PENDAHULUAN
Batasan Masalah
Untuk memastikan kajian ini lebih terfokus pada permasalahan yang diteliti, maka penulis membatasi kajian pembiayaan perbankan syariah pada prinsip bagi hasil, prinsip jual beli, dan prinsip pembiayaan sewa guna usaha serta melihat pengaruhnya terhadap peningkatan keuntungan.
Rumusan Masalah
Seberapa besar pengaruh prinsip pembiayaan jual beli, bagi hasil dan sewa terhadap peningkatan keuntungan Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013-2015.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Penelitian Terdahulu
17 Dhika Rahma Dewi, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia, (Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang, 2010), h.
Sistematika Penulisan
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
- Bank Umum Syariah
- Pembiayaan
- Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil
- Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli
- Pembiayaan dengan Prinsip Sewa
- Laba
- Kerangka Berpikir
- Hipotesis
Penyaluran pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad musyarakah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Bantuan ini tercermin dalam bentuk bantuan keuangan dengan syarat ringan yaitu bagi hasil yang relatif murah dan masa kerja yang panjang. Prinsip bagi hasil adalah suatu sistem dimana terdapat tata cara pembagian hasil usaha antara pemberi dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudarib).
Prinsip bagi hasil dapat dikatakan sebagai langkah inovatif dalam lembaga keuangan syariah, karena tidak hanya sesuai dengan moralitas budaya bangsa, tetapi merupakan ukuran keseimbangan sosial dalam memperoleh pendapatan ekonomi. Hal ini menjadikan sistem prinsip bagi hasil dinyatakan sebagai konsep yang memiliki unsur keadilan, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan dan diuntungkan antara pemberi harta (shahibul maal) dan pengelola dana (mudarib). Pembiayaan bagi hasil digunakan untuk usaha patungan yang bertujuan untuk memperoleh barang dan jasa sekaligus, dimana tingkat keuntungan bank ditentukan berdasarkan besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil.
Muhammad Nur Rianto Al Arif berpendapat bahwa untuk proyek bisnis jangka pendek dan jangka panjang, bank dapat membiayai nasabah dengan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip mudharabah. Pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa nasabah memiliki sebagian dari modal kerja dan pihak bank memberikan sebagian dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan dibagi sesuai dengan kesepakatan dan pembagian keuntungan yang diperoleh sudah sesuai. H02: Pembiayaan dengan bagi hasil tidak berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba bank umum syariah di Indonesia 4.
H03 : Pembiayaan jual beli tidak berpengaruh positif terhadap peningkatan keuntungan bank umum syariah di Indonesia. Ha3: Pembiayaan jual beli berpengaruh positif terhadap peningkatan keuntungan bank umum syariah di Indonesia.
METODE PENELITIAN
- Waktu dan Lokasi Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
- Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
- Variabel dan Definisi Operasional
- Variabel Penelitian
- Definisi Operasional
- Instrumen Penelitian
- Teknik Analisis Data
- Uji Kualitas Data
- Uji Asumsi Klasik
- Uji Hipotesis
- Uji Koefisien Determinasi (R 2 )
Ha1 Prinsip pembiayaan bagi hasil, jual beli dan sewa secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap peningkatan keuntungan bagi Bank Umum Syariah. Pengaruh Bagi Hasil, Jual Beli dan Sewa Guna Usaha Terhadap Pertumbuhan Laba Bank Umum Syariah di Indonesia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha1 yang menyatakan bahwa pembiayaan bagi hasil, jual beli, dan sewa secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap peningkatan keuntungan bagi bank umum syariah di Indonesia diterima.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ha2 yang menyatakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil berpengaruh positif terhadap peningkatan keuntungan bagi bank umum syariah di Indonesia ditolak. Hasil perhitungan regresi menunjukkan bahwa pembiayaan dengan prinsip jual beli berpengaruh positif terhadap peningkatan keuntungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha3 yang menyatakan bahwa pembiayaan dengan prinsip jual beli berpengaruh positif terhadap peningkatan keuntungan bagi bank umum syariah di Indonesia diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha4 yang menyatakan pembiayaan dengan prinsip sewa berpengaruh positif terhadap peningkatan keuntungan bagi bank umum syariah di Indonesia diterima. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, jual beli, dan sewa secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap peningkatan keuntungan bank umum syariah di Indonesia. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil tidak berpengaruh positif terhadap peningkatan keuntungan bank umum syariah di Indonesia.
Pembiayaan jual beli berpengaruh positif terhadap peningkatan keuntungan bank umum syariah di Indonesia. Berdasarkan hasil uji F-statistik, pembiayaan bagi hasil, jual beli, dan sewa bersama berpengaruh positif terhadap peningkatan laba bank umum syariah di Indonesia.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BRI Syariah
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada tanggal 19 Desember 2007 dan setelah mendapat izin dari Bank Indonesia pada tanggal 16 Oktober 2008 melalui suratnya No. Bank BRI Syariah mengubah kegiatan usaha yang semula dilakukan secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip Syariah Islam. Bank BRISyariah berkembang pesat dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga.
Bank BRISyariah bertujuan untuk menjadi bank ritel modern terkemuka dengan beragam produk dan layanan perbankan. Banka Rakyat Indonesia (Persero, Tbk.), sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang fokus pada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah.72.
Bank Muamalat Indonesia
Dalam upaya memperkuat permodalan, Bank Muamalat sedang mencari calon investor, dan Islamic Development Bank (IBD) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi merespon positif. Saat ini Bank Muamalat melayani lebih dari 2,5 juta nasabah melalui 275 outlet terbesar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI juga didukung oleh aliansi melalui lebih dari 4.000 kantor pos/SOPP online di seluruh Indonesia, 32.000 ATM dan 95.000 merchant debit.
Bank Muamalat juga saat ini merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang di luar negeri yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerja sama dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) dilakukan agar layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2.000 ATM di Malaysia.
Bank Syariah Mandiri
Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997 yang diikuti dengan krisis multidimensi, termasuk di kancah politik nasional, telah menimbulkan serangkaian dampak negatif yang sangat serius terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk dunia usaha. . . Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank konvensional mengalami krisis yang luar biasa. Pada saat yang sama, pemerintah menggabungkan empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) menjadi bank baru bernama PT.
Menyusul keputusan merger tersebut, Bank Mandiri melakukan konsolidasi dan membentuk Tim Pengembangan Bank Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk pengembangan layanan perbankan syariah di grup perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas penerapan UU No. Tim pengembang Perbankan Syariah berkeyakinan bahwa pengesahan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk mengubah PT.
Oleh karena itu, Tim Pengembang Bank Syariah segera menyiapkan sistem dan infrastruktur agar kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank syariah dengan nama PT. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur BI No. Bank Syariah Mandiri hadir, muncul dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan cita-cita bisnis dengan nilai-nilai spiritual yang melandasi kegiatan operasionalnya.
Keserasian antara idealisme bisnis dan nilai-nilai spiritual inilah yang menjadi salah satu kekuatan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia.
Hasil
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa nilai probabilitas signifikansi (sig) semua variabel penelitian lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji homogenitas dengan menggunakan Levence Test pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas signifikansi (sig.) semua variabel lebih besar dari 0,05. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model regresi dapat dikatakan bebas dari masalah multikolinearitas.
Berdasarkan tabel 4.5 di atas terlihat bahwa nilai tolerance masing-masing variabel independen lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas pada model regresi. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat kesamaan varian faktor perancu pada data pengamatan yang satu dengan data pengamatan yang lain. Berdasarkan Gambar 4.1 di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar dalam pola fuzzy di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada model regresi pada penelitian ini.
Karena Fhitung > Ftabel (22,016 > 2,901) maka dapat disimpulkan bahwa H01 ditolak dan Ha1 diterima yang artinya bagi hasil, jual beli, dan sewa bersama berpengaruh positif terhadap peningkatan keuntungan. Untuk variabel bagi hasil (X1), nilai t (1,003) < tabel (1,694) dapat disimpulkan bahwa Ha2 yang menyatakan bahwa variabel bagi hasil berpengaruh positif terhadap peningkatan keuntungan, ditolak. Untuk variabel jual beli (X2), nilai t hitung (5,584) > tabel (1,694) dapat disimpulkan bahwa Ha3 yang menyatakan bahwa variabel jual beli berpengaruh positif terhadap peningkatan keuntungan yang diterima.
Untuk variabel sewa (X3) nilai t hitung (4,695) > t tabel (1,694) dapat disimpulkan Ha4 yang menunjukkan bahwa variabel sewa berpengaruh positif terhadap peningkatan laba yang diterima. Nilai koefisien determinasi (R2) seperti terlihat pada tabel 4.13 adalah sebesar 0,643 yang berarti besarnya pengaruh antara variabel utama bagi hasil (X1), jual beli (X2) dan sewa (X3) dengan keuntungan adalah 64,3 persen
Pembahasan
Hasil perhitungan regresi menunjukkan bahwa pembiayaan dengan prinsip bagi hasil tidak berpengaruh positif terhadap pertumbuhan keuntungan. Hasil perhitungan di atas berarti bahwa kenaikan laba dipengaruhi oleh kenaikan atau penurunan jual beli. Pengaruh positif pembiayaan jual beli terhadap peningkatan keuntungan terjadi karena pembiayaan jual beli selama ini merupakan jenis pembiayaan yang diperuntukkan bagi kepentingan umum.
Semakin banyak pembiayaan jual beli yang disalurkan maka pendapatan yang dihasilkan akan semakin tinggi yang akan berdampak pada peningkatan keuntungan perusahaan. Penelitian ini jelas menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan meningkatkan pembiayaan dengan prinsip jual beli akan meningkatkan keuntungan individu. Pembiayaan bagi hasil juga merupakan gambaran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setiap tahunnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yesi Oktarina yang menyatakan bahwa jual beli berpengaruh positif terhadap keuntungan pada perusahaan Bank Mandiri Syariah. Hasil perhitungan di atas berarti bahwa kenaikan laba dipengaruhi oleh kenaikan atau penurunan pembiayaan dengan prinsip leasing. Penelitian ini jelas menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk meningkatkan pembiayaan dengan prinsip leasing akan meningkatkan keuntungan individu.
Pembiayaan sewa guna usaha juga merupakan gambaran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setiap tahunnya. Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik yang dilakukan mengenai pengaruh pembiayaan terhadap pertumbuhan laba pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia tahun 2013-2015. Jual beli dan sewa berpengaruh positif terhadap peningkatan keuntungan, berdasarkan hasil uji t produksi menunjukkan nilai t jual beli (5,584) > t tabel (1,694), dan nilai t hitung penghitungan sewa ( 4.695) >.
Hal ini dikarenakan masih ada variabel lain yang juga dapat mempengaruhi keuntungan selain pembiayaan menurut prinsip bagi hasil, jual beli dan sewa.