• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh pelatihan dan pendidikan terhadap peningkatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh pelatihan dan pendidikan terhadap peningkatan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PENINGKATAN PRODUTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PEKERJAAN

UMUM DAN TATA RUANG PROVINSI SULAWESI SELATAN

Mutmainna1, Taufik Thahir2, Sri Hamdyani3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

ABSTRACT

This research aims to determine the influence of education and training on increasing work productivity of employees at the public Works and Spatial Planning Office of South Sulawesi Province which covers the research method, the time of reserach. The population is all employees in the Technical Development and Planning Sector, and the Spatial Planning Sector, totaling 55 respondents with a sample of 55 respondents. The data obtained through questionnaires were testedthrough validity, reliability and regression, determination (R2), f test and test. The results of multiple linear regression indicated that employee productivity is infuluenced by education and training, the result of determination (R2) uses the adjusted r square value, because it uses the regression with more than one dependent variable 0,149.

From the results of the and t tests, it can be concluded that all elements of the education and education variables have an effect on employee work productivity.

Keywords: Education, Training, Productivity.

PENDAHULUAN

Faktor produktivitas tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang memiliki peranan penting dibanding faktor produksi lainnya. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam organisasi, pegawai dapat menjadi potensi bila dikelola dengan tepat dan benar, tetapi sebaliknya akan, menjadi beban manakalah salah kelolah. Masalah manajemen sumber daya manusia tidak hanya diarahkan untuk meningkatkan efektifitas sumber daya manusia dalam perusahaan tetapi juga sangat ditentukan masalah pengembangan pegawai, fungsi pengembangan pegawai sangatlah diperlukan untuk meningkatkan produktivitas pegawai dalam menjalankan operasi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Pendidikan dan pelatihan haruslah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral SDM agar produktivitas kerja SDM tersebut dapat meningkat dengan optimal sesuai dengan keterampilan yang diperolehnya sehingga memberikan kemungkinan kepada SDM dalam hal ini karyawan mengembangkan diri sendiri.

pendidikan dan pelatihan dimaksudkan juga

untuk menyesuaikan dengan kebutuhan- kebutuhan baru atas sikap, tingkat laku, keterampilan dan pengatahuan sesuai dengan tuntutan perubahan teknologi pada saat ini.

Prongram pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada keryawan merupakan langkah penting bagi perusahaan untuk meningkatakan sumber daya manusia, dengan demikian pendidikan dan pelatihan ini harus mampu meningkatkan keterampilampilan dan kualitas kerja, kegiatan tersebut dapat mendorong mereka kearah peningkatan produktivitas kerja serta loyalita dan semangat kerja yang diharapkan. Salah satu yang dapat dilakukan untuk peningkatan produktivitas adalah dengan mengenal dan mengetahui kebutuhan-butuhan pegawai pada perusahaan bersangkutan. Dari itu pemenuhan kebutuhan- kebutuhan itu, maka pegawai tersebut akan termotivasi untuk dapat bekerja lebih efektif dan efisien yang pada akhirnya tujuan perusahaan akan dicapai dengan rencana yang telah ditetapakan. Hal tersebut dicapai oleh setiap perusahaan apabila perusahaan membuat program kerja pendidikan dan pelatihan bagi pegawai baik yang bersifat eksternal maupun internal kerja.

Pengambangan pegawai sangatlah diperlukan

(2)

dan harus diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebab dengan keterampilan dan kemampuan kerja pegawai yang rendah mengakibatkan antara lain; produktivitas kerja menurunkan tingkat perputaran pegawai yang akan semakin tinggi dan juga tingkat kecelakan dan kerusakan tinggi.

Berdasarkan fenomena diatas, Seorang pemimpin dapat dikatakan berhasil dalam memotivasi pegawai nya dengan baik dapat dilihat dari tingkah laku serta sikap dari pegawai terhadap pekerjaan yang mereka lakukan, seperti kesungguhan mereka dalam bekerja, semangat dan tidak tampak terpaksa dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta dapat dilihat dari hasil kerja yang dilakukakan oleh parapegawai.

Dalam kaitannya uraian tersebut ,maka penulis mengangakat judul: “Pengaruh Pelatihan Dan Pendidikan Terhadap Peningkatan Produktivitas KerjaPegawai pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Prov.Sulsel”. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1). Apakah pendidikan berpengaruh terhadap produktivitas pegawai pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan, 2). Apakah pelatihan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1). Untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap produktivitas kerja pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan.

Adapun kegunaan dari pelatihaan ini ialah: 1). Merupakan kesempatan baik dalam menerapkan teori, khususnya teori dibidang Sumber Daya Manusia kedalam dunia praktek yang sebenarnya dan untuk megambarkan kemapuan peneliti dalam melakukan penelitian. 2). Sebagai sarana bagi peneliti untuk memahami dan menerapakan teori-teori yang didapat dibangku kuliah serta dapat dipraktekkan khususnya dalam manajemn Sumber Daya Manusia.

TINJAUAN LITERATUR

Sumber daya manusia (SDM) adalah faktor penentu berhasil atau tidakanya suatu

organinasi dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan faktor strategi dalam semua kegiatan institusi/organisasi. Untuk mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan SDM yang kompeten, berkualitas, kredibel, berintegritas, dan mempunyai semangat yang tinggi. Bermacam-macam pendapat tentang pengertian manajemen sumber daya manusia, antara lain adanya yang menciptakan human resources, ada yang megartikan sebagai man power management serta ada yang menyertakan pengertian manajemen sumber daya manusia dengan personal (personalia, kepegawaian, dan sebagainya).

Menurut Schuler dalam bukunya Sutrisno (2015) mengemukakan bahwa:

“Manajemen sumber daya manusia merupakan pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja organisasi sebagai sumber daya manusia yang sangat penting dalam memberikan kontribusibagi tujuan-tujuan organisasi, dan menggunakan beberapa fungsi dan kegiatan untuk memastikan bahwa sumber daya manusia tersebut digunakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu, organisasi dan mayarakat”.

Kita sudah yakin bahwa belum ada satu perusahaan yang dapat mengoperasikan faktor produksi tanpa memanfaatkan tenaga kerja. Bahkan ada semacam kecenderungan, besar perusahaan dari segi kuantitas dan kualitas, maka semakin besar pula jumlah kebutuhan akan tenaga kerjanya. Meskipun dijaman sekarang telah ditemukan teknologi baru berupa mesin-mesin otomatis dan komputerisasi berupa perangkat keras maupun lunak, tetapi sebagian besar perusahaan belum dapat melaksanakan kegiatannya tanpa adanya tenaga kerja.

Bahkan para pegawai yang sudah berpengalaman pun perlu mempelajari dan mendapatkan tambahan tentang Pendidikan dan pelatihan untuk dapat pekerja dengan baik, karena pendiddikan dan pelatihan itu sangat berpengaruh bagi Pegawai di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Prov.Sul.Sel dimana dapat menumbuhkan produktivitas kerja Pegawai untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Pendiddikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya aparatur, terutama untuk meningkatkan profesionalisme terutama yang berkaitan dengan, keterampil adminstrasi dan keterampilan manajemen (kepemimpinan).

(3)

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soekoji Bahwa untuk meningkatkan kualitas kemampuan yang menyangkut kemampuan kerja, berpikir dan keterampilan maka pendidikan dan pelatihan yang paling penting diperlukan.

Menurut sutrisno (2011),”pendidikan merupakan totalitas interaksi manusia untuk pengembangan manusia seutuhnya, dan pendidikan merupakan proses yang terus- menerus yang senantiasa berkembang”.

Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan SDM, terutama mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian, (Notoatmojo, dalam kunartinah 2010)

Pandodjo & Husman pendidikan merupakan usaha kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya teori untuk memutuskan persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan pencapaian tujuan, sedangkan latihan merupakan kegiatan untuk memberbaiki kemampuan kerja melalui pengetahuan praktis dan penerapannya dalam usaha pencapaian tujuan, H. Fuad Ihsan pengertian pendidikan secara seserhana adalah “Usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi- potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilain-nilai yang didalam masyarakat dan kebudayaan”.

Pelatihan kerja dapat diartian sebagai suatu proses dimana orang mendapat kapabilitas untuk membantu suatu organisasi mencapai tujuannya Manullan gpelatihan juga diatikan sebagai proses belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam waktu yang relatif singkat dengan megutamakan pemberian praktik dari pada teori (Ardana ,dkk., 2012:92). Menurut Simamora, pelatihan (training) merupakan proses sistematik pengubahan perilaku para karyawan dalam suatu arahan guna miningkatkan tujuan-tujua organisasiona.

Menurut Gary Dessler (2011) bahwa:

“Pelatihan merupakan proses mengajar keterampilan yang dibutuhkan karyawan untuk melakukan pekerjaannya”. Dan menurut Chrisogonus D. Pramudyo (2015) pelatihan adalah proses pembelajaran yang direncanakan untuk mengubah kinerja orang dalam melakukan pekerjaannya, seperti kinerja karyawan yang kurang baik akan dibenahi sedemikian rupa sehingga menjadi lebih baik.

Para ahli mengemukakan berbagai defenisi maupun batasan tentang pendidikan dan pelatihan, terutaman para ahli yang berada di ilmu administrasi atau manajemen (administrasi kepegawaian, manajemen kepegawaian, manajemen personalia, Manajemen Sumber Daya Manusia) yang pada prinsipnya memberikan batasan yang tidak jauh berbeda namun ada juga yang menyamankan istilah pelatihan dengan pengembangan, tetapi secara teoritas istilah pengembangan berbeda dengan pengertian pelatihan.

Manajemen pendidikan dan pelatihan secara menyeluruh mencangkap fungsi yang terkandung didalamnya, yakni perencanaan, pengaturan, pegendalian, dan penilaian kegiatan umum dan pelatihan khusus bagi tenaga kerja. Pengacuaannya melipati kegiatan formalasi, kebijakan pemberian pelayanan yang memuaskan,bimbingan, perizinan dan penyelesian.

Secara umum, tujuan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan adalah memperbaiki efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam melaksanakan dan mencapai sasaran program- program kerja yang telah ditetapkan. Semakin baik program pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh pengelola organisasi, maka semakin termpil karyawannya dalam menyelesaika pekerjaan (Zibans, dalam Mursidi, 2013).

Sesuai dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan Jabatan Pegawai Negari Sipil, menyebutkan bahwa tujuan pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai sipil adalah yaitu:

(1) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara professional, (2) Dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi, (3) Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaru dan perekat persatuan dan kesatuan.

Menurut Nitisemito (2016), ada beberapa sasaran yang ingin dicapai dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan, antara lain: (1) Pekerjaan dapat dilakukan secara lebih cepat dan baik, (2) Menghemat bahan baku, karena sedikit melakukan kesalahan, (3) Penggunaan sarana dan prasarana kantor dapat dilakukan dengan baik sehingga peralatan tersebut menjadi tahan lama, (4) Angka kecelekaan kerja dapat ditekan sekecil-

(4)

kecilnya dan, (5) Rasa tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaan daapat meningkat.

Zainun (dalam Kunartinah 2010)

“menjelaskan, bahwa pendidikan pada dasarnya dimaksudkan untuk mempersiapakan SDM sebelum melakasanakan pekerjaan”.

Pendidikan mempunyai fungsi sebagai penggerak sekaligus pemacu terhadap potensi kemampuan SDM dalam meningkatkan prestasi kerjanya. Irianto menyatakan, bahwa nilai kompetensi seorang pekerjaan dapat dipupuk melalaui program pendidikan, pengembangan, dan pelatihan Siagian (dalam Kunartinah, 2010) menjelaskan, bahwa pengembangan SDM untuk diperlukan bagi organisasi yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan dalam masyarakat. Para karyawan/pekerjaan yang sudah berpengalaman pun selalu memerlukan pengatahuan, keterampilan, dan kemampuan, karena untuk meningkatkan produktivitas kerja selalu ada cara yang lebih baik. Peningkatan, pengembangan, dan pembentukan tenaga kerja dapat dilakukan melalui upaya pembinaan, pendidikan, dan latihan.

Perbedaan Pendidikan dan Pelatihan Pemahaman terhadap istilah pendidikan dan pelatihan sering tumpang tindi, batasan antara keduanya seringkali kabur, karena keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu terjadinya perubahan perilaku kearah yang lebih sesuai dengan yang diinginkan. Keduanya berhubungan dengan belajar dan perubahan pada diri manusia, tetapi berbeda terutama dalam hal tujuan khusus yang ingin dicapai.

Miner menyebut bahwa pendidikan lebih terkait dengan tujuan-tujuan yang bersifat individual dan tidak terkait langsung dengan organisasi (walaupun tujuan-tujuan tersebut bisa saja tumpang tindih), sedangkan pelatihan pada dasarnya berhubung dengan peran khusus individu dalam organisasi.

Pelatihan ditunjukan untuk membantu individu agar berhasil menampilkan kinerjanya dalam suatu pekerjaan tertentu. Lebih lanjutnya miner menjelaskan bahwa proses pelatihan lebih dipusatkan pada pembelajaran dan perubahan pada suatu hal yang secara khusus dapat diterapakan dalam suatu jabatan, melengkapi persyaratan jabatan yang dibutuhkan, dan efisien dalam hal waktu, biaya dan sumber daya yang digunakan.

Jadi, pendidikan lebih mengarah pada pegetahuan dan hal-hal yang bersifat umum

dan terkait dengan kehidupan pribadi secara luas, sedangkan pelatihan mengarah pada keterampilan berperilaku secara khusus dan ada ukuran benar atau salah. Pendididkan lebih diarahkan untuk memecahkan knowledge problems, sedangkan pelatihan lebih pada skill problems, dan keduanya digunakan secara bersama untuk memecahakan motivation problems. Dalam konteks dunia kerja secara tegas membedakan antara pendidikan dan pelatihan sebagaimana pada tabel berikut ini:

Tabel. 1 Perbedaan Pendidikan dan Pelatihan

PENDIDIKAN PELATIHAN Proses

memperoleh pengetahuan atau informasi

Proses

mengembangkan keterampilan untuk suatu pekerjaan atau tugas tertentu

Menekankan pada mengetahui

Menekankan pada melakukan

Menekankan pada cara padang sistem terbuka, bahwa ada banyak cara yang bisa digunakan untuk mencapai suatu tujuan, berpikir kreatif dan kritis sangat dianjurkan

Menekankan pada cara pandang sistem tertutup, bahwa ada cara khusus yang benar atau salah dalam menunjukkan suatu keterampilan

Perbedaan-perbedaan tersebut tentu saja menimbulkan implikasi yang berbeda terkait dengan gejala-gejala psikologis baik yang terjadi pada diri peserta (yang dididikan atau dilatih) muapun pada yang mendidik atau meletih. Perbedaan tersebut juga berimplikasi pada berbedanya proses belajar (learning) yang terjadi meskipun pada dasarnya pendidikan dan pelatihan keduanya merupakan proses belajar dan bermuara pada terjadinya perubahan perilaku.

Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan sebenarnya. Misalanya saja produktivitas adalah ukuran efisiensi produk, suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai.

Produktivitas secara teori diartikan sebagai perbandingan antara ouput (barang

(5)

dan jasa) dengan input (tenaga kerja, bahan dan uang). Produktivitas yang rendah

merupakan pencerminan dari

organisasi/perusahaan yang memboroskan sumber daya yang dimilikinya, dan ini berarti bahwa pada akhirnya perusahaan tersebut kehilangan daya asing dan dengan demikian akan mengurangi skala aktivitas usahnya.

Produktivitas yang rendah dari banyak organisasi/perusahaan akan menurunkan pertumbuhan industri dan ekonomi suatu bangsa secara menyeluruh.

Produktivitas merupakan akar penentu tingkat daya saing, pda tingkat individu, perusahaan, industri dan negara. Produktivitas merupakan sumber strandar hidup dan sumber pendapatan individul dan perkapita.persaingan bisnis antara perusahaan semakin ketat, dipasar domestik dan interaksi pada era gobal.

Menurut Schermerharn (2015) produktivitas : hasil pengukuran kinerja dengan memperhatikan sumber daya yg digunakan, termasuk sumber daya manusia.

Menurut J Ravianto, produktivits:

perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.Pentingnya peningkatan produktivitas kerja dalam tingkat operasi perusahaan merupakan salah satu upaya mencapai tujuan perusahaan, upaya untuk meningkatkan produktivitas menurut siangian (2002): (1) Perbaikan secara terus menerus, (2) Peningkatan mutu hasil pekerjaan, (3) Pemberdayaan SDM.

Menurut Nasution (2001) peningkatan produktivitas kerja dapat dilakukan dengan cara: (1) Investsi mesin untuk mengganti tenaga kerja manusia, (2) Penetuan dan pebetapan metode kerja paling efektif, (3) Mengilangkin praktek tidak produktif, (4) Metode personalia yang dapat digunakan manajemen untuk memanfaatkan secara lebih efektif SDM dari suatu perusaha.

Sehubungan dengan rumusan masalah dan kajian teoritis, maka rumusan hitptesis penelitian ini adalah; Bahwa Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja pegawai pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan.

Gambar 1. Model Penelitian

Sumber: Mutmainna (2021).

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada Metode ini penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan pengukuran atau numerik terhadap masalah yang hendak diteliti dan juga pada penumpulan data dan analisis data. Metode yang digunakan pada umumnya metode survey yang mendalam dan dapat mengkaji isu-isu yang luas, sehingga melibatkan banyak faktor.

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Prov.Sulsel.

Jalan. A Pangeran Pettarani No. 90, Waktu penelitian dilksanakan kurang lebih 2 (dua) bulan dimulai dari bulan september sampai oktober. a). Data Kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari Kantor Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Prov. Sulsel dalam bentuk angka-angka yang masih perlu dianalisis kembali, seperti : jumlah pegawai serta data lainnya yang menunjang pembahasan ini. b).

Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari Kantor Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Prov. Sulsel dalam bentuk informasi baik secara lisan maupun tulisan, yang berperan sebagai data pendukung dalam pembahsan ini Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : c). Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama atau secara langsung dari sumber data. Data data primer biasanya blum diolah, dikupulkan dan diolah sendriri pleh satu organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya. d). Data Sekunder: Data sekunder adalah data yang dipeolah dari pihak kedua.

Data sekunder biasanya diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Atau dengan kata lain, data yang diperoleh dari olahan data primer. Teknik yang didunakan dalam

Pelatihan X1

Pendidikan X2

Produktivitas Y

(6)

pengumpulan data sebagai berikut: 1).

Kuesioner (daftar pertanyaan). Tekniknya ini dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan yang bersifat tertutup dan terbuka kepada repsponden. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat tertutup diukur dengan menggunakan skala interval 1-5, dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju. 2). Teknik ini melakukan pencarian informasi atau data- data dari buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referansi yang berkaitan dengan penelitian ini dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Populasi yang dimaksud disini adalah seluruh pegawai yang terdapat di Bidang Bina Tehnik dan Perencanaan, dan Bidang Tata Ruang di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan.Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Teknik pengambilan yang yang digunakan pada penelitian ini adalah probability sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dengan metode pengambilan sampel yaitu sampeling jenuh yaitu teknik penentuan sampel yang digunakan apabila semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel dan sampel yang digunakan 55 orang pegawai.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan alat bantu statistic SPSS (Statistic Product and Service Solution). Dalam peneletian ini model analisis data yang digunakan untuk menguji sejauh mana Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Prov.SulSel menggunaka model analisisMenguji hipotesis dalam penelitian ini, maka metode analisis yang dilakukan: 1). Analisis deskriptif dimaksud untuk memberikan gambaran secara umum terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. Adapun data yang diperoleh dilakukan dengan menyajikan dalam bentuk tabel ataupun melalui tabel distribusi frekuensi, 2). Uji validitas dan uji Reliabilitas: i). Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Sujarweni,

2015). Batas validitas 0,3691, karena r hitung

> dari r tabel maka item peryataan dikatakan valid, ii).Uji reliabilita Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertnyaan yang dinyatakan valid. Uji ini digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau kostruk, sujarweni (2015). Batas reliabel 0,60 karena ini cronbach alpha yang didapat dari perhitungan SPSS lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan kuesioner tersebut reliabel. 3).Uji Hipotesis dengan Analisis regresi Linier Berganda: i).

Penelitian ini merupakan penelitian yang berguna untuk mengetahui antara variabel inpenden (X) dan variabel dependen (Y).

Menurut Sugiyono (2017), analisis regresi linier berganda digunakan oleh penelti, apabila peneliti meramalkan bagaimana naik turunya keadaan variabel dependen (kriterium). Bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dinaik turunkan nilainya persamaan :

Y=a+b1X1+b2X2+e Keterangan : Y = Produktivitas a = kostanta

X1 = Pendidikan X2 = pelatihan

b1,b2 = koefisien regresi e = standar deviasi.

ii). Uji T(Parsil) dan Uji F (Simultan), a). Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauhnya pengaruh satu variabel independen secara induvidu dalam merengkan variasi variabel depende. b). Uji F digunakan untuk meguji apakah terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan kelayakan modal pada a sebesar 5% jika nilai signifikan uji F< 0,05 maka modal yang digunakan dalam penelitian layak dan dapat dipergunakan untuk analisis berikutnya, begitupun sebaliknya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskriptif karakteristik responden dalam penelitian ini yang dimaksud untuk mengertahui frekuensi jawaban responden dengan tujuan untuk mendeskripsikan analisis pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai pada kantor dinas pekerjaan umum dan tata ruang provensi sulawesi selatan. Responden dalam penelitian ini adalah 55 orang, maka deskriftif karakeristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat melalui: jenis kelamin, usia,

(7)

pendidikan terakhir. Dari pengolongan yang dilakukan dalam penelitian dapat mengetahui secara pasti megenai gambaran responden sebagai objek penelitian.

Tabel 2. Responden Berdasarkan jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 31 56,36%

Perempuan 24 43,36%

Total 55 100%

Sumber: data primer diolah (2021).

Dari tabel 2 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 31 orang responden dengan persentase 56,36%, sedangkan responden perempuan berjumlah 24 orang dengan responden persentase 43,36%. Hal ini mengartikan bahwa pegawai yang bekerja pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan adalah responden laki-laki lebih banyak dari pada

responden perempuan.

Analisis Variabel Berpengaruh 1). Uji validitas, Uji validitas digunakan untuk mengkur vilid tidaknya suatu kuesioner, (Sujarweni, 2015). Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner itu. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, nilai r tabel dapat dilihat dengan degree of freedom(df) =n-2 (n adalah jumlah sampel). Untuk mengetahui validitas item pertanyaan yang diajukan dapat dilihat melalui nilai r hitung dan r tabel yang ada. Jika nilai r hitung > r tabel maka item pertanyaan tersebut dikatakan valid2). Uji Relibilitas, Uji relibilitas dilakukan terhadap item pernyataan yang dinyatakaan valid. Uji ini digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel, sujarweni (2015) suatu variabel dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.

Variabel dikatakan reiabel jika memiliki alpa >

0,60. Berarti data yang yang di hasilkan reliable.

Tabel 3. Uji validitas

Sumber: data diolah SPSS 21 (2021).

Berdasarkan tabel 3 tentang uji validitas, diketahui bahwa semua item pernyataan valid karena r hitung > dari pada r tabel. Maka dalam penelitian ini kuesioner dapat digunakan untuk metode pengumpulan data.

Tabel 4. Uji Reliabilitas Item

Pernyataan

Cronbach alpa

Keterangan

Pendidikan(X1)

X1.1 0,615 Reliabel

X1.2 0,617 Reliabel

X1.3 0,627 Reliabel

X1.4 0,606 Reliabel

X1.5 0,651 Reliabel

Variabel

Item pernyata

an

koelasi Keter angan r

hitung

r tabel

Pendidik

an

1 0,508 0,224 Valid 2 0,506 0,224 Valid 3 0,473 0,224 Valid 4 0,538 0,224 Valid 5 0,378 0,224 Valid

Pelatihan

1 0,532 0,224 Valid 2 0,496 0,224 Valid 3 0,463 0,224 Valid 4 0,527 0,224 Valid 5 0,370 0,224 Valid

Produktivits 1 0,335 0,224 Valid

2 0,436 0,224 Valid 3 0,397 0,224 Valid 4 0,360 0,224 Valid 5 0,408 0,224 Valid 6 0,289 0,224 Valid 7 0,518 0,224 Valid 8 0,408 0,224 Valid 9 0,345 0,224 Valid 10 0,512 0,224 Valid

(8)

Sumber: data diolah SPSS 21 (2021).

Item pernyataan

Cronbach alpa

Keterangan

Produktivitas(Y)

Y1 0,645 Reliabel

Y2 0,632 Reliabel

Y3 0,637 Reliabel

Y4 0,642 Reliabel

Y5 0,636 Reliabel

Y6 0,651 Reliabel

Y7 0,622 Reliabel

Y8 0,636 Reliabel

Y9 0,644 Reliabel

Y10 0,622 Reliabel

Sumber: data diolah SPSS 21 (2021).

Tabel 5. Persamaan Rengresi Berganda Coefficientsa Modal Unstandardi

zed

Coefficients

Standar dized Coeffic ients

t Si g.

B

Std.E

rror

B Beta

1 (Cons tant)

22,8 ,16

5,95 5

3,8 31

,0 00 X1

X1

,337 ,122 ,340 2,7 55

,0 08

X2

,656 ,212 ,382 3,0 95

,0 03 a. Dependent Variabel : Y

Sumber: data diolah SPSS 21 (2021).

Berdasarkan data pada tabel 5 yang diperoleh dari hasil analisis spss, maka persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y=a+b1X1+b2X2+e=

22,816+0,337x0+0,656x2 Keterangan: Y= produktivitas

a = koantanta x1 = pendidikan x2 = pelatihan

b1,b2,b3 = koefisien regresi e = standar deviasi

i). Persamaan regresi berganda pada tabel 5 memiliki makna sebagai berikut: 1). Kostanta (a) = 24,170 artinya jika semua variabel independen memiliki nilai nol (0) maka nilai

variabel dependen sebesar 24,170. 2).

Koefisien regresi pendidikan (x1) sebesar 0,330, hal ini berarti bahwa setiap peningkatan pendidikan maka produktivitas kerja naik sebesar 0,330 dengan asumsi variabel independen yang lain adalah tetap. 3).

Koefisien regresi pelatihan (x2) sebesr 0,598, hal ini berarti setiap peningkatan pelatihan maka produktivitas kerja naik sebesar 0,598.

Dengan asumsi bahwa variabel independen yang lain dengan model regresi adalah tetap.

ii). uji T T Hitung pendidikan = 2,755. Ttabel

sebesar 2,005. oleh karena itu T Hitung > TTabel

maka pendidikan berpengaruh positif dan sengnifikan terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai dan hipotesis diterima T Hitung Pelatihan = 3,095. T tabel

sebesar 2.005 Oleh karena itu T Hitung >TTabel

maka pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan produktivitas pegawai dan hipotesis diterima.

Tabel 6. Uji F Hitung

Sumber: data diolah SPSS 21 (2021).

Dari hasil pehitungan analisis dengan bantuan program spss diperoleh F Hitung sebesar 7,501 dengan tingkat probabilitas 0,001 (singnifikan) sedangkan F Tabel sebesar 3,17 suatu pengaruh dikatakan signifikasih jika F Hitung> F Tabel, karena F Hitung> F Tabel

sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi bahwa variabel pendidikan dan pelatihan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkata produktivitas kerja pegawai.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahsan telah dikemukakan

ANOVAa Modal Sumof

Squares

Mean Square

F Si g.

1

Regres sion

48,297 24,149 7, 50 1

,0 0 1b Residu

al

167,412 3,219 Total 215,709

a. Dependent Variable:Y b. Predictors: (Constant), X2,X1

(9)

sebelumnya, maka dapat maka dapat disimpulkan sebagai berukut: 1). Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Prov.

Sul.Sel, yang dalam artian bahwa semakin tinggi pendidikan maka semakin baik dan meningkat produktivitas yang dihasilkan pegawai pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Prov.Sul.Sel.

Saran Sebaiknya intansi/perusahaan selalu memberikan pendidikan dan pelatihan kepada para supaya segala pekerjaan baik pekerjaan individu maupun pekerjaan secara organisasi dapat berjalan dengan baik, untuk mencapai tujuan perusahaan dan juga diharapkan untuk pegawai dapat mempertahankan produktivitas kerja dengan memperhatikan unsur-unsur yang dapat mendorong produktivitas kerja pegawai.

DAFTAR PUSTAKA

Aulia. A., S (2016) .Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Kryawan.

Assauri. S. (2016). Manajemen operasional produksi. Dalam Cetakan ke-1 Mei 2016 Dalam Cetakan ke2, November Basri, H., M. & Rusdiana (2015) Manajemen

Pendidikan Dan Pelatihan. Cetakan ke-1

Busro, M., (April 2018) Teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia.

Cetakan kesatu, Halaman 201 Dessler & Gary. (2011). Manajemen Sumber

Daya Manusia, Jilid II, Jakarta

Eriyanto. (2015). Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Lapangan (Studi Pada PT.Siak Pertambangan dan Energi Kabupaten Siak) JOM FISIP Vol no. Oktober 2015

Hermanto, B. (2014). Pangaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT.PLN (pesero) UPJ Ambunten.Jurnal performance Bisnis dan Akutansi.

Mangkunegara., & Prabu, A., (2014).

Perencanaan dan Pegembangan Sumber Daya Manusia.

Musfah, J. (2018) Manajemen pendidikan.

Dalam Cetakan ke.1

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil Pasal 2 dan 3

Payapo, A., F. (2016) Pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap produktivitas karyawan pada PT.Hajrat Abadi Cabang Abon, Jurnal Riset Edisi IV UNIBOS Makassar Maret (2016).

Halaman 76

Sedarmayanti. Manajemen Sumber Daya Manusia, (2017). ,Cetakan kesimpulan, Januari 2019. Halaman 34.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, DAN R&D. Dalam cetakan ke-26

Sunyoto & Danang.( 2015) Penelitian Sumber Daya Manusia: Teori, Kuesioner, Alat Statistik, dan Contoh Riset.

Yulianto, H. (2016). Statistik 1. Edisi Pertama.

Yogyakarta: Lembaga Ladang Kata.

Referensi

Dokumen terkait

4.6 HYPOTHESES TESTING Table 4.6 shows the data of the Pearson Correlation Correlation Time saving Cost-saving Perceived usefulness Prior Online purchase experience Mean for online

Analisis regresi digunakan untuk menganalisis dan melihat sejauh mana variabel sistem informasi manajemen terhadap efektivitas kerja pegawai pada kantor dinas koperasi dan umkm provinsi