PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII
SMPN 25 SIJUNJUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016
ARTIKEL JURNAL
MIMI KURNIA SARI NPM:11050101
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 25 SIJUNJUNG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh
Mimi Kurnia Sari*), Yulyanti Harisman**), Ratulani Juwita**)
*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumbar
**) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumbar
ABSTRACT
This research is motivated by the students understanding of mathematical concepts were still low, The students who had high ability did not share they knowledge with the students who had low ability. The aimed of this research was to find at the effect of using Active Knowledge Sharing strategy toward students understanding mathematical concepts better than the students understanding of mathematical concepts by conventional learning at VIII grade students of SMPN 25 Sijunjung Academic years 2015/2016. The design of this research was experimental research with randomized trials on the subject . in this research, the population was VIII grade students of SMPN 25 Sijunjung academic years 2015/2016, the researcher decided VIII2 as experimental class and VIII1 as control class. In this study, the instrument was the final test with reliability r11 = 0,916. Based on the result of data analysis, it can be known that the two samples were normality and homogeneity. The result of hypothesis testing was t calculated = 1,76 bigger than ttable = 1,67, it means that, the hypothesis was accepted with the degree of freedom 95%. So, the students understanding of mathematical concepts by applying Active Knowledge Sharing is better than the students understanding of mathematical concept by applying conventional learning.
Keyword: Active Knowledge Sharing Strategy, Understanding on Mathematics Concept.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan belajar dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Tujuan diberikan pelajaran matematika di sekolah agar
siswa mampu untuk berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif.
Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika disimpulkan bahwa guru telah melakukan usaha agar siswa memahami konsep dari materi pelajaran matematika. Guru
telah menggunakan metode diskusi dan kelompok, ketika diskusi kelompok tidak semua siswa yang berperan aktif. Siswa berkemampuan tinggi saja yang mendominasi dalam kelompok tersebut sedangkan siswa yang lain lebih banyak diam. Siswa yang berkemampuan tinggi kurang mau berbagi ilmu dengan siswa yang berkemampuan rendah. Sebaliknya, siswa yang berkemampuan rendah kurang mau bertanya dengan siswa yang berkemampuan tinggi.
Salah satu alternatif yang mampu mengatasi masalah di atas adalah dengan menerapkan Strategi Pembelajaran Aktif tipe Active Knowledge Sharing. Active Knowledge Sharing merupakan strategi yang melibatkan siswa secara aktif dan menggali potensi siswa dalam proses belajar mengajar.
Langkah-langkah Active Knowledge Sharing adalah terlebih dahulu akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan secara individu sebaik mungkin. Hal ini akan memberikan siswa kesempatan untuk bekerja dengan kemampuan sendiri, sehingga tidak akan mengandalkan teman untuk
menjawab pertanyaan. Setelah itu siswa difasilitasi untuk berbagi pengetahuan melalui berkeliling ruangan, dengan menemukan siswa lain yang dapat membantu menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab.
Proses pembelajaran ini, siswa harus saling membantu satu sama lain untuk berbagi pengetahuan agar dapat memahami konsep yang dipelajari. Berdasarkan langkah- langkah di atas maka strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing yang diterapkan yaitu kegiatan siswa berkeliling ruangan diganti dengan kegiatan mencari teman dalam kelompok yang terdiri dari 2 kelompok berdasarkan baris tempat duduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Active Knowledge Sharing lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMPN 25 Sijunjung.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Wenida Musti Danir
(2011) dengan judul Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Berbagi Pengetahuan Secara Aktif pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Pariaman Tahun Pelajaran 2010/2011. Persamaan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan strategi pembelajaran aktif dengan tipe yang sama yaitu Active Kowledge Sharing.
Perbedaannya yaitu penelitian sebelumnya melihat hasil belajar matematis siswa sedangkan pada penelitian ini melihat pemahaman konsep matematis siswa.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek.
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 25 Sijunjung pada tanggal 3 Agustus 2015 sampai 22 Agustus 2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 25 Sijunjung yang terdaftar pada tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 2 kelas dengan sampel kelas VIII2
sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII1 sebagai kelas kontrol.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir belajar yang memuat indikator pemahaman konsep. Sebelum diadakan tes akhir dilakukan uji coba tes di kelas VIII1 SMPN 12 Sijunjung pada tanggal 14 Agustus 2015 yang diikuti 24 orang siswa. Hasil uji coba tes menunjukkan semua soal diterima/
baik dengan reliabilitas tes 0,916.
Instrumen tersebut adalah reliabel.
Untuk mengukur pemahaman konsep matematis siswa digunakan rubrik holistik skala 4.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis dengan uji-t satu pihak. Sebelum menganalisis data hasil penelitian terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, kemudian uji hipotesis dengan uji-t satu pihak.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data tes akhir diperoleh rata-rata, simpangan baku, nilai tertinggi dan terendah dari masing-masing kelas seperti pada Tabel 1.
Tabel 1: Perhitungan Rata-rata( ̅), Skor Tertinggi ( ), Skor Terendah ( ) Tes Akhir Kelas Sampel.
Kelas Sampel
̅ Eksperimen Kontrol
Tabel 1 menunjukkan skor rata-rata pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari skor rata-rata pemahaman konsep matematis siswa kelas kontrol.
Kedua kelas sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Jadi, uji hipotesis dilakukan dengan uji-t satu pihak, diperoleh thitung = 1,76 dan ttabel = 1,67 karena thitung > ttabel maka tolak H0 dan terima H1 merujuk pada Sudjana (2005: 239).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Active Knowledge Sharing lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMPN 25 Sijunjung Tahun Pelajaran 2015/2016.
Strategi Pembelajaran Aktif tipe Active Knowledge Sharing adalah sebuah cara yang bagus untuk menarik para peserta didik dengan segera kepada materi pelajaran.
Proses pembelajaran dengan menerapkan Strategi Pembelajaran Aktif tipe Active Knowledge Sharing diawali dengan guru membagikan lembaran pertanyaan kepada masing- masing siswa berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Setelah itu siswa mencari informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan guru dengan membaca buku sumber. Kemudian guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan secara individu dan membuat kesimpulan dalam batas waktu yang telah ditentukan. Setelah itu siswa dibagi atas 2 kelompok berdasarkan barisan tempat duduk dan guru meminta siswa mengitari/mengelilingi kelompok sendiri apabila siswa tidak mampu untuk menjawab pertanyaan, guru memberi dorongan supaya mereka saling membantu dan bekerja sama.
Setelah mendapatkan jawaban, siswa disuruh menuliskan jawaban tersebut ke lembar pertanyaan yang telah
diberikan guru. Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan jawabannya kedepan kelas. Jika ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh kedua kelompok, maka guru akan membantu siswa untuk membahasnya.
Pertemuan pertama, kendala yang dihadapi yaitu siswa terlihat kesulitan dalam mengisi lembar pertanyaaan dan masih ada siswa yang tidak mau berbagi pengetahuan dalam kelompok. Hal ini disebabkan karena siswa masih ada yang tidak memahami konsep dan tidak terbiasa untuk berbagi pengetahuan dengan siswa lain, sehingga pada saat guru meminta perwakilan dari masing- masing kelompok hanya siswa yang berkemampuan tinggi saja yang mau maju kedepan.
Pertemuan kedua, siswa mulai terbiasa berbagi pengetahuan dalam kelompok dan mulai memahami konsep yang dipelajari. Hal ini karena siswa mulai bekerjasama dan bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Pada saat guru meminta perwakilan dari masing- masing kelompok untuk maju ke
depan, tidak hanya siswa berkemampuan tinggi saja yang mau maju, siswa berkemampuan sedang dan rendah sudah mulai mau maju ke depan untuk mempresentasikan jawaban lembar pertanyaan yang diberikan guru.
Pertemuan ketiga sampai kelima, siswa sudah terbiasa untuk berbagi pengetahuan dengan kelompoknya masing-masing. Siswa juga mampu menyatakan ulang konsep dan mengaplikasikannya dengan baik.
Pada saat guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk maju ke depan, siswa berlomba- lomba ingin mewakili kelompoknya mempresentasikan jawaban lembar pertanyaan yang diberikan guru.
Selesai semua materi diajarkan, selanjutnya diadakan tes akhir di kelas sampel. Gambaran untuk hasil tes akhir dapat dilihat dari lembar jawaban siswa di kelas eksperimen dan kontrol sebagai berikut:
Tentukan hasil pemangkatan bentuk aljabar berikut:
a. ( )
Jawaban siswa:
Pada kelas eksperimen siswa sudah dapat menyatakan ulang sebuah konsep dan mengaplikasikan konsep kepemecahan masalah.
Gambar 1. Contoh Lembar Jawaban Siswa Kelas Eksperimen
Pada kelas kontrol, siswa belum benar dalam menerapkan konsep perpangkatan. Terlihat bahwa siswa salah dalam proses pemangkatan.
Gambar 2. Contoh Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematis siwa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Active Knowledge Sharing lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta:
Depdiknas.
Silberman, Mel. (2009). Active Learning 101 Cara Belajar Aktif. Jakarta:
Pustakaan Insani Madani.
Sudjana. 2005. Metode Statistika.
Bandung: Tarsi.