• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengasinan terhadap Proses Pembusukan Ikan

N/A
N/A
Rara Renata

Academic year: 2024

Membagikan " Pengaruh Pengasinan terhadap Proses Pembusukan Ikan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Makanan adalah komponen yang sangat penting bagi tubuh manusia karena dapat memberikan suatu energi dan tenaga pada tubuh untuk melakukan fungsinya (Furi & Harahap, 2015). Saat ini, banyak produsen yang menambahkan bahan tambahan pangan (BTP) yang berbahaya seperti formaldehida, boraks, rhodamin B, methanil yellow, dulsin, potassium bromate, dan garam kalium (Salawati, 2019).

Ikan adalah bahan makanan yang mempunyai tingkat protein tinggi dan asam amino esensial yang dibutuhkan pada tubuh, nilai biologis dari ikan mencapai 90 % dan sedikit jaringan pengikat sehingga mudah dicerna (Munzir, 2016). Ikan adalah suatu produk yang mengalami pembusukan dengan cepat atau bersifat perishable food, dikarenakan pada ikan terdapat kandungan air yang cukup tinggi sehinggan cocok menjadi media pertumbuhan bakteri pembusuk atau mikroorganisme lain (Tuyu et al., 2014). Pengasinan ikan merupakan salah satu cara untuk menjaga ikan agar tidak rusak atau busuk oleh bakteri, caranya dengan menambahkan garam sekitar 15% - 20% pada ikan segar atau setengah basah (Wardani & Mulasari, 2016).

Ikan asin dibuat dari daging ikan yang diawetkan dengan menggunakan banyak garam. Daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di suhu kamar untuk berbulan-bulan dengan teknik pengawetan ini. Walaupun ikan asin sering dijual di masyarakat, masih banyak orang yang tidak tahu tentang ikan asin yang aman dan baik untuk dikonsumsi.

Permasalahan yang saat ini ramai diperbincangkan adalah keracunan makanan yang disebabkan oleh penggunaan zat kimia berbahaya yaitu formalin (Rossa & Nurlaela, 2018).

(2)

Formalin merupakan zat yang sering dipakai untuk bahan pengawet pada makanan. Nama dagang dari formalin adalah formaldehida. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/Men.Kes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1168/Men.Kes/PER/X/1999 tentang Bahan Kimia melarang penggunaan formaldehida sebagai bahan tambahan makanan karena berbahaya bagi kesehatan (Lestari et al., 2022).

Mengonsumsi makanan yang mengandung formalin dapat menyebabkan keracunan yaitu mengalami sakit perut yang akut disertai muntah-muntah, menimbulkan depresi susunan saraf, atau kegagalan peredaraan darah.

Penyalahgunaan formalin karena masih kurangnya peran dari pemerintah dalam menjaga, memonitoring dan melakukan pengawasan lewat uji-uji bahan pangan untuk mencegah praktek-praktek yang dapat merugikan masyarakat (Marantika

& Martini, 2017; Yulizar et al., 2014).

Tim Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kota Batam, dari 54 sampel ikan asin ditemukan 1 sampel yang memiliki kandungan bahan pengawet formalin pada ikan asin jenis kakap putih. Ada beberapa penelitian yang dilakukan mengenai formalin pada ikan asin yaitu Penelitian Rossa & Nurlaela (2018), meneliti di desa Labuhan Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan, didapatkan 6 sampel positif formalin. Rini et al., (2017), meneliti di Pasar Tradisional Yogyakarta, dari 5 didapatkan 2 sampel positif formalin. Niswah et al., (2016), meneliti di Pasar KM 5 Palembang, didapatkan 8 sampel positif formalin. Adwiria et al., (2019), meneliti di Pasar Tradisional Seberang Ulu 1 Palembang, didapatkan 38 sampel diduga positif formalin.

Ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin memiliki warna yang lebih cerah, baunya tidak khas seperti ikan asin, tidak dihinggapi lalat dan memiliki tekstur yang keras . Untuk mendeteksi formalin dapat dilakukan analisis kualitatif berupa uji fisik, Pereaksi Kalium Permangat (KMnO4), test kit formalin dan pereaksi schiff. Dapat juga dengan analisis kuantitatif berupa

(3)

spektrofotometri dan uji titrasi (Adwirian et al., 2019; Khasanah & Rusmalina, 2019; Hardinata et al., 2021).

Penelitian mengenai formalin pada ikan asin sangat dibutuhkan.

Mengingat ikan asin menjadi salah satu makanan yang sering dilakukan penambahan kandungan formalin pada, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui kandungan formalin pada ikan asin yang dijual di pasar tradisional kota Palembang dengan spektrofotometri UV-Vis.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana analisis kandungan formalin pada ikan asin yang dijual di pasar tradisional kota Palembang dengan spektrofotometri UV-Vis?

1.3. Tujuan

1.1.1. Tujuan Umum

Untuk menganalisis kandungan formalin pada ikan asin yang dijual di pasar tradisional kota Palembang dengan spektrofotometri UV- Vis.

1.1.2. Tujuan Khusus

1. Menganalisis kandungan formalin pada ikan asin yang dijual di pasar tradisional kota Palembang dengan uji fisik.

2. Menganalisis kadar formalin pada ikan asin yang dijual di pasar tradisional kota Palembang dengan Spektrofotometri UV-Vis.

3. Untuk membandingkan kadar formalin pada ikan yang dijual di tiap pasar tradisional kota Palembang.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti

1. Dapat mengetahui ciri-ciri ikan asin dengan penambahan kandungan formalin sebagai bahan pengawet sehingga dapat menghindarinya.

(4)

2. Dapat menambah wawasan dalam teknologi kedokteran khususnya penggunaan teknologi Spektrofotometri UV-Vis untuk menganalisis kandungan formalin.

1.4.2. Bagi Instansi

1. Dapat menjadi informasi mengenai tingkat kesehatan masyarakat di Kota Palembang.

2. Dapat menjadi sumber referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian.

1.5. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Peneliti Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil Adwiria, A. N.,

Rosita, Y., &

Suarni, E. (2019)

Uji Fisik dan Laboratoriu m

Knadungan Formalin dalam Ikan Asin di Pasar Tradisional Seberang Ulu I Palembang.

Metode observasional dengan pendekatan kualitatif dengan tes Kit, tes KMnO4 dan tes Tollens.

Dari hasil penelitian didapatkan 68 sampel ikan asin, ada 38 sampel ikan yang memiliki ciri fisik mengandung formalin dan dibuktikan dengan tes Kit dan tes KMnO4. Sedangkan pada tes Tollens didapatkan 18 sampel yang positif formalin.

Niswah, C., Pane, E. R., & Resanti, M. (2016).

Uji

Kandungan Formalin pada Ikan Asin di Pasar

Metode eksperimen berupa uji kuantitatif dengan menggunakan alat spektrofotometri.

Berdasarkan 25 sampel ikan asin, didapatkan 8 sampel ikan asin yang mengandung formalin dengan uji kualitatif

(5)

KM 5 Palembang.

berupa uji warna. Dan dari uji kuantitatif didapatkan kadar formalin paling kecil 0,001 ppm pada sampel 5 pedagang 4 dan kadar formalin terbesar 0,006 ppm pada pedagang 2 sampel 1

Lestari, I., Pratiwi, G. S., &

Yuliawati.

(2022).

Analisis Kandungan Formalin pada Ikan Asin Kepala Batu yang Berada di Pasar

Tradisional Kota Jambi.

Desain penelitian analitik observasional dengan metode cross sectional.

Berdasarkan penelitian terdapat 25 sampel ikan asin yang teridentifikasi formalin, dengan kadar terendah 0,528µg/g pada sampel PDT5 dan kadar tertinggi 1,0326 µg/g pada sampel PBT3.

Referensi

Dokumen terkait

Daya simpan jamur tiram putih (JTP) sendiri mudah sekali rusak setelah dipanen. Hal ini disebabkan jamur tiram putih memiliki kadar air cukup tinggi, maka perlu

Untuk mencegah terjadinya over eksploitasi pada ikan kerapu di Teluk Kwandang maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan stok dengan cara (1) membatasi fishing capacity

Untuk mencegah terjadinya penyakit yang berhubungan dengan asam urat pada remaja, perlu dilakukan pembatasan pada makanan dan minuman yang mengandung terlalu

Penentuan umur simpan untuk produk kerupuk ikan lele dumbo panggang yang relatif mudah rusak akibat penyerapan air dari lingkungan atau “melempem” sangat tepat apabila didekati

Sterilisasi yang dilakukan pada saat pengalengan ikan Tuna bertujuan untuk memberikan penentuan jaminan keamanan bahan makanan dan mempertimbangkan mutu akhir dari

Ikan merupakan komoditi yang mudah rusak, apabila disimpan terlalu lama maka ikan tersebut akan busuk dan tidak dapat dikonsumsi lagi. Untuk itu maka diperlukan beberapa

Daya simpan jamur tiram putih (JTP) sendiri mudah sekali rusak setelah dipanen. Hal ini disebabkan jamur tiram putih memiliki kadar air cukup tinggi, maka perlu

Untuk mencegah terjadinya penyakit yang berhubungan dengan asam urat pada remaja, perlu dilakukan pembatasan pada makanan dan minuman yang mengandung terlalu