PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING
MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN KERJASAMA DAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA KELAS VII MTs
ASSA’ADAH LABUAPI
Lina Sukmawati NIM: 180104020
PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING BERBANTU MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN
KERJASAMA DAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA KELAS VII MTs
ASSA’ADAH LABUAPI
Oleh:
Lina Sukmawati NIM: 180104020
PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KNOWLEDGE SHARING
TERHADAP KEMAMPUAN KERJASAMA DAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA KELAS VII
MTs ASSA’ADAH LABUAPI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi
Persyaratan Mencapai Gelar Serjana Pendidikan
Lina Sukmawati NIM: 180104020
PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
ii
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING BERBANTU MEDIA GAMBAR
TERHADAP KEMAMPUAN KERJASAMA DAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA KELAS VII
MTs ASSA’ADAH LABUAPI Skripsi
iajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi
Persyaratan Mencapai Gelar Serjana Pendidikan
Oleh:
Lina Sukmawati NIM: 180104020
PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022
iii
iv
v
vi
vii
viii MOTTO
ﱞﺮﺷ ﻮھو ﺎﺌْﯿَﺷ ا ْﻮﱡﺒ ِﺤُﺗ ْنَأ ﻰﺴَﻋ َو ْﻢَﻜﻟ ٌﺮْﯿَﺧ َﻮُھو ﺎًﺌْﯿَﺷ اﻮُھَﺮْﻜَﺗ ْنَأ ﻰﺴﻋ و َن ْﻮُﻤﻠْﻌَﺗ ﻻ ْﻢُﺘْﻧَأو ُﻢﻠﻌﯾ ُﷲو ﻢﻜﻟ
Artinya: Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.1
1 Kementrian Agama Republik Indonesia, 2020. Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Jakarta), QS. Al-Baqarah: 216.
ix
PERSEMBAHAN
“Skripsi ini kupersembahkan khusus kepada kedua orang tuaku: Bapak H. Humaidi dan Ibu Husniati tercinta. Ucapan terimakasih yang tak terhingga atas do’a dan segala jasa, pengorbanan, fikiran dan material yang tidak akan pernah dapat penulis balas dengan apapun, serta mereka telah menjadi penyemangatku dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT. memberikan balasan yang setimpal atas segala jasa dan pengorbananmu. Serta saudaraku: Moh. Khairil Wardi yang telah menjadi penyemangat dalam setiap perjuanganku”.
x
KATA PENGANTAR
Alhamndulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya semata yang mampu membawa penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dan kita haturkan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat islam dari alam jahiliah menuju alam yang terang benderang yakni Agama Islam.
Teristimewa peneliti mengucapkan kepada kedua orang tua tercinta yang senantiasa berdo’a, berusaha, mendukung serta tak hentinya meminta kemudahan kepada Allah SWT untuk kebaikan dan selalu membimbing dan menyayangi Ananda.
Selain itu, pembuatan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan dan semangat serta do’a dari berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
xi
1. Dr. M Harja Efendi, M.Pd selaku ketua jurusan di Program Studi IPA Biologi dan sebagai pembimbing I dan Ervina Titi Jayanti, M.Sc sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, semangat dan koreksi dengan detail secara terus- menerus ditengah kesibukannya menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.
2. Dr. Jumarin, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang berperan untuk memimpin terlaksananya penyelenggaran pendidikan di UIN Mataram.
3. Prof. Dr. H. Masnun, M. Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk mengembant ilmu dan memberikan bimbingan dan peringatan untuk tidak berdiam berlama-lama dikampus tanpa pernah selesai.
4. Teman-teman seperjuangan kelas A Biologi 2018 yang selalu membersamai dari awal smester hingga akhir.
5. Sahabat-sahabatku yang selalu menemani, mensupport serta saling berbagi kisah, keluh kesah, gundah didalam menyelesaikan skripsi ini.
xii
6. Seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapatkan pahala yang berlipat-lipat dari Allah swt. Dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua semesta, Aamiin.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan yang ada pada tulisan. Oleh karena itu kritik dan saran yang akan menyempurnakan sangat penulis harapkan.
Mataram, 01 September 2022 Penulis
Lina Sukmawati
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN LOGO iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iv
NOTA DINAS PEMBIMBING v
PENYATAAN KEASLIAN SKRIPSI vi
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI vii
HALAMAN MOTTO viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
ABSTRAK xvii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang Masalah 1
B. Rumusan dan batasan Masalah 7
C. Tujuan dan Manfaat 8
D. Definisi operasional 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
PENELITIAN 14
A. Kajian Pustaka 14
xiv
B. Kerangka Berfikir 43
C. Hipotesisi Penelitian 45
BAB III METODE PENELITIAN 46
A. Jenis dan Pendekatan penelitian 46
B. Populasi dan Sampel 46
C. Waktu dan Tempat Penelitian 47
D. Variabel Penelitian 48
E. Desain Penelitian 48
F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian 50 G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian 53
H. Teknik Analisis Data 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 66 A. Pengambilan Sampel Penelitian 66
B. Kelayakan Instrumen Data 67
C. Hasil Penelitian 71
D. Pembahasan 119
BAB V PENUTUP 127
A. Kesimpulan 127
B. Saran 127
DAFTAR PUSTAKA 128
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi, 47
Tabel 3.2 Desain Penelitian Pretest Posttest Control Group Design, 49
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Kemampuan Kerjasama, 54
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Keterampilan Berkomunikasi, 55
Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Skor, 58 Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Kerjasama, 59 Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Komunikasi, 59 Tabel 3.8 Kriteria Interpretasi Skor, 60 Tabel 4.1 Pengambilan Sampel, 66 Tabel 4.2 Reabilitas Instrumen, 70
Tabel 4.3 Hasil Angket Kemampuan Kerjasama (Eksperimen), 72 Tabel 4.4 Hasil Angket Kemampuan Kerjasama (Kontrol), 75 Tabel 4.5 Hasil Angket Keterampilan Berkomunikasi
(Eksperimen), 79
xvi
Tabel 4.6 Hasil Angket Keterampilan Berkomunikasi (Kontrol), 81
Tabel 4.7 Hasil Lembar Observasi Kemampuan Kerjasama (Eksperimen), 86
Tabel 4.8 Hasil Lembar Observasi Kemampuan Kerjasama (Kontrol), 89
Tabel 4.9 Hasil Lembar Observasi Keterampilan Komunikasi (Eksperimen), 93
Tabel 4.10 Hasil Lembar Observasi Keterampilan Komunikasi (Kontrol), 96
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Angket Kerjasama, 103 Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Angket Komunikasi , 104 Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Lembar Observasi Kerjasama ,
106
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Lembar Observasi Komunikasi, 107
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Tes Komunikasi, 109 Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas Angket Kerjasama, 111 Tabel 4.17 Hasil Uji Homogenitas Angket Komunikasi, 111
xvii
Tabel 4.18 Hasil Uji Homogenitas Lembar Obervasi Kerjasama, 112
Tabel 4.19 Hasil Uji Homogenitas Lembar Obervasi Komunikasi, 113
Tabel 4.20 Hasil Uji Homogenitas Tes Komunikasi, 114 Tabel 4.21 Hasil Uji Hipotesis Angket Kerjasama, 115
Tabel 4.22 Hasil Uji Hipotesis Lembar Observasi Kerjasama, 116 Tabel 4.23 Hasil Uji Hipotesis Angket Komunikasi, 117
Tabel 4.24 Hasil Uji Hipotesis Lembar Observasi Komunikasi, 118
Tabel 4.25 Hasil Uji Hipotesis Tes Komunikasi, 119
xv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir, 44
Gambar 4.1 Diagram Angket Kerjasama (Eksperimen), 74 Gambar 4.2 Diagram Angket Kerjasama (Kontrol), 76 Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Angket Kerjasama, 77 Gambar 4.4 Diagram Angket Komunikasi (Eksperimen), 80 Gambar 4.5 Diagram Angket Komunikasi (Kontrol), 83 Gambar 4.6 Diagram Perbandingan Angket Komunikasi, 84 Gambar 4.7 Diagram Lembar Observasi Kerjasama
(Eksperimen), 88
Gambar 4.8 Diagram Lembar Observasi Kerjasama (Kontrol), 90 Gambar 4.9 Diagram Perbandingan Lembar Observasi
Kerjasama, 91
Gambar 4.10 Diagram Lembar Observasi Komunikasi (Eksperimen), 95
Gambar 4.11 Diagram Lembar Observasi Komunikasi (Kontrol), 97
Gambar 4.12 Diagram Perbandingan Lembar Observasi Komunikasi, 99
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Uji Kevalidan Instrumen.
Lampiran 2 Analisis Statistik.
Lampiran 3 Hasil Penelitian.
Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian.
Lampiran 5 Validasi Instrumen Penelitian.
Lampiran 6 Instrumen Penelitian.
Lampiran 7 Surat Menyurat.
xvii
“Pengaruh Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing Berbantu Media Gambar Terhadap Kemampuan Kerjasama
Dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Kelas VII MTs Assa’adah Labuapi”
Oleh:
Lina Sukmawati NIM 180104020
ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen (eksperimen semu). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran active knowledge sharing berbantu media gambar terhadap kemampuan kerjasama dan keterampilan komunikasi siswa kelas VII MTs Assa’adah Labuapi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kelas VII MTs Assa’adah Labuapi yang terdiri dari kelas kontrol (VII A) dan kelas eksperimen (VII B). Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah Random Sampling (pengambilan secara acak). Data yang dikumpulakan dari instrumen penelitian yaitu data mengenai hasil belajar siswa (pretest dan posttest), angket dan lembar observasi serta hasil wawancara. Selanjutnya dari data yang sudah terkumpul akan di analisis menggunakan program SPSS seri 24 dengan menggunakan uji anava satu jalur (One Way Anova) untuk uji deskriptif, persentase dan deskripsi.
Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis untuk kemampuan kerjasama siswa yaitu sig (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05 dan hasil uji hipotesis untuk keterampilan berkomunikasi siswa yaitu sig (2-tailed) = 0,000 < α = 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing berbantu media gambar terhadap kemampuan kerjasama dan keterampilan berkomunikasi siswa kelas VII MTs Assa’adah Labuapi.
Kata kunci: Active Knowledge Sharing, Media Gambar, Keampuan Kerjasama, Keterampilan Berkomunikasi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
MTs Assa’adah Labuapi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang terletak di Desa Labuapi, Kec.
Labuapi, Kab. Lombok Barat. Sekolah tersebut terbagi menjadi dua bagian diantaranya madrasah putra yang terletak di dekat pemukiman warga, sedangkan madrasah putri terletak jauh dari pemukiman warga. Ditinjau dari keadaan akademiknya, letak madrasah putri kurang strategis sehingga siswanya banyak memiliki keluhan. Letak sekolah sangat berpengaruh untuk mencapai tujuan dari pendidikan.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan sehingga tujuan pendidikan dapat diwujudkan.2 Permasalahan umum yang sering kali terjadi di Indonesia adalah sistem pembelajaran yang kurang tepat,
2 Yusri Handayani, Peranan Strategi Active Knowledge Sharing (Saling Tukar Pengetahuan) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Guru Kelas VIIIA SMP Unismush Makassar, JPF, Vol. 5, Nomor 1, Hal. 37-38.
2
salah satunya yaitu penggunaan strategi pembelajaran. Hal ini menyebabkan kurangnya kemampuan kerjasama dan keterampilan berkomunikasi yang dipengarui oleh strategi pembelajaran yang kurang tepat.
Observasi awal yang dilakukan peneliti di MTs Assa’adah Labuapi, dari hasil wawancara salah satu guru biologi menunjukakan guru menggunakan strategi pembelajaran konvesional. Siswa hanya menjadi pendengar aktif, sehingga masih rendahnya kemampuan kerjasama dan keterampilan berkomunikasi siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa belum ada strategi pembelajaran yang bisa menarik perhatian siswa dalam berkerjasama maupun berkomunikasi, baik dengan guru maupun sesama temannya. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang aktif perlu adanya kerjasama baik dengan guru maupun sesama temannya.3
Permasalahan yang sering terjadi dalam suatu kelompok dimana hanya ada satu atau dua orang yang cenderung mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh
3 Omy, 19 Desember 2021, Guru Biologi MTs Assa’adah Labuapi
3
gurunya. Sehingga mengakibatkan keefektifan di dalam kelompok tersebut sangat kurang yang berdampak pada sebagian siswa yang kurang memahami tugas yang diberikan oleh gurunya. Kerjasama juga sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar, selain dari bertukar pikiran dengan temannya, kerjasama juga memiliki manfaat untuk memudahkan siswa dalam mengerjakan tugasnya.4 Selama kerjasama kurang terjalin didalam kelas siswa akan merasa tidak percaya diri bahkan merasa takut ketika akan berkomunikasi dengan temannya ataupun dengan gurunya.
Sehingga kerjasama mampu mendorong siswa untuk lebih percaya diri dalam berkomunikasi.
Komunikasi adalah salah satu interaksi antara guru dan siswa agar bisa memperoleh informasi. Keterampilan berkomunikasi dapat membantu siswa untuk menangkap informasi dengan mudah dan diperlukan untuk menyampaikan hasil diskusi siswa. Komunikasi antar siswa
4 Maria Fransiska Christine Putri Ningrum, Upaya Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Pada Bidang Studi Ipa Melalui Penerapan Model Group Investigation Bagi Siswa Kelas 5 Sdn Kumpulrejo 2, Wahana Kreatifitas Pendidikan, Vol. I No. 3, 2018, hal. 7- 8.
4
masih perlu ditingkatkan baik secara tertulis maupun secara ucapan supaya siswa bisa berkomunikasi dengan tepat.
Contoh melatih kemampuan tertulis adalah dengan mencatat, melaporkan, meringkas dan pemetaan pikiran. Sedangkan komunikasi lisan dapat dilakukan dengan mengungkapakan pendapat dan pertanyaan dalam diskusi.5
Permasalahan tersebut bisa diatasi menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran yang dianggap mampu mengatasi masalah minimnya kreativitas dan keaktifan siswa yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran yang aktif, salah satunya dengan menggunakan strategi pembelajaran active knowledge sharing. Menurut Silberman (2013) strategi pembelajaran active knowledge sharing adalah siswa diminta agar saling menukar pengetahuan dan pendapat sehingga bisa memancing
5 Angeli Ramadina danLaily Rosdiana, Keterampilan Komunikasi Siswa Setelah Diterapkan Strategi Active Knowledge Sharing Ketika Pembelajaran Daring, PENSA E-JURNAL: PENDIDIKAN SAINS, Vol. 9, No.
2, Juli 2021, hal. 248.
5
kemampuan kerjasama siswa dan keterampilan berkomunikasi siswa.6
Menurut Zaini (2007: 22), Strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing merupakan salah satu strategi yang dapat membawa siswa untuk siap belajar materi pelajaran dengan cepat. Strategi ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa dan membentuk kerjasama tim.
Strategi ini dapat dilakukan pada hampir semua mata pelajaran.7 Strategi active knowledge sharing juga mampu meningkatkan kemampuan kerjasama dan keterampilan berkomunikasi siswa, dengan mengetahui langkah atau proses yang termasuk dalam strategi active knowledge sharing, siswa yang belum tahu maupun siswa yang belum bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh gurunya akan menerima jawaban dari temannya yang mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut. Selain dari strategi pembelajaran seorang
6 Gufron Amirullah, dkk, Pengaruh Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X, Bioeduscience, Vol. 03, No. 02, Desember 2019, hal.66
7 Evita Rosilia Dewi, dkk, Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Keaktifan Bertanya Biologi Siswa Kelas Xi Ipa 1 Sma Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/ 2012, Pendidikan Biologi Volume 3, Nomor 3, 2011. Hal 82
6
pendidik juga membutuhkan alat bantu (media pembelajaran) untuk menarik perhatian siswanya, salah satu media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa adalah media gambar berbasis visual.
Media gambar berbasis visual merupakan alat peraga yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
Hal ini disebabkan karena media gambar dapat menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa bisa menangkap materi dengan melihat media gambar yang diberikan oleh gurunya.8 Strategi Aktive Knowledge Sharing berbantu media gambar ini diharapkan membantu mengoptimalkan sistem pendidikan dengan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Strategi Pembelajaran Active Knowledge
8 Ruslan Siregar, Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, Sains dan Humaniora, Vol. 3, No. 4, Desember 2017, hal 716.
7
Sharing Berbantu Media Gambar Terhadap Kemampuan Kerjasama dan Keterampilan Komunikasi Siswa. Strategi active knowledge sharing merupakan strategi pembelajaran yang aktif untuk mendorong kerjasama dan komunikasi siswa.
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Apakah strategi pembelajaran active knowledge sharing berbantu media gambar berpengaruh terhadap kemampuan kerjasama siswa kelas VII MTs Assa’adah Labuapi Tahun Pelajaran 2021/2022?
b. Apakah strategi pembelajaran active knowledge sharing berbantu media gambar berpengaruh terhadap keterampilan berkomunikasi siswa kelas VII MTs Assa’adah Labuapi Tahun Pelajaran 2021/2022?
8 2. Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu strategi pembelajaran active knowledge sharing.
b. Media yang digunakan dalam penelitian ini yaitu media gambar.
c. Komunikasi yang digunakan yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran active knowledge sharing berbantu media gambar terhadap kemampuan kerjasama siswa kelas VII MTs Assa’adah Labuapi Tahun Pelajaran 2021/2022.
b. Untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran active knowledge sharing berbantu media gambar terhadap keterampilan berkomunikasi siswa kelas VII MTs Assa’adah Labuapi Tahun Pelajaran 2021/2022.
9 2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang doharapkan dalam penelitian ini, diantaranya:
a. Sekolah; sebagai salah satu asfek atau strategi baru untuk meningkatkan pengajaran baik dalam mata pelajaran apapun.
b. Guru; untuk mengtahui strategi pembelajaran active knowledge sharing sebagai salah satu metode alternatif yang dapat di gunakan dalam proses belajar mengajar.
c. Peneliti; untuk menambah wawasan peneliti dan pengalaman dalam mengambil sebuah pembelajaran.
D. Definisi Operasional 1. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan terencana yang mencakup penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai macam sumber dalam belajar.
Adapun tujuan dari pengajaran startegi adalah untuk
10
mengajarkan peserta didik untuk belajar atas kemauan dan kemampuan diri sendiri (pelajar mandiri).9
Jadi strategi pembelajaran yang dimaksud pada penelitian ini adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan siswa untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan keterampilan berkomunikasi siswa di MTs Assa’adah Labuapi tahun pelajaran 2021/2022.
2. Active Knowledge Sharing
Strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing merupakan salah satu strategi yang dapat membawa siswa untuk siap belajar materi pelajaran dengan cepat. Strategi ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa dan membentuk kerjasama tim. Strategi ini dapat dilakukan pada hampir semua mata pelajaran.10
9 Yusri Handayani, Peranan Strategi Active Knowledge Sharing (Saling Tukar Pengetahuan) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Guru Kelas VIIIA SMP Unismush Makassar, JPF, Vol. 5, Nomor 1, Hal. 39.
10 Evita Rosilia Dewi, dkk, Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing Untuk Meningkatkan Keaktifan Bertanya Biologi Siswa Kelas Xi Ipa 1 Sma Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/ 2012, Pendidikan Biologi, Volume 3, Nomor 3, 2011, hal. 82
11
Jadi Active Knowledge Sharing yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu saling bertukar pikiran (gagasan). Active knowledge sharing merupakan suatu cara atau strategi yang digunakan oleh pendidik untuk meningkatkan kemampuan kerjasama siswa dan keterampilan berkomunikasi siswa di MTs Assa’adah Labuapi.
3. Media Gambar
Menurut Rossi dan Breidle (dalam Sanjana, 2008;
2004) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.11
Jadi media gambar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu media yang dikelompokkan kedalam media tradisonal yaitu media berbasis visual. Media gambar ini dapat digunakan untuk
11 Riyan Susiani, Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Tema Diri Sendiri Siswa Kelas I Sdn Baron 5 Kab.
Nganjuk, JPGSD. Volume. 02, Nomor. 03, 2014, hal. 4.
12
membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Contoh dari media gambar itu sendiri seperti lukisan, potret, slide, strip opaque proyektor.
4. Kemampuan Kerjasama
Kerjasama yaitu sekumpulan orang yang melakukan atau mengerjakan tugas secara bersama-sama.
Kerjasama didasarkan pada tujuan yang sama. Manfaat dari bekerjasama dalam suatu kelompok, yaitu bisa bertukar pikiran sesama anggota kelompok, tugas dapat dikerjakan lebih cepat, beban masing-masing anggota menjadi lebih ringan, dan jika ada biaya tugas akan lebih ringan karena bisa patungan.12
Jadi kemampuan kerjasama merupakan suatu hal yang sangat penting bagi peserta didik, dimana mereka satu sama lain harus saling menghargai pandangan masing-masing dalam memecahkan suatu permasalahan yang terjadi ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.
12 Maria Fransiska Christine Putri Ningrum, Upaya Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Pada Bidang Studi Ipa Melalui Penerapan Model Group Investigation Bagi Siswa Kelas 5 Sdn Kumpulrejo 2, Wahana Kreatifitas Pendidikan, Vol. I No. 3, 2018, hal. 7- 8.
13 5. Keterampilan Berkomunikasi
Komunikasi merupakan cara guru dan siswa berinteraksi untuk memperoleh informasi. Keterampilan berkomunikasi dapat membantu siswa lebih mudah menangkap informasi, serta dibutuhkan ketika menyampaikan hasil diskusi (Wati et al., 2019).
Komunikasi yang baik akan menyebabkan tujuan pembelajaran tercapai (Oktasari et al., 2019).13
Jadi keterampilan berkomunikasi siswa merupakan keaktifan siswa dalam menyampaikan pendapat maupun pertanyaan, terlebih percaya diri peserta didik sangat berpengaruh terhadap kemampuan berkomunikasi siswa.
13 Angeli Ramadina dan Rosdiana, Laily, Keterampilan Komunikasi Siswa Setelah Diterapkan Strategi Active Knowledge Sharing Ketika Pembelajaran Daring, Pensa E-Jurnal: Pendidikan Sains, Vol. 9, No. 2, Juli 2021, hal. 248
14 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka
1. Kajian Pustaka
a. Strategi Pembelajaran
1) Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana yang dirancang oleh guru dengan berisi serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran dilihat dari kurikulum yang digunakan serta karakteristik siswa. Karakteristik siswa yaitu dilihat dari pengalaman awal dan pengetahuan siswa, minat siswa, gaya belajar siswa, dan perkembangan siswa.
Kemp (1995) menjelaskan, strategi pembelajaran merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut
15
Dick and Carrey (1985) juga menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah salah satu prosedur pembelajaran yang dapat digunakan secara bersama- sama untuk mencapai keterampilan siswa.14 Dengan demikian strategi pembelajaran merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh guru beserta siswa demi mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.
2) Jenis- jenis Strategi Pembelajaran
Dalam buku Wina Sanjaya, strategi pembelajaran dikelompokkan menjadi 3 diantaranya:
a) Strategy exposition, bahan ajar yang diberikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk mampu menguasai bahan tersebut. Dalam discovery, berbagai aktivitas yang dilakukan siswa mampu menemukan bahan pembelajaran.
14 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2017), Hal. 187
16
b) Strategi pembelajaran individual mampu dilakukan secara mandiri oleh siswa.
Kemampuan individu pada siswa mampu memepengaruhi kecepatan, kelambatan dan keberhasilan dalam pembelajaran siswa.
c) Belajar kelompok dilakukan secara beretim.
Pembelajaran kelompok dapat dilakukan dengan kelompok besar atau kelompok kecil.
Pembelajaran kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar salah satu individu, setiap individu dianggap sama. Dalam belajar kelompok salah satu hal yang sering kali terjadi yaitu siswa yang berkemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang memiliki kemampuan normal, siswa yang berkemampuan rendah akan merasa tertinggal dibandingkan dengan siswa yang berkemampuan tinggi.
17 b. Active Knowledge Sharing
1) Pengertian Active Knowledge Sharing
Active knowledge sharing yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu saling tukar pengetahuan. Active Knowledge Sharing adalah pembelajaran aktif yang bisa dipergunakan untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa. Strategi active knowledge sharing melibatkan untuk memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan topik pembelajaran yang diberikan pada siswa serta mendapat tanggapan dari mereka.15 Strategi ini merupakan strategi yang bagus untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran sains.
Strategi Active Knowledge Sharing termasuk dalam strategi pembelajaran aktif yang digagas oleh Silberman (2013). Menurut Silberman (2013), Active Knowledge Sharing
15 Gusni Satriawati, Eva Musyrifah, Sigit Purwanto, 2018, Pengaruh Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa, Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta.
Volume 1, Nomor 1. Hal 46
18
adalah cara yang baik untuk mengenalkan siswa pada materi pelajaran yang akan diajarkan pada hari itu. Strategi ini juga dapat digunakan untuk menilai tingkat pengetahuan siswa sambil melakukan kegiatan pembentukan tim untuk saling membantu menyelesaikan masalah. Disebutkan pula bahwa cara ini cocok untuk segala ukuran kelas dengan materi pelajaran apapun. Model pembelajaran yang digunakan yaitu active learning.16
Active learning adalah salah satu model pembelajaran yang membuat siswa menjadi aktif, siswa diajak menyelesaikan masalah dengan menggunakan pengetahuan yang mereka miliki dan menerapkan apa yang mereka pelajari.17
16 Feny Oktaviany, Frida Philiyanti, Viana Meilani Prasetio, 2020, Implementation of Active Knowledge Sharing Strategy in Intermediate Level Dokkai through Scientific Approach, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang, Vol. 5, No. 1. Hal 10
17 M. Sohibul Aziz, 2018, Aspek Perkembangan Manajemen Pembelajaran Active Learning, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 1.
No 2. Hal 152
19
2) Tahap Strategi Active Knowledge Sharing
Tahap-tahap dalam strategi active knowledge sharing yaitu:18 Siapkan daftar pertanyaan terkait topik yang akan disampaikan.
Dapat juga mencakup hal-hal berikut:
a) Identifisier
b) Soal pilihan ganda tentang fenomena atau rencana
c) Seseorang yang akan diintroduksi
d) Persoalan dari perbuatan yang dilakukan seseorang pada situasi tertentu.
e) Kalimat tidak lengkap yaitu: siswa bisa menjawab pertanyaan dengan sebaik mungkin, kemudian mintalah mereka untuk menyebar disekitar kelas, mencari siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang mereka sendri tidak mereka ketahui sendiri. Mendorong
18 Mustafatin Janatun A.R.A, Rahma Dwi Andini, 2018, The Influence Of Active Knowledge Sharing Strategies On Learning Outcomes, Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika, Volume 6 No. 2, hal 135.
20
siswa agar saling tolong menolong. Mintalah mereka agar kembali keposisi awal serta mendiskusikan hasil dari jawaban yang mereka terima. Isilah jawaban yang sewaktu-waktu tidak dapat dijawab oleh siswa lain. Gunakan cara ini sebagai pengenalan materi dalam mata pelajaran.
Strategi active knowledge sharing yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode tanya jawab. Diskusi yang terjadi pada strategi tersebut menggunakan tiga dimensi yaitu guru ke murid, murid ke murid lalu murid ke guru.
3) Keunggulan dan Kelemahan Active Knowledge Sharing
Keunggulan strategi active knowledge sharing yaitu:19
19 Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Cet. XI (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 20
21
a) Strategi tersebut bisa membantu siswa lebih aktif dalam mencari jawaban sesuai arahan dari gurunya.
b) Melihat siswa
c) Dapat bekerjasama dengan teman
d) Untuk meningkatkan pengetahuan siswa pertama yang tidak tahu jawaban dari pertanyaan guru akan merasakan bahwa jawabannya berasal dari teman yang lain.
Kelemahan strategi active knowledge sharing yaitu ditunjukkan untuk siswa yang malas mencari jawaban atau siswa yang pasif yang hanya menanti atau meminta jawaban dari temannya, dan tidak mau mencari jawaban sendiri.
c. Media Gambar
a) Pengertian Media Gambar
Di dalam media pembelajaran, media gambar merupakan media umum yang digunakan.
Hal ini dikarenakan siswa lebih tertarik pada
22
gambar ketimbang menulis, terutama pada gambar diolah dan dipaparkan dengan benar pasti dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Alat peraga bisa memberi ide dan mendorong guru untuk mengajar siswa, agar tidak bergantung pada buku teks, akan tetapi bisa lebih kreatif untuk mengolah dan memaparkan alat peraga tersebut agar siswa lebih bahagia dalam proses belajar mengajar.
Media gambar merupakan semua yang divisualisasikan dalam bentuk dua dimensi sebagai colokan atau berbagai pemikiran misalnya seperti lukisan, potret, slide, proyektor buram.20
Menurut Sadiman dkk, Media gambar adalah bahasa umum yang bisa dipahami serta diapresiasi dimana saja. Media gambar merupakan
“gambar terkait mata pelajaran untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa”.
Media gambar tersebut bisa membantu siswa
20 Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran. (Jakarta: Grasindo,
2007), h. 95
23
dalam mengungkapkan informasi pada permasalahan sehingga dapat lebih melihat hubungan antar komponen masalah.21
b) Ciri-ciri dan Langkah Menentukan Media Gambar Menurut Sadiman, beberapa agensi media harus memenuhi kriteria, yaitu :
(1) Harus Asli. Gambar harus tepat menggambarkan situasi, seperti ketika seorang melihat benda nyata, berbicara tau menyampaikan fakta sesuai kenyataan, seperti jika anda menemukan tiga buku, cocok dengan jumlah barang yang ditemukan.
(2) Kesederhanaan tata letak harus jelas untuk menunjukkan poin-poin untuk gambar, tidak berlebihan dan tidak membingungkan siswa.
(3) Ukuran Relatif: (a) Gambar bisa memperbesar atau meperkecil objek/benda sebenarnya, sesuatu pada gambar harus diketahui siswa
21 Sadiman, A.S, dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatnya. (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 29
24
agar siswa bisa memvisualisasikan gambar ataupun isi gambar. (b) Gambar harus memiliki gerakan atau tindakan agar tercapai tujuan dalam belajar, gambar yang baik mewakili beberapa kegiatan yang sesuai dengan topik dalam belajar. (c) Gambar yang ada harus dipergunakan dengan baik agar tujuan dalam pembelajaran bisa tercapai. (d) Gambar harus indah secara arsitistik dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.22
Dengan gambar siswa diajarkan bagaimana menggabungkan cerita dari kata dan kalimat menjadi paragraf untuk membuat cerita yang kohesif. Menurut Hastuti dikutip oleh Arsyad, bahwa gambar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
22 Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, hal. 31
25
(1) Sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan siswa
(2) Sedang dalam arti tidak perlu ribet, agar siswa memperoleh gambar yang sesuai kasus
(3) Realistis, yaitu seperti benda nyata atau seperti yang digambar
(4) Mengolah gambar. Artinya sebagai media pembelajaran, siswa harus dapta memegang atau menyentuh gambar.23
Media gambar yang digunakan tidak semestinya mahal, mewah maupun berupa barang yang sekiranya sulit untuk didapatkan, melainkan tingkat kreatifitas serta keinginan seorang guru agar melakukan perubahan serta manfaatkan sumber belajar berupa media gambar yang ada, karya orang lain atau buat sendiri walaupun sederhana.
23 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran.(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 9
26
Menurut Sumarni yang dikutip mengatakan dalam menentukan kriteria untuk memilih gambar yang baik adalah :
(1) Harus sama dengan tujuan pembelajaran (2) Bisa menjelaskan dalam belajar
(3) Cepat ditemukan
(4) Seorang guru bisa dan jeli dalam memperagakannya
(5) Sesuaikan dengan waktu yang ada (6) Sesuaikan pada tingkat berpikir siswa.
c) Tujuan dan Alasan Menggunakan Media Gambar
Tujuan menggunakan media gambar menurut Arsyad yaitu:
(1) Menjelaskan salah satu topik pembelajaran pada siswa
(2) Memancing latihan berbahasa, yaitu respon siswa pada topik yang diberikan.
27
(3) Menyatukan unsur budaya dengan aktivitas didalam kelas melalui pengaplikasian media gambar berupa poster dan sebagainya.
(4) Ciptakan situasi belajar yang optimal.24 d) Keunggulan dan Kelemahan Media Gambar
Sebagai media pembelajaran, media gambar memiliki keunggulan dan keterbatasan. Seperti yang dijelaskan oleh Ibrahim, keunggulan dari media gambar diantaranya:
(1) Mengartikan pengetahuan abstrak dalam model fakta
(2) Dapat ditemukan dalam buku, majalah, katalog, ataupun kalender
(3) Praktis digunakan karena tidak membutuhkan peralatan
(4) Harga lebih murah
24 Ibid, hal. 92
28
(5) Bisa dipakai untuk semua tingkat pendidikan.
Sedangkan keterbatasan media gambar yang diungkapkan oleh Trianto yaitu :
(1) Hanya menampilkan yang dilihat oleh mata
(2) Ukuran terbatas dan hanya bisa dilihat sekelompok tertentu
(3) Gambar ditafsirkan secara pribadi dan subjekif.
d. Kemampuan Kerjasama 1) Pengertian Kerjasama
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan hidup masing-masing.
Dalam pendidikan bahwa kerjasama sangat penting untuk berlangsungnya proses belajar mengajar, baik kerjasama dengan teman sebaya maupun kerjasama dengan gurunya. Kerjasama
29
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang inginkan, karena pembelajaran kolompok pada dasarnya selalu lebih baik daripada belajar sendiri.25
Kerjasama adalah sarana sebagai tempat berkumpulnya orang-orang dalam suatu kelompok. Sangat penting untuk mendirikan kerjasama tim, yaitu saling mempercayai, keterbuka, kesadaran diri dan saling bergantung.
Kerjasama dengan baik bisa terjadi jika setiap anggota kelompok mempunyai komitmen yang sama dan memerlukan keberanian, ketekunan dan disiplin.26
Kerjasama dapat dipahami sebagai kemampuan beberapa siswa untuk saling membantu sehingga dalam kelompok dapat mencapai tujuan bersama. Terdapat aspek pada
25 Hamid, Moh sholeh, Metode Edutaiment, (Jogjakarta: Diva press.
2011), hal. 66
26 Wiranti, Teori Belajar Dan Pembelajaran, ( Jakarta. Aksara . , 2012.
), hal.59
30
kemampuan berkerjasama untuk diterapkan didalam kegiatan belajar mengajar yaitu menyimak perkataan orang dengan santun dan boleh berbicara ketika orang lain selesai berbicara, interaksi yang santun, menerima pendapat, memahami pendapat seseorang secara wajar, saling mendukung dan melibatkan anggota kelompok masing-masing.27
Siswa harus dimotivasi sejak dini agar terbiasa melakukan suatu kegiatan secara bersama- sama, untuk mencegah sifat mementingkan diri sendiri, tidak mau membantu teman serta ada beberapa siswa yang malu karena menganggap dirinya lemah jika meminta pertolongan pada temannya.28
Kerjasama dalam belajar adalah aspek penting yang melibatkan siswa untuk melakukan
27Apriono,D, Meningkatkan Keterampilan Kerja Sama Dalam Belajar Melalui Pemebelajaran Kolaboratif, Jurnal Prospektus, Vol. 9, No. 2. 2011
28 Pratiwi, I.A., Pengembangan Model Kolaborasi Jigsaw Role Playing Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Bekerja Sama. Jurnal Gusjigang.
Vol 1. No. 2. 2015, hal. 67
31
tugas dengan cara bersama atau kelompok serta mendorongan, membimbing dan memberikan bantuan kepada teman kelompoknya yang membutuhkan. Kerjasama membuat siswa yang mengerti bisa menjelaskan kepada temannya yang tidak memahami. Dengan demikian, tidak akan berjalan mulus proses pembelajaran disekolah karena tidak ada interaksi ataupun kerjasama disampingnya.29
Kerjasama dalam pembelajaran merupakan interaksi aktif antar siswa untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama merupakan sikap positif yang terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.30
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka penulis bisa menyimpulkan bahwa dari bekerjasama siswa bisa dipahami sebagai hubungan antara siswa dengan siswa ataupun
29 Lie,A, Cooperative Learning. ( Jakarta. PT. Grasindo.2005.), hal. 28
30 Amalla Rizki. Dkk, Kerja sama dan kekompakan siswa dalam pembelajaran fisika. Vol. 3. No 2. P-ISSN:2477-7935. E-ISSN: 2548-6225.
2018, hal. 78
32
siswa dengan gurunya dalam rangka mencapai tujuan dalam belajar. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan yang dinamis, saling menghormati, peduli serta saling tolong menolong serta memotivasi siswa untuk mencapai tujuan dalam belajar.
Ciri-ciri kerjasama kelompok dapat dilihat dari beberapa komponen kerjasama yaitu:
a) Saling bergantung untuk mencapai tujuan belajar.
b) Interaksi untuk meningkatkan kesuksesan bersama diantara anggota kelompok.
c) Tanggung jawab diri sendiri.
d) Keterampilan untuk bekerjasama dalam kelompok.
2) Indikator Kerjasama
Selama proses pembelajaran berkelompok siswa memerlukan penyesuaian emosional dari satu siswa ke siswa lainnya. Dalam kerjasama,
33
siswa akan tahu kelebihan dan kekurangannya, dengan tulus saling menolong dan tidak merasa rendah diri, kurang percaya diri, dan aktif bersaing untuk hasil belajar yang maksimal.31 Adapun Indikator dalam kerjasama yaitu:
a) Siap menerima tanggung jawab
b) Ringan tangan membantu teman dalam melakukan tugasnya.
c) Mengahargai pendapat teman.
d) Menghargai pekerjaan teman.
3) Jenis-jenis Kerjasama
a) Kerja sama bersahabat, merupakan kerjasama yang dilakukan dengan berkumpul bersama kelompok dalam menyelesaikan tanggung jawabnya.
b) Kerja sama suplamenter, merupakan kerjasama langsung untuk mencapai tujuan bersama,
31 Syaiful djamarah, Psikologi belajar. (Jakarta: PT. Asdi 2000),.hal. 7
34
setiap anggota harus bersatu untuk melaksanakan tugasnya.
c) Kerjasama berbeda, merupakan kerjasama yang dilakukan melalui pembagian tugas secara teratur. Kegiatannya terbagi dan tidak sama.
4) Tujuan Kerjasama
Kemapuan kerjasama dalam pembelajaran mempunyai tujuan sebagai berikut:
a) Mengembangkan pemikiran kritis dalam pemecahan masalah.
b) Mengembangkan keterampilan social dan komunikasi.
c) Memancing rasa percaya diri pada siswa.
d) Saling mengerti dan menghargai sesame teman.
Penjelasan tersebut dapat menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran, kerjasama bertujuan untuk mempermudah siswa dalam
35
mengerjakan tugas secara bersama dan untuk mempermudah siswa dalam menyelesaikan masalah dalam belajar dengan lebih mudah.
5) Bentuk- bentuk Kerjasama
Kerjasama dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi empat yaitu:
a) Kerjasama refleks (spontaneous cooperation) Kerjasama refleks adalah kerjasama yang dilakukan atau timbul secara refleks.
b) Kerjasama langsung (directed cooperation) Kerjasama langsung adalah kerjasama yang dilakukan atas perintah atasan atau pihak yang berwenang.
c) Kerjasama kontrak (contractual cooperation) Kerjasama kontak adalah kerjasama karena kepentingan tertentu.
d) Kerjasama tradisional (tradisional cooperation)
36
Kerjasama trandisional adalah kerjasama sebagai bagian dari suatu sistem sosial, misalnya saling tolong-menolong.32 e. Keterampilan Berkomunikasi
1) Pengertian Keterampilan Bekomunikasi
Keterampilan adalah keterampilan yang melibatkan saraf dan otot yang biasa ditemukan dalam aktivitas fisik seperti mencatat, mengetik, berolahraga dan lainnya. Menurut Rebber (1998), keterampilan merupakan kemampuan untuk melakukan pola prilaku yang kompleks dan efisien dengan lancar dan sesuai dengan keadaan agar bisa mencapai hasil tertentu. Guru dianggap berkompeten jika dapat menggunakan siswa dengan tepat, sehingga dapat dicapai prilaku belajar yang efektif pada siswa.33
32 Soekanto, S, Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi 4. (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2002),hal. 268
33 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta, PT Raja grafindo Persada, 2006, hal. 95
37
Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu Communication, yang berarti menginformasikan (mempertukarkan). Para ahli mengartikan komunikasi dari sudut pandang mereka sendiri.
Ross (1983:8) mengartikan komunikasi sebuah proses pengklasifikasian, pemilihan dan pengiriman simbol sedemikian rupa, sehingga membantu penggemar membangkitkan makna atau tanggapan dari pemikiran mereka yang serupa dengan maksud komunikator. Sementara itu, Bernard Barelson dan Gary Steiner (1964:527), mengartikan komunikasi sebagai transmisi informasi, ide, keterampilan dan lainnya, dengan menggunakan simbol, kata, gambar, grafik, dan lainnya.34
Berdasarkan pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa komunikasi sebagai proses
34 Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung; Alfabeta, 2011), hal 199
38
penyampaian pesan untuk satu orang ke orang lain, baik secara langsung maupun prantara.
Komunikasi juga didefinisikan sebagai saran untuk berbagi ide dan memperjelas pemahaman.
Guru hendaknya merancang pelajaran yang memungkinkan terjadinyana interaksi aktif sehingga siswa dapat berkomunikasi dengan baik.
Guru dapat mengajukan sejumlah pertanyaan untuk memicu pengembangan kesiapan dan kompetensi komunikasi dengan siswa.35
2) Komponen Komunikasi
Dalam komunikasi terdapat 5 komponen yang saling berinteraksi untuk kelancaran komunikasi. Kelima komponen tersebut adalah:
a) Komunikator, yang memberi pesan b) Komunikan, yang mendapat pesan
35 Siti Khaulah, Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Melalui Pendekatan Student Facilitator and Explaining pada Materi Statistik di kelas XI SMA Negeri 1 Jangka. Jurnal Pendidikan AlMuslim. ISSN: 2338-7394. Vol IV, No. 1. Bireuen: Universitas AlMuslim, 2016). Hal. 38
39
c) Pesan berupa informasi, perasaan, petunjuk, dan lainnya.
d) Media dapat berupa ucapan, teks, sinema dan lainnya.
e) Efek, perubahan yang terjadi pada komunikator.36
3) Indikator Komunikasi
Pendapat dari Hafied Cangara di dalam keterampilan komunikasi terdapat dua jenis kode yaitu:
a) Kode Verbal
Kode verbal berupa bahasa, bahasa adalah kumpulan kata yang telah disusun menjadi kumpulan kalimat yang bermakna.
Bahasa yang digunakan untuk menciptakan sebuah komunikasi yang efektif memiliki tiga fungsi, yaitu mendefinisikan sifat dan tingkah laku, meningkatkan pengetahuan dan mewarisi
36 Ibid, hal 199-200
40
nilai-nilai budaya, dan mengembangkan gagasan yang sistematis. Keterampilan komunikasi lisan yaitu siswa bisa memaparkan apa yang telah dipelajarinya.37 Indikator lisan sebagai berikut:
(1) Indikator Keterampilan Komunikasi Lisan Keterampilan komunikasi lisan adalah kemampuan seseorang untuk berkomunikasi melalui kata- kata dan komentar yang bisa disampaikan secara langsung. Keterampilan komunikasi lisan meliputi kemampuan untuk wawancara pekerjaan, seminar, lokal karya, publicspeaking, presentasi formal.
Indikator keterampilan komunikasi secara lisan adalah sebagai berikut:
37 Kalsum dan Nugroho, Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Ilmiah Siswa pada Mata Pelajaran Fisika. Unnes Physics Education Journal. ISSN: 2252-6935. Vol.3, No. 2., Semarang, Universitas Negeri Semarang, 2014, hal 74
41
(a) Kebebasan dalam mengemukakan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain.
(b) Kecakapan materi untuk dijadikan bahan dokumentasi laporan.
(c) Kesimpulan hasil yang dilaporkan secara konsisten dan jelas.
b) Kode Nonverbal
Kode nonverbal adalah bahasa isyarat atau bahasa diam, yang memiliki beberapa fungsi, yaitu membujuk sesuatu untuk dikatakan, mengungkapkan perasaan dan emosi yang tidak dapat diungkapkan secara lisan, mengungkapkan identitas dan menambah atau melengkapi kalimat yang dipersiapkan kurang lengkap.38
38 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta, Rajawali Pers, 2011), hal 99-104
42
(1) Indikator Keterampilan Komunikasi Tertulis
Keterampilan komunikasi tertulis adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan pesan tertulis dalam berbagai format rekaman bentuk memo, surat, proposal dan laporan. Keterampilan ini tidak menyangkut kemampuan seseorang untuk menyusun dan menulis simbol-simbol tertulis, tetapi juga mengungkapkan pendapat, sikap, dan perasaan secara jelas dan sistematis sehingga yang menerima dapat memahaminya.39
Indikator keterampilan komunikasi tertulis adalah:
(a) Kelengkapan laporan diskusi
39 Djoko Purwanto, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006), hal. 78
43
(b) Menyajikan hasil diskusi dalam bentuk tertulis yang sesuai
(c) Laporan disusun secara sistematis dan jelas.40
B. Kerangka Berpikir
Proses belajar mengajar di MTs Assa’adah Labuapi terbilang kurang menarik, semangat belajar siswa rendah, siswa cepat bosan dan sering mengeluh dengan strategi yang digunakan oleh gurunya serta letak sekolah yang terlalu jauh dan panas membuat siswa sering mengantuk ketika proses pembelajaran berlangsung.
Permasalahan tersebut bisa diatasi dengan menggunakan strategi aktif salah satunya yaitu strategi pembelajaran active knowledge sharing berbantu media gambar. Strategi pembelajaran active knowledge sharing merupakan strategi aktif yang membangun kerjasama siswa
40 Feni Oktaviani, Topik Hidayat. Profil Keterampilan Berkomunikasi Siswa SMA Menggunakan Metode Fenetik dalam Pembelajaran Klasifikasi Arthropoda. Jurnal Pengajaran MIPA. Vol. 15, No. 1, Bandung, UPI, 2015, hal 14-15
44
serta saling bertukar pikiran untuk melatih keterampilan berkomunikasi siswa.
Startegi pembelajaran active knowledge sharing berbantu media gambar mampu meningkatkan kemampuan kerjasama dan keterampilan berkomunikasi siswa. Adapun kerangka berpikir peneliti paparkan sebagai berikut:
Gambar. 2.1. Bagan Kerangka Berpikir.
Kemampuan kerjasama yang rendah Kondisi
awal Keterampilan berkomunikasi siswa yang rendah Kurangnya kreaktifitas guru
dalam membuat media pembelajaran Perlakuan Strategi Pembelajaran
Active Knowledge Sharing
Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Siswa Kondisi
Akhir Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Siswa
45 C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada penelitian ini adalah:
HO = Tidak ada pengaruh strategi pembelajaran active knowledge sharing berbantu media gambar terhadap kemampuan kerjasama dan keterampilan berkomunikasi siswa kelas VII MTs Assa’adah Labuapi Tahun Pelajaran 2021/2022.
HA = Ada pengaruh strategi pembelajaran active knowledge sharing berbantu media gambar terhadap kemampuan kerjasama dan keterampilan berkomunikasi siswa kelas VII MTs Assa’adah Labuapi Tahun Pelajaran 2021/2022.
46 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian eksperimen semu (Quasi experimental research). Penelitian ini menggunakan dua kelas yang akan dibagi menajadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing, sedangkan kelas kontrol menggunakan strategi pembelajaran konvensional.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kelas VII MTs Assa’adah Labuapi tahun ajaran 2021/2022 yang terdiri atas 3 Rombongan Belajar (Rombel) dengan jumlah siswa 70 orang.
47
(Tabel. 3.1. Populasi) Rombel Jumlah siswa
VIIA Putri 22
VIIB Putri 22
VIIC Putra 26
2. Sampel penelitian
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah pengambilan secara random sampling. Random sampling merupakan pengambilan unit sampel secara acak. Dalam penelitian ini akan dipilih dua kelas sebagai kelas sampel, dari dua kelas yang akan terpilih akan ditentukan secara acak. Hasil dari random sampling (pengambilan sampel secara acak) adalah Kelas VIIB Putri sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIA Putri sebagai kelas kontrol.
C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2022.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Assa’adah Labuapi, Kecamatan Labuapai, Kabupaten Lombok Barat.
48 D. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen (variabel bebas) pada penelitian ini yaitu pengaruh strategi active knowledge sharing berbantu media gambar.
2. Variabel Dependen (variabel terikat) pada penelitian ini adalah kemampuan kerjasama dan keterampilan komunikasi siswa.
E. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu Quasi Eksperimen. Desain ini terdiri atas dua kelompok yang masing- masing diberikan pretest dan posttest yang kemudian diberi perlakuan dengan metode Active Knowledge Sharing (AKS) dan tanpa menggunakan metode Active Knowledge Sharing (AKS). Pada dasarnya, kelompok kontrol nonequivalent ini sama dengan desain eksperimental murni pretest dan posttest kelompok kontrol kecuali penempatan subjek secara acak. Langkah untuk
49
desain quasi eksperimen kelompok nonequivalent kontrol group design dapat dijabarkan sebagai berikut:
(Tabel 3.2. Desain Penelitian Pretest Posttest Control Group Design)
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
E O1 X O2
K O3 - O4
Keterangan:
E : Kelompok eksperimen (kelompok yang diberi perlakuan dengan strategi Active Knowledge Sharing)
K : Kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi perlakuan dengan strategi active knowledge sharing)
O1 : pretest kelompok eksperimen O2 : posttest kelompok eksperimen O3 : pretest kelompok kontrol O4 : posttest kelompok kontrol
X : Penggunaan strategi active knowledge sharing dalam pembelajaran Biologi.
50 F. Instrument Penelitian
1. Tes a) Pretest
Pretest merupakan tes berupa soal yang diberikan kepada responden sebulum diberlakukan strategi pembelajaran active knowledge sharing untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kerjasama dan komunikasi siswa.
b) Posttest
Posttest merupakan tes berupa soal yang diberikan kepada responden sesudah diberlakukan strategi pembelajaran active knowledge sharing untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kerjasama dan komunikasi siswa.
2. Observasi
Penelitian yang dilakukan dengan cara mengamati subjek, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang sering menggunakan teknik yang disebut dengan observasi. ”Observasi merupakan teknik pengamatan dan
51
pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki”. Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena (kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan sesuai dengan tujuan penyelidikan yang telah ditetapkan”.41
Berdasarkan teori diatas observasi digunakan untuk mengumpulkan informasi yang peneliti butuhkan dalam penelitian, menggunakan lembar observasi untuk mencatat peristiwa selama tindakan sedang berlangsung, dalam penelitian ini, perilaku siswa dicatat dalam kegiatan selama proses belajar mengajar berlangsung.
3. Angket
Angket atau kueisoiner adalah teknik pengumpulan data melalui pertanyaan- pertanyaan tertulis kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Angket yang diguakan oleh peneliti yaitu angket skala likert. Dimana skala likert
41 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Pustaka Setia,2011), h.168.
52
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang peristiwa atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesipik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
4. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap yang tidak diperoleh melalui observasi. Wawancara siswa dan guru dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dengan acuan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan secara bebas dan berpedoman pada pedoman wawancara.
Meskipun wawancaranya bebas, kegiatan wawancara terkontrol karena peneliti memegang pedoman wawancara yang menguraikan pertanyaan yang akan diajukan.
53 G. Teknik Pengumpulan Data
1. Lembar Observasi
a. Lembar Observasi Kemampuan Kerjasama
Lembar observasi yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan kerjasama dengan menggunakan strategi active knowledge sharing berbantu media gambar, yang dicatat selama pembelajaran siswa. Adapun lembar observasi kemampuan kerjasama sebagai berikut:
54
(Tabel. 3.3. Kisi-kisi Lembar Observasi Kemampuan Kerjasama Siswa)42
No Indikator Aspek
1. Bersedia menerima tanggung jawab
Siswa bisa mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang telah dibagikan dalam kelompoknya dengan aktif dan mandiri dari awal hingga selesai
2. Ringan tangan membantu teman
Siswa mampu membantu teman kelompok yang kesulitan dalam mengerjakan tugas tanpa memilih-milih dan tanpa diminta oleh guru
3. Menghargai pendapat orang lain
Siswa mampu menerima masukan dan saran darri temannya
4. Menghargai pekerjaan orang lain
Siswa mampu menerima hasil karya temannya tanpa ada komentar
Kriteria Penskoran:
4 = sangat baik 3 = baik
2 = cukup 1 = kurang
42 Mayasari Mahfudhotul Khasanah, Profil Keterampilan Kerjasama Siswa Kelas VII Di Salah Satu SMP Swasta Di Magelang, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 7, No. 2. Hal. 135