• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BANGUN DATAR SISWA DI KELAS IV SD NEGERI PAMPANG KECAMATAN PANAKKUKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BANGUN DATAR SISWA DI KELAS IV SD NEGERI PAMPANG KECAMATAN PANAKKUKANG"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BANGUN DATAR

SISWA DI KELAS IV SD NEGERI PAMPANG KECAMATAN PANAKKUKANG

SKRIPSI

Oleh

DEWA NYOMAN ALDIKA NIM 4514103003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA 2018

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang, Penulis memanjatkan rasa syukur kehadirat-Nya, Tuhan semesta alam, hanya karena rahmad dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada junjungan Tuhan Yang Maha Esa sebagai pendidik suri tauladan bagi setiap manusia. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, banyak mengalami hambatan dan kesulitan yang dihadapi, namun dengan adanya bimbingan, bantuan, saran, serta kerja sama dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Apabila terdapat kesalahan dan kekhilafan dalam bentuk bahasa penyampaian, teknik penulisan dan masih kurang ilmiah, hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis sebagai mahasiswa. Oleh karena itu, besar harapan penulis agar para pembaca memberikan masukan berupa kritikan dan saran yang bertujuan membangun kesempurnaan skripsi ini guna meningkatkan mutu pendidikan bangsa kita ke depan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.

Atas terselesaikannya penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Muhammad Saleh Pallu, M.Eg, selaku Rektor Universitas Bosowa

v

(6)

2. Dr. Mas’ud Muhammadiah, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.

3. Drs. Luffin Ahmad, M.Hum., selaku wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa

4. Muh. Ridwan, S.Pd., M.Pd., selaku wakil Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.

5. St. Muriati, M.Pd., selaku KEtua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.

6. Dr. Sundari Hamid, S.Pd, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah membimbing saya, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyusun skripsi.

7. Fathimah Az-Zahra Nasiruddin, S.Pd, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah membimbing saya, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyusun skripsi.

8. Drs. H. Bonay Syam, M.Pd, selaku kepala sekolah SD Negeri Pampang Kecamatan Panakkukang, yang telah memberikan izin melakukan penelitian.

9. Arwini Savitri S.Pd, selaku Guru Wali Kelas IV SD Negeri Pampang kecamatan Panakkukang, yang telah membantu melakukan penelitian.

10. Orang tuaku yang tercinta Dewa Made Purna dan Desak Nyoman Tinggal sebagai motivator yang sangat luar biasa dan tetap sabar membantu saya senantiasa membimbing dan mengarahkan setiap pilihan dan langkah yang ditempuh penulis.

11. Adikku tersayang Desak Putu Riani sebagai motivator yang selalu member tahu penulis setiap ada kesalahan dalam setiap langkah yang diambil penulis.

vi

(7)

12. Saudara-saudara dan keluarga tercinta, yang selalu mengirim do’a, dukungan dan memotivasi penulis dalam menyusun skripsi ini.

13. Teman-teman seperjuangan yang selalu sabar member motivasi, informasi, mengarahkan dan memberi solusi setiap ada permasalahan.

Makassar, juli 2018

Penulis

vii

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ...4

D. Manfaat Penelitian ...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembahasan Teori ...6

1. Belajar dan Mengajar ...6

2. Model Example Non Example ...7

3. Pembelajaran Matematika ...10

4. Bangun Datar...13

5. Hasil Belajar ...15

B. Kerangka Pikir ...17

C. Hipotesis ...18

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ...19

B. Jenis dan Desain Penelitian ...19

C. Variabel dan Definisi Operasional ...22

D. Populasi dan Sampel ...24

E. Instrumen Penelitian...24

F. Teknik Pengumpulan Data ...25

G. Teknik Analisis Data ...26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...31

1. Gambaran umum tempat penelitian ...31

2. Deskripsi data ...31

B. Pembahasan ...38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...40

B. Saran ...40

DAFTAR PUSTAKA ...41

viii

(9)

DAFTAR TABEL

3.1 Desain Penelitian Eksperimen...21

3.2 Data Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ...28

4.1 Hasil belajar pre test (sebelum perlakuan) ...33

4.2 Hasil belajar post test (setelah perlakuan) ...33

4.3 Hasil belajar Matematika kelas IV SD Negeri Pampang Kecamatan Panakkukang ...34

4.4 Hasil perhitungan pre test dan post test uji t SD Negeri Pampang Kecamatan Panakkukang ...35

ix

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika masih dianggap sebagai momok oleh sebagian besar siswa, selain itu matematika dianggap sebagai ilmu yang kering, teoretis, penuh dengan lambang-lambang, rumus-rumus yang sulit dan sangat membingungkan.

Akibatnya, matematika tidak lagi menjadi disiplin ilmu yang objektif-sistematis, tapi justru menjadi bagian yang sangat subjektif dan kehilangan sifat netralnya.

Repotnya lagi, kondisi tersebut diperparah oleh sikap guru pengajar matematika yang sering berprilaku killer, galak, mudah marah, suka mencela, monoton, dan terlalu cepat dalam mengajar. Anggapan ini tentu saja mengakibatkan hasil belajar matematika mereka menjadi rendah. Akibat lebih lanjut lagi mereka menjadi semakin tidak suka terhadap matematika. Sehingga hasil belajar matematika mereka menjadi rendah.

Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara pikir karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk menghadapi kemajuan IPTEK. Sehingga matematika perlu dibekalkan pada setiap siswa sejak taman kanak-kanak (TK) sampai pada sekolah menengah atas (SMA), bahkan sampai perguruan tinggi. Matematika yang ada pada hakekatnya suatu.

Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran adalah bagaimana cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran. Kecenderungan pembelajaran saat ini masih berpusat pada guru dengan bercerita dan berceramah. Siswa kurang terlibat aktif

1

(11)

dalam proses pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran rendah. Disamping itu, media jarang digunakan dalam pembelajaran sehingga pelajaran menjadi kering dan kurang bermakna. Akibatnya bagi guru melakukan pembelajaran tidak lebih hanya sekadar menggugurkan kewajiban.

Asal tugasnya sebagai guru dalam melakukan perintah yang terjadwal sesuai dengan waktu yang telah dilaksanakan tanpa peduli apa yang telah diajarkan itu bisa dimengerti atau tidak.

Salah satu strategi untuk mencapai keberhasilan kompetensi suatu mata pelajaran adalah dengan menjadikan pembelajaran berlangsung secara aktif.

Beberapa ciri dari pembelajaran yang aktif adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran berpusat pada siswa, (2) pembelajaran terkait dengan dunia nyata, (3) pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi, (4) pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda, (5) pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multi arah (siswa-guru), (6) pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber belajar, (7) pembelajaran berpusat pada anak, (8) penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar, (9) guru memantau proses belajar siswa, dan (10) guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak.

Untuk membantu strategi pembelajaran yang aktif ini, guru dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran dan model pembelajaran yang relevan. Salah satu model yang diterapkan dalam pembelajaran yang relevan adalah model pembelajaran Examples Non Examples. Model pembelajaran Examples Non Examples membelajarkan kepekaan siswa terhadap permasalahan yang ada di

(12)

sekitar melalui analisis contoh-contoh berupa gambar-gambar/foto/kasus yang bermuatan masalah. Siswa diarahkan untuk mengidentifikasi masalah, mencari alternative pemecahan masalah, dan menentukan cara pemecahan masalah paling efektif, serta melakukan tindak lanjut. Metode pembelajaran ini dapat menggeser penerapan strategi klasikal (metode ceramah) menjadi suatu metode baru yang dapat mengupayakan siswa lebih aktif dan kritis dalam berpikir, sehingga siswa tidak diposisikan sebagai penerima materi yang pasif data hasil observasi menunjukan bahwa siswa kelas IV memilih masalah dalam benda materi bangun datar.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat di identifikasi factor yang dapat mempengaruhi hasil belajar antara lain:

1. Seberapa penting penguasaan bangun datar dalam kehidupan sehari-hari?

2. Factor apa yang bisa menimbulkan sugesti negatif para siswa terhadap pelajaran matematika khususnya materi bangun datar di kelas IV?

3. Upaya apa saja yang bisa dilakukan oleh guru untuk menciptakan sugesti positif dalam pembelajaran matematika khususnya materi bangun datar di kelas IV?

4. Apa saja model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar pada materi bangun datar di kelas IV?

5. Adakah pengaruh model pembelajaran Examples Non Examples terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran matematika pada bangun datar di kelas IV?

Dari pemaparan identifikasi masalah diatas, penulis member batasan masalah yang terkait pada “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Examples Non

(13)

Examples Terhadap Penguasaan Konsep Bangun Datar Siswa di Kelas IV SD Negeri Pampang Kecamatan Panakkukang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“apakah ada pengaruh model pembelajaran Examples Non Examples terhadap penguasaan konsep bangun datar siswa di kelas IV SD Negeri Pampang Kecamatan Panakkukang?”

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran Examples Non Examples terhadap penguasaan konsep bangun datar siswa kelas IV SD Negeri Pampang Kecamatan Panakkukang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis:

1. Manfaat teoritis

Sebagai bahan referensi bagi yang berminat untuk mengkaji permasalahan yang relevan, khususnya pembelajaran dengan model Examples Non Examples.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Sebagai masukan bagi siswa mengenai pentingnya pengoptimalkan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples terhadap hasil belajar siswa.

(14)

b. Bagi Guru

Guru dapat menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples sebagai acuan dalam mengajar siswa.

c. Bagi Sekolah

Dapat memberikan konstribusi tentang model pembelajaran yang dapat digunakan pada saat proses pembelajaran.

d. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini menjadi pengalaman, sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pembahasan Teori

1. Belajar dan Mengajar

Mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses menstransfer ilmu. Dalam konteks ini mentransfer tidak diartikan dengan memindahkan, seperti misalnya mentransfer uang. Sebab, kalau kita analogikan dengan mentransfer uan, maka jumlah uang yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi berkurang bahkan hilang setelah mentransfer pada orang lain. Oleh karena itu, kata mentransfer dalam konteks ini dapat diartikan sebagai proses menyebarluaskan, seperti menyebarluaskan atau memindahkan api. Ketika api dipindahkan atau disebarluaskan, maka api itu tidaklah menjadi kecil akan tetapi semakin membesar. Untuk proses mengajar, sebagai proses penyampaian pengetahuan, akan lebih tepat jika diartikan dengan menanam ilmu pengetahuan (Sanjaya, 2006: 96).

Guru pada hakikatnya menunjukan pada cara seorang guru melibatkan dirinya sendiri dan tugas-tugasnya, oleh karena itu, belajar adalah sebagai usaha untuk mengubah tingkah laku. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung didalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam pikiran bersikap dan berbuat. Mengajar adalah usaha untuk menciptakan system lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar itu secara optimal (Gulo, 2008: 8).

6

(16)

Guru sebagai pendidik maupun pengajar merupakan factor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Setiap kegiatan belajar dan mengajarnya maupun materinya selalu memiliki sasaran (target). Dari pendapat di atas maka disimpulkan bahwa pembelajaran matematika berperan penting dalam kehidupan sehari-hari baik itu dari segi perhitungan ekonomi, ukuran beberapa bangunan rumah dan lain-lain.

2. Model Examples Non Examples

Model Example Non Example menurut bahasa berarti contoh (dan) bukan contoh. Jika diterjemahkan menurut cara kerja berarti model pembelajaran yang menggunakan teknik melihat gambar dan menyimpulkan dan menjelaskan konsep apa yang di peroleh siswa dari gambar tersebut (Nurhid, 2017:89).

Model Example Non Example adalah model yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Model ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan dua hal yang terdiri Example Non Example dari definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasi keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan sesuatu materi yang sedang dibahas, sedangkan Non Example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang di bahas (Hamzah, 2005:113).

Example Non Example dianggap perlu dilakukan karena sesuatu definisi konsep adalah Sesuatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap Example Non Example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk

(17)

menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada. Maka untuk memahami suatu konsep dari sifat fisik dapat menggunakan media gambar.

Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan dsb) yang dibuat dengan coretan pensil dan sebagai pada kertas dan sebagainya, yang tidak bisa diubah-ubah hanya bisa digerakan oleh guru tanpa alat apapun dengan wujud bendanya (Sufanti, 2008: 70).

Gambar digunakan sebagai media pembelajaran karena dapat mengembangkan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak, membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan didalam kelas, serta dapat mengembangkan kreativitas siswa (Wibawa dan Mukti, 2001:42).

Model Example Non Example menurut penjelas yang diperoleh dari beberapa sumber referensi dikatakan sebagai model, contoh didapat dari gambar yang relevan dengan kompetensi dasar. Namun setelah melihat cara kerja dan pengertian dasar dari istilah Example Non Example menjadi kurang dan bahkan tidak tepat.

Sufanti, (2008:7) langkah-langkah model Example Non Example sebagai berikut:

1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2) Guru menempelkan gambar dipapan tulis atau menanyakan melalui proyektor

slide atau over head proyektor

3) Guru memberi petunjuk dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan

4) Siswa diminta menganalisis gambar

(18)

5) Melalui diskusi kelompok dua atau tiga orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas.

6) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

7) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang dicapai.

Gambar digunakan sebagai media apabila guru tidap dapat menghadirkan wujud aslinya didalam kelas. Gambar tidak hanya dinilai seribu bahasa, tetapi seribu tahun atau seribu mil. Melalui gambar dapat ditunjukan kepada siswa suatu tempat, orang atau segala sesuatu dari daerah yang jauh dijangkau oleh siswa.

Gambar juga dapat memberikan pengalaman dari waktu ke waktu, bahkan keadaan di waktu yang sudah lampau (Gelach dan Ely dalam Sufanti, 2008: 70- 71).

Menurut Nurhid (2017:90), mengemukakan keunggulan dan kelemahan model Example Non Example sebagai berikut:

a. Keunggulan

1) Siswa mempunyai peran aktif dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru

2) Melatih kemampuan berimajinasi siswa

3) Mengembangkan daya analisis dan kritis dalam diri siswa 4) Murah, mudah dan sederhana untuk dilakukan siswa.

b. Kelemahannya

1) Membutuhkan persiapan metodologi dan kemampuan nalar sistematis seorang guru untuk dapat memilah dan milih mana gambar yang sesuai

(19)

dan tepat dengan kompetensi dasar kurikulum. Termasuk sesuai dan tepat mewakili objek pembelajaran untuk dapat diberikan pada siswa.

2) Terlalu mengandalkan kemampuan imajinasi siswa tidak banyak mengandung unsure pembelajaran motorik.

3. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara (2015:110), pengertian matematika tidak didefinisikan secara mudah dan tepat, mengingat ada banyak fungsi dan peranan matematika terhadap bidang studi yang lain. Kalau ada definisi tentang matematika, maka itu bersifat tentative, tergantung kepada orang mendefinisikannya. Bila seorang tertarik dengan bilangan maka ia akan mendefinisikan matematika adalah kumpulan bilangan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan hitungan dalam perdagangan. Beberapa orang mendefinisikan matematika berdasarkan struktur matematika, pola piker matematika, pemanfaatanya bagi orang lain, dan sebagainya. Atas dasar pertimbangan itu, maka ada beberapa penjelasan tentang matematika yaitu:

a. Matematika adalah cabang pengetahuan eksak dan terorganisasi b. Matematika adalah ilmu tentang keluasan atau pengukuran dan letak.

c. Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan dan hubungan- hubungannya.

d. Matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur, dan hubungannya yang diatur menurut urutan yang logis.

(20)

e. Matematika adalah ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan pada observasi (induktif) tetapi diterima generalisasi yang didasarkan kepada pembuktian secara deduktif.

f. Matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasi dimulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsure yang didefinisikan, keaksioma atau postulat akhirnya kedalil atau teorema.

g. Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan besaran, dan konsep-konsep hubungan lainnya yang jumlahnya banyak dan terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri.

Hakikat matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka, dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numeric, mengenai kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan pola bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan system struktur dan alat (Abdul Majid, 2016).

Matematika berasal dari akar kata mathema artinya pengetahuan umu, mathanein artinya berpikir atau belajar. Dalam kamus bahasa Indonesia diartikan matematika adalah ilmu tentang bilangan hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (depdiknas).

Menguasai matematika tidak hanya dilihat pada unitnya saja seperti aritmatika akan tetapi ada yang lebih luas yaitu menguasai dan terampil menyelesaikan masalah dengan tahapan-tahapan tertentu. Paling sederhana siswa dapat menguraikan langkah-langkah menyelesaikan masalah sekurang-kurangnya tiga langkah penyelesaian soal.

(21)

Materi matematika yang demikian banyak menyebabkan kita harus berpikir lebih serius lagu untuk mengetahui makna yang terkandung didalamnya untuk memahami makna matematika kita harus mengetahui pengertian yang mendalam tentang matematika dan filosofi matematika. Kita bisa memfokuskan pembicaraan pada hakikat matematika, karakter, dan fungsinya. Dalam masyarakat pendidikan dan umumnya kata matematika sering dipakai dalam pergaulan ketika sekelompok orang membicarakan tentang perkembangan ekonomi maka beredar pembicaraan perhitungan matematika yang menolong dan membantu persoalannya. Jadi dapat disimpulkan matematika adalah ilmu dari segala bidang (Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, 2015).

4. Bangun Datar

Bangun datar adalah sebuah bangun berupa bidang datar yang di batasi oleh ruas dan garis. Berikut ini merupakan bangun datar.

1) Segitiga

Bangun datar tertutup yang dibatasi oleh sisi-sisi yang berupa ruas garis-ruas garis lurus. Segitiga adalah poligon yang mempunyai tiga sisi. Titik sudut (Verteks) adalah titik di dimana dua diantara sisi-sisi segitiga tersebut bertemu.

(22)

2) Persegi panjang

Persegi panjang adalah bangun datar segiempat dengan keempat sudutnya merupakan sudut siku-siku dan sisi-sisi yang berhadapan sama panjang.

Segiempat merupakan polygon yang memiliki 4 buah sisi dan 4 buah titik sudut.

3) Persegi

Persegi merupakan bangun datar segiempat yang sudut-sudutnya merupakan sudut siku-siku dan semua sisi-sisinya sama panjang.

4) Jajar genjang

Jajar genjang merupakan bangun datar segiempat yang memiliki sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar, memiliki dua pasang sudut yang masing- masing sama besar dengan sudut dihadapannya, jumlah sudut yang berdekatan 180o dan kedua diagonalnya saling berpotongan ditengah-tengah bidang jajar genjang tersebut.

(23)

5) Belah ketupat

Belah ketupat merupakan jajar genjang yang keempat sisi-sisinya sama panjang dan diagonalnya-diagonalnya berpotongan saling tegak lurus.

6) Layang-layang

Layang-layang merupakan bangun datar segiempat yang dibentuk oleh 2 pasang sisi yang sepasang sisi-sisinya sama panjang, sepasang sudut yang berhadapan sama besar, salah satu dari diagonalnya membagi dua diagonal yang lain atas dua bagian yang sama panjang dan kedua diagonal tersebut saling tegak lurus.

7) Trapesium

Trapesium merupakan bangun datar segiempat yang memiliki sepasang sisi yang sejajar, berhadapan tetapi tidak sama panjang.

(24)

5. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajaran. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Menurut Bloom pada tahun 1956 mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu cognitive, afektif dan psikomotorik. Kognitif adalah ranah yang menekankan pada pengembangan kemampuan dan keterampilan intelektual. Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Sedangkan psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan kegiatan motorik (Poewanti, 2008:22)

Dalam pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mencapai ketercapaian kompetensi dasar dan indicator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan kompetensi dasar, hasil belajar dan indicator mata pelajaran (Trianto, 2011:197).

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tinggi rendahnya nilai yang diperoleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran.

Tinggi rendahnya nilai tersebut dilihat dari penguasaan konsep oleh siswa dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru sebelumnya. Jika proses pembelajaran tersebut dilaksanakan dengan pembelajaran tematik maka

(25)

penilaiannya sesuai dengan kompetensi dasar yang indikatornya tujuan pembelajaran mata pelajaran masing-masing

B. Kerangka Pikir

Uma sekaran dalam bukunya Business Reasearch dan sugiyono mengemukakan bahwa, kerangka piker merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka piker yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variable yang kan diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Model Example Non Example untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh hasil belajar siswa mata pelajaran matematika, dan sesuai atau tidak sesuai model tersebut diterapkan pada pembelajaran mata pelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Pampang Kecamatan Panakkukang

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Mata pelajaran matematika

Treatment: Model Pembelajaran Example Non Example

posttest

pretest Hasil belajar matematika

(26)

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan kerangka berpikir diatas, hipotesis tindakan yang dapat diajukan dalam penelitian ini dapat di ambil hipotesis yaitu penerapan model pembelajaran Example Non Example berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SD Negeri Pampang Kecamatan Panakkukang.

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Pampang Kecamatan Panakkukang Makassar, yang merupakan lembaga pendidikan formal yang letaknya strategis dan cukup jauh dari pusat kota.

B. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini mempunyai keunggulan disbanding penelitian korelasional karena dapat menentukan apakah hubungan yang ada tersebut menunjukkan adanya sebab akibat. Sedangkan penelitian korelasional hanya bisa menemukan adanya hubungan. Tetapi tidak bisa menentukan adanya sebab akibat.

Hubungan sebab akibat tersebut dapat ditentukan dengan cara membuat variasi kondisi dan mengamati pengaruhnya pada sesuatu yang lain. Dalam penelitian korelasional atau yang lain, peneliti hanya mengobservasi kondisi yang sudah ada dan mengukur apa yang telah terjadi pada variable yang menjadi focus perhatian.

Dalam eksperimen, peneliti melakukan manipulasi kondisi sehingga dapat diyakini bahwa variasi kondisi tersebut menyebabkan timbulnya pengaruh terhadap variable yang menjadi konsep penelitian. Karena itu, penafsiran kausal merupakan inti dari penelitian eksperimen yang membedakan dari desain penelitian yang lain. Dengan perbedaan adanya variasi kondisi ini,peneliti dapat menguji apakah ada perbedaan hasil pengukuran variable denpenden yang diperoleh subyek dari kelompok yang berbeda. Karena perbedaan kondisi tersebut

18

(28)

memang disengaja, maka jika terjadi perbedaan hasil pengukuran, peneliti dapat menyakiti bahwa perbedaan tersebut terjadi karena adanya perbedaan kondisi.

Untuk mengetahui pengaruh penerapan Model Example Non Example terhadap hasil belajar siswa di kelas, digunakan rancangan penelitian One Group Pre-Test – Post Test Design yang merupakan bagian dari Pre-Experimental Designs (eksperimen sungguh-sungguh) yang masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap bentuk variable dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variable control, dan sampel tidak dipilih secara random. Dengan menggunakan One Group Pre-test –Post test Design hasil perlakuan dapat lebih akurat, karena dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Dalam perkembangan dari desain tersebut, Perkembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali pengukuran (Pre-test) sebelum adanya perlakuan (Treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test). Desain penelitian digambarkan sebagai berikut.

Table 3.1

Desain Penelitian Eksperimen

Kelompok Pre-test (data garis dasar)

Perlakuan (variable

bebas)

Post-test (Data setelah

perlakuan) Kelas IV SD Negeri

125 Maramba

Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur

O1 X O2

(Ibnu Hadjar, 1996:341)

(29)

Keterangan

X = Tindakan (treatment) penerapan model Example Non Example, dalam mata pelajaran matematika (variabel bebas)

O1 = Nilai Pre-Test (hasil belajar sebelum diberi perlakuan sebelum mengikuti pembelajaran)

O2 =Nilai Post-test (hasil belajar sesudah diberikan perlakuan atau setelah mengikuti pembelajaran)

Desain ini mempunyai validitas internal yang baik. Jika perubahan perilaku terjadi dalam setiap masa eksperimen, yakni perilaku subyek selama masa eksperimen berbeda dari masa garis dasar pertama dan berubah lagi (sebagaimana selama masa garis dasar pertama) setelah perlakukan eksperimen dicabut, maka perubahan tersebut dapat diatributkan secara menyakinkan pada perlakuan eksperimental. Dengan demikian, desain ini dapat memberikan hasil inferensi kausalitas yang kuat. Kelemahan desain ini adalah berakhirnya eksperimen dengan catatan negatif dengan tidak dicabutnya perlakuan, yang mungkin secara etis tidak dapat diterima.

Sebagai contoh penelitian terhadap perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model X sebelum dan setelah diberi perlakuan.

Beberapa kekurangan akan muncul dalam penelitian tersebut. Penelitian tidak menjamin bahwa hasil belajar siswa bertambah karena mengikuti pertemuan tersebut (model X). Motivasi dapat tumbuh secara natural, misalnya tanpa diberi perlakuan pun motivasi belajar siswa akan tetap tumbuh meskipun kecil.

Kemungkinan perubahan hasil belajar dapat terjadi karena dipengaruhi oleh

(30)

materi pelajaran yang diberikan pada saat diterapkan model x (Model Example Non Example).

C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi focus penelitian.

Dalam penelitian ini variabel terdapat dua variabel yang digunakan dan yang diamati yaitu:

Dalam penelitian ini variabel terdapat dua variabel yang digunakan dan yang dapat diamati yaitu:

1. Variabel independen adalah variabel ini sering disebut sebaga variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variable yang memperngaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel dependen (terikat). Dalam SEM (Structural Equation Modeling/pemodelan persamaanStruktural) variabel independen disebut sebagai variabel aksogen.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Model Example Non Example dalam pembelajaran matematika.

2. Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variable terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam SEM (Structural Equation Modeling/pemodelan persamaan Struktural) variabel independen disebut sebagai variabel indogen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam matematika.

(31)

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran mengenai variable dalam penelitian ini, maka peneliti memperjelaskan definisi operasioanal variabel yang dimaksud yaitu:

1. Model Example Non Example adalah model yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.

2. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperolen pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar murid adalan hasil pengukuran(posttest) yang diperoleh siswa melalui suatu tes setelah proses pembelajaran berlangsung pada mata pelajaran matematika yang dapat menggambarkan tingkat penguasaan murid terhadap materi pelajaran khususnya bangun datar.

D. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdirn atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SD Negeri 125 Meramba I Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi. Model pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive random sampling. Pengambilan sampel dengan cara ini merupakan teknik pengambilan sampel secara acak dengan pertimbangan tertentu. Penarikan Sampel

(32)

dalam penelitian ini dilakukan oleh guru sekolah dasar. Sampel dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas V. SDN Pampang Kecamatan Panakkukang Makassar, terdiri 20 siswa diantaranya 9 laki laki dan 11 perempuan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu pada waktu peneliti pengumpulan data. Instrument penelitian adalah sebuah alat yang dikumpulkan untuk mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan penelitian. Instrument sebagai alat pada waktu penelitian yang menggunakan metode. Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, lembaran lembaran observasi, dan dokumentasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pembelajaran yang kita lakukan sehari-sehari, sesungguhnya kita berhadapan dengan data. teknik pengumpulan data pada penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik tes, dan teknik non tes.

1. Tes

Tes akan digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan, dengan memberi contoh soal bergambar. Jenis tes yang digunakan yaitu tes tertulis berupa soal latihan dalam bentuk uraian. Tes uraian yang diberikan disesuaikan dengan penjelasan dan soal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Non Tes

Selain pengumpulan data dilakukan melalui teknik tes, pengumpulan data juga lakukan melalui teknik non tes yaitu observasi dan dokumentasi.

(33)

a. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti dan guru mitra pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkah laku siswa maupun guru selama proses pembelajaran. Observasi terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan observasi terhadap guru dilakukan untuk mengetahui performansi guru selama proses pembelajaran dengan metode pembelajaran latihan. Observasi guru dilakukan oleh guru mitra dengan menggunakan instrumen penelitian.

b. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai bukti pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian. Dokumentasi ini berupa daftar nama siswa kelas IV, daftar hasil angket motivasi siswa, daftar hasil observasi dan foto-foto serta video aktivitas dalam pembelajaran di kelas IV SD Pampang Kecamatan Panakkukang.

G. Teknik Analisis Data 1. Uji instrumen

Validitas instrumen dapat menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Suatu instrumen yang sudah dinyatakan valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapat data penelitian adalah valid (Budi Susetyo, 2012: 171).

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas berhubungan dengan ketetapan hasil pengukuran. Maksudnya suatu instrumen yang reliable akan menunjukkan hasil pengukuran yang sama walaupun digunakan dalam waktu yang berbeda (Amirmanyousda & Zainal

(34)

Arifin, 1993). Untuk mengolah data hasil penelitan digunakan dua teknik statistik yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Spradley (dalam Sugiyono, 2006: 89) menyatakan bahwa analisis dalam penelitian jenis apapun, adalah merupakan cara berfikir kritis.

3. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik pencapaian hasil belajar murid bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam hal ini digunakan jumlah sampel, nilai tertinggi dan nilai terendah, nilai rata-rata, standar deviasi, serta ketuntasan hasil belajar. Skor yang diperoleh murid kemudian dikonversi ke dalam bentuk nilai dengan menggunakan rumus berikut ini:

Nilai = x 100

Sugiyono, 2011 Data berupa nilai dikategorikan menurut kriteria nilai ketuntasan hasil belajar yang digunakan di kelas V SD Negeri 125 Meramba 1 Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur sebagai berikut:

Table 3.2 Data Ketuntasan Hasil Belajar Murid

Skor Kategori

85 – 100 Sangat tinggi

65 – 84 Tinggi

55 – 64 Sedang

35 – 54 Rendah

0 – 34 Sangat rendah

Sumber: Yusriah (Firmansyah, 2014)

(35)

4. Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial yang digunakan untuk menjawab hipotesis penelitiaan yang telah dirumuskan. Dengan memperoleh data dengan menggunakan uji-t.

Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat normalitas.

a. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh bersifat homogen. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji-t.

Kriteria pengujian: jika thitung < ttabel pada taraf nyata = 0,05 maka dapat dikatakan mempunyai varians homogen. Statistic uji yang digunakan adalah uji-t dengan persamaan:

T = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅

Dimana:

√( ) ( ) Dan rumus standar deviasi sebagai berikut:

√∑

Keterangan:

̅̅̅ = Rata-rata data kelas eksperimen

̅̅̅ = Rata-rata data kelas kontrol n1 = Banyaknya data kelas eksperimen n2 = Banyaknya data kelas kontrol

(36)

S1 = Standar deviasi kelas eksperimen S2 = Standar deviasi kelas kontrol Dsg = Standar deviasi gabungan SD = standar deviasi

∑ = Jumlah semua deviasi setalah dikuadratkan n = Jumlah data populasi

(subana, 2000) b. Uji Hipotesis (Posttest)

Pengujan hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan kriteria pengujian.

H1 : 1 > 2

Ho : 1 2

Keterangan:

H1 = Ada pengaruh penerapan Model Example Non Example terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas V SD Negeri Pampang Kecamatan Panakkukang

Ho = Tidak ada pengaruh penerapan model Example Non Example terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Pampang Kecamatan Panakkukang

1 = Rata-rata hasil belajar murid yang diajar dengan model Example Non Example

2 = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran Example Non Example

(37)

Kriteria pengujian: jika thitung > ttabel pada taraf nyata = 0,05, maka Ho

ditolak dan H1 yang diajukan diterima.

(38)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pampang Kecamatan Panakkukang pada siswa kelas IV. Lokasi sekolahnya yang strategis sehingga dapat di akses dari manapun. Gedung sekolah dilengkapi dengan fasilitas penunjang antara lain ruang kepala sekolah, ruang rapat, perpustakaan, kantin. Selain itu, sekolah juga memperhatikan aspek siswa yaitu Sekolah memberikan fasilitas minat bakat siswa dengan mengadakan ekstrakulikuler yaitu meliputi pramuka, seni atau keterampilan dan olahraga, yang menampung minat dan bakat siswa serta memberikan pengalaman lain diluar proses belajar secara formal.

2. Deskripsi data

Penelitian ini termasuk penelitian Eksperimen. Data penelitian terdiri atas tes awal dan tes akhir. Tentang materi yang telah di sampaikan dengan menggunakan model pembelajaran Eksample Non Eksample. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 sampai 25 juli 2018. Pemberian perlakuan dilaksanakan pada hari selasa jam 1-2 untuk uji pre-test, dan rabu jam 4-5 untuk uji posttest.

Aspek penilaian ini menggunakan lembaran observasi dan tes (pre tes dan posttest), serta penulis bertindak sebagai observer. Kegiatan awal pembelajaran menggunakan lembaran observasi dan tes tanpa menggunakan model pembelajaran Example non Example.

29

(39)

Pada tes awal atau pre test di lihat dari lembaran observasi yang telah diberikan (terlampir), dapat di rangkum permasalahan yang terjadi didalam kelas terhadap materi bangun datar, siswa kelihatan jenuh, dan pasif dalam belajar dikarenakan guru banyak menggunakan model ceramah, dan siswa kurang paham terhadap materi yang diajarkan.

Dari lembaran observasi yang di jawab ( ) siswa, dapat memperoleh penjelasan bahwa siswa kurang mengerti apa yang telah diajarkan, kurang paham, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan berupa tes yang di berikan oleh guru. Dapat dihitung hasil testpretest pada tabel 4.1.

Pada tes kedua atau post test dengan menggunakan lembaran observasI (terlampir), permasalahan yang terjadi pada siswa dapat diselasaikan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Example non Example pada meteri bangun datar. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa tampak bersemangat dalam menjawab pertanyaan dan bertanya tentang materi yang di berikan oleh guru yang belum dipahami atau belum di mengerti oleh siswa. Adanya model yang diterapkan tersebut siswa tampak aktif dalam pembelajaran. Melalui lembaran observasi guru dapat mengetahui berapa banyak siswa yang aktif dan pasif.

Lembaran Observasi menunjukan beberapa perubahan dari sebelum dilakukan tindakan diantaranya diantaranya siswa dapat bersemangat dalam membaca, bertanya, dan menjawab tes dan pernyataan yang telah di berikankan guru (lembaran observasi) hasil tes setelah dilakukan tindakan dapat dilihat pada tabel 4.2.

(40)

a) Analisis data statistic deskriptif

Tabel 4.1 hasil belajar pre test (sebelum perlakuan) Descriptive Statistics

N Minimum Maksimum Mean Std. deviation Hasil belajar pretest

Kelas

Valid N (listwise)

31 32 31

20.00 1.00

75.00 1.00

53.5484 1.0000

13.73521 .00000

Hasil penghitungan dengan menggunakan spss pada data sebelum perlakuan (pretest) pada kelas eksperimen di dapat jumlah sampel yang valid, skor rerata 58,58, nilai tengah 55, simpangan baku 1,37 nilai minimum 20 dan nilai maksimal 75.

Tabel 4.2 hasil belajar posttest (setelah perlakuan) Descriptive Statistics

N Minimum Maksimum Mean Std. deviation Hasil belajar pretest

Kelas

Valid N (listwise)

31 32 31

65.00 2.00

100.00 2.00

85.3548 2.0000

9.46414 .00000

Hasil penghitungan dengan menggunakan spss pada data setelah perlakuan (posttest) pada kelas eksperimen di dapat jumlah sampel yang valid 31, skor rerata 88,82, nilai tengah 85, simpangan baku 9,46, nilai minimum 65 dan nilai maksimal 100.

b). Analisis Data hasil pre test dan post test (Uji t)

(41)

Penjelasan diatas terdapat perbedaan hasil pre test dan post test, sehingga dilakukan Pengujian Persyaratan Analisis menggunakan Uji t pre test dan post test kelas eksperimen. Berikut tabel 4.3 Hasil belajar Matematika kelas IV SD Negeri Pampang Kecamatan Panakkukang.

Hasil belajar metematika

No. Nama Pre test Post test

1 Abdul Malik 45 75

2 Fadlan Azhar 50 80

3 Farhan Al Haddan 45 81

4 Fathar Rahman 35 70

5 Humaidillah 20 90

6 M. Reski Ramadani 55 90

7 Muh. Agil 55 95

8 Muh. Alief 45 75

9 Muh. Dzaku Ardana Hatta 20 85

10 Muh. Fachry Anwar 45 90

11 Muh. Ichsan Syahruddin 65 65

12 Muh. Raihan 70 100

13 Muh. Faizal 60 75

14 Namberwan Saputra 55 80

15 Rehan Rahman 65 85

16 Sultan Arya 50 90

17 Afira 55 80

18 Ardelia Safira 30 95

19 Aurreva Amanda B. 55 80

20 Fatimah Tuh Zahra 75 100

21 Herpina 70 95

22 Julia Annura 65 95

23 Keysha Maharani 65 95

(42)

24 Khaerunaisa Mirzans 60 85

25 Marwah Hajirah Wahab 55 90

26 Natalia Laova 65 95

27 Putrid Sahara Salsabila 40 70

28 Putrid Saskia Amelia 60 80

29 Resky Ramadhani Amelia 60 75

30 Safira 60 90

31 Sk. Mutmainnah Fitrah. 65 95

Jumlah 1660 2646

Rata-rata 53.54839 85.35484

Jumlah siswa kelas IV SD Negeri Pampang 32 orang. 1 diantaranya tidak bisa mengikuti pembelajaran dikarenakan kesehatannya terganggu. Jadi dapat dinitung 31 siswa yang dapat mengikuti pembelajaran matematika materi bangun datar di kelas IV. Nilai tertinggi pre test 75 dan nilai terendah 20, begitu pula post test nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70, Sehingga analisis data statistik deskritif melalui analisis data uji statitik memperoleh hasil belajar dengan rata rata nilai pre test 53,55 dan beda kategori hasil belajar dengan post test dengan nilai rata rata 85,35 dalam kategori sangat tinggi.

Analisis data saya lakukan dengan menggunakan perhitungan statistik, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pre test dan post test, berpengaruh atau tidaknya model Example Non Example terhadap mata pelajaran matematika.

Sampel ini menggunakan dua data terdiri pre test dan post test.

Melalui data yang di hitung terdapat data deskriptit dari kedua data sampel atau data pre test dan post test, Sehingga dapat dipahami untuk mengambil keputusan data yang di peroleh sebagai berikut:

Dimana:

(43)

√( ) ( )

√( ) ( )

√ √ T = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅

T =

T =

Hasil penghitungan manual di atas, memperoleh t hitung 9,011 nilai.

Penghitungan uji t di gunakan untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidak nilai pre test dengan post test yang signifikan atau tidak pada nilai mean pre test dengan post test serta t hitung < t tabel dengan dibuktikan nilai sig<0,05.

Berdasarkan hasil uji t yang di ketahui rata rata nilai pre test sebesar 53,3 pada post test meningkat menjadi 85,5. Selanjutnya berdasarkan uji t didapat t hitung sebesar 9,011. Nilai t tabel pada db 29 dengan taraf signifikan 5% atau 0,05 adalah 2,045 jadi thitung ttabel dk=31-2 (9,011> 2,045). Dan nilai signifikansi 0,05.

(44)

dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan pada skor hasil belajar matematika kelas IV SD Negeri Pampang.

(45)

B. Pembahasan

Model pembelajaran exsample non example merupakan metode pembelajaran aktif yang dapat di terapkan di dalam kelas proses pembelajaran menggunakan metode Example Non Example dalam penelitian ini menggunakan Example Non Example terbimbing di mana guru mempunyai peran untuk membimbing siswa yang masih menjadi pemula. Example Non Example terbimbing ini tidak semua materi pembelajaran siswa yang merumuskan masalahnya.

Pertemuan pertama siswa di berikan pre test kemudian guru mengkondisikan siswa untuk siap melaksanakan pembelajaran dan guru merangsang siswa untuk menjawab pertanyaan mengenai contoh hubungan sosial yang biasa siswa lakukan. Guru menjelaskan materi bangun datar secara ringkas dan rinci setelah itu guru membagikan soal soal pertanyaan kepada siswa.

Pertemuan kedua siswa di beri post test di mana guru menjelas mata pelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran example non example, dimana siswa secara aktif membahas materi bangun datar. Siswa bergiliran menjawab contoh soal yang diberikan oleh guru, setelah itu guru membagikan soal soal pada siswa.

Dari soal soal yang telah djawab oleh siswa sehingga memperoleh hasil belajar pre test (sebelum perlakuan) rata rata sebesar 53,5 dan post test (sesudah perlakuan) rata rata sebasar 85,3. Selanjutnya berdasarkan uji t didapat t hitung sebesar 9,011 dengan taraf 5%. Nilai t tabel pada db 29 dengan taraf signifikan 5% adalah 2,045 jadi thitung ttabel dk=31 – 2 (9,011> 2,045). Dan nilai

(46)

signifikansi 0,05. dari data di atas dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh signifikan pada skor hasil belajar matematika kelas IV SD Negeri Pampang.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Example non Example memiliki pengaruh signifikansi terhadap hasil pembelajaran matematika bangun datar siswa kelas IV SD Pampang Kecamatan Panakkukang. Hal ini di buktikan juga bahwa belajar adalah suatu proses yang berlangsung didalam diri seseorang serta mengajar adalah usaha untuk mentakan lingkukangan yang memukinkan proses belajar yang optimal, sehingga lingkungan yang ada disekitar kita banyak bangun datar yang dapat kita lihat jadi melalui model Example non Example (menggunakan teknik melihat gambar) dapat mempengaruhi hasil belajar dimana model pembelajaran yang nenggunakan teknik melihat gambar, menyimpulkan dan menjelaskan konsep apa yang diperoleh siswa dari gambar tersebut (Nurhid, 2017: 89)

(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil belajar pada saat pemberian tindakan (post-test) lebih berpengaruh dibandingkan hasil belajar sebelum ada tindakan, dapat dibuktikan melalui penghitungan lembaran test. Dapat disimpulkan, hasil nyata yang didapat peneliti thitung=9,0112 ttabel dk=31-2 = 2,045)., berarti ada pengaruh penerapan model Example Non Example terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Pampang Kecamatan Panakkukang.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan. Peneliti menyarankan bagi pihak peneliti yang akan membahas lebih lanjut mengenai model example non example, diantaranya adalah melakukan penelitian lebih luas lagi mengenai model Example non Example sehingga dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Kemudian disarankan pula dapat menyempurnakan dan memodifikasi penelitian ini, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang positir umumnya bagi kemajuan pendidikan khususnya penerapan model pembelajarab di sekolah.

38

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Gulo, W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo

Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrahafindo Persada.

Hamzah, B. 2005. Model Pemebelajaran. Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang kreatf dan efektif. Jakarta: Bumi aksara.

Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Indriyastuti. 2009. Dunia Matematika untuk Kelas V SD dan MI. Jakarta. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Lestari, Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara. 2015 . Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama

Majid, Abdul. 2016. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: PRENADA MEDIA GROUP.

Sufanti, Main. 2008. Strategi Pembelajaran Banasa Sastra Indonesia. Surakarta:

Yuma Pustaka.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kombinasi (MIxedMetods). Cetakan pertama, Bandung: Alfabeta.

Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Umar, Alimin. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Makassar Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

(49)

LAMPIRAN

(50)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) POST-TEST

Sekolah : SD Negeri Pampang9 Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/semester : IV (Empat) /2 (dua) Pertemuan ke : Pertama (1)

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

6. mengenal bangun datar sederhana B. Kompetensi Dasar

6.1 mengenal segitiga, segi empat, dan dan lingkaran.

C. Indikator

1. Mengenal segitiga, segi empat dan lingkaran

2. Membedakan segitiga dan bukan segitiga, segi empat dan bukan segi empat, lingkaran dan bukan lingkaran.

D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat

Melalui melalui penjelas dari guru Siswa mampu mengenal segitiga, segi empat dan lingkaran

Dengan melakukan pengamatan Siswa dapat membedakan segitiga, segi empat dan lingkaran.

 Karakter siswa yang diharapkan: Disiplin ( Discipline), Rasa hormat dan perhatian (respect) Tekun (diligence) dan anggung jawab (responsibility )

E. Materi Ajar Bangun datar

F. Metode dan Model Pembelajaran

 ceramah

 Tanya jawab

(51)

 Pemberian tugas

 Example non Example

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran Alokasi waktu

Kegiatan awal

 Berbaris sebelum masuk kelas

 Memberi salam

 berdoa

 Mengecek kehadiran siswa

 Menyiapkan perangkat pembelajaran

 Apresepsi dan Motivasi

10 menit

Kegiatan inti

 Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Menjelaskan definisibangun datar sederhana

Memberikan contoh dan menjelaskan gambar gambaran bangunan datar

 Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Melakukan tanya jawab dengan siswa Memberikan contoh soal (Guru menjelaskan contoh soal tersebut lebih dari satu kali, dan melakukan tanya jawab dengan siswa)

Guru memberikan latihan latihan kepada siswa Memeriksa soal

 Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

50 menit

(52)

Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

Memberikan latihan soal dan angket motivasi pre- test

Menutup pelajaran Berdoa

Member saran sebelum pulang

10 menit

H. Alat/Bahan dan Sumber Belajar

 Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 4,

 Matematika SD untuk Kelas IV dan MI, I. Evaluasi

Prosedur : Tes dan Non tes Jenis : Tertulis

Bentuk tes : Isian dan Uraian

Alat Tes : Soal, lembaran Motivasi dan observasi

Makassar, Agustus 2018 Mengetahui

Kepala Sekolah Peneliti

………. dewa nyoman aldika

NIP:

(53)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRE-TEST

Sekolah : SD Negeri Pampang9 Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/semester : IV (Empat) /2 (dua) Pertemuan ke : Pertama (1)

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

6.mengenal bangun datar sederhana B. Kompetensi Dasar

6.1 mengenal segitiga, segi empat, dan dan lingkaran C. Indikator

3. Mengenal segitiga, segi empat dan lingkaran

4. Membedakan segitiga dan bukan segitiga, segi empat dan bukan segi empat, lingkaran dan bukan lingkaran.

D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat

Melalui melalui penjelas dari guru siswa mampu mengenal segitiga, segi empat dan lingkaran

Dengan melakukan pengamatan Siswa dapat membedakan segitiga, segi empat dan lingkaran.

 Karakter siswa yang diharapkan: Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect) Tekun diligence) dan Tanggung jawab (responsibility )

E. Materi Ajar Bangun datar F. Metode Pembelajaran

 ceramah

(54)

 Tanya jawab

 Pemberian tugas

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran Alokasi waktu 1. Kegiatan awal

 Berbaris sebelum masuk kelas

 Memberi salam

 berdoa

 Mengecek kehadiran siswa

 Menyiapkan perangkat pembelajaran

 Apresepsi dan Motivasi

10 menit

2. Kegiatan inti

 Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Menjelaskan definisibangun datar sederhana

 Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasI, guru:

Melakukan tanya jawab dengan siswa

Guru memberikan latihan tanpa memberi contoh cara mengerjakan soal tersebut

Memeriksa soal

 Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Guru bertanya jawab tentang ha-hal yang belum diketahui siswa

Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

50 menit

3 Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru 11 menit

(55)

Memberikan latihan soal dan angket motivasi pre-test Menutup pelajaran

Berdoa

Memberi saran sebelum pulang

H. Alat/Bahan dan Sumber Belajar

 Buku Pelajaran Maternatika untuk Sekolah Dasar Kelas 4,

 Matematika SD untuk Kelas IV dan MI, I. Evaluasi

Prosedur : Tes dan Non tes Jenis : Tertulis Bentuk tes : isian dan Uraian

Alat tes : Soal, lembaran Motivasidan observasi

Makassar, Agustus 2018 Mengetahui

Kepala Sekolah Peneliti

……… dewa nyoman aldika

NIP:

(56)

Lembar Soal Pretest

Jawablah soal dibawah ini dengan jawaban yang benar!

1. Berapakah jumlah besar sudut dalam suatu segitiga?

2. Gambarlah dua macam bangun datar segitiga siku siku yang berbeda 3. Sebutkan sifat sifat bangun datar jajargenjang?

4. Ada berapakah diagonal pada layang layang dan belah ketupat?

5. Ada berapakah jenis kesemetrian pada bangun datar? Sebutkanlah 6. Sebutkan sifat bangun datar trapesium?

7. Ada berapakah semetri putar pada segi lima7 8. Berapakah jumlah sisi sisi persegi?

9. Tuliskan nama benda bangun datar yang ada disekitarmu?

10. Ada berapakah simetri lipat pada bangun segi enam?

(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)

Riwayat Hidup

Dewa Nyoman Aldika, anak ke tiga dari 3 bersaudara buah Hati dari pasangan ayahanda Dewa Made Purna dan ibunda tercinta Desak Nyoman Tinggal. Lahir pada tanggai 14 Januari 1992 di desa Karambua I Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu imur. Jenjang pendidikan yang ditempuh Penulis mulai dari Sekolah Dasar Negeri 138 Karambua Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2004, lanjut ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Wotu Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2007, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Wotu Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2010. Setelah menyelesaikan studi ke jenjang yang lebih tinggi pada tahun 2010, Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Bosowa Makassar, Fakultas Keguruan dan limu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Program Srata (S1), bertempat di jln.

Urip Sumohardjo km 4.

Selama pendidikan, Penulis dalam menjalankan proses akademik pada Jurusan Pendidikan Guru sekelah Dasar Universitas Bosowa Makassar, untuk menyelesaikan studi harus melalui proses penelitian skripsi sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi. Program untuk menyelesaikan studi berakhir pada tahun 2018 dan dilaksanakan ujian skripsi dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Example non ExampleTerhada Hasil Belajar siswa Mata Pelajaran Matematika di Kelas IV SD Negeri Pampang Kecamatan Panakkukang.

yang merupakan syarat akhir penyandang akhir gelar Sarjana Pendidikan (S1).

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang

“Pengaruh Aktivitas Customer Relationship Marketing Terhadap Kepuasan Pelanggan Melalui Manfaat Penerapan Relationship Marketing Di Excelso Galaxy Mall Surabaya”,

Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).. 1 Waktu dan

Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk)a. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keasaman air atau nilai pH nya sangat mempengaruhi apakah jumlah amonia yang ada akan bersifat racun atau tidak.Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kandungan Amonia

Workshop optimalisasi peran dan fungsi Kepala Desa di Kab.Pelalawan dan Kab. Meranti dan Kab.. Bengkalis dan Kab. LAFIZ, SH, MSi Pekanbaru, 17 April

Tetapi masih terdapat banyak toko bunga yang mempunyai pelanggan tersendiri, belum menggunakan system seperti ini untuk mempromosikan dan memasarkan lebih luas lagi bunga-bunga yang