• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran examples non

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran examples non"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS

VIII SMP NEGERI 1 LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN MUARA BUNGO-JAMBI

E-JURNAL

SUMMIATI NIM. 11010239

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS

VIII SMP NEGERI 1 LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN MUARA BUNGO-JAMBI

Summiati, Renny Risdawati, Ria Kasmeri

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The problem that existed in SMP Country 1 Limbur Lubuk Mengkuang that the score of student in class VIII in SMPN 1 Limbur Mengkuang was still exist under the KKM, the KKM which was stated was 72. One of the materials that the score was under the KKM was movement system. The method which was using in by the teacher was not variative, and also the lack of source book for the student, lack of student motivation in studying. The purpose of this research was to know how the influence of implementing learning model Examples Non Examples to the result of studying of student in class VIII SMP Country 1 Limbur Mengkuang Kabupaten Muara Bungo Jambi. The type the research was experiment research, using design of randomized posttest-only comparison group design. The population the research was all student of class VIII SMP Country 1 Limbur Lubuk Mengkuang. The sample was taken by using Total Sampling technique with class VIIIA as the experiment and class VIIIb as control class. The instrument which was used was test sheet of student studying result. The data was analyzed by using t-test. Based on the result of final test was gotten the comparison of the average of Biology lesson in sample class. The average of experiment class was (68,17) and control class (55,19). The t-test can be gotten that tarithmetic = 2,86 and ttable

=1,67, so the hypothesis was accepted. So, it can be concluded that the influence of implementing learning model Examples Non Examples to the result of studying in biology lesson for class VIII SMP Country 1 Limbur Mengkuang Kabupaten Muara Bungo Jambi.

Keywords: Examples Non Examples, Learning outcomes.

PENDAHULUAN

Sekolah merupakan suatu tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.

(Hamdani, 2011: 17). Menurut Ahmadi (2011: 31) mengatakan bahwa proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi.

Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis di lapangan dengan guru IPA bahwa nilai siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang masih di bawah KKM, KKM yaitu 72.

Salah satu materi yang nilainya di bawah KKM adalah Sistem Gerak. Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya buku atau bahan ajar untuk siswa, metode yang digunakan guru

kurang bervariasi sehingga siswa terfokus pada guru dan siswa menjadi tidak aktif, kurangnya motivasi siswa untuk belajar, karena pada materi sistem gerak banyak mempelajari nama-nama, bagian-bagian tulang, nama latin dari tulang dan banyaknya gambar yang harus di pahami.

Adapun rata-rata nilai siswa materi ini adalah kelas VIIIA 71,08, dan kelas VIIIB 66,63.

Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Examples Non Examples terhadap Hasil Belajar Biologi siswa Kelas VIII SMPN 1 Limbur Lubuk Mengkuang.

Menurut Suprijono (2009: 125) bahwa Examples Non Examples adalah satu

(4)

model yang mana guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran dan menempelkan gambar serta memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menganalisis gambar. Selanjutnya siswa dikelompokkan terdiri dari 2-3 orang siswa dan menganalisa gambar tersebut serta di catat di kertas, setelah itu kelompok membacakan hasil diskusinya dan siswa yang lain memberikan komentar terhadap kelompok yang menampilkan hasil diskusinya, mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah eksperimen, rancangan penelitian

“Randomized Control Group Postest Only Design”. Penelitian telah dilaksanakan Agustus-September 2015 semester 1 kelas VIII di SMPN 1 Limbur Lubuk Mengkuang tahun pelajaran 2015/2016.

Jenis data adalah data primer, yaitu hasil belajar siswa kelas sampel pada ranah afektif pada saat proses belajar mengajar, psikomotor lembar diskusi siswa dan kognitif yang didapatkan setelah dilakukan tes tertulis berupa tes objektif. Data sekunder yaitu nilai mentah hasil ujian semester II sebelum melakukan penelitian pada kelas VIII SMPN 1 Limbur lubuk Mengkuang. Sumber data adalah siswa kelas VIII SMPN 1 Limbur lubuk mengkuang yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016.

Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Limbur Lubuk Mengkuang yang terdaftar pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 terdiri dari 2 kelas.

sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling yang terdiri dari dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar ranah kognitif, dan lembar observasi untuk ranah afektif dan ranah psikomotor.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh data hasil belajar Biologi siswa pada kedua kelas sampel.

Data hasil belajar Biologi pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor dapat dilihat pada gambar dan penjelasan berikut:

1. Kognitif

Gambar 1. Rata-Rata Penilaian Kognitif Hal ini terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 68,17 dan kelas kontrol adalah 55,19.

Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas yang telah diuraikan di atas menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen dimana uji normalitas L0 < Lt maka data distribusi normal dan uji homogenitas Fh < Ft maka data bervarians normal. Karena kedua data berdistribusi normal dan bervarians homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji t. Dari uji t yang dilakukan pada ranah kognitif didapatkan th = 2,86 dan tt =1,67 maka hipotesis diterima.

2. Afektif

Penilaian afektif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil penilaian afektif yang telah dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3 dan 2.

68,19

55,17

Eksperimen Kontrol

(5)

Gambar 2. Penilaian Afektif kelas Eksperimen

Gambar 3. Penilaian Afektif kelas Kontrol Gambar 2 dan 3 merupakan penilaian capaian optimum pada kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan data hasil pada ranah afektif ini diperoleh melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu tiga kali pertemuan.

Deskripsi data ini ditunjukkan dengan nilai modus dalam kedua kelas sampel menentukan kriteria yang diperoleh siswa untuk setiap indikator yang diamati.

3. Psikomotor

Gambar 4. Penilaian Psikomotor kelas Eksperimen

Gambar 5. Penilaian Psikomotor kelas Kontrol

Penilaian psikomotor dilakukan pada kedua kelas sampel yaitu pada kelas eksperimen dinilai dari lembar diskusi siswa (LDS) dan pada kelas kontrol yang dinilai adalah catatan siswa tentang sistem gerak pada saat proses belajar. Data hasil penilaian psikomotor pada kelas eksperimen dan kontrol.

PEMBAHASAN

Rata-rata nilai kognitif siswa kedua sampel belum mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah, dimana rata- rata kelas eksperimen adalah 68,17 sedangkan pada kontrol 55,19. Rata-rata nilai kognitif kedua kelas menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa kelas VIII.A dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Rasa Ingin Tahu

Kerja Sama Dalam Kelompok

Peduli 2,76 3,07 3,57

Eksperimen

Disiplin Rasa Ingin Tahu

Percaya Diri 3,07 3,00

1,85 Kontrol

Kesesuaian Analisis

dengan Gambar

Kelengkapan Analisis

Gamba

Kerapian Tulisan

2,95

4,00

3,63 Eksperimen

Kesuaian Urutan Catatan

Kelengkapan Catatan

Kerapian Tulisan

3,68

3,89

3,57 Kontrol

(6)

1. Ranah afektif

Data penelitian pada ranah afektif pada kelas eksperimen diperoleh melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu tiga kali pertemuan.

Berdasarkan data yang diperoleh pada uji analisis nilai yang tertinggi diperoleh pada indikator peduli yaitu nilai modus 3,57 berada pada predikat baik. Nilai modus keseluruhan pada kelas eksperimen adalah 3,15. Tingginya nilai modus pada indikator peduli karena dalam model pembelajaran Examples Non Examples siswa dituntut untuk menganalisis gambar dan setiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil analisis gambar yang ada pada lembar diskusi siswa (LDS), kelompok lain mengomentari dan bertanya kepada kelompok yang membacakan hasil analisis kelompoknya masing-masing, jadi siswa dituntut untuk menunjukkan sikap peduli dengan mendengarkan kelompok lain membacakan hasil dari analisis gambar dan tidak keluar masuk saat kelompok lain membacakan hasil analisisnya.

Nilai afektif pada kelas kontrol modus tertinggi adalah 3,07 berada pada predikat baik modus tertinggi terdapat pada indikator disiplin dan nilai keseluruhan modus adalah 3,11 berada pada predikat baik. Karena pada kelas kontrol siswa di tuntut untuk mendengarkan guru menjelaskan materi dan mencatat catatan yang ditulis guru di papan tulis, di dalam indikator disiplin ini siswa di tuntut untuk datang tepat waktu, mendengarkan guru tidak berbicara pada teman saat guru menjelaskan dan tidak keluar masuk saat proses belajar berlansung jika siswa berbicara, tidak mendengarkan guru, datang terlambat dan keluar masuk saat proses belajar berlangsung siswa akan sulit mengerti apa yang di jelaskan guru karena pada kelas kontrol ini guru yang berperan penuh dalam menyampaikan materi. Hal ini terlihat bahwa nilai modus tertinggi pada kedua kelas terdapat pada kelas eksperimen.

2. Ranah Kognitif

Pada ranah kognitif hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar biologi dengan penerapan model pembelajaran Examples Non Examples lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-

rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen 68,17 dan pada kelas kontrol yaitu 55,19, nilai rerata pada kelas eksperimen 2,72 berada pada predikat B- dan kelas kontrol 2,20 berada pada predikat C+. Setelah dilakukan uji normalitas, uji homogenitas ternyata kedua kelas menunjukkan hasil yang homogen maka dilakukan analisis uji t, pada ranah kognitif di dapatkan bahwa penerapan model pembelajaran Examples Non Examples berpengaruh pada hasil belajar biologi siswa SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang. Pada kedua kelas sampel hasil belajar belum mencapai KKM yang telah di tetapkan oleh sekolah adalah 72.

Keberhasilan kurang maksimal untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menurut Djamarah (2010: 107) menyatakan bahwa apabila bahan ajar yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa maka tingkatan keberhasilan tergolong kurang baik.

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples dapat meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran siswa menjadi lebih aktif untuk belajar, sehingga siswa dapat mengemukakan pendapat atau informasi terkait gambar yang telah di analisis bersama teman kelompoknya.

Siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan cepat karena gambar dapat meningkatkan perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Istarani (2014: 10) kelebihan model pembelajaran Examples Non Examples adalah dapat menjadikan siswa lebih cepat menangkap materi pembelajaran yang disampaikan guru, dan juga gambar dapat meningkatkan daya pikir siswa terhadap materi pembelajaran.

Pada saat diskusi kelompok, siswa mau bekerja sama dan mengeluarkan pendapat terhadap apa yang di sampaikan temanya, siswa yang mampu mengemukakan pendapatnya tergolong siswa yang pintar.

Siswa tersebut tidak ragu-ragu dalam memberikan tanggapan terhadap apa yang di sampaikan temanya, dan mulai dari tanggapan tersebut guru mulai memberi penguatan di akhir pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih

(7)

menyenangkan dan pemahaman yang diperoleh lebih maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Lufri (2007: 33) bahwa diskusi dapat menemukan solusi masalah yang di temukan dalam materi pembelajaran, dan dapat melibatkan anak didik secara langsung dalam pembelajaran serta dapat membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.

Dilihat dari hasil belajar kelas eksperimen, siswa tersebut masih berada di bawah KKM. Hal ini disebabkan masih adanya siswa yang tidak serius pada saat diskusi berlangsung. Dalam proses pembelajaran siswa belum terbiasa belajar dengan peneliti, dan siswa belum terbiasa belajar menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples yang mengutamakan kerjasama antar siswa dengan diskusi kelompok dalam proses pembelajaran serta dituntut untuk dapat mempresentasikan hasil diskusi serta sulitnya mengatur waktu saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga membuat kegiatan belajar kurang efektif.

Penelitian ini belum menunjukkan hasil belajar siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal itu bukan berarti penerapan model pembelajran Examples Non examples tidak baik digunakan dalam proses belajar mengajar. Penerapan model pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa hal. Seperti yang di ungkapkan oleh Sabri (2005 :45) menjelaskan bahwa hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, hasil belajar siswa disekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran.

Untuk itu, dalam meningkatkan hasil belajar siswa perlu diterapkan berbagai model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam belajar sehingga siswa merasa senang untuk belajar dan memperoleh hasil yang baik.

Hasil belajar pada kelas kontrol lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen.

Pada kelas kontrol hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran. Menurut Lufri (2007: 32) penggunaan metode ceramah memiliki beberapa kekurangan seperti kegiatan pembelajaran menjadi verbalisme,

membosankan bagi anak didik, sukar mendeteksi atau mengontrol pemahaman belajar siswa, siswa menjadi pasif dan guru cenderung otoriter, membuat anak didik tergantung kepada guru dan dapat melelahkan fisik dan pikiran siswa sehingga memberi pengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa.

Pada kelas kontrol hasil belajar rendah dan berada di bawah KKM, hal ini disebabkan karena pada saat proses pembelajaran berlangsung hanya beberapa siswa yang mau bertanya dan menanggapi pertanyaan dari guru, dan banyak siswa yang malas-malasan dalam belajar hal ini terlihat karena siswa sering keluar masuk dan ketika di tanya oleh guru, siswa hanya diam saja dan ketika di beri catatan hanya sebagian siswa yang mengerjakan.

3. Ranah psikomotor

Penilaian psikomotor yang dinilai pada kelas eksperimen adalah lembar diskusi siswa (LDS) kelas kontrol adalah catatan tentang materi sistem gerak.

Lembar diskusi siswa ini diberikan pada saat proses belajar mengajar pada kelas kontrol catatan diberikan setelah menerangkan materi di kelas. Pada kelas kontrol banyak siswa yang tidak mencatat, dan ada juga yang mencatat kurang lengkap. Pada kelas eksperimen banyak siswa yang hasil analisis nya tidak sesuai dengan gambar yang diberikan, ada juga yang tidak dikerjakan sesuai dengan jumlah gambar.

Keterampilan siswa kelas eksperimen dalam menganalisis gambar dari tiga indikator yaitu kesesuaian analisis dengan gambar, kelengkapan analisis gambar dan kerapian tulisan, nilai capaian optimum pada kelas eksperimen adalah 3,36 memperoleh predikat baik. Tingginya capaian optimum yang diperoleh siswa ini disebabkan karena pada umumnya kesesuaian anlisis gambar sudah baik, dan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran meskipun ada juga beberapa orang siswa yang kurang sesuai analisisnya dengan gambar, pada indikator kesuaian analisis dengan gambar memperoleh nilai capaian optimum adalah 2,95, kelengkapan analisis gambar memperoleh nilai capaian optimum 4,00 siswa telah mengerjakan tugas dengan baik. Kerapian tulisan memiliki nilai

(8)

capaian optimum 3,62, tulisannya sudah baik, dengan tulisan rapi, bisa dibaca tetapi ada juga beberapa siswa kurang bersih dalam membuat tugas. Hal ini siswa telah mampu menunjukkan kesungguhan dalam menganalisis gambar.

Sedangkan pada kelas kontrol memiliki nilai capaian optimum yang diperoleh adalah 3,62 berada pada sangat baik. Dari nilai capaian optimum pada kedua sampel tersebut terlihat bahwa kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Rendahnya capaiana optimum yang diperoleh siswa kelas eksperimen karena siswa belum terbiasa dalam menganalisis gambar, sehingga banyak yang menganalisis gambar tidak sesuai dengan gambar yang diberikan, dan keterbatasanya waktu membuat analisis siswa ada yang tidak lengkap walaupun siswa tersebut sudah melakukan tugas dengan sungguh-sungguh. Pada kelas kontrol yang capaian optimum yang tinggi di bandingkan kelas eksperimen hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan membuat catatan dalam belajar.

Pada penelitian ini, kendala yang penulis temukan selama proses pembelajaran adalah kurangnya pengelolaan kelas, sehingga kelas masih ribut dalam proses pembelajaran.

Sedangkan pada kelas kontrol masih banyak siswa yang bermalasan untuk belajar hal ini terlihat pada saat guru menjelaskan materi dan memberikan catatan. Selain pengelolaan kelas penulis juga menemukan kendala pada waktu, karena dalam menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples hasil analisisnya diselesaikan pada saat jam pelajaran hari itu juga, maka penulis sulit dalam mengatur waktu. Maka dengan kurangnya waktu tersebut membuat proses pembelajaran kurang efektif, sehingga proses pembelajaran kurang berjalan dengan baik, dan dalam penyimpulam akhir pembelajaran kurang terlaksana dengan baik.

SIMPULAN dan SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Limbur Lubuk Mengkuang dengan penerapan model pembelajaran Examples Non Examples dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Examples Non Examples berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tetapi belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Kendala yang dihadapi pada saat penerapan model pembelajaran Examples Non Examples sulitnya mengatur waktu dalam proses belajar mengajar. Untuk itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih bisa membagikan waktu agar proses pembelajaran berjalan sesuai yang direncanakan. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian lanjutan untuk sekolah lain dengan materi yang berbeda.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Aunurrahman. 2010. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.Bandung: Pustaka Setia.

Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi.

Padang: Universitas Negeri Padang.

Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching.

Ciputat: Quantum Teaching.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya, bentuk pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui bimbingan belajar yang pemberian media gambar yang bervariasi sesuai usia mereka dengan instruksi yang tepat dari guru