• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN METODE AN-NUUR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN METODE AN-NUUR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PENERAPAN METODE AN-NUUR

TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS III DI MI DARUL AMININ NW AIKMUAL KECAMATAN PRAYA KABUPATEN LOMBOK TENGAH

OLEH KIRANA DEWI NIM : 151.139.151

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2018

(2)

2

PENGARUH PENERAPAN METODE AN-NUUR

TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS III DI MI DARUL AMININ NW AIKMUAL KECAMATAN PRAYA KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH KIRANA DEWI NIM : 151.139.151

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2018

(3)

iii

(4)

iv

(5)

vi

(6)

vii

MOTTO

ْأَزْقا

ِنْساِب

َكِّبَر يِذَّلا

َقَلَخ (

)

1

َقَلَخ

َناَسْنِإْلا

ْنِه

ٍقَلَع (

)

2

ْأَزْقا

َكُّبَرَو

ُمَزْكَأْلا (

)

3

يِذَّلا

َنَّلَع

ِنَلَقْلاِب ( )

4

َنَّلَع

َناَسْنِإْلا اَه

ْنَل

ْنَلْعَي (

5 )

Artinya : “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2) Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.

(QS. Al-Alaq [96]: 1-5 )1

1Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Surakarta: MEDIA INSANI PUBLISHING, 2007) hlm. 597

(7)

viii

Persembahan

“Dengan rasa syukur, skripsi ini kupersembahkan: Untuk kedua

orang tuaku, bundaku (HJ. Raudah) dan ayahku (Misban)

tercinta, yang slalu mendukung setiap langkah dan slalu

memanjatkan do‟a demi kesuksesanku dan tak lupa saya

persembahkan untuk suamiku tercinta (Muhamad Zaini),

Terimaksih atas kasih sayang, perhatian, dan kesabaranmu yang

telah memberikan saya semangat dan inspirasi dalam

menyelesaikan tugas nakhir ini”

(8)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirabbil‟alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menelesaikan penyusunans kripsi ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan alam baginda Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat- sahabat beliau karena berkat berjuangan dan usaha beliau hingga saat ini kita masih bisa menikmati indahnya islam.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penerapan Metode An-Nuur Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa Kelas III di MI Darul Aminin NW Aikmual Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017”, disusun guna memenuhi sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S-1 pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Semoga skripsi ini dapat memberi sumbangan yang bermanfaat bagi upaya peningkatan kemampuan membaca Al-Qur‟an dan merupakan amal bukti yang mendapat Ridho dari Allah SWT.

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Amalia Taufik, S. Hum. MA selaku pembimbing I dan Bapak Hery Rahmat, M. Hum selaku pembimbing II yang dengan sabar membimbing peneliti sehingga skripsi ini bias terselesaikan.

(9)

x

2. Bapak Dr. Ahmad Sulhan, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Mataram.

3. Ibu Drs. Hj. Warni Djuwita, selaku walidosen kami yang selama perkuliahan slalu membimbing kami.

4. Ibu Dr. Hj. Lubna, M. Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

5. Bapak Prof. Dr. H Mutawali ,M. Ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah member tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan member bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

6. Bapak H. Husni Hamid, A. MA selaku guru bidang study Al-Qur‟an Hadist dan dewan guru, staf karyawan di MI Darul Aminin NW Aik mual Kabupaten Lombok Tengah yang telah membantu dalam proses penelitian.

7. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsiini yang tidak bias penulis sebutkan satu persatu.

8. Almamaterku

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca. Akhir kata, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat-ganda dari Allah swt. Dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta, Amin ya Rabbal‟alamin….

Wassalamualaikumwa

(10)

xi

Mataram, 19 Desember 2017 Penulis

Kirana Dewi

(11)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... ... xiv

ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat penelitian ... 5

D. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Kemampuan Membaca Al Qur’qn ... 8

2. Runang Lingkup Membaca Al Qur’an ... 8

3. Pengertian Metode An nuur ... 19

4. Tujuan Metode An-Nuur ... 20

(12)

xiii

5. Teknik Pengajaran metode An nuur ... 22

6. Langkah-langkah metode An nuur ... 23

7. Perbedaan Metode An-Nuur ... 24

8. Kriteria Keberhasilan ... 24

B. Kerangka Berpikir ... 26

C. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 30

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 31

D. Variabel Penelitian ... 31

E. Desain Penelitian ... 32

F. Instrumen Penelitian ... 33

G. Teknik Pengumpulan Data ... 38

H. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Hasil Penelitian... 44

1. Deskripsi Tempat Penelitian ... 45

2. Pengumpulan dan Penyajian Data ... 50

3. Analisis Data ... 55

B. Pembahasan ... 56

BAB V PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN ... 64 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

xiv

DAFTAR TABEL Tabel 1 Desain Penelitian Eksperimen, 26.

Tabel 2 Skor Membaca Al-Qur‟an Dengan Lisan, 30.

Tabel 3 Daftar Nama Guru MI Darul Aminin NW Aikmual Tahun 2017/2018, 35.

Tabel 4 Jumlah Siswa MI Darul Aminin NW Aikmual, 37.

Tabel 5 Sarana dan Prasarana MI Darul Aminin NW Aikmual, 38.

Tabel 6 Hasil Pre-test Kelas Eksperimen, 39.

Tabel 7 Hasil Pre-test Kelas Kontrol, 41.

Tabel 8 Hasil Post-test Kelas Eksperimen, 42.

Tabel 9 Hasil Post-test Kelas Eksperimen Tahap Kedua, 44.

Tabel 10 Hasil Post-test Kelas Kontrol, 46.

Tabel 11 Skor Membaca Al-Qur‟an Siswa Kelas Eksperimen Pre-test dan Post- test, 48.

Tabel 12 Skor Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa Kelas Kontrol Tes Awal dan Tes Akhir, 52.

Tabel 13 Skor Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Tes Akhir, 55.

(14)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Soal Tes Peningkatan Membaca Al-Qur‟an di MI Darul Aminin NW Aikmual.

Lampiran 2 hasil validitas tes Lampiran 3 hasil realibilitas tes Lampiran 4 hasil pre-test Lampiran 4 hasil post-test Lampiran 5 hasil Uji Hipotesis Lampiran 6 Pedoman Dokumentasi

Lampiran 7 Profil MI Darul Aminin NW Aikmual.

Lampiran 8 Keadaan Guru dan Pegawai

Lampiran 9 Daftar Nama Guru dan Mata Pelajaran MI Darul Aminin NW Aikmual Tahun Pelajaran 2017/2018

Lampiran 10 Data Guru MI Darul Aminin NW Aikmual Tahun 2017 Lampiran 11 Photo Proses Penelitian di MI Darul Aminin NW Aikmual

PENGARUH PENERAPAN METODE AN-NUUR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS III DI MI DARUL

AMININ NW AIKMUAL KECAMATAN PRAYA KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Oleh Kirana Dewi NIM: 151.139.151

(15)

xvi ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Metode An-Nuur terhadap kemampuan membaca Al-Qur‟an pada siswa kelas III MI Darul Aminin NW Aikmual Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah. Dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah “Apakah Pengaruh Penerapan Metode An-Nuur Teradap Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa Kelas III di MI Darul Aminin NW Aikmual Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah?”. Yang menjadi subjek utama dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Darul Aminin NW Aikmual Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah yang berjumlah 48 orang siswa. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Pengaruh Penerapan Metode An-Nuur Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an.

Analisis data ini menggunakan inti statistic yaitu test “t” untuk sample kecil (N < 30) yang tidak berkorelasi. Tes “t” adalah salah satu uji statistik yang digunakan untuk melihat perbandingan kelas kontrol dengan kelas eksperimen apakah ada pengaruh atau tidak pada penerapan metode An-Nuur terhadap peningkatan kemampuan membaca Al-Qur‟an pada siswa kelas III MI Darul Aminin NW Aikmual.

Setelah dianalisis diketahui terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.Perbedaan mean menunjukkan bahwa penggunaan Metode An-Nuur lebih baik bila dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak diterapkan Metode An- Nuur.Dengan to = 4,76 berarti lebih besar dari 𝑡𝑡 pada taraf siginifikan 5%

maupunpada taraf siginifikan 1% (2,05 < 4,76> 2,76. dengan demikian berarti H0 ditolak.

Kata Kunci: Metode An-Nuur, kemampuan membaca Al-Qur’an

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia.Al-Qur‟an di turunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Tidak diturunkan hanya untuk suatu umat atau untuk suatu abad, tetapi untuk seluruh umat manusia dan untuk sepanjang masa, karena itu luas ajaran-ajarannya adalah sama dengan luasnya umat manusia.2

Belajar membaca Al-Qur‟an sudah seharusnya dimulai sejak usia muda, yaitu masa kanak-kanak. Pada masa ini terkandung potensi yang sangat besar, sehinnga para ahli pendidikan menyebutnya dengan "Gold Ageatau usia emas (sekolah)”.Belajar membaca Al-Qur‟an itu sangat penting, sebab Al-Qur‟an adalah kitab suci dan pedoman hidup kita.Siapa yang ingin selamat hidupnnya harus mempelajari Al-Qur‟an, caranya dengan membaca Al-Qur‟an, memahami serta mengamalkan isinya. Ketika membaca Al-Qur‟an hendaknya dengan cara baik dan benar.3

Maka perintah membaca Al-Qur‟an, seperti yang terdapat di awal surah Al- Alaq bermakna bahwa Allah menyuruh umat Islam mengumpulkan ide-ide atau

2Mujamma‟ Al-malik Fahd Li Thiba‟at Al-Mush-Haf, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Kerajaan Saudi Arabia, 1967), h. 76

3 Ahmad Taswin, Pendidikan Agama IslamI, (Cempaka putih), h. 3

(17)

2

gagasan yang terdapat di alam raya atau dimana saja.Hal tersebut bertujuan agar si pembaca melalui gagasan, bukti, atau ide yang terkumpul dalam pikirannya itu memperoleh suatu kesimpulan bahwa segala sesuatu yang ada di atur oleh Allah.4

Adapun hadist yang di riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang berasal dari Siti Aisyah r.a. Rasulullah telah Bersabda :

ٌَآْسُمْنا ُأَسْمََ ٌِرَّناَو ،ِةَزَسَبنا ِواَسِكنا ِةَسَفَّسنا َعَي ِهِب ٌسِهاَي َىُهَو ٌَآْسُمنا ُأَسْمََ ٌِرَّنا ٌِاَسْجأ ُهَن ٌّقاَش ِهَُْهَع َىُهَو ِهُِف ُعَخْعَخَخَََو

))

ِهَُْهَع ٌكفخي

Artinya : “Orang yang membaca Al-Qur‟an, lagi pula ia mahir, kelak mendapat tempat dalam syurga bersama-sama dengan rasul- rasul yang mulia lagi baik; dan orang yang membaca Al-Qur‟an, tetapi tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan tampak agak berat lidahnya (belum lancar), ia akan mendapat dua pahala”.5 Setiap mu‟min yakin, bahwa membaca Al-Qur‟an saja, sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab yang di bacanya itu adalah kitab suci. Al-Qur‟an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mu‟min, baik di kala senang maupun di kala susah, di kala gembira ataupun di kala sedih. Malahan membaca Al-Qur‟an itu bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.6

Bukan saja dari kalangan muslimin sendiri yang membaca dan mempelajari al-Qur‟an, tetapi banyak pula dari orang-orang non muslim seperti orientalis dan sebagainya. Pembaca Al-Qur‟an benar-benar heterogen. Tidak mengenal batas

4Kadar M. Yusuf, Studi Al-Qur‟an (Jakarta: Imprint Bumi Aksara, 2014). h. 1

5Mujamma‟ Al-Malik Fahd Li Thiba‟at Al-Mush-Haf, Terjemahan, h. 102

6Mujamma‟ Al-Malik Fahd Li Thiba‟at Al-Mush-Haf Ibid, h. 102

(18)

3

usiadan jenis kelamin, semua orang dari berbagai jenis kelamin dan usia, serta dari berbagai disiplin ilmu dan ragam seni, tidak akan pernah kehabisan semangat untuk membaca Al-Qur‟an. Dari anak ingusan yang masih cadel membaca Al-Qur‟an, hingga pakar yang teramat sangat ahli dalam bidangnya masing-masing, merasakan kenikmatan dalam mempelajari Al-Qur‟an.7

Disinilah Hadis yang menyatakan:

َلاَق ُهْنَع للها َيِضَر َناَّفَع ِهْب َناَمْثُع ْهَع :

َمَّلَسَو ِهْيَلَع للها ىَلَص ِللها ُلْوُسَر َلاَق

هَمَّلَعَو َنآْرُقْلا َمَّلَعَت ْهَم ْمُكُرْيَخ

“Dari Ustman bin Affan r.a berkata: telah bersabda Rasulullah Saw. “Yang paling baik di antara kamu ialah orang yang belajar Al-Qur‟an dan mengajarkannya.” (HR al-Darimi)8

Dalam mengajarkan Al-Qur‟an ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam membaca Al-Qur‟an, tergantung metode apa yang digunakan oleh seorang pendidik agar peserta didiknya dapat membaca Al-Qur‟an dengan cepat dan benar, dan metode yang diterapkan oleh peneliti adalah dengan metode An-nuur.

Pada hasil observasi awal yang peneliti lakukan ditemukan beberapa siswa kelas III kemampuan membaca Al-Qur‟annya sudah ada yang bisa dan masih banyak lagi siswa yang belum mampu membaca Al-Qur‟an.Dari hasil observasi, peneliti

7Ismail Thoib, Filsafat Pendidikan Islam, (Lembaga Pengkajian-Publikai Islam & Masyarakat (LEPPIM) IAIN Mataram), h. 130

8Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, h. 21

(19)

4

juga mendapatkan informasi bahwa masih banyak siswa yang belum bisa mengenal huruf hijaiyah dan masih banyak siswa yang tidak dapat membedakan bacaan huruf.9

Sedangkan yang menjadi problem pada penelitian ini adalah kurangnya keinginan peserta didik untuk meningkatkan belajar membaca Al-Qur‟an di luar sekolah maupun di dalam sekolah, dan tidak ada dorongan untuk belajar membaca Al-Qur‟an dari pihak keluarga maupun dorongan pada diri sendiri. Kebanyakan anak yang kurang mampu dalam peningkatan membaca Al-Qur‟an karena males untuk belajar membaca Al-Qur‟an dan masih senang untuk bermain-main daripada harus belajar membaca Al-Qur‟an.10

Oleh karena itu, berdasarkan pemikiran di atas maka dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk mengungkap kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa Kelas III menggunkan Metode An-Nuur sehingga penelitian ini berjudul “Pengaruh Metode An-nuur Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa Kelas III Di MI Darul Aminin NW Tahun Pelajaran 2016/2017”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah metode An-Nuur dapat mempengaruhi peningkatan kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa kelas III di MI Darul Aminin NW Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017.?”

9Observasi Awal di MI Darul Aminin NW Tanggal 08

10Wawancara Dengan Guru MI Darul AmininTanggal 08

(20)

5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode An-Nuur dalam peningkatan kemampuan membaca Al-Qur‟an di MI Darul Aminin NWKecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan menggunakan metode An-Nuur.

Ada beberapa Manfaat penelitian diantaranya sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini untuk menambah dan memperkaya khazanah keilmuan khususnya tentang kemampuan membaca Al-Qur‟an dengan Metode An- Nuur.

b. Menambah gambaran dan informasi masalah apa saja sebagai pemicu ketidak mampuan siswa kelas III dalam membaca Al-Qur‟an.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan pemahaman membaca Al-Qur‟an siswa di MI Darul Aminin NW.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru yang ada di MI Darul Aminin NW dalam peningkatan kemampuan membaca Al-Qur‟an dengan menggunakan metode An-Nuur.

(21)

6 c. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang efektif dan efisien kepada pendidik di MI Darul Aminin NW dan dapat menjadi acuan guna menambah pengetahuan dalam rangka menyempurnakan aspek pembelajaran khususnya dalam pengaruh peningkatan kemampuan membaca Al-Qur‟an dengan metode An-Nuur.

d. Bagi peneliti

Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan memberikan pengalaman yang berharga dalam bidang pengguna Al-Qur‟an khususnya dengan metode An- Nuur.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah meletakkan suatu arti pada suatu variabel dengan cara menetapkan keinginan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu.11 Adapun variabel penelitian dari penelitian yang akan diteliti adalah metode An-Nuur sebagai variabel bebas dan kemampuan membaca Al-Qur‟an sebagai variabel terikat.

11http//:www.masabas.com

(22)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka

1. Kemampuan Membaca Al-Qur‟an a. Pengertian Kemampuan

Kemampuan merupakan prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai kondisi yang diharapkan.Perilaku yang rasional merupakan wujud dari kemampuan seseorang.Berarti orang yang memiliki kemampuan adalah benar-benar mempunyai keahlian di bidangnya atau dikenal dengan istilah professional.12Jadi kemampuan yang ditunjukan dalam tulisan ini adalah dimana peserta didik mampu memahami dengan benar bacaan-bacaan huruf hijaiyah beserta bacaan mahorijul hurufnya menggunakan metode an-nuur.

2. Ruang Lingkup Belajar Membaca Al-Qur‟an Ruang lingkup membaca Al Qur‟an meliputi:

a. Makhorijul khuruf (tempat keluarnya huruf). Secara global tempat keluarnya huruf ada lima tempat:

1) Al-Jauf (rongga mulut) yang keluar dari rongga mulut yaitu huruf-huruf mad ( (ا, ٌ , و).

2) Al-Khalq (tenggorokan) yang keluar dari tenggorokan:

a) Tenggorokan bawah, hurufnya : ء,ه

12M. Sobry Sutikno, “Belajar dan Pembelajaran” (Holistika Lombok, 2015), h. 45

(23)

8

b) Tenggorokan tengah, hurufnya: ع ,ح c) Tenggorokan atas, hurufnya: غ, خ

3) Al-Lisaan (lidah) huruf-huruf yang keluar dari lidah sebagai berikut:

a) Pangkal: ق

b) Hampir pangkal: ن c) Tengah: ج ,ش,ٌ

d) Ujung atas dan kiri kanan dengan rapat: ض e) Ujung dan permukaan: ل

f) Ujung di bawah makhraj Lam: ٌ

g) Ujung menentang dua gigi muka atas naik sedikit ke langitlangit:ز h) Ujung lidah dan pangkal gigi-gigi muka atas: ثد٫ط٫

i) Ujung lidah dan ujung gigi-gigi muka atas: شس٫ص٫ j) Ujung lidah dan ujung gigi muka atas: دذ٫ظ٫

4) Asy-Syafataan (dua bibir) huruf-huruf yang keluar dari bibir sebagai berikut:

a) Perut bibir bawah dan merapat diujung gigi muka atas: ف

b) Bibir bawah dan atas: ب, Dengan rapat-rapat benar: و, Dengan membuka sedikit: ب

5) Al-Khoisyuum (rongga hidung. Huruf yang keluar dari rongga hidung sebagai berikut:

a) Nun sukun atau tanwin ( / ٌْ) ketika diidhghomkan, diikhfa‟kan, dan diiqlabkan.

(24)

9

b) Mim sukun yang diidhghomkan dengan mim dan diikhfa‟kan ba‟.

Karena akibat hukum-hukum bacaan tersebut, maka makhrojnya ke pangkal hidung.

b. Syifatul Khuruf

Tujuan mempelajari sifat-sifat huruf agar huruf yang keluar dari mulut sesuai dengan keaslian huruf-huruf Al-Qur‟an itu sendiri. Huruf yang sudah tepat makhrojnya belum dapat dipastikan kebenaranya sehingga sudah sesuai dengan sifat aslinya. Sifat-sifat huruf dalam Al-Qur‟an terbagi menjadi dua, yaitu:

1) Sifat yang memiliki lawan kata Samar vs Jelas ( (سًه›‹سهج )

a) Al-Hams ( سًه ) menurut bahasa artinya samar, menurut istilah:pengucapan huruf yang disertai keluarnya nafas. Hurufnya ada sepuluh, sebagai berikut: فح٫د٫ ٫هش٫خ٫ص٫س٫ن٫ث٫.

b) Al-Jahr ( سهج ) menurut bahasa artinya jelas. Menurut istilah pengucapan huruf yang tidak disertai keluarnya nafas. Hurufnya ada 19, selain huruf Hams, yaitu: بظذغشأعٌطودٌجضلقوز 2) Kuat, Sedang, Lemah ( ( ةّدش,طّسىح, ةواخز ),

a) Asy-Syiddah ( ةّدش ) menurut bahasa artinya kuat. Menurut istilah artinya pengucapan huruf dalam keadaan suara yang tertekan karena sangat tergantung kepada makhrojnya. Hurufnya berjumlah 8, yaitu:

ءج٫د٫ق٫ط٫ب٫ن٫ث٫,

(25)

10

b) At-Tawasuth ( طّسىح ) menurut bahasa artinya sedang. Menurut istilah artinya pengucapan suara yang tidak terlalu tertahan sehingga terdengar agak lemah. Hurufnya berjumlah lima, yaitu: لٌ٫ع٫و٫ز٫. c) Ar-Rokhowah ( ةواخز ) menurut bahasa artinya lemah. Menurut

istilah artinya pengucapan huruf yang disertai terlepasnya suara dengan bebas karena tidak terlalu tergantung kepada makhrojnya.

Hurufnya berjumlah 16, yaitu selain huruf ةّدش dan طّسىح 3) Terangkat vs Menurun ( ( ءلاعخسأ›‹لافخسأ

a) Al-Istila‟ ( ءلاعخسأ ) menurut bahasa artinya terangkat. Menurut istilah artinya pengucapan huruf yang disertai terangkatnya lidah ke atas langit-langit. Hurufnya berjumlah tujuh, yaitu خص٫ض٫غ٫ط٫ق٫ظ٫. b) Al-Istifal ( لافخسأ ) menurut bahasa artinya menurun. Menurut istilah

artinya pengucapan huruf yang disertai turunya lidah dari langit- langit. Hurufnya berjumlah 22 selain huruf isti‟lal‟.

4) Lengket vs Terpisah ( (قابطأ›‹حاخفَأ)

a) Al-Ithbaaq ( قابطأ ) menurut bahasa artinya lengket. Menurut istilah artinya pengucapan huruf dalam keadaan bertemunya lidah dengan langit-langit. Hurufnya berjumlah 4, yaitu صض٫ط٫ظ٫:

b) Al-Infitaakh ( حاخفَأ ) menurut bahasa artinya terpisah. Menurut istilah artinya pengucapan huruf yang disertai dengan menjauhnya dari langit-langit, hurufnya berjulah 25, selain huruf ithbaaq.

5) Keluar vs Tertahan. قلاذأ›‹ ثاًصأ

(26)

11

a) Al-Idzlaaq ( قلاذأ ) menurut bahasa artinya lancip lidah, menurut bahasa artinya huruf yang pengucapannya mudah keluar karena makhrojnya dari ujung lidah dan bibir. Hurufnya berjumlah 6, yaitu:

فز٫و٫ٌ٫ل٫ب.

b) Al-Isymaat ( ثاًصأ ) menurut bahasa artinya tertahan menurut istilah artinya huruf yang pengucapanya keluar dengan tertahan.hurufnya berjumlah empat, yaitu selain huruf قلاذأ

6) Sifat yang tidak memiliki lawan kata. Sifat-sifat ini jumlahnya ada tujuh, sebagai berikut:

a) Syofiir ( سُفص ) menurut bahasa artinya mirip burung, menurut istilah artinya tambahan suara yang keluar dari dua bibir, hurufnya ada tiga yaitu: سش٫ص٫.

b) Qolqolah ( تهل ), menurut bahasa artinya bergetar, menurut istilah artinya mengucapan huruf yang bersukun, yang disertai getaran suara pada makhrojnya sehingga terdengar suara yang kuat.hurufnya berjumlah lima, yaitu: قد٫ب٫ج٫ط٫

c) Len ( ٍُن ) menurut bahasa artinya lembut, menurut istilah artinya pengucapan huuf yang lembut tanpa harus memaksakan, hurufnya berjumlah dua yaitu: wau و dan ya‟ ٌ yang sebelumnya terdapat huruf yang berkharokat fatkhah.

d) Al-Inkhiroof ( فاسحَأ ) menurut bahasa artinya miring, menurut istilah artinya huruf yang pengucapanya miring setelah keluar dari

(27)

12

ujung lidah. Hurufnya Ro‟ ز dan Lam. Ro‟ ل ز٫ miring ke bagian punggung lidah sedang Lam miring ke bagian permukaan lidah.

e) Takriir ( سكحسَ ) menurut bahasa artinya mengulangi, menurut istilah artinya pengucapan huruf yang disertai bergetarnya ujung lidah. Sifat ini hanya dimiliki oleh Ro‟ ز.

f) Tafasyi ( ًّشفح ), menurut bahasa artinya menyebar, menurut istilah artinya pengucaan huruf yang disertai menyebarnya angina di dalam mulut. Sifat ini hanya dimiliki oleh Syin ش.

g) Al-Istithoolah ( تناطخسا ) menurut bahasa artinya memanjang, menurut istilah artinya pengucapan huruf yang disertai memanjangnya suara dari awal sisi lidah sampai akhirnya, sifat ini hanya dimiliki oleh dzo.

ض.

c. Akhkamun Nuunussaakinah Wattanwiin (Hukum nun mati dan tanwin).

Hukum-hukumnya sebagai berikut:

1) Idzhar, artinya jelas. Hurufnya berjumlah enam, sebagai berikut: ا ح٫ خ٫

٫

ع غ٫ ٫ه Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu dari huruf tersebut di atas maka cara membacanya jelas.

2) Idghom, artinya memasukan. idghom ada dua jenis: (a) idghom bighunnah (membacanya didengungkan), hurufnya: ٌٌ٫و٫و٫ (b) idghom bila ghunnah (membacanya tidak boleh didengungkan), hurufnya: لز٫.

(28)

13

3) Iqlab, artinya merubah, yang dimaksud disini adalah adalah pengucapan nun mati atau tanwin yang bertemu dengan huruf ba‟ ب yang berubah menjadi mim و dan disertai ghunnah.

4) Ikhfa‟, artinya menutupi. Yang dimaksud disini adalah pengucapan nun mati atau tanwin ketika bertemu dengan huruf-huruf Ikhfa‟ dengan antara Idzhar dan Idghom dan disertai dengan ghunnah. Hurufnya berjumlah 15, yaitu ثد٫ج٫د٫ذ٫ش٫س٫ش٫ص٫ض٫ط٫ظ٫ف٫ق٫ن٫ : d. Akhkaamul miim assaakinah. Apabila terdapat mim sukun maka hukum

bacaanya ada tiga, yaitu:

1) Ikhfa‟ syafawi, yaitu: apabila mim و bertemu dengan ba‟ ب . Cara membacanya samar disertai dengan dengung.

2) Idghom mistlain, yaitu apabila mim mati ْو bertemu dengan mim , و cara membacanya harus disertai dengan ghunnah.

3) Idzhar syafawi, yaitu apabila mim mati ْو bertemu dangan selain huruf mim وdan ba‟ ب. Cara membacanya harus jelas tanpa dengung.

e. Khukmil miim wannuun.

Setiap mim و dan yang bertasydid maka wajib dighunnahkan sepanjang 2 harokat.

f. Khukmul laamitta‟riif.

Cara pembacaannya sebagai berikut:

1) Alif lam harus dibaca jelas apabila bertemu dengan huruf-huruf ء ب٫ غ٫

٫

ح ج٫ن٫و٫خ٫ف٫ع٫ق٫ٌ٫و٫ ٫ه

(29)

14

2) Alif lam harus dibaca idghom apabila bertemu dengan hurufhuruf: ط د٫

٫

ص ز٫ث٫ض٫ذ٫ٌ٫د٫س٫ظ٫ش٫ش٫ل٫ g. Akhkaamulmad.

Arti mad menurut bahasa artinya tambahan, menurut istilah memanjangkan lama suara ketika mengucapkan huruf mad hurufnya ada 3, yaitu; ا ٌ٫ و٫ Pembagiannya mad sebagai berikut:

1) Mad thobi‟i: panjang bacaan dua harokat, yaitu apabila ada fatkhah diikuti alif contoh: اَب , kasroh diikuti ya‟ sukun contoh: ٍِب . Dhommah diikuti wawu sukun contoh: .ىُب.

2) Mad far‟i: apabila semua bacaaan mad (panjang) yang selain mad thobii dan jumlahnya 14 macam antara lain yaitu:

a) Mad wajib muttasil: bertemunya huruf mad dengan hamzah dalam satu kata. Panjang 5 harokat. Contoh: َءآجاذِإ.

b) Mad jaiz munfasil: bertemunya huruf mad dengan hamzah berharokat disuatu kata lain. Panjang 2/4/5/ harokat. Contoh: َجََْءَزََََََََا۞يآىْمَّخنابَسَيَاْوَا

ٌَاگَْإًهعيآدهْنٔ

c) Mad lazim kilmi mutsqqol: bertemunya huruf mad dengan huruf bertasydid dalam satu kata. Panjang enam harokat. Contoh: ٍتَّبآَد. d) Mad farqi: bertemunya dua hamzah (yang pertama hamzah istifham

dan kedua hamzah washol pada lam alif makrifat). Panjang 6 harokat.

(30)

15

e) Mad lazim kharfi mutsaqqol: mad dari huruf-huruf pembuka surat yang pembacaannya dengan nama-nama hurufnya panjang 6 harokat.

Hurufnya: ٌق٫ص٫ع٫س٫ل٫ن٫و٫.

f) Mad lazim kharfi mukhoffaf: mad dari huruf-huruf pembuka surat yang pembacanya dengan fatkhah. Mad 2 harokat. Hurufnya: حٌ٫ط٫

٫هز٫

g) Mad „aridhi lissukun: mad thobi‟i yang diikuti huruf yang diikutkan karena waqof. Panjang 2/4/6.contoh: ۞ِٓٓٓىُِْحَّسنا.

h) Mad badal: pengganti dari huruf yang semula hamzah sukun yang dihadapanya. Panjang 2 harokat.contoh: ٍََيْأَء← ٍََيأ.

i) Mad „iwadh: pengganti fatkhah tanwin (selain) ketika diwaqofkan dengan membaca fatkhah saja. Panjang 2 harokat. Contoh: اًًُِْكَحاًًُِْهَع. j) Mad len: wau sukun/ya‟ sukun yang didahului fatkhah, dibaca lunak

dengan mad 2 kharokat. Contoh: فْىَخ.

k) Mad shilah qosiroh: ha‟ dhomir, bila didahului huruf berharokat.

Panjang 2 harokat. Contoh: َوِهِب

l) Mad shilah thowilah: ha‟ dhomir, bila didahului huruf berharokat dan menghadapi hamzah berharokat. Panjang 2/4/5. contoh: هن

h. At Tafkhim Wattarqiiq (Tafkhim berarti menebalkan suara, tarqiq berarti menipiskan suara).

1) Yang dibaca tebal:

a) Huruf yang bersifat isti‟la‟.

(31)

16 b) Huruf yang bersifat ithbaq

c) Huruf lam pada lafadz Allah yang didahului fatkhah/dhommah.

d) Huruf ro‟ dibaca tebal: bila berharokat fatkhah, bila disukun karna waqof dan didahului fatkhah atau dhommah, bila dimatikan karna waqof dan didahului madfatkhah atau mad dhommah, bila dimatikan karma waqof dengan didahului huruf sukun dan huruf berharokat fatkhah atau dhommah.

2) Ro‟ dibaca tipis

a) Bila berharokat kasroh

b) Bila sukun/dimatikan karena waqof dan didahului kasroh.

c) Bila dimatikan karena waqof dan didahului ya‟ sukun.

d) Bila dimatikan karma waqof dan didahului huruf bersukun dan huruf sebelumnya lagi berharokat kasroh.

i. Idghom Secara garis besar idghom dibagi 3:

1) Idghom mutamatsilain; yaitu apabila berhadapan 2 huruf yang sama makhroj dan sifatnya pembacaan dua huruf yang sama lebur menjadi satu.

2) Idghom mutajanisain: yaitu apabila berhadapan dengan dua huruf yang sama makhrojnya, namun lain sifatnya.

3) Idghom mutaqoribain: yaitu apabila berhadapan dengan 2 hurufyang hamper sama makhroj dan sifatnya.

(32)

17 j. Waqof

1) Waqof artinya berhenti di suatu kata ketika membaca al Qur‟an. Ada empat kemungkinan untuk melakukan waqof yaitu:

a) Waqof taam yaitu waqof pada ayat yang sudah sempurna dan tidak ada hubunganya dengan ayat setelahnya.

b) Waqof kafi: waqof pada ayat yang sudah sempurna namun ada hubunganya dengan ayat setelahnya.

c) Waqof khasan yaitu waqof pada ayat yang sudah sempurna artinya namun secara arti dan lafadz masih terdapat hubungan.

d) Waqof qobikh yaitu waqof pada ayat yang belum sempurna artinya karena adanya keterkaitan dengan kata berikutnya baik secara lafadz dan arti, sehingga menimbulkan kesan arti tidak bagus atau merusak.

2) Ada beberapa tanda waqof yang terdapat di dalam muskhaf sebagai berikut:

a) harus waqof و=لأْوَِش.

b) bukan tempat waqof لأ=لأَفْلََوِهُِْف. c) boleh waqof boleh terus ج=ْشِِءاَج.

d) dibaca terus lebih utama ًهص__________=ُمْصَىناًَنوَا e) berhenti lebih utama ًهل=ُفْلَىناًَنْوَا

f) berhenti sejenak dan tidak bernafas س/تَخْكَس.

g) boleh waqof disalah satu tanda waqof tersebut ∴∴ = ِتَمََاَعًُْناُفْلَو.

(33)

18

h) Ghorib diartikan sebagai ayat-ayat yang tulisan dan bacaanya tidak sama13

3. Pengertian metode An-Nuur

Belajar membaca Al-Qur‟an metode An-Nuur digagas oleh Ust. Dr. H.

Desembriar Rosyadi pada tahun 1996. Kata An-Nuur diambil dariAl-Qur‟an yang berarti cahaya. Metode An-Nuur adalah sebuah metode yang dikemas sebagaituntunan membaca Al-Qur‟an dengan cara menekankan pemahamanterhadap huruf hijaiyah, tanda baca, dan ilmu tajwid.Metode ini diperuntukan untuk pemula dewasa, mengingatdekade terakhir marak dengan munculnya metode-metode untuk anak-anaknamun tidak ada yang memperhatikan nasib pemula dewasa.14

Meskipun metode ini pada kemunculannya diperuntukan pemula dewasa, namun pada perkembangannya tidak menutup kemungkinanuntuk diterapkan kepada anak mulai kelas III MI. Metode ini juga diperuntukan dalam bimbingan baca Al-Qur‟an secara klasikal meski juga tidak menutup kemungkinan untuk bimbingan secara individual atau privat. Jadi peneliti mencoba menerapkan metode An-Nuur pada Madrasah Ibtidaiyah meskipun pada dasarnya memang metode An-Nuur ini belum di terapkan pada MI Darul Aminin NW.

13http// www.google.com.

14Nur Hidayah, Efaktivitas Metode An-Nuur dalam pembelajaran Membaca Al-Qur‟an Di El-Faza Managemen An-Nuur Karanganyar Tahun Pelajaran 2009, h. 54

(34)

19 4. Problem Membaca A-Qur‟an

Problem dalam membaca Al-Qur‟an ibarat penyakit, batangan tubuh peradaban umat islam dewasa ini memendam musyikilat (permaslahan) yang kian berkelindan problematikanya. Menurut Ismail Thoib ada dua masalah dalam membaca Al-Qur‟an: pertama, problem partisipasi, buta aksara, dan buta makna. Sejauh ini belum ada kajian yang utuh tentang berapa persen orang islam yang bisa membaca Al-Qur‟an; beberapa persen orang islam yang bisa membaca Al-Qur‟an dan memahami makna teks Al-Qur‟an, beberapa persen orang islam yang bisa membaca dan memahami makna Al-Qur‟an serta mengamalkan dan seterusnya.Kedua, problem paradigmatic atau dualisme konsep.Dualisme pendidikan nasional (pendidikan agama dan pendidikan umum) sebetulnya merupakan bencana bagi pembumian Al-Qur‟an.15

5. Kriteria Keberhasilan Belajar Membaca Al-Qur‟an

Adapun untuk dapat membaca Al-Qur‟an dengan baik, tentu harus dapat memahami dan menguasai beberapa kriteria berikut, yaitu: fasih, tartil, dan menguasai ilmu tajwid.

1) Fasih

15Ismail Thoib, “Filsafat Pendidikan Islam”, Lembaga Pengkajian-Publikasi Islam (LEPPPIM ) IAIN MATARAM, (November 2013), h. 134-135

(35)

20

Fasih berasal dari kata َحُصَف (fashuha) yang artinya berbicara dengan terang, fasih, petah lidah.16Kefasihan dalam membaca Al-Qur‟an dapat tercapai apabila sering melakukan latihan.

2) Tartil

Tartil adalah Kemampuan membaca Al-Qur‟an yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada. Tartil secara operasional dipahami sebagai membangunkan bacaan huruf-huruf Al-Qur‟an dengan terang dan teratur, mengenal tempat waqaf, sesuai dengan aturan-aturan tajwid dan tidak terburu-buru.17

3) Tajwid

Tajwid adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya membunyikan huruf-huruf dengan betul, baik huruf yang berdiri sendiri maupun huruf dalam rangkaian.18

Keberhasilan dalam belajar membaca Al-Qur‟an dapat diukur melalui kemampuan seseorang meliputi:

a) Membaca dengan lancar.

b) Mengucapkan makhraj dengan tepat dan benar.

c) Mengerti tajwid.

d) Memahami cara memenggal dan menyambung bacaan dengan tepat.

e) Mengenal angka arab, rukuk, surat, dan ayat.19

16Mahmud Yunus, Qomus „Arabiyyun-Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, 1973) Cet. I, hlm. 317

17Soenarjo dkk.,Al-Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta: Depag. RI, 1983) hlm. 988.

18Abdullah Asy’ari, Pelajaran Tajwid, (Surabaya: Apollo, 1987), hlm. 7.

(36)

21

Jadi dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa jika seseorang membaca Al-Qur‟an harus disertai dengan bacaan yang fasih, tartil dan membaca Al-Qur‟an dengan betajwid.Jadi peserta didik yang sudah mampu membaca sesuai dengan uraian diatas maka tingkat keberhasilan membaca Al-Qur‟an sudah dikatakan berhasil.

B. Kerangka Berpikir

Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang di pakai untuk mencapai tujuan tertentu.20Dimana dalam penelitian ini penulis menggunakan metode yang meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an, dimana peneliti menggunakan metode An-Nuur.Tujuan Metode An-Nuur merupakan hal yang ingin dicapai dalam pendidikan (pengajaran) secara keseluruhan yang meliputi rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki setelah siswa menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses pengajaran.

Selain tujuan di atas, Fuad Tamam menyebutkan bahwa metode An-Nuur juga mempunyai beberapa tujuan, dimana tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Memberikan kemudahan dalam belajar membaca Al-Qur‟an.

2. Menambah keimanan terhadap Al-Qur‟an.

3. Menumbuhkan rasa ke-Islaman.

4. Meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.

19Muh Jazif ASP, Panduan Mendirikan TK Al-Qur‟an, (Semarang: Wicaksana, 1989), h.

46.

20Nashrudin Baidan, Ibid., h. 85

(37)

22 5. Sebagai media dakwah Islam.

Jadi dari tujuan-tujuan metode An-Nuur di atas, bahwa untuk mempelajari Al- Qur‟an harus dengan hati-hati dan kesabaran dalam mengajar dan perlu adanya mutu yang baik dari pengajaran Al-Qur‟an.Langkah awal dalam mempelajari Al- Qur‟an adalah dengan belajar membacanya, jadi pada tahap pembelajaran Al-Qur‟an disinilah seorang peneliti mencoba menggunakan metode An-Nuur.

Adapun teknik pengajaran dalam metode An-Nuur disesuaikan dengan tujuan dan juga materi yang disampaikan. Hal ini mengingat metode yang berperan pula sebagai media pelajaran yang ingin dicapai. Akan tetapi, metode An-Nuur lebih ringkasnya dikenal dengan istilah 3M diantaranya:

1. Melihat

Peserta didik diajak untuk melihat huruf-huruf atau materi yang tengah dibahas oleh pengajar. Dalam hal ini peserta didik diajak untuk melihat tampilan visual dari materi yang dibahas baik dalam bentuk buku pedoman atau media lainnya.

2. Mendengar

Peserta didik juga diajak untuk mendengarkan auditif materi yang sedang dibahas. Baik secara langsung ataupun menggunakan media.

3. Menirukan

Metode selanjutnya yaitu menirukan bacaan. Dalam hal ini peserta didik diajak untuk meniru bacaan yang diberikan pengajar atau menggunakan media.21

21Nur Hidayah, Efaktivitas Metode An-Nuur dalam pembelajaran Membaca Al-Qur‟an Di El-Faza Managemen An-Nuur Karanganyar Tahun Pelajaran 2009, h. 55

(38)

23

Dalam metode An Nuur, media menjadi sesuatu yang digunakan dalam rangka menyampaikan pesan dan sekaligus merangsang pikiran serta tekad belajar.

Sehingga peserta didik akan terdorong untuk belajar. Dengan demikian diharapkan proses belajar membaca Al-Qur‟an metode An-Nuur dapat berlangsung optimal.Jadi dengan menggunakan tehnik metode An-Nuur di atas, peserta didik akan terdorong untuk lebih bertekad belajar dalam membaca Al-Qur‟an.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah penjelasan yang bersifat sementara untuk tingkah laku, kejadian dan peristiwa yang sudah atau akan terjadi. Oleh Fred N. kerlinger secara singkat hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan yang merupakan terkaan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih.22 Dalam penelitian ini, hipotesis yang peneliti ajukan adalah:

HO Tidak terdapat pengaruh peningkatan yang signitifikan dalam kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa kelas III menggunakan metode An-Nuur di MI Darul Aminin NW.

HA Terdapat pengaruh peningkatan yang signitifikan dalam kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa kelas III menggunakan metode An-Nuur di MI Darul Aminin NW.

Jadi hipotesis penelitian pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh peningkatan yang signitifikan dalam kemampuan membaca Al-Qur‟an menggunakan metode An-Nuur

22Hamid Darmadi., Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 24

(39)

24 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode adalah suatu cara atau prosedur yang di pakai untuk mencapai tujuan tertentu.23Sedangkan penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi seperti observasi sistematis, terkontrol, berdasarkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan fakta dan gejala yang ada.24Jadi metode penelitian berdasarkan uraian diatas adalah suatu cara atau usaha seseorang untuk mencapai tujuan tertentu secara sistematis dan diperkuat dengan fakta dan gejala yang ada. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Kuantitatif Eksperimen. Penelitian Eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertenru terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.25

Sedangkan Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang diwujudkan dalam bentuk angka.Desain dasar dalam penelitian ini adalah desain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pretest – posttest dimana terbentuk dua kelompok yaitu kelompok A maupun kelompok B yang memiliki karakteristik yang sama atau homogen, dimana yang dimaksud dalam desain penelitian ini adalah kedua kelompok diberi tes awal (prestest) dengan tes yang sama. Kemudian kelompok A sebagai kelompok eksperimen yang diberi perlakuan khusus, yaitu dengan penerapan Metode An-Nuur, sedangkan kelompok B diberi perlakuan seperti

23Sobry Sutikno., ibid, h. 85

24Hamid, Ibid, h. 42

25Sugiyono.,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011). h. 72

(40)

25

biasanya. Setelah dilakukan tes awal (pretest) kedua kelompok diberi tes dengan tes yang sama sebagai tes akhir (post-test). Kemudian hasil tes kelompok A dan kelompok B diperbandingkan (diuji perbedaannya).

Tabel 1

Desain penelitian Eksperimen

Pretes Variabel Terikat Postes

Y1 X Y2

Keterangan :

X = Treatment (Perlakuan khusus kepada siswa yang kurang dalam kemampuan membaca Al-Qur‟an.

Y1= sebelum dilaksanakan metode An-Nuur.

Y2= sesudah dilaksanakan metode An-Nuur.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: subyek atau obyek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.26 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi MI Darul Aminin NW yang berjumlah .

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karak`teristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, minsalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.27Dalam penelitian ini, peneliti mengambil satu kelas dari enam kelas yang ada di MI

26Etta Mamang Sangadji; Sopiah, Metodologi Penelitian, (C.V andi Offset, 2010), h. 185

27Etta Mamang Sangadji; Sopiah, Ibid, h. 186

(41)

26

Darul Aminin NW yaitu kelas III dengan alasan tingkat kemampuan belajar membaca Al-Qur‟an di kelas III masih rendah. Di kelas III Darul Aminin mempunyai 2 kelas, kelas III A dan kelas III B. kelas A banyak 25 siswa dengan rincian 15 perampuan dan 10 laki-laki, sedangkan pada kelas III B banyak 23 siswa dengan rincian 9 perampuan dan 14 laki-laki, yang pada tahap pengenalan dasar dengan menggunakan metode An-Nuur.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Observasi penelitian dilaksanakan pada tanggal 08 Februari2017 sampai dengan pelaporan pada tanggal 15 Juli –04 Agustus 2017, lokasi berlangsungnya penelitian di MI Darul Aminin NW Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik yang dapat diamati dari suatu (objek), dan mampu memberikan bermacam-macam nilai atau beberapa kategori. Contohnya:

berat adalah variasi, sebab semua objek beratnya tidak sama dan suatu objek dapat saja beratnya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Umur, nilai kemajuan belajar, jenis kelamin, kecepatan, kekuatan dan apa saja yang merupakan, yaitu: (a) ciri-ciri suatu objek(orang atau benda); (b) dapat diamati dan (c) berbeda dari satu observasi ke observasi lainnya; disebut variabel. Dan variabel adalah data mentah untuk statistika.28

Dalam hal ini, yang menjadi variabel penelitian adalah metode An-Nuur dengan indikator:

28Riduwan; Akdon; Rumus dan Data dalam Analisis Statistika,( Bandung : Alfabeta, 2010), h. 6

(42)

27

a. Perencanaan atau persiapan dalam mengajarkan metode An-Nuur.

b. Kemampuan peserta didik dalam peningkatkan baca Al-Qur‟an dengan menggunakan metode An-Nuur dengan menekankan pemahaman terhadap mahorijul huruf, tajwid dan tanda baca

E. Desain Penelitian

Desain dasar dalam penelitian ini adalah desain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pretest – posttest dimana terbentuk dua kelompok yaitu kelompok A maupun kelompok B yang memiliki karakteristik yang sama atau homogen, dimana yang dimaksud dalam desain penelitian ini adalah kedua kelompok diberi tes awal (prestest) dengan tes yang sama. Kemudian kelompok A sebagai kelompok eksperimen yang diberi perlakuan khusus, yaitu dengan penerapan Metode An-Nuur, sedangkan kelompok B diberi perlakuan seperti biasanya. Setelah dilakukan tes awal (pretest) kedua kelompok diberi tes dengan tes yang sama sebagai tes akhir (post-test). Kemudian hasil tes kelompok A dan kelompok B diperbandingkan (diuji perbedaannya).Demikian juga dengan hasil tes awal dengan tes akhir pada masing-masing kelompok.Perbedaan yang berarti (Signifikan) antara kedua tes akhir dan antara tes awal dan tes akhir pada kelompok eksperimen menunjukkan pengaruh dari perlakuan yang di berikan.

F. Instrumen / Alat dan Bahan Penelitian

Instrument adalah alat untuk mengukurkan informasi atau melakukan pengukuran.29 Adapun jenis instrument yang digunakan peneliti adalah:

29Hamid, Ibid, h. 85

(43)

28 a. Tes

Tes digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengevaluasi, yaitu membedakan antara kondisi awal dengan kondisi sesudahnya.30. Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca Al-Qur‟an di MI Darul Aminin NW. Ada dua jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1) Pre-test yaitu evaluasi yang dilakukan sebelum dilaksanakan metode An- Nuur.

2) Post-test yaitu evaluasi yang dilakukan sesudah dilaksanakan metode An- Nuur.

Pada instrument penelitian, peneliti menggunakan instrument tes lisan sebagai pengumpulan data untuk mengetahui peningkatan kemampuan belajar membaca Al-Qur‟an, yang diketahui dari siswa kelas III dalam membaca Al- Qur‟an sebelum dan sesudah diterapkan metode An-Nuur. Instrument ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur‟an pada siswa kelas III A& B MI Darul Aminin NW yang terdiri dari tiga indikator. Ketiga indikator kemampuan membaca Al-Qur‟an tersebut antara lain :

a) Membaca sesusai dengan tajwid.

b) Membaca sesuai dengan makhraj.

c) Membaca huruf hijaiyah dengan benar.

30Ibid, h. 191

(44)

29

Adapun skor yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk tabel :

Tabel 2

Skor Membaca Al-Qur’an Dengan Lisan

No Aspek Yang Diamati Skor

1 Membaca sesuai dengan tajwid 30 15 0 2 Membaca sesuai dengan makhraj 30 15 0 4 Membaca huruf hijaiyah dengan benar 30 15 0 Bobot skor per indikator

a) Tepat diberi skor 30 b) Kurang tepat diberi skor 15 c) Tidak tepat diberi skor 0

Skor Maksimum = 90 Nilai Maksimum = 100

Adapun langkah-langkah menghitung hasil tes dari pengaruh kemampuan membaca Al-Qur‟an dapat dilihat pada rumus dibawah ini : b. Rumus menghitung hasil tes kemampuan membaca Al-Qur‟an

1) Rumus menghitung harga 𝑡0

to=

𝐷 𝑆𝐷 𝐷𝑁 𝑁−1

keterangan :

D : selisih nilai antara kelas IIIA dan IIIB N : jumlah sampel

𝑠𝐷 : Standar deviasi dari perbedaan pre-test dan post-test 2) Menghitungstandar deviasi perbedaan skor dari kedua variabel

SDD = 𝐷

2

𝑁

𝐷𝑁 2

Keteranga :

𝐷 : Selisih nilai antara kelas IIIA dan IIIB 𝑁: Jumlah sampel

(45)

30

Tes pembelajaran dengan menggunakan Metode An-Nuur bersifat lisan.

Siswa diminta untuk membaca kalimat dalam Al-Qur‟an, peneliti kemudian memberi skor dengan cara menghitung kesalahan yang ada pada siswa. Tes ini dibuat untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur‟an. Tes ini cocok untuk mengukur dan menilai hasil dari suatu proses belajar membaca Al-Qur‟an yang komplek dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan belajar membaca Al-Qur‟an.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara penelitian.

Dokumentasi merupakan suatu metode yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam metode dokumentasi ada beberapa point dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang:

1) Keadaan sarana dan prasarana di MI Darul Aminin NW.

2) Keadaan guru dan siswa di MI Darul Aminin NW.

3) Struktur organisasi di MI Darul Aminin NW.

G. Teknik Pengumpulan Data / Prosedur Penelitian

Tehnik yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data penelitian ini, yaitu:

(46)

31 a. Tes

Tes merupakan pengumpulan data yang digunakan untuk mengevaluasi, yaitu membedakan antara kondisi awal dengan kondisi sesudahnya.31 Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca Al-Qur‟an di MI Darul Aminin NW Aikmual

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara penelitian.

Dokumentasi merupakan suatu metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data atau keterangan tentang sarana dan prasarana, struktur organisasi MI Darul Aminin NW, dan keadaan guru dan siswa di MI Darul Aminin NW.

H. Teknik Analisis Data

Sedangkan teknik analisisnya menggunakan teknik analisis statistic komparatif, yaitu dengan membandingkan kemampuan membaca Al-Qur‟an sebelum penerapan dan kemampuan membaca Al-Qur‟an sesudah penerapan , dan juga membandingkan kemampuan membaca Al-Qur‟an kelas eksperimen dengan kelas kontrol baik pada tes awal ataupun pada tes akhir. Keguanaannya adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan membaca Al-Qur‟an

31Ibid, h. 191

(47)

32

kelompok A dengan menerapkan Metode An-Nuur dengan kelompok B yang tidak menggunakan Metode An-Nuur.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan inti statistic yaitu test “t”

untuk sample kecil (N < 30) yang tidak berkorelasi. Tes “t” adalah salah satu uji statistic yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signitifikan dari dua buah variabel yang di komparatifkan. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

𝑡0=

D 𝑆𝐷𝑁𝐷 𝑁−1

Keterangan :

D : Selisih Nilai Antara Kelas III A dan III B N : Jumlah Sampel

SD : Standar Deviasi dari Perbedaan Pre-test dan Pos-test

(48)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MI NW Darul Aminin Aikmual.

MI Darul Aminin NW Aikmual merupakan lembaga pendidikan formal yang didirikan pada tanggal 27 mei 1947 oleh tiga tokoh agama besar yang berada di Desa Aikmual Praya Lombok Tengah, yakni TGH. M.Ma‟rif Khalil, TGH. M. Amin Abdul Hamid dan Ustaz Muharis Abdurrasyid. Ketiga tokoh tersebut dikenal dengan ilmu agamnya yang sangat tinggi sehingga dijalan itulah ketiga tokoh tersebut mulai membuka lembaga pendidikan yang berbasiskan agama dan didirikan sekolah pertama Madrasah Tsanawiyah pada tahun 1966 yakni MTs Darul Aminin NW Aikmual dan diikuti pendirian Madrasah Aliyah yakni MA Darul Aminin NW Aikmual pada tahun1984.32

MI Darul Aminin NW Aikmual telah berkomitmen untuk menciptakan para siswa untuk menjadi siswa yang memiliki pengetahuan ilmu agama yang akan menjadi bekal mengarungi kehidupan pada zaman sekarang dan yang akan datang.

Adapun orang yang pernah menjabat sebagai Kepala MI.Darul Aminin NW Aikmual Praya sebagi berikut :33

32H. M.Faesal, guru MI. NW Aikmual Praya, wawancara, Aikmual, tanggal 21 November 2017.

33Zulfikri, guru MI. Darul Aminin NW Aikmual ,Wawancara, Aikmual. 21 November 2017.

(49)

34

a. Drs. H. M. Zaini (1947-1985) Kepala Madrasah yang Pertama b. TGH. Muhammad Ma‟arif Khalil (1985-1992)

c. H.Ahmad Zainuddin A.md (1992-1996) d. Drs.H.M Faesal, M.Pd (1996-2007) e. Zulfikri, S.Pd (2007 - sampai sekarang) 2. Keadaan Guru

Guru merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran. Tanpa adanya guru, kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat berjalan dengan baik, yang pada akhirnya hasil belajar siswapun tidak akan memuaskan. MI NW Darul Aminin Aikmual memiliki guru yang berasal dari beraneka ragam jurusan dan lulusan.Jumlah guru yang mengajar di MI NW Darul Aminin Aikmual sebanyak 15 orang. Untuk lebih terperincinya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Daftar Nama Guru MI Darul Aminin NW Aikmual Tahun 2017/2018

No Nama guru

Ijazah

terakhir Mata pelajaran Jabatan

1 Marwi, S.Pd.I SI B.Arab Kamad

2 Asrorul Amri, S.Ag SI Penjas, Muloq Wali Kls 1B

3 Bahril Irsyad, A.Ma S1 Guru Kelas -

4 Multazam, S. Pd. I S1 QH. Sbk Wali Kelas V

5 H. Husni Hamid, A.Ma D2 Guru Kelas -

6 Zainuri, S.Pd.I S1 Guru Kelas Wali Kelas 1A

7 Aluh Norwahidah, S.Pd.I S1 Guru Kelas Wali Kelas IIA 8 Yuliana HandayaniS.Pd.I S1 Guru Kelas -

9 Nur Asiah, S.Pd. I S1 Guru Kelas Wali Kelas 1B 10 Andriani Agustini, S.Pd.I S1 Guru Kelas Wali Kelas IIIA 11 Asnawati, S.Pd. I S1 Guru Kelas Wali Kelas VI 12 Nurul Hidaati, S.Pd. I S1 Guru Kelas Wali Kelas IIB 13 M. Masruri, S.Pd. I S1 Guru Kelas Wali Kelas IIIB

(50)

35

14 Mutiah MA Berhitung -

15 Nurhasanah S1 Guru Kelas Wali Kelas IIA

Berdasarkan pada tabel daftar nama guru yang ada di MI Darul Aminin NW Aikmual dapat dilihat bahwa sebagian besar guru yang ada di MI Darul Aminin 90% sudah menyelesaikan pendidikan terakhir dari perguruan tinggi dengan menunjang gelar S1 dengan rincian, 13 guru sudah menempuh S1 dan 1 guru sudah menempuh D2 dan 1 guru yang menyelesaikan pendidikan sampai MA.34

3. Keadaan Siswa

Jumlah siswa MI Darul Aminin NW Aikmual berjumlah 198 orang, yang tersebar di kelas 1A 16 orang, kelas IB 16 orang, kelas IIA 15 orang, IIB 15 orang, kelas IIIA 25 orang, IIIB 23 orang, kelas IV 36 orang, kelas V 27 orang, kelas VI 25 orang. Untuk mengetahui lebih rinci tentang keadaan siswa MI Darul Aminin NW Aikmual dapat dilihat pada tabel berikut :

34Kantor TU MI Darul Aminin NW Aikmual

(51)

36 Tabel 2

Jumlah Siswa MI Darul Aminin NW Aikmual Kelas Rincian jumlah siswa

L P Jumlah

IA IB IIA IIB IIIA IIIB IV V VI

4 5 6 7 10 14 14 15 11

12 11 9 8 15

9 22 12 14

16 16 15 15 25 23 36 27 25

Jumlah 86 112 198

4. Visi dan Misi

Visi MI Darul Aminin NW Aikmual “Mewujudkan MI Darul Aminin sebagai madrasah yang unggul dalam bidang agamis dan akademis. Sedangkan Misi MI Darul Aminin NW Aikmual.

a) Terwujudnya lulusan yang trampil dan kretatif serta inovatif dan memiliki jiwa kompetisi baik dengan kegiatan akademis maupun non akademis serta kemasyarakatan.

b) Terwujudnya lulusan yang memiliki sikap dan tindakan sesuai dengan norma-norma kemasyarakatan dan agama.

c) Terwujudnya lulusan memiliki ilmu pengetahuan baik agama maupun umum dan juga menguasai techonlogi sebagai bekal terkait dengan kegiatan akademis maupun non akademis serta kemasyarakatan.

(52)

37 5. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di MI Darul Aminin adalah sebagaiberikut:

Tabel 3

Sarana dan Prasarana MI Darul Aminin NW Aikmual No Sarana dan Prasarana Jumlah

Keadaan Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat 1 Luas Pekarangan 19,050 𝑚2

2 Ruang Kantin 1

3 Ruang Kepala Sekolah 1

4 Ruang wakil Kepsek 1

5 Mushalla 1

6 Ruang belajar 9 6 3

7 Perpustakaan 1

8 Kamar mandi siswa 1

9 Kamar mandi guru 1

Adapun pada tabel 3 sarana dan prasarana di MI Darul Aminin NW Aikmual terdapat 9 ruang belajar yang keadaannya rusak ringan dan rusak berat.Dengan rincian 6 ruang belajar rusak ringan dan 3 ruang belajar yang rusak berat.Sedangkan ruang kantin, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, mushalla, perpustakaan, dan kamar mandi masih dalam keadaan baik.

1. Sebelum Penerapan Metode An-Nuur Tahap Pertama.

a. Hasil Pre-test

1) Hasil Tes Kelas Eksperimen

Adapun hasil tes pengaruh kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa kelas III A per indikator sebelum penerapan Metode An-Nuur di kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut :

(53)

38

Tabel 4

Hasil Pre-test Kelas Eksperimen

No Nama Siswa Indikator Skor Nilai

1 2 3

1 Aiskha Nabila 30 15 15 60 67

2 Anisa Ayu Salsabila 15 15 30 60 67

3 Viorangga 30 15 15 60 67

4 Ahmad Iqbal 30 15 30 75 83

5 Sabrina Alya 15 30 0 45 50

6 Zidan Al-hakim 30 30 15 75 83

7 Syarifa Dewi 15 15 30 60 67

8 Faid Abdullah 15 30 30 75 83

9 Jibril Rizki 30 15 30 75 83

10 Siti Aqila 15 30 15 60 67

11 Najwa Salsabila 30 15 30 75 83

12 Izzah Labibah 15 15 15 45 50

13 Syaffa Aulia 15 30 0 45 50

14 Siti Aisyah 30 0 30 60 67

15 Najwa 15 30 30 75 83

16 Rafika Dewi 15 15 30 60 67

17 Farera Annisa 30 15 15 60 67

18 Kynan Audris 30 30 15 75 83

19 Iqbal Maulana 15 30 30 75 83

20 Muhammad Zidan 15 15 15 45 50

21 Fahdil Arizqy 30 15 0 45 50

22 Faiq Abdillah 30 15 0 45 50

23 Muhammad Affan 30 30 0 60 67

24 Nur Syafira 30 30 0 60 67

25 Yamilka 15 15 15 45 50

Jumlah 570 510 435 1515 1684

Mean 76 68 58 60,6 67,36

Sumber : Data Olahan

(54)

39

Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui rata-rata nilai kemampuan membaca Al-Qur‟an adalah 67,36% dengan kategori

“kurang mampu” karena sebagian nilai siswa berada pada rentang 55%- 69%. Sedangkan rincian kemampuan membaca Al-Qur‟an per aspek dapat di jelaskan di bawah ini :

a) Siswa mampu membaca Al-Qur‟an sesuai dengan tajwid, diperoleh rata-rata persentase 76%.

b) Siswa mampu membaca Al-Qur‟an sesuai dengan makhraj diperoleh rata-rata persentase 68%.

c) Siswa mampu membaca huruf hijaiyah dengan benar di peroleh persentase 58%.

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil tes kemampuan membaca Al-qur‟an siswa dapat di simpulkan bahwa siswa kelas III A di MI Darul Aminin NW Aik Mual Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah lokal eksperimen, sebelum diterapkan Metode An-Nuur masih tergolong kurang mampu.

2) Hasil Tes kelas Kontrol

Adapun hasil tes kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa kelas III B per indikator sebelum penerapan Metode An-Nuur di kelas lokal kontrol dapat dilihat pada tabel berikut :

(55)

40 Tabel 5

Hasil Pre-test Kelas Kontrol

No Nama Siswa Indikator Skor Nilai

1 2 3

1 Miftahul Hasanah 30 15 30 75 83

2 Siti Maskanah 15 15 15 45 50

3 Siti Khadijah 30 15 15 60 67

4 Muhammad Lutfi 30 30 15 75 83

5 Iswandi 15 15 15 45 50

6 Bukhari Muslim 30 15 30 75 83

7 Marzuki 30 15 30 75 83

8 Dewi Juliarti 30 30 15 75 83

9 Ismianti 30 15 15 60 67

10 Yulia 15 15 30 60 67

11 Risa Auliya 30 30 15 75 83

12 Syakila 30 15 15 60 67

13 Nabila Sulfiana 15 30 30 75 83

14 Muhammad Yusuf 30 15 15 60 67

15 Hirman Jayadi 15 15 30 60 67

16 Misban 30 30 15 75 83

17 Faizan 30 15 15 60 67

18 Muhammad Rizal 30 15 30 75 83

19 Tarmizi 15 30 15 60 67

20 Zainuddin 15 30 30 75 83

21 Khairul Anam 15 15 15 45 50

22 Ilham Bakrie 15 15 15 45 50

23 Faozan 15 30 15 60 67

Jumlah 540 465 465 1470 1633

Mean 78 67,3 67,3 63,9 71

Sumber : Data Olahan

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui rata-rata nilai kemampuan membaca Al-Qur‟an adalah 71% dengan kategori “cukup mampu” karena sebagian nilai siswa berada pada rentang 70%-79%.

Sedangkan rincian kemampuan membaca Al-Qur‟an per aspek dapat di jelaskan di bawah ini :

(56

Referensi

Dokumen terkait

bahwa kemampuan awal pemahaman matematis kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol, begitu pula sebaliknya. Uji kesamaan dua rata-rata pada data pretes menggunakan

Seperti halnya, dengan Analisis yang dilakukan kegiatan di kelas PGMI I untuk analisis dengan penerapan metode SQ3R berupa penilaian terhadap tes kemampuan membaca pemahaman

Berdasarkan kedua hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan nilai rata–rata antara kelompok eksperimen dan kontrol setelah penerapan metode

Setelah melakukan uji normalitas, langkah kedua adalah menguji homogenitas varians antara kelas eksperimen dan kontrol dengan uji F, uji F ini dilakukan untuk mengetahui

Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil nilai matematika melalui tes penilaian akhir semester ganjil kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian yang telah diuraikan di atas, nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dilakukan uji statistik dalam uji t

Berdasarkan kedua hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan nilai rata–rata antara kelompok eksperimen dan kontrol setelah penerapan metode

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka penulis dapat merumuskan rumusan masalahnya adalah: “Apakah ada pengaruh yang signifikan penerapan metode