dengan tingkah laku dan etika siswa) dan ranah psikomotorik atau keterampilan kemampuan bertindak siswa

4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar dipengaruhi oleh dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik, dan faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri peserta didik.

Faktor Internal

Beberapa faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya yaitu: bakat, minat, intelegensi, kesehatan, motivasi, dan cara belajar.

1) Bakat

Bakat dapat didefinisikan sebagai kemampuan lahiriah seseorang, sebagai potensi yang mana masih perlu dilatih terus- menerus dan dikembangkan.

Kemampuan tersebut baru bisa terwujud jikalau seseorang terus belajar dan

26 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 39.

27 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, h. 49.

(38)

23

berlatih.28

Dengan demikian, bakat akan menjadi suatu kelebihan apabila bakat yang ada di dalam diri seseorang diasah terus menerus hingga menjadi keunggulan yang di miliki seseorang.

2) Minat

Minat merupakan kebiasaan yang permanen untuk memperhatikan dan mengingat-ingat kegiatan yang telah dilakukan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus- menerus yang disusul oleh perasaan senang, sehingga akan tercapai suatu kepuasan.29

Secara sederhana dapat dipahami bahwa minat ialah sebagai kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu hal atau mata pelajaran yang ia pelajari dan timbul dari dalam diri peserta didik. Dalam Hal ini, apabila minat seseorang dalam menghafal al-Qur‟an itu tinggi atau baik, maka hasil dalam menghafalnya pun akan baik. Sehingga akan membawa nilai mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis yang baik pula.

3) Intelegensi

Intelegensi atau kecerdasan adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak atau bekerja secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien.30

Dengan perolehan hasil belajar yang rendah, yang disebabkan oleh intelegensi yang rendah atau kurangnya kesungguhan belajar, berarti terbentuknya kinerja yang bermutu rendah. Oleh karena itu wajib bagi pendidik melakukan pembelajaran untuk peserta didik yang maksimal, hal ini merupakan langkah bijak untuk mempertinggi taraf kehidupan warga Indonesia

28 Euis Karwati, Manajemen Kelas, h. 157.

29 Euis Karwati, Manajemen Kelas, h. 148.

30 Euis Karwati, Manajemen Kelas, h. 156.

(39)

4) Kesehatan

Dengan memiliki kesehatan yang baik, peserta didik lebih maksimal dalam menjalankan kegiatan belajar dikelas. Peserta didik akan mampu melatih pengetahuan ataupun jasmaninya dengan baik apabila kesehatan atau kesempurnaan tubuhnya (tidak cacat) baik.

5) Motivasi

Motivasi merupakan pendorong hasil belajar ataupun tingkah laku peserta didik. Motivasi dianggap sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku atau hasil belajar peserta didik.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi dari dalam diri peserta didik.

Diantaranya ialah keluarga, konsep diri, jenis kelamin, cita-cita, kemampuan belajar, serta upaya guru dalam memotivasi siswa.31

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam memotivasi hasil belajar ideal peserta didik. Diantaranya memberi nilai, hadiah, kompetisi, pujian, dan hukuman. Upaya dalam meningkatkan motivasi belajar diantaranya dengan cara optimalisasi penerapan prinsip belajar, serta memanfaatkan pengalaman dan kemampuan yang ada dalam diri peserta didik.

6) Cara Belajar

Cara belajar peserta didik merupakan kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi atau pengetahuannya yang ia dapatkan di dalam kelas.32

b. Faktor Eksternal

Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar menurut Dalyono diantaranya yaitu: keluarga, lingkungan, masyarakat, dan sekolah.

31 Euis Karwati, Manajemen Kelas, h. 156.

32 Euis Karwati, Manajemen Kelas, h. 189.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Angket Pelaksanaan Program Hafalan Juz 30
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Dari Angket Pelaksanaan Program  Hafalan Juz 30
Tabel 4.3 kategori pengaruh pelaksanaan program hafalan juz 30 terhadap  peserta didik di MTs Negeri 1 Makassar
Tabel 4.4 Hasil Belajar Al-Qur’an Hadis Peserta Didik di MTs Negeri 1 Kota  Makassar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “ Upaya Guru Al- Qur‟an Hadits dalam Meningkatkan Hafalan Juz „Amma Siswa di MTs Assyafi‟iyah Gondang Tulungagung” yang ditulis oleh Siti

peran guru mata pelajaran Diniyah Qur’an dalam meningkatkan hafalan Juza. ‘Amma siswa di MTs Miftahul Huda Bandung dapat diambil

Tinjauan Tentang Peran Guru Mata Pelajaran Diniyah Qur’an Dalam Meningkatkan Hafalan Juz ‘Amma Siswa. Peningakatan berasal dari kata dasar tingkat yang mempunyai

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Strategi guru dalam mengatas kesulitan belajar pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadis di MTs Nurul Ijtihad NW

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Ada hubungan yang positif dan signifikan kelancaran tadarus dengan prestasi belajar siswa hafalan Al- Qur’an juz ke-30 di MTs

Kegiatan Tadarus yang paling berhubungan dengan Prestasi Belajar Hafalan Al- Qur’an Juz ke 30 di MTs Negeri Bandung ... Implikasi Penelitian

Metro, yaitu banyak sekali manfaat dari kegiatan hafalan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut, salah satunya hasil belajar atau nilai pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadis pun dikategorikan

Skripsi ini membahas tentang Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar al-Qur’an Hadis Peserta Didik MTs Negeri 1 Kota Makassar. Tujuan dalam