• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Metode Pembelajaran Atletik Dengan Teams Games Tournaments (TGT) Terhadap Tingkat Kemampuan Lari Sprint dan Sport Self- Efficacy Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 9 Rejang Lebong Bengkulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Metode Pembelajaran Atletik Dengan Teams Games Tournaments (TGT) Terhadap Tingkat Kemampuan Lari Sprint dan Sport Self- Efficacy Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 9 Rejang Lebong Bengkulu"

Copied!
227
0
0

Teks penuh

Kata Kunci: Metode Pembelajaran Atletik, Team Play Tournaments (TGT), Performa Kemampuan Lari Sprint 100m, Self-Efficacy Olahraga. Sumaryanto, M.Kes, AIFO, selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, beserta staf yang telah membantu dan memfasilitasi penulis hingga menyelesaikan skripsi ini.

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Kurangnya pengetahuan dan penguasaan keterampilan teknik dasar sebagian besar siswa dalam lari cepat pada saat melakukan posisi awal, gerakan lari dan gerakan finishing. Siswa belum terbiasa melakukan kuis (permainan dan turnamen) sehingga mengakibatkan rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran PJOK.

Pembatasan masalah

Rumusan masalah

Tujuan penelitian

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis
  • Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)
  • Pembelajaran Atletik
  • Lari Jarak Pendek (Sprint)
  • Posisi phase “BERSEDIA”
  • Posisi Phase “SIAP “
  • Gerakan langkah kaki
  • Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
  • Permainan Tic Tac Toe

Selanjutnya guru mengumumkan kepada seluruh siswa bahwa akan dilaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Siswa terbiasa belajar berhadiah Model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) memiliki kelebihan tersebut.

Gambar 1. Phase lari jarak a. Analisis  Gerak Start  jongkok
Gambar 1. Phase lari jarak a. Analisis Gerak Start jongkok

Kerangka Berpikir

Namun ditemukan bahwa tingkat pengetahuan dan penguasaan keterampilan teknik dasar lari sprint sebagian besar siswa masih kurang dalam pelaksanaan posisi awal, gerakan lari, dan gerakan finishing. Selain itu, kurangnya kemampuan fisik siswa menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami dan memainkan permainan olahraga. Sehingga sebagian besar siswa belum mencapai kriteria prestasi minimal (MCC) dalam pembelajaran atletik lari cepat dibandingkan dengan pembelajaran olahraga lainnya.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka akan diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat mengembangkan kompetensi siswa dalam pembelajaran PJOK.

Gambar 14. Kerangka  Berpikir
Gambar 14. Kerangka Berpikir

Hipotesis Penelitian

Penelitian eksperimen semu mempunyai kelompok kontrol, namun kelompok kontrol tidak dapat berfungsi sepenuhnya dalam mengendalikan variabel luar yang mungkin mempengaruhi terlaksananya penelitian ini. Sedangkan peneliti menerapkan post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, serta memberikan perlakuan berbeda pada kelas eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan menggunakan metode pembelajaran atletik yang terdiri dari dua perlakuan yaitu menggunakan model Teams Games Tournaments (TGT) pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

Materi PJOK yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi latihan atletik lari jarak pendek (sprint) 100 meter.

Gambar 15. Desain Penelitian  Quasi  Experiment  𝐺1 = Kelompok atau kelas eksperimen
Gambar 15. Desain Penelitian Quasi Experiment 𝐺1 = Kelompok atau kelas eksperimen

Populasi dan Sampel Penelitian

Variabel Penelitian

Definisi Operasional Variabel

  • Instrumen Penelitian

Validasi instrumen tes hasil kemampuan lari cepat dan angket efikasi diri olahraga disusun melalui proses penilaian ahli atau validator. Memberikan pre-test kemampuan lari cepat dan angket efikasi diri olahraga kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditentukan. Memberikan post-test kemampuan lari cepat dan angket sport self-eficacy kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kuesioner efikasi diri olahraga ini diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan (treatment) dan sesudah perlakuan (treatment).

Tabel 4. Skala Likert
Tabel 4. Skala Likert

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

  • Validitas Instrumen
  • Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas suatu instrumen adalah keteraturan atau konsistensi suatu instrumen, jika diberikan kepada subjek yang sama walaupun oleh orang yang berbeda, pada waktu yang berbeda atau di tempat yang berbeda, maka akan menghasilkan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda nyata). Instrumen ini terdiri dari instrumen tes berupa lembar observasi keterampilan dan instrumen non tes berupa angket efikasi diri olahraga. Estimasi reliabilitas tes kemampuan lari cepat dan kuesioner efikasi diri olahraga dihitung menggunakan koefisien alpha (Cronbach's Alpha).

Tabel 3.8 Interpretasi  Nilai  r
Tabel 3.8 Interpretasi Nilai r

Teknik Analisis Data

  • Analisis Data Deskriptif
  • Uji Normalitas Multivariat
  • Uji Linearitas
  • Uji Homogenitas
  • Uji Hipotesis
    • Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
    • Deskripsi Data Penelitian

Sedangkan angket efikasi diri olahraga diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah perlakuan. 𝐻0 : Metode pembelajaran atletik menggunakan Teams Games Tournaments (TGT) tidak berpengaruh terhadap hasil kemampuan lari cepat dan self-eficacy olahraga siswa kelas XI SMA Negeri 9 Rejang Lebong Bengkulu dalam pembelajaran PJOK. 𝐻1: Metode pembelajaran atletik menggunakan Teams Games Tournaments (TGT) tidak berpengaruh terhadap hasil kemampuan lari cepat dan self-eficacy olahraga siswa kelas XI SMA Negeri 9 Rejang Lebong Bengkulu dalam pembelajaran PJOK.

Data yang diperoleh setelah diberikan treatment berupa post-test kemampuan lari cepat dan self-eficacy olahraga siswa.

Tabel 8.  Kriteria Skor Hasil Kemampuan  Lari  Sprint
Tabel 8. Kriteria Skor Hasil Kemampuan Lari Sprint

Hasil Penelitian

  • Hasil uji coba instrumen penelitian
  • Uji Validitas Instrumen
  • Uji Reliabilitas Instrumen

Data survei diperoleh sebelum pemberian perlakuan dan data diperoleh setelah pemberian perlakuan pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sampel untuk pengujian instrumen tidak diambil dari sekolah yang akan dijadikan sampel penelitian asli. Pada pengujian instrumen penelitian ini, jumlah item pada angket adalah 26 item pada angket kecerdasan emosional siswa dan 31 item pada angket minat siswa, dan penulis melipatgandakannya sehingga diperoleh sampel sebanyak 100 responden.

Setelah dilakukan pengujian reliabilitas instrumen kemampuan lari cepat siswa yang digunakan sebagai alat pengumpul data, diperoleh hasil nilai sebesar 0,946 dengan kategori sangat tinggi.

Tabel Hasil Uji  Coba Instrumen  Angket
Tabel Hasil Uji Coba Instrumen Angket

Analisis Statistik Deskriptif

  • Data Hasil Tes Kemampuan Lari Sprint

Lebih spesifiknya, skor kemampuan lari cepat siswa terdiri dari rata-rata skor yang diperoleh dari tes (1) penguasaan keterampilan teknik lari. Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa rata-rata skor kemampuan lari cepat siswa pada kelas eksperimen dan kontrol berbeda rata-rata tiap indikatornya. Turnamen (TGT) dan pendekatan model direct teaching pada masing-masing kelas memperoleh jumlah siswa terbanyak pada kategori tes kemampuan lari cepat sangat tinggi pada kelas eksperimen.

SSE-4: Keyakinan psikologis individu (psychological efikasi) Berdasarkan tabel 16 terlihat bahwa rata-rata setiap indikator efikasi diri olahraga siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kontrol mengalami perbedaan rata-rata untuk setiap indikator.

Tabel 11. Hasil deskriptif Post-test Kemampuan Lari Sprint berdasarkan  kelas
Tabel 11. Hasil deskriptif Post-test Kemampuan Lari Sprint berdasarkan kelas

Hasil Hipotesis

  • Analisis data Setelah Perlakuan
  • Uji Homogenitas Varians dan Matriks Kovarians
  • Uji Linearitas
  • Uji Multikolinearitas
  • Uji Multivariat Perbedaan Rerata Setelah Perlakuan

Berdasarkan Tabel 18 menunjukkan hasil tes Mahalanobis Distance dan Chi Square pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol, berdasarkan hasil post-test kemampuan sprint dan angket olahraga. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skor post-test angket kemampuan lari cepat dan efikasi diri siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal multivariat. Berikut hasil uji MANOVA berdasarkan empat uji statistik yang dilakukan terhadap skor post-test kemampuan lari cepat dan angket sport self-eficacy pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 22. .

Berikut hasil uji F univariat berdasarkan hasil post-test kemampuan lari cepat (KLs) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 18. Hasil Uji  Mahalanobis Distance  dan Chi  Square setelah  perlakuan
Tabel 18. Hasil Uji Mahalanobis Distance dan Chi Square setelah perlakuan

Pembahasan

  • Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) berdasarkan Kemampuan Lari Sprint Peserta Didik
  • Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) berdasarkan Sport Self-Efficacy Peserta Didik

Hal ini menunjukkan bahwa siswa pada kelas eksperimen menguasai teknik lari cepat dengan sangat baik. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol pada indikator KLs-2. Sport Self-Efficacy dalam pembelajaran atletik lari cepat pada siswa mengalami peningkatan seiring dengan penerapan metode pembelajaran atletik Teams Games Tournament (TGT) pada kelas eksperimen dan model pembelajaran Direct instruction (DI) pada kelas kontrol.

Berikut grafik kategori nilai efikasi diri olahraga PJOK PJOK siswa kelas eksperimen dan kontrol pada Gambar 18 dan Gambar 19.

Gambar 18. Kategori Nilai Sport Self-efficacy PJOK  pada  KelasEksperimen
Gambar 18. Kategori Nilai Sport Self-efficacy PJOK pada KelasEksperimen

Keterbatasan Penelitian

Siswa sempat kebingungan ketika pertama kali diperkenalkan metode pengajaran atletik dengan menggunakan Teams Games Tournament (TGT), sehingga memerlukan waktu bagi siswa untuk terbiasa. Oleh karena itu diperlukan upaya ekstra pada awal pembelajaran agar siswa dapat memahami tujuan pendekatan pembelajaran dan meningkatkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran atletik dengan Teams Games Tournament (TGT). Bahan ajar dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini hanya sebatas bahan ajar atletik lari cepat 100 m.

Pada saat perwakilan kelompok diminta mengikuti turnamen beregu dan diskusi di kelas PJOK, siswa yang ikut serta masih terkesan pasif dan hanya mengandalkan siswa yang mempunyai keterampilan atau keterampilan olah raga dengan kategori sangat baik dan baik.

Kesimpulan

Implikasi

Secara teoritis penggunaan metode pembelajaran atletik dengan team games turnamen (TGT) dapat menjadi alternatif pembelajaran untuk pengembangan kemampuan lari cepat 100m dan self-eficacy olahraga dalam pembelajaran PJOK. Sesuai dengan kajian teori, hasil penelitian ini dapat membuktikan teori perpustakaan yang dikemukakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran atletik menggunakan Teams Games Tournaments (TGT) lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran Direct instruction (DI), sehingga penggunaan metode pembelajaran atletik menggunakan Teams Games Tournaments (TGT) dalam pembelajaran PJOK sangat baik. penting. direkomendasikan untuk pengembangan hasil kemampuan lari sprint 100 m dan efikasi diri olahraga siswa dalam pembelajaran PJOK.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan cara pandang baru, kreatif dan inovatif mengenai metode pembelajaran.

Saran

Moderating effects of self-confidence and sport self-efficacy on the relationship between competitive anxiety and sport performance. 34;I think they believe in me": The predictive effects of teammate- and classmate-focused relationship-derived self-efficacy in sport and physical activity settings. Self-efficacy of college students in physical education: Association with personal, academic, and professional characteristics .

The moderating effects of depressive symptoms on the self-efficacy-activity relationship among adolescents and young adults.

Kompetensi Dasar danIndikator

Menghargai dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), bertanggung jawab, tanggap dan proaktif dalam menangani secara efektif perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam, bangsa, negara. , kawasan regional, dan kawasan internasional.

Tujuan Pembelajaran

  • Posisi phase “BERSEDIA”
  • Posisi Phase “SIAP “
  • Menyampaikan Tujuan dan Motivasi Belajar
  • Tahap Belajar Tim (Team)
  • Tahap Permainan (Games)
  • Tahap Pertandingan (Tournament)
  • Tahap Penghargaaan Tim (Team Recognition) a. Guru memberikan apresiasi pujian

Peserta didik melakukan pemanasan sesuai arahan guru. pembelajaran atletik lari cepat dan variasi pola gerak dasar dari jongkok hingga lari cepat. Guru mempraktikkan variasi pola gerak dasar jongkok yang dimulai pada lari cepat dari tahap isyarat ‘Siap’. Guru meminta setiap tim untuk berlatih variasi pola gerak dasar start jongkok dalam lari cepat dari tahap isyarat ‘Siap’, ‘Siap’ dan ‘Ya’ pada setiap balok start yang diberikan dengan memperhatikan posisi badan, kaki dan tangan dengan benar.

-Setiap siswa dalam tim secara bergiliran mempraktikkan variasi pola gerak dasar start jongkok dalam lari cepat dari tahap isyarat 'Siap', 'Siap' dan 'Ya'.

Gambar 1. Phase lari jarak pendek
Gambar 1. Phase lari jarak pendek

Teknik Penilaian

  • Presentasi Kelas (Class Presentation)
  • Tahap Penghargaaan Tim (Team Recognition) a. Guru memberikan apresiasi pujian
  • Kemampuan Teknik Berlari Teknik Start

Guru meminta siswa untuk mengetahui variasi pola gerak dasar teknik lari sprint. Siswa melakukan pemanasan sesuai instruksi guru. variasi pembelajaran atletik pola gerak dasar teknik lari cepat. -Setiap siswa dalam tim secara bergiliran mempraktikkan variasi pola gerak dasar dalam teknik lari cepat.

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang variasi pola gerak dasar hingga teknik mencapai garis finis dalam lari sprint.

Gambar 1. Phase Gerak Lari
Gambar 1. Phase Gerak Lari

Tahap Aba-aba “Bersedia”

Tahap Aba-aba “Siap”

Tahap Aba-aba “Ya”

Saya tidak yakin saya akan mendapatkan nilai tinggi di sebagian besar kelas PJOK saya meskipun saya belajar dengan sungguh-sungguh. Saya mempunyai keterampilan motorik yang dibutuhkan untuk belajar PJOK. √ Saya merasa sulit untuk menguasai keterampilan teknis. Saya lebih percaya diri pada kemampuan saya untuk bermain olahraga di bawah tekanan dibandingkan rekan-rekan lainnya.

Saya yakin dengan kemampuan saya beradaptasi dengan 17 situasi olahraga yang berbeda.

DATA HASIL PENELITIAN INSTRUMEN KEMAMPUAN LARI SPRINT (KLs)

  • Data Post-Test Kemampuan Lari Sprint Kelas Kontrol
  • Data Post-Test Kemampuan Lari Sprint Kelas Eksperimen
  • DATA KEMAMPUAN LARI SPRINT 100 M BERDASARKAN WAKTU BERLARI KELAS KONTROL
  • DATA KEMAMPUAN BERLARI LARI SPRINT 100 M BERDASARKAN WAKTU BERLARI KELAS EKSPERIMEN

Gambar

Gambar tahap-tahap start jongkok yang harus diketahui adalah  sebagai berikut:
Gambar 3.  Posisi  aba-aba Bersedia
Gambar 5.  Posisi  aba-aba “YA”
Gambar 7. Phase  topang  depan dan dorong  Sifat – sifat teknis:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Training on How to Make an Online Store in the Marketplace Conclusion The 2021 Stimulus Community Partnership Program PKM entitled "Increasing Creative Economy through Utilizing