• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMAHAMAN PAJAK, KEBIJAKAN PELAYANAN FISKUS, SANKSI PAJAK DAN TAX AMNESTY TERHADAP KEPATUHAN PAJAK WAJIB PAJAK UMKM DENGAN PREFERENSI RISIKO SEBAGAI VARIABEL MODERASI DI KOTA YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PEMAHAMAN PAJAK, KEBIJAKAN PELAYANAN FISKUS, SANKSI PAJAK DAN TAX AMNESTY TERHADAP KEPATUHAN PAJAK WAJIB PAJAK UMKM DENGAN PREFERENSI RISIKO SEBAGAI VARIABEL MODERASI DI KOTA YOGYAKARTA"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Listyowati et al (2018) menunjukkan bahwa pemahaman perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra et al (2019) dan Listyowati et al (2018) menyatakan bahwa variabel kualitas pelayanan administrasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

7 Sanksi pajak dan tax amnesty terhadap kepatuhan pajak UMKM dengan preferensi risiko sebagai variabel moderasi di Kota Yogyakarta.

Manfaat Penelitian

9 Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dunia akademik terkait pengaruh pemahaman perpajakan, kebijakan pelayanan fiskus, sanksi perpajakan dan pengampunan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM preferensi risiko sebagai variabel moderasi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam perumusan kebijakan yang tepat terkait pengaruh pemahaman perpajakan, kebijakan pelayanan fiskus, sanksi perpajakan dan pengampunan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM preferensi risiko sebagai variabel moderasi.

KAJIAN PUSTAKA

Literatur Review

17 dilakukan oleh Ofori (2020), Adhiambo Theuri (2019) yang menunjukkan bahwa variabel biaya kepatuhan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, sehingga semakin rendah biaya kepatuhan maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Penelitian yang dilakukan oleh Yunia et al (2021) memberikan saran bagi peneliti selanjutnya untuk mencari variabel lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak agar dapat mengembangkan penelitian mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.

Landasan Teori

  • Teori Atribusi
  • Teori Kepatuhan
  • Pajak
  • Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
  • Kepatuhan Pajak
  • Pemahaman Pajak
  • Kebijakan Pelayanan Fiskus
  • Sanksi Pajak
  • Tax Amnesty

Wajib Pajak yang mengetahui tata cara dan peraturan perpajakan akan mempengaruhi penerimaan pajak negara. Jika sikap ini tidak dimiliki oleh pemungut pajak, akan sulit mendorong kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Pengembangan Hipotesis

  • Pengaruh Pemahaman Pajak terhadap Kepatuhan Pajak UMKM
  • Kebijakan Pelayanan Fiskus
  • Sanksi Pajak
  • Tax Amnesty
  • Pengaruh Pemahaman Pajak terhadap Kepatuhan Pajak Wajib Pajak UMKM
  • Pengaruh Kebijakan Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Pajak Wajib Pajak
  • Pengaruh Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Pajak Wajib Pajak UMKM
  • Pengaruh Tax Amnesty terhadap Kepatuhan Pajak Wajib Pajak UMKM

Preferensi risiko wajib pajak yang tinggi cenderung membuat wajib pajak gagal bayar atas kewajiban perpajakannya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mareti & Dwimulyani (2019) menunjukkan bahwa preferensi risiko memperkuat hubungan antara pengampunan pajak dan kepatuhan wajib pajak.

Kerangka Penelitian

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Variabel Penelitian

  • Kepatuhan Pajak Wajib Pajak UMKM (Y)
  • Pemahaman Pajak (X1)
  • Kebijakan Pelayanan Fiskus (X2)
  • Sanksi Pajak
  • Tax Amnesty
  • Variabel Moderasi (X5)

Kepatuhan pajak adalah kemauan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perpajakan tanpa perlu dilakukan pemeriksaan, penyidikan secara seksama, peringatan atau ancaman dan penerapan sanksi hukum maupun sanksi negatif (Santoso, 2008). Kategori yang digunakan dalam kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 5 pertanyaan dan menggunakan skala interval dari 1 sampai 4. Pertanyaan yang akan dilakukan akan menggunakan penilaian kepatuhan wajib pajak NMVM wajib pajak dalam penelitian Lalisu (2021).

Menurut Kiryanto (2000), memahami peraturan perpajakan adalah suatu proses ketika wajib pajak memahami pajak dan menerapkan pengetahuan tersebut untuk membayar pajak. Upaya yang dilakukan petugas pajak untuk memberikan pelayanan yang maksimal agar wajib pajak tidak mengalami kendala dalam membayar pajak adalah kualitas pelayanan fiskus (Mutia, 2014). Keputusan wajib pajak orang pribadi dapat dipengaruhi oleh sikap mereka dalam menghadapi risiko (Torgler, 2003) dalam (Syamsudin, 2014).

Pertanyaan yang akan diambil akan memanfaatkan penilaian preferensi risiko yang terdapat dalam penelitian Ingrid Indraswari (2019).

ALAT STATISTIK

  • Statistik Deskriptif
  • Uji Validitas
  • Uji Reliabilitas
  • Uji Moderated Regression Analysis (MRA)
  • Pengujian Hipotesis

Ho7 ; β7≤0 : Preferensi risiko tidak berpengaruh positif terhadap hubungan antara sanksi perpajakan dan kepatuhan wajib pajak bagi wajib pajak UMKM. Ho8 ; β8≤0 : Preferensi risiko tidak berpengaruh positif terhadap hubungan tax amnesty dengan kepatuhan wajib pajak UMKM. Dengan demikian, hipotesis pertama (H1) dapat disimpulkan bahwa pemahaman perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM.

Dengan demikian, hipotesis ketiga (H3) dapat disimpulkan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Preferensi risiko berpengaruh positif signifikan terhadap hubungan tax amnesty dengan kepatuhan wajib pajak UMKM. Preferensi risiko sebagai variabel moderasi berpengaruh positif signifikan terhadap hubungan tax amnesty dengan kepatuhan wajib pajak UMKM.

Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Preferensi Risiko Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kota Padang)”.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengumpulan Data

Karakteristik Responden

  • Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
  • Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
  • Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
  • Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha Didirikan
  • Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Dalam Usaha
  • Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.2 diketahui bahwa mayoritas responden adalah responden berusia 21-30 tahun yaitu sebanyak 107 orang atau 51%. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.4 diketahui bahwa mayoritas responden merupakan responden dengan pendidikan terakhir S1 yaitu sebanyak 103 orang atau 49%. Umur 8 tahun sebanyak 18 responden atau 9% Sedangkan responden dengan lama berdirinya usaha 6-8 tahun berjumlah 11 orang atau 5%.

47 Berdasarkan data karakteristik responden berdasarkan yang disajikan pada Tabel 4.6 diketahui bahwa sebagian besar responden adalah responden dengan omzet Rp. Berdasarkan data karakteristik responden berdasarkan yang disajikan pada Tabel 4.7 diketahui bahwa sebagian besar responden adalah responden dengan jabatan pemilik/pengelola yaitu 136 orang atau 65%. 74 orang atau 35%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mengisi kuesioner ini adalah responden dengan jabatan bisnis seperti pemilik/pengelola yang merupakan pelaku UMKM di Yogyakarta.

Berdasarkan data karakteristik responden berdasarkan yang disajikan pada tabel 4.8 diketahui bahwa sebagian besar responden adalah responden dengan jumlah karyawan ≤ 3 orang yaitu 131 orang atau 62%.

Statistik Responden

Dapat disimpulkan bahwa dari seluruh responden, nilai 1 merupakan peringkat terendah dari tanggapan kepatuhan wajib pajak UMKM. Dapat disimpulkan bahwa dari seluruh responden, nilai 4 merupakan penilaian tertinggi atas tanggapan kepatuhan wajib pajak UMKM. Dapat disimpulkan bahwa dari seluruh responden, nilai 1 merupakan peringkat terendah dari jawaban di atas.

Dapat disimpulkan bahwa dari seluruh responden nilai 1 merupakan penilaian terendah dari jawaban kewajiban pajak wajib pajak UKM. Dapat disimpulkan bahwa dari seluruh responden nilai 4 merupakan penilaian tertinggi atas jawaban kepatuhan wajib pajak UMKM. Dapat disimpulkan bahwa dari seluruh responden, nilai 4 merupakan penilaian tertinggi untuk tanggapan kepatuhan wajib pajak wajib UMKM.

Hal ini dapat disimpulkan dari seluruh responden, nilai 1 merupakan peringkat terendah dari tanggapan kepatuhan wajib pajak UMKM.

Uji Validitas

Sedangkan standar deviasi pada penelitian ini adalah 0,64 yang berarti sebaran data dari variabel kepatuhan wajib pajak UMKM sebesar 0,64 dari total 210 responden. Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa variabel indikator dalam penelitian ini sudah memiliki muatan eksternal yang valid. Tabel 4.11 menunjukkan bahwa setiap indikator dari semua nilai faktor beban dalam variabel adalah > 0,7.

Artinya semua indikator variabel Pemahaman Pajak (X1) valid dan sesuai dengan kriteria validitas konvergen. Validitas diskriminan digunakan untuk menentukan bahwa nilai cross-loading harus lebih besar dari 0,70 pada setiap variabel. Data dapat dikatakan valid jika memiliki factor loading paling tinggi pada konstruk yang diprediksi dibandingkan dengan factor loading pada konstruk lainnya.

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.12 terlihat bahwa load factor pada indikator X1 lebih tinggi dibandingkan dengan desain lainnya.

Uji Reliabilitas

Sumber: Hasil penelitian, 2020; Keterangan: PP = Tax Understanding, KPF = Kebijakan Pelayanan Fiskal, PS = Sanksi Perpajakan, TA = Tax Amnesty, PR = Preferensi Risiko, Y. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa semua variabel penelitian memiliki nilai composite reliability > 0,6 Hasil ini menunjukkan bahwa model penelitian memenuhi nilai composite reliability. Variabel penelitian menghasilkan nilai Cronbach's alpha > 0,7.

Dapat disimpulkan bahwa nilai cronbach alpha memenuhi syarat dari masing-masing variabel, dan model pada tabel 4.13 memenuhi kriteria reliabilitas dan menjadi alat ukur yang reliabel dan dapat dipercaya.

Pengujian Model Measurement (Outer Model)

Uji Struktural Model (Inner Model)

Koefisien determinasi dapat dilihat dengan mengevaluasi model internal untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan varian variabel dependen. 60 untuk pengaruh antara pemahaman pajak, kualitas pelayanan pajak, sanksi pajak, amnesti pajak dan preferensi risiko terhadap kepatuhan pajak adalah 0,702. Perolehan nilai tersebut menjelaskan bahwa persentase besarnya kepatuhan wajib pajak dapat dijelaskan oleh pemahaman perpajakan, kualitas pelayanan perpajakan, sanksi perpajakan, pengampunan pajak dan preferensi risiko sebesar 70,2%, dan sisanya sebesar 29,8% dapat dijelaskan oleh faktor lain. yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Hasil Uji Hipotesis

  • H1 : Pemahaman Pajak Berpengaruh Positif terhadap Kepatuhan Pajak Wajib
  • H2 : Kebijakan Pelayanan Fiskus Berpengaruh Positif terhadap Kepatuhan Pajak
  • H3 : Sanksi Pajak Berpengaruh Positif terhadap Kepatuhan Pajak Wajib Pajak
  • H4 : Tax Amnesty Berpengaruh Positif terhadap Kepatuhan Pajak Wajib Pajak
  • H5 : Preferensi Risiko Berpengaruh Positif terhadap Pemahaman Pajak dan
  • H6 : Preferensi Risiko Berpengaruh Positif terhadap Kebijakan Pelayanan Fiskus
  • H7 : Preferensi Risiko Berpengaruh Positif terhadap Sanksi Pajak dan Kepatuhan
  • H8 : Preferensi Risiko Berpengaruh Positif terhadap Tax Amnesty dan Kepatuhan

Preferensi risiko berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap hubungan sanksi perpajakan dengan kepatuhan wajib pajak UMKM. Menurut teori atribusi dan teori kepatuhan, preferensi risiko tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara sanksi perpajakan dan kepatuhan wajib pajak UMKM. Menurut teori atribusi dan teori kepatuhan, preferensi risiko berpengaruh signifikan terhadap hubungan antara pengampunan pajak dan kepatuhan wajib pajak UMKM.

Pengaruh sanksi pajak dan pelayanan aparat pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dengan preferensi risiko sebagai variabel. Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kualitas Pelayanan Pajak, Sanksi Pajak dan Amnesti Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dengan preferensi risiko sebagai variabel pemoderasi (Studi kasus wajib pajak badan perhotelan DIY)”.

Menganalisis pemahaman dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan menggunakan preferensi risiko sebagai variabel moderasi.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan, variabel pemahaman perpajakan, kebijakan pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan diketahui berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Preferensi risiko sebagai variabel moderasi dapat memperkuat hubungan antara tax amnesty dengan kepatuhan MKMO wajib pajak.

Implikasi Penelitian

71 baik dan dapat membantu wajib pajak mengatasi kesulitan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak UMKM. Hal lain yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan memperketat sanksi bagi para pelanggar pajak agar wajib pajak lebih peduli terhadap kewajiban perpajakannya. Selain itu, pemerintah diharapkan dapat melakukan edukasi dan sosialisasi terkait tax amnesty agar Wajib Pajak UMKM merasakan manfaatnya.

Hal itu dilakukan dengan meningkatkan pemahaman perpajakan, mematuhi peraturan perpajakan untuk menghindari sanksi perpajakan, dan memanfaatkan amnesti pajak.

Keterbatasan dan Saran

Perpajakan, kesadaran membayar pajak, kualitas layanan, pemeriksaan pajak, persyaratan keuangan dan sanksi perpajakan untuk kepatuhan terhadap kewajiban perpajakan badan hukum. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kualitas Pelayanan Fiskal Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Kondisi Keuangan Wajib Pajak Dan Preferensi Risiko Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kota Semarang)'. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Tarif Pajak dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Analisis pengaruh penerapan struktur pengendalian intern terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Pengaruh tax amnesty, tax knowledge dan tax awareness terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Pati. Pengaruh sanksi perpajakan, kesadaran perpajakan, pelayanan fiskal dan tingkat pemahaman terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Pengaruh Kesadaran Pajak, Sosialisasi Pajak, Pelayanan Perpajakan dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, Vol. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menyusul penurunan tarif 0,5% di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Polonia Medan. Menganalisis pengaruh pemahaman peraturan perpajakan, kualitas administrasi perpajakan dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dengan preferensi risiko sebagai variabel pemoderasi.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Pengetahuan Pajak dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang pribadi

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Pengaruh Kebijakan Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Profesi Dokter yang melakukan

Hal ini dapat diartikan bahwa variabel dependen X1 tax amnesty, X2 sanksi pajak, dan X3 kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap variabel dependen Y

Analisis regresi linear berganda ini digunakan untuk tujuan penelitian, yaitu menganalisis pengaruh sanksi pajak, kesadaran wajib pajak, dan pelayanan fiskus sebagai variabel

Adapun judul skripsi ini adalah “PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK ATAS SANKSI PERPAJAKAN, PELAYANAN FISKUS, DAN PEMAHAMAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak Dan Pelayanan Aparat Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Preferensi Risiko Sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Pada

Rahayu (2017) dalam penelitian berjudul “Pengaruh pengetahuan perpajakan, ketegasan sanksi pajak dan tax amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak” menyimpulkan bahwa tax amnesty

pengetahuan perpajakan, pelayanan fiskus, kesadaran perpajakan dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 wajib