• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII DI SMKN 1 BANJARMASIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII DI SMKN 1 BANJARMASIN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON

EXAMPLES MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII DI SMKN 1 BANJARMASIN

Dina Fitriyah

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : dina.azuma86@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas XII A Multimedia SMKN 1 Bajarmasin melalui penerapan model pembelajaran examples non examples.

Berdasarkan hasil penelitian dengaan menggunakan observasi dan dokumentasi. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran examples non examples dapat meningkatkan pemahaman siswa berdasarkan data penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan persentase ketuntasan disetiap siklusnya. Pada saat pra siklus, ketuntasan siswa hanya 26%, setelah dilaksanakan siklus I menggunakan model pembelajaran examples non examples persentase ketuntasan pemahaman siswa sebesar 66%, kemudian pada Tindakan siklus II, ketuntasan pemahaman siswa mencapai 93%. Penerapan model pembelajaran examples non examples juga dapat meningkatkan indikator pemahaman siswa kelas XII A Multimedia SMKN 1 Bajarmasin. Pemahaman tersebut terdiri dari, terbiasa berbuat baik dan saling menasehati. Pada siklus I pemahaman siswa memperoleh skor 66%, artinya pemahaman siswa berada pada kreteria baik. Pada siklus II skor akhir pemahaman siswa mencapai 90%

sehingga berada pada kriteria sangat baik.

Kata Kunci : Examples Non Examples, Pemahaman Siswa.

PENDAHULUAN

Pendidikan Islam adalah penataan individual dan sosial yang dapat melaksanakan Islam sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah. Ini berarti sumber-sumber Islam dan pendidikan Islam itu adalah al-Qur’an dan Sunnah Rasul (Abdurrahman an-Nahlawi, 1992:41-48). Adapun ruang lingkup Pendidikan Agama Islam (Sejak ini tulisan akan disingkat menjadi PAI) meliputi

(2)

aspek-aspek; Al-Qur’an dan Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih dan Sejarah Peradaban Islam.

Mata pelajaran PAI merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 (Sejak ini tulisan akan disingkat menjadi SMK) Banjarmasin. PAI merupakan usaha pendidik dalam mempersiapkan siswa agar dapat meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang dilakukan secara sadar (Majid, 2012). Agar pembelajaran PAI menjadi menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa, maka guru dapat menerapkan berbagai macam model pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples.

Model pembelajaran Examples Non Examples atau juga biasa disebut Example (contoh akan suatu materi) and Non Examples (contoh dari suatu materi yang tidak sedang dibahas) merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar (Siswanto,2016).

Hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 19 November 2022 di SMK Negeri 1 Banjarmasin, terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran PAI; 1) siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan karena karakteristik pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional yang monoton yaitu lebih banyak didominasi oleh guru dan siswa pandai saja, sedangkan siswa yang kurang pandai cenderung bersifat pasif, dalam proses pembelajaran karena pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center), guru belum maksimal menggunakan model pembelajaran, kegiatan siswa didominasi dengan mendengarkan penjelasan guru sehingga siswa tidak aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi kurang komunikatif antara guru dengan siswa serta siswa juga belum maksimal dalam mengembangkan kerja sama antar siswa lainnya. Seharusnya siswa dilibatkan sepenuhnya selama proses pembelajaran berlangsung di karenakan guru belum mengaplikasikan model pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk lebih berpartisipasi.

Proses interaksi ini peranan guru tidak hanya sebagai pengajar yang menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Tetapi lebih dari, guru juga berperan sebagai pemimpin yang menentukan kemana kegiatan siswa akan diarahkan. Guru juga berperan sebagai fasilitator belajar yang harus menyediakan fasilitas atau setidak-tidaknya menciptakan kondisi lingkungan yang dapat menjadikan sumber belajar bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar (Jasiah 2006:13). Dari faktor-faktor yang ada mengakibatkan Kriteria

(3)

Ketuntasan Minimal (Sejak ini tulisan akan disingkat menjadi KKM) yang dibebankan pada siswa menjadi kurang mampu untuk dicapainya.

Model pembelajaran pembelajaran Examples Non Examples merupakan model pembelajaran pembelajaran yang berorientasi pada student learning centre dan menguji penguasaan materi pelajaran (Huda, 2013). Penerapan model pembelajaran ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk mengambil kebijakan yang tepat dalam membantu meningkatkan pemahaman materi PAI “senantiasa berbuat baik dan saling menasehati” dan menyusun program pembelajaran yang lebih baik sekaligus dapat meningkatkan kreativitas guru dalam proses belajar mengajar di kelas dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples di SMKN 1 Banjarmasin.

Model pembelajaran ini mampu menguji kesiapan siswa, melatih keterampilan mereka dalam memahami materi pelajaran dengan cepat, dan mengajak mereka terus siap dalam situasi apapun. Model pembelajaran pembelajaran ini dianggap peneliti dapat berpengaruh terhadap pemahaman materi siswa khususnya pada mata pelajaran PAI kelas XII A Multimedia di SMKN 1 Banjarmasin yang menurut guru mata pelajaran PAI di SMKN 1 Banjarmasin masih kurang mencapai KKM yaitu 75.

METODOLOGI PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII A Multimedia tahun pelajaran 2022/2023, dengan jumlah siswa 15 anak antara lain terdiri dari 7 laki- laki dan 8 perempuan. Waktu penelitian dilakukan kurang lebih selama 1 bulan, yaitu terhitung sejak tanggal 21 November 2022 sampai selesai. Waktu dari perencanaan sampai pada penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester 1 tahun pelajaran 2022/2023. Peneliti dalam penelitian ini mengambil tempat di SMKN 1 Banjarmasin yang berlokasi di Jl. Mulawarman No.45 Kelurahan Teluk Dalam Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin.

Tindakan pada penelitian tindakan memiliki kriteria-kriteria tertentu.

Pertama, tindakan harus direncanakan berdasarkan hasil reflektif kritis terhadap praktek terkait. Kedua, tindakan tersebut dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat diubah ke arah yang lebih baik. Ketiga, tindakan merupakan jawaban terhadap permasalahan awal untuk dapat melakukan perbaikan.

Setiap penelitian memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan penelitian lainnya, penelitian tindakan memiliki karakteristik: Sifat penelitian luwes dan adaptif. Prosedur penelitian bersifat on the spot. Pemecahan masalah penelitian dalam situasi dan konteks tertentu. Lingkup penelitian relatif khusus dan konkrit dengan tindakan yang khusus dan konkrit pula. Pelaksanaan penelitian berkembang melalui refleksi spiral dengan sendirinya (self-reflective-

(4)

spiral) yakni suatu daur ulang dengan urutan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

Langkah-Langkah Penelitian dalam penelitian ini, yaitu: Tahap Pengamatan; Pengamatan ini dilakukan pada proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan untuk mengamati aktifitas guru dan siswa. Siklus I; Langkah-langkah perbaikan pembelajaran pada siklus I ini adalah: Tahap Refleksi Awal; Refleksi awal dilakukan jauh sebelum pelaksanaan siklus I yaitu terhadap pembelajaran PAI sebelumnya. Dari hasil refleksi diketahui bahwa pemahaman siswa pada pelajaran PAI ternyata masih kurang dibandingkan mata pelajaran yang lain.

Hal ini disebabkan oleh model pembelajaran yang digunakan hanya monoton pada satu model. Setelah diketahui seperti itu maka guru mencoba untuk menggunakan model pembelajaran examples non examples.

Tahap Perencanaan; Dari refleksi yang dilakukan, guru mulai merancang pelaksanaan pembelajaran siklus I. Hal-hal yang dilakukan guru adalah membuat skenario pembelajaran, mempersiapkan fasilitas, sarana dan prasarana yang diperlukan.

Tahap Pelaksanaan; Pelaksanaan pembelajaran siklus I sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun. Tahap Pengamatan;

Pengamatan ini dilakukan pada proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan untuk mengamati aktifitas guru dan siswa.

Siklus II; Langkah-langkah perbaikan pembelajaran pada siklus ini adalah: Tahap Refleksi Awal; Refleksi awal dilakukan terhadap hasil pada pelaksanaan siklus I. Pemahaman siswa masih kurang dan masih belum sesuai dengan target penelitian. Maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran siklus II.

Tahap Perencanaan; Dari refleksi yang dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, maka guru dapat merancang rencana perbaikan pembelajaran siklus II. Hal-hal yang dilakukan guru adalah membuat skenario pembelajaran, mempersiapkan fasilitas, sarana dan prasarana yang diperlukan dalam melaksanakan tindakan perbaikan, menyusun RPP lengkap, dan melakukan simulasi perbaikan siklus II.

Tahap Pelaksanaan; Pada tahap ini peneliti melaksanakan serangkaian kegiatan yaitu: Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah: Teknik dokumentasi digunakan untuk mencari data kondisi awal aktivitas belajar siswa kelas XII A Multimedia pada pembelajaran PAI materi senantiasa berbuat baik dan saling menasehati, teknik pengamatan atau observasi digunakan untuk memperoleh data pemahaman belajar PAI materi senantiasa berbuat baik dan saling menasehati pada siklus I dan II yang dilakukan oleh guru sejawat dan kepala sekolah.

Jenis data yang digunakan dalam memecahkan masalah penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes evaluasi

(5)

(siklus I dan siklus II), sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil observasi terhadap siswa (kreativitas siswa) dan guru pada saat pembelajaran berlangsung.

HASIL PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan di kelas XII A Multimedia ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI melalui model pembelajaran examples non examples. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang diawali dengan pembuatan perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Tindakan dilakukan dalam 2 siklus. Pelaksanaan tindakan setiap siklusnya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada setiap siklus.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang diawali dengan pembuatan perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Tindakan dilakukan dalam 2 siklus. Pelaksanaan tindakan setiap siklusnya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada setiap siklus. Sebelum melaksanakan penelitian ini, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada guru, untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di kelas XII A Multimedia SMKN 1 Banjarmasinn pada tahun ajaran 2022/2023.

Hasil observasi, ditemukan adanya permasalahan dalam proses pembelajaran, seperti penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga siswa merasa bosan dan jenuh selama proses pembelajaran berlangsung. Maka dari itu solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, dipilihlah model pembelajaran examples non examples. Berdasarkan dari permasalahan dan tujuan pada penelitian ini maka jawaban dari rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: Proses Pembelajaran PAI dengan Menggunakan Model Pembelajaran examples non examples pada Siswa Kelas XII A Multimedia SMKN 1 Banjarmasin.

Siklus I; Berdasarkan dari permasalahan dan tujuan pada penelitian ini maka jawaban dari rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

Penerapan model pembelajaran examples non examples meningkatkan pemahaman siswa kelas XII di SMKN 1 Banjarmasin. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan dua siklus pembelajaran dengan model yang sama pada tiap siklusnya, yaitu model pembelajaran examples non examples. Sebelum mengawali proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran examples non examples.

Metode mengajar yang menginstruksikan para siswa menganalisis gambar secara berkelompok lalu mendiskusikan hasilnya. Penggunaan model pembelajaran examples non examples lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Model Pembelajaran ini dapat menggunakan gambar melalui LCD Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster.Model pembelajaran

(6)

examples non examples adalah membelajarkan kepekaan siswa terhadap permasalahan yang ada di sekitar melalui analisis contoh-contoh berupa gambar-gambar, foto, kasus yang bermuatan masalah (Shoimin,2014: 25). Siswa diarahkan untuk mengidentifikasi masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, dan menentukan cara pemecahan masalah yang paling efektif, serta melakukan tindak lanjut.Siklus I, materi yang digunakan yaitu tentang senantiasa berbuat baik dan saling menasehati. Proses pembelajaran pada siklus ini belum optimal, dikarenakan siswa masih beradaptasi dan belum terlalu paham dengan model pembelajaran examples non examples.

Hal tersebut terbukti pada saat proses pembelajaran berlangsung, masih ada beberapa siswa yang masih kurang berani menyampaikan hasil diskusi/presentasi dan belum mampu membuat kesimpulan yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran. Belum terlihat secara signifikan, karena masih banyak siswa yang tidak menghiraukan penjelasan guru, mereka berdiam saja, mengantuk dalam mengikuti kegiatan belajar. Kemudian guru membimbing siswa untuk melaksanakan model pembelajaran examples non examples. Dalam melakukan pembelajaran, pada awalnya siswa masih kebingungan dikarenakan hal tersebut tidak pernah dilakukan sebelumnya. Kemudian peneliti melakukan siklus II pada proses pembelajaran selanjutnya.

Siklus II; Pada siklus II, siswa sudah mulai terbiasa dengan alur pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran examples non examples.

Hal ini ditunjukkan dengan semakin sedikitnya siswa yang kurang berani menyampaikan hasil diskusi/presentasi dan belum mampu membuat kesimpulan yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilaksnakan pada siklus II terlihat bahwa siswa sudah mulai terbiasa dengan menggunakan model pembelajaran examples non examples.

Hal tersebut dapat terlihat ketika seluruh siswa dapat mampu membuat kesimpulan yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran. Siswa juga sudah mulai aktif dalam presentasi didalam kelompok, karena guru memberikan keleluasaan pada siswa untuk dapat mempresentasikan hasil yang mereka peroleh. Siswa juga aktif dalam menanggapi kelompoklain yang sedang presentasi. Pembahasan diatas merupakan deskripsi tentang: Penerapan model pembelajaran examples non examples meningkatkan pemahaman siswa kelas XII di SMKN 1 Banjarmasin.

Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman siswa dari siklus I ke siklus II. Ditunjukkan dengan hasil pemahaman siswa berdasarkan hasil nilai post tes pada siklus I tingkat ketuntasan siswa sebesar 66,67% meningkat menjadi 93,33% pada siklus II. Hal ini menunjukkan telah terjadi peningkatan pemahaman pengetahuan siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 26,66%. Mengacu kepada kreteria ketuntasan minimal yang ditetapkan apabilatercapai 70% maka dianggap telah tuntas. Pada siklus I belum mencapai

(7)

70% ketuntasan secara umum, akan tetapi apabila dibandingkan dengan siklus II maka akan terlihat peningkatan yang cukup baik. Melalui data hasil tersebut maka penelitian dapat dikatakan meningkat dengan signifikan. Sedangkan untuk data hasil tindakan dapat dilihat pada hasil penelitian di bagian deskripsi tindakan siklus I maupun siklus II. Pemahaman siswa kelas XII di SMKN 1 Banjarmasin kelas XII A Multimedia.

Post test yang dilakukan pada siklus I dan post test pada siklus II menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman siswa kelas XII A Multimedia pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui model pembelajaran examples non examples, hal tersebut ditunjukkan pada hasil belajar PAI siswa pada siklus I dan siklus II, Pada hasil post test siswa dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode examples non examples mampu meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI materi terbiasa berbuat baik dan saling menasehati.

Tingkat pemahaman siswa yang semula sangat rendah menjadi sangat tinggi, terbukti dari hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II yang meningkat dibandingkan pra siklus yang belum menggunakan metode examples non examples. Sedangkan padaa ketuntasan belajar pada pembelajaran pra siklus adalah 26,67%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menerapkan metode examples non examples, ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 66,67%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat lagi menjadi 93,33%.

Rata-rata ulangan harian siswa juga mengalami peningkatan. Pada pra siklus rata-rata ulangan harian siswa adalah 58,67. Pada siklus I meningkat menjadi 72,00 dan pada siklua II kembali meningkat menjadi 80,67. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan dua siklus pembelajaran dengan model yang sama pada tiap siklusnya, yaitu model pembelajaran examples non examples.

KESIMPULAN

Hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: pembelajaran dengan metode examples non examples memiliki dampak positif dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang terbiasa berbuat baik dan saling menasehati pada siswa kelas XII A Multimedia SMKN 1 Banjarmasin. Hal ini dapat dilihat pada siklus I, dari 15 siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa (66,67%) dan yang belum tuntas sebanyak 5 siswa (33,33%). Sedangkan pada siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa (93,33%) dan yang belum tuntas sebanyak 1 siswa (6,67%). Jadi, setelah diadakan siklus II hasil belajar siswa meningkat sebesar 26,66%.

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Ahmadi, dkk. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah, dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Huda, M. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jasiah. 2006. Pengantar Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Byakta Cendikia.

Mustaqim, Abdul Wahid. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Siswanto, dkk. 2016. Model Pembelajaran Pembelajaran. Bandung: PT.

Refika Aditama.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media.

Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Usman, M. Uzer. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Winkel. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abdi.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penerlitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kineja Bank Devisa dengan Bank Non Devisa, sama seperti

This study was conducted to analyze the types of code-switching in BOLA tabloid, SOCCER tabloid, and MOTOR Plus tabloid, as the samples of Indonesian sport tabloids, to identify

Mengenalkan alat dan bahan pembuatan kerajinan tangan dari kain perca dan manik dengan sasaran remaja putri di posko KKN Pendukuhan 8 Banaran Desa Banaran, Galur, Kulonprogo.. 1

RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT. DAN RISIKO PASAR (VI : IX)

Berkaitan dengan fenomena yang dihadapi SMPN 2 Mengwi, ada tiga aspek yang difokuskan dalam dalam usaha memberikan kontribusi ilmu pengetahuan, yaitu: model

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran yang dapat disimpulkan oleh penulis mengenai Prosedur Tabungan faedah Pada Bank BRI Syariah Cabang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kebutuhan guru-guru PAUD akan inovasi model- model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak,

Keasaman air atau nilai pH nya sangat mempengaruhi apakah jumlah amonia yang ada akan bersifat racun atau tidak.Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kandungan Amonia