Indonesian Accounting Research Journal Vol. 3, No. 3, June 2023, pp. 223 – 230
©Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung
Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah dan Whistleblowing System Terhadap Pencegahan Fraud Dalam Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (Studi Kasus Pada MTS di Kecamatan Bandung Kulon)
The Effect of Government lnternational Control System and Whistleblowing System on Fraud Prevention in Management of Scholl Operational Funds (A Case Study in MTS Bandung Kulon District)
Siti Solihatunnisa
Program Studi D4 Akuntansi Manajemen Pemerintahan, Politeknik Negeri Bandung E-mail: [email protected]
Hastuti Hastuti
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung E-mail: [email protected]
Abstract: The purpose of this study was to determine the effect of the Government lnternal Control System (SPIP) and Whisleblowing System on fraud prevention in managing BOS funds. This is because there are stil problems in managing BOS funds in the Ministry of Religion, especially the MTS in Bandung Kulon District. The research method used is descriptive quantitative. The population, is MTS in Bandung Kulon District with a sample of 7 Madrasahs with 34 respondents.
The data source used is primary data in the form of distributing questionnaires. The analytical method used is the path analysis method and its processing uses SPSS 25. The results show that SPIP has a positive and significant efect on whistleblowing system, whistle blowing system has a positive and significant effect on SPIP, SPIP has a positive and significant effect on fraud prevention in the management of BOS funds, whistleblowing system has a positive and significant effect on fraud prevention. in the management of BOS funds, SPIP and whistleblowing system simultaneously lnfluence on fraud prevention in management of BOS funds in MTS Bandung Kulon District.
Keywords: Government lnternal Control System, Whistleblowing System, and Fraud Prevention, BOS Funds.
1. Pendahuluan
Program dana BOS adalah bentuk implementasi dari UU No 20 Tahun 2003 yang mewajibkan semua warga negara berusia 7-15 tahun untuk mengenyam pendidikan dasar.
Pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan dan fasilitas dengan tetap memberikan pendidikan yang berkualitas kepada setiap warga negara.
Program dana BOS berupaya untuk membantu sekolah dalam bentuk pembebasan biaya operasional sekolah, dengan tetap mempertahankan kualitas layanan pendidikan. Diharapkan peserta didik mendapatkan layanan pendidikan yang lebih berkualitas melalui program dana BOS.
Program dana BOS merupakan metode pembiayaan pendidikan yang memiliki tujuan untuk mengurangi beban biaya yang ditanggung, khususnya bagi masyarakat tidak mampu agar mendapatkan pendidikan yang layak.
Siti Solihatunnisa, Hastuti Hastuti
Penggunaan, pengelolaan dan pertanggungjawaban dana BOS diatur dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana BOS. Namun dalam praktiknya masih banyak ditemukan berbagai persoalan dalam pengelolaan dana BOS, salah satunya adalah bentuk penyelewengan dana BOS. Berdasarkan Kajian Indonesia Corruption Watch (ICW), di tahun 2016-2021 sedikitnya terdapat 240 kasus korupsi pendidikan telah ditindak. Dari 240 kasus tersebut, kasus yang paling banyak berkaitan dengan penggunaan dana BOS. Penyelewengan dana BOS yang terjadi biasanya berupa mark up, pungutan liar, penyalahgunaan anggaran, penggelapan, penyuapan, dan penyalahgunaan wewenang (Sjafrina
& N, 2021).
Korupsi pendidikan ini salah satunya terjadi di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.
Pada tahun 2021 KKMI Provinsi Jawa Barat dijadikan sebagai tersangka kasus korupsi dana BOS berupa mark up dana yang dialokasikan untuk penggandaan soal ujian madrasah tahun anggaran 2017-2018 dengan total kerugian mencapai Rp 8 miliar (Permadi, 2021). Kasus lainnya menjerat 2 ASN Kementerian Agama Jawa Barat yaitu Ketua dan Bendahara Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah 2017-2018 yang ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan mark up biaya penggandaan soal ujian madrasah yang menyebabkan kerugian mencapai Rp 22 miliar (Putra, 2022).
Permasalahan dalam laporan pertanggungjawaban dana BOS terjadi pada MTs di Kecamatan Bandung Kulon. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu Bendahara MTs di Kecamatan Bandung Kulon pada 30 Maret 2023 disebutkan bahwa terjadi ketidaksesuaian saat dilakukan verifikasi dan pencatatan atas bukti kegiatan penggunaan dana BOS. Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya pengawasan dari pihak Madrasah terhadap Bendahara periode sebelumnya sebagai pengguna anggaran dan menyebabkan Madrasah mengalami kesulitan saat melakukan penyampaian LPJ pada Portal BOS. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada MTs di Kecamatan Bandung Kulon, dapat penulis sampaikan bahwa terdapat beberapa madrasah juga kurang melibatkan komite sekolah sebagai bentuk transparansi terhadap pengelolaan dana BOS.
Rendahnya transparansi tersebut dapat menimbulkan sekolah rentan terhadap penyalahgunaan.
Rendahnya transparansi tersebut dikarenakan pihak yang mengetahui pengelolaan dana BOS hanya kepala madrasah, bendahara, dan guru sedangkan komite tidak dilibatkan.
Banyaknya kasus fraud pada dana BOS membuat pemerintah perlu melakukan berbagai tindakan preventif untuk meminimalisir kecurangan. Oleh karena itu, diperlukan optimalisasi dalam pengendalian internal agar kecurangan dalam pengelolaan dana BOS dapat meminimalisir. SPIP adalah kegiatan pengewasan yang dilakukan dengan efektif dan terpadu. Jika pengendalian internal dilakukan dengan efektif, maka dapat melindungi organisasi dari kelemahan manusia dan dapat mengurangi terjadinya kesalahan yang menyalahi aturan (Tuanakotta, 2007, p. 162).
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengelolaan dana BOS untuk mencegah terjadinya fraud adalah whistleblowing system. Whistleblowing system adalah suatu tindakan pelaporan atau pengungkapan oleh pegawai organisasi terkait pelanggaran, tindakan ilegal kepada pihak internal ataupun eksternal organisasi. Whistleblowing system dapat mendorong individu untuk melaporkan tindak kecurangan pada organisasi. Dalam penerapannya, diperlukan partisipasi pihak dalam mengungkapkan serta melaporkan tindak kecurangan tersebut. Tujuan dari pengungkapan ini adalah untuk meminimalisir penyimpangan pada dana BOS (Suastawan et al., 2017).
2. Kajian Pustaka
2.1. Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
Pengertian SPIP berdasarkan PP No 60 Tahun 2008 yaitu suatu kegiatan yang dilakukan pegawai dalam suatu organisasi secara terus menerus untuk memberikan keyakinan dalam tercapainya tujuan organsiasi secara efisien dan efektif serta dapat mendorong kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Terdapat lima indikator dari SPIP yaitu (1) lingkungan pengendalian, (2) penilaian risiko, (3) kegiatan pengendalian, (4) informasi dan komunikasi, dan (5)
Siti Solihatunnisa, Hastuti Hastuti
pemantauan pengendalian intern.
2.2. Whistleblowing System
Whistleblowing system merupakan sebuah sistem pengungkapan tindakan pelanggaran atau tindakan melawan hukum yang dilakukan oleh pihak internal organisasi yang dapat merugikan organisasi. Upaya pencegahan kecurangan yaitu dengan penerapan whistleblowing system. Terdapat tiga indikator dari whistleblowing system yaitu (1) aspek struktural, (2) aspek operasional, dan (3) aspek perawatan.
2.3. Pencegahan Fraud Dalam Pengelolaan Dana BOS
Dalam (Association of Certified Fraud Examiners, 2020), fraud yaitu penyimpangan serta perbuatan menyalahi aturan yang dilakukan sengaja oleh seseorang dengan tujuan mendapatkan keuntungan dan merugikan pihak lain. Upaya pencegahan fraud dapat meminimalisir terjadinya faktor penyebab fraud. Terdapat lima indikator dari pencegahan fraud pengelolaan dana BOS yaitu (1) penetapan kebijakan anti-fraud, (2) prosedur pencegahan, (3) organisasi, (4) teknik pengendalian, dan (5) kepekaan terhadap fraud.
2.4. SPIP dan Whistleblowing System
Sistem pengendalian internal yang baik tidak mungkin terwujud jika tanpa adanya sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system). Faktor-faktor yang mendukung whistleblowing system berada dalam ruang lingkup pengaturan sistem pengendalian internal (Rifaldi, 2013). Whistleblowing system juga dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang dapat mencegah dan mendeteksi terjadinya tindak kecurangan pada suatu organisasi. Hal ini menunjukan hubungan antara SPIP dan whistleblowing system dikarenakan kedua faktor tersebut dapat menjadi satu kesatuan untuk mencegah dan meminimalisir kecurangan. Sehingga hipotesis alternatif pertama dan kedua adalah:
Ha1 : SPIP berpengaruh positif terhadap Whistleblowing System Ha2 : Whistle blowing System berpengaruh positif terhadap SPIP
2.5. Pengaruh SPIP Terhadap Pencegahan Fraud Dalam Pengelolaan Dana BOS
Upaya yang dilakukan untuk mencegah timbulnya tindak kecurangan pada pengelolaan dana BOS yaitu dengan meningkatkan SPIP. Semakin efektif pelaksanaan SPIP maka akan semakin mudah untuk mencegah terjadinya tindak kecurangan. Sehingga hipotesis alternatif ketiga adalah:
Ha3 : SPIP berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud dalam pengelolaan dana BOS 2.6. Pengaruh Whislteblowing System Terhadap Pencegahan Fraud Dalam Pengelolaan
Dana BOS
Whistleblowing system merupakan upaya dalam pencegahan fraud dengan melakukan pengungkapan suatu penyimpangan yang dilakukan internal organisasi. Whistleblowing system menjadi alat yang efektif dalam mencegah fraud. Sehingga hipotesis alternatif keempat adalah:
Ha4 : Whistleblowing system berpengaruh positif terhadap pencegahan. fraud dalam pengelolaan dana. BOS
2.7. Pengaruh SPIP dan Whislteblowing System Terhadap Pencegahan Fraud Dalam Pengelolaan Dana BOS
Salah satu upaya SPIP untuk mencegah kecurangan pada suatu organisasi adalah dengan menerapkan whistleblowing system. Penerapan whistleblowing system dapat memberikan rasa enggan untuk melakukan kecurangan dikarenakan adanya efektifitas dalam sistem pelaporan tindak kecurangan (Semendawai et al., 2011).
Whistleblowing system adalah bagian dari SPIP untuk mencegah kecurangan dan mengoptimalkan implementasi good governance (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2008).
Siti Solihatunnisa, Hastuti Hastuti
Untuk menciptakan SPIP yang efektif, tidak terlepas dari whistleblowing system. Terdapat hubungan antara sistem pengendalian internal dan whistleblowing system dikarenakan kedua faktor tersebut dapat menjadi satu kesatuan untuk mencegah dan meminimalisir kecurangan. Sehingga hipotesis alternatif kelima adalah:
Ha5 : SPIP dan Whistleblowing System berpengaruh positif terhadap pencegahan fraud dalam pengelolan dana BOS
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pemikiran digambarkan dalam gambar berikut ini:
Gambar II. 1 Kerangka Pemikiran 3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif pada MTS di Kecamatan Bandung Kulon. Seluruh MTS di Kecamatan Bandung Kulon dijadikan sebagai populasi yang berjumlah 7 Madrasah. Adapun sampel pada penelitian ini sebanyak 34 responden, terdiri dari kepala madrasah, bendahara, operator, guru dan komite. Jenis dan sumber data yang digunakan ialah data subjek dan data primer, dimana data bersumber dari penyebaran kuesioner. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis jalur (path analysis) dan pengolahannya menggunakan Software SPSS 25.
4. Hasil dan Pembahasan
Analisis deskriptif pada penelitian ini dilakukan agar dapat menggambarkan frekuensi jawaban responden dimana pilihan-pilihan jawaban telah dikategorikan ke dalam skala 1 s.d 5.
Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel IV. 1 Hasil Analisis Deskriptif
No Variabel Rata-rata
Keseluruhan Kriteria 1 Sistem Pengendalian Internal Pemerintah 149 Sangat Baik
2 Whistleblowing System 148 Sangat Baik
3 Pencegahan Fraud Dalam Pengelolaan
Dana BOS 153 Sangat Baik
Pada tabel IV.1 menunjukkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel nilai rata-rata tersebut termasuk ke dalam kriteria sangat baik. Sehingga secara umum penerapan SPIP dan whisleblowing system terhadap pengelolaan. dana BOS di MTs Kecamatan Bandung Kulon sudah diterapkan sangat baik.
4.1. Pengaruh SPIP Terhadap Whislteblowing System
Diperoleh hasil dengan nilai t hitung 6,606 > t tabel 2,039 dengan signifikansi 0,00 < 0,05
Siti Solihatunnisa, Hastuti Hastuti
atau (6,606 > 2,039 dan 0,00 < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa Ha1 diterima, koefisien regresi di atas menunjukkan nilai positif koefisien sebesar 0,270, dimana terdapat pengaruh positif dari variabel SPIP terhadap whistleblowing system. Artinya semakin baik penerapan SPIP maka semakin baik juga whistleblowing system.
Dalam menciptakan SPIP yang efektif pada sebuah organisasi, tidak terlepas dari whistleblowing system. Hal ini menunjukan adanya hubungan antara SPIP dan whistleblowing system dikarenakan kedua faktor tersebut dapat menjadi satu kesatuan untuk mencegah dan meminimalisir kecurangan
4.2. Pengaruh Whislteblowing System Terhadap SPIP
Diperoleh hasil dengan nilai t hitung 6,606 > t tabel 2,039 dengan signifikansi 0,00 < 0,05 atau (6,606 > 2,039 dan 0,00 < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa Ha2 diterima, koefisien regresi di atas menunjukkan nilai positif koefisien sebesar 2,136, dimana terdapat pengaruh positif dari variabel whistleblowing system terhadap SPIP. Artinya semakin baik pelaksanaan whistleblowing system maka semakin baik juga SPIP.
Whistleblowing system sebagai control environment, yang mana bermanfaat dalam memperkuat sistem pengendalian internal. Adanya whistleblowing system ini dikarenakan banyaknya kasus penyimpangan serta merupakan bagian dari pengendalian internal. Faktor-faktor yang mendukung whistleblowing system berada dalam ruang lingkup pengaturan sistem pengendalian internal (Rifaldi, 2013).
4.3. Pengaruh SPIP terhadap Pencegahan Fraud Dalam Pengelolaan Dana BOS
Diperoleh hasil positif dengan nilai t hitung 7,301 > t tabel 2,039 dan memperoleh nilai signifikansi 0,000 < 0,05 artinya memiliki pengaruh yang signifikan. Maka Ha3 diterima artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan variabel SPIP terhadap pencegahan fraud dalam pengelolaan dana BOS. Semakin baik penerapan SPIP maka semakin baik juga pencegahan fraud dalam pengelolaan dana BOS.
Pada fenomena awal terdapat kasus korupsi dana BOS yang terjadi di Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat. Selain itu, berdasarkan LHP BPK Tahun 2021 terdapat pula kelemahan dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang menimbulkan permasalahan dalam pengelolaan dana BOS. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kurang optimalnya pencegahan fraud yang dilakukan di lingkungan Kementerian Agama.
Pada penyebaran kuesioner diperoleh hasil bahwa penerapan sistem pengendalian internal pemerintah di MTs Kecamatan Bandung Kulon melalui setiap indikatornya mempunyai rentang nilai kualifikasi yang sangat baik artinya penerapan sudah dilaksanakan dengan sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa MTs Kecamatan Bandung Kulon telah menjalankan sistem pengendalian internal dengan baik di setiap indikatornya.
Upaya lain yang dilakukan oleh Kemenag Kota Bandung untuk Madrasah untuk mengoptimalkan penerapan sistem pengendalian internal pemerintah yaitu dengan melakukan kegiatan monitoring, evaluasi dan bimbingan Pelaporan LPJ BOS Madrasah. Hal tersebut dilakukan untuk memantau dan mengevaluasi pengelolaan dana BOS yang ada di Madrasah dan memastikan apakah penggunaan dana BOS sudah tepat sasaran serta pelaporannya sesuai dengan Juknis yang ada.
4.4. Pengaruh Whislteblowing System terhadap Pencegahan Fraud. Dalam Pengelolaan Dana BOS
Diperoleh hasil positif dengan nilai t hitung 4,001 > t tabel 2,039 dan memperoleh nilai signifikansi 0,000 < 0,05 artinya memiliki pengaruh yang signifikan. Dapat disimpulkan Ha4
diterima, artinya whistle blowing system berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penceagahan fraud dalam pengelolaan dana BOS. Dimana dapat diartikan bahwa semakin baik
Siti Solihatunnisa, Hastuti Hastuti
penerapan whistlblowing system maka semakin baik juga pencegahan fraud dalam pengelolan dana BOS.
Whistleblowing system merupakan sebuah bentuk pengawasan pada suatu instansi pemerintah.
Hal tersebut dapat menimbulkan rasa enggan pimpinan/pegawai dalam melakukan kecurangan dikarenakan whistlblowing system dapat digunakan oleh semua pihak termasuk pihak eksternal dalam hal ini orang tua siswa/masyarakat. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan (Tuanakotta, 2007) yang menyatakan bahwa dengan adanya whistleblowing system dapat menimbulkan rasa enggan untuk melakukan tindak pelanggaran, dikarenakan adanya efektifitas dalam penerapan whistleblowing system yang efektif. Hal tersebut dapat mencegah dan meminimalisir suatu tindak kecurangan.
Hal tersebut juga didukung dengan 3 aspek whistleblowing system. Aspek pertama yaitu aspek struktural yang telah didukung dengan adanya komitmen dari instansi sekolah untuk berpartisipasi aktif dan tidak segan dalam melaporkan setiap menemukan adanya indikasi tindak kecurangan.
Aspek kedua yaitu aspek operasional yaitu dengan adanya sosialisasi dan menerapkan budaya yang mendorong kepada pegawai dalam melaporkan setiap adanya tindak kecurangan serta adanya jaminan kerahasiaan dan kebijakan perlindungan untuk pelapor agar pegawai tidak enggan dalam melaporkan setiap menemukan tindak kecurangan. Aspek ketiga yaitu aspek perawatan yaitu dengan adanya evaluasi secara berkala terhadap efektivitas penerapan whistleblowing system.
Pada penyebaran kuesioner diperoleh hasil bahwa penerapan whistleblowing system di MTs Kecamatan Bandung Kulon melalui setiap indikatornya mempunyai rentang nilai kualifikasi yang sangat baik artinya penerapan sudah dilaksanakan dengan sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa MTs Kecamatan Bandung Kulon telah menjalankan whistleblowing system dengan baik di setiap indikatornya.
4.5. Pengaruh SPIP dan Whistleblowing System terhadap Pencegahan Fraud Dalam Pengelolaan Dana BOS
Diperoleh hasil positif dengan nilai F hitung 134,381 > F tabel 3,29 dan memperoleh nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Nilai R Square sebesar 0,897 yang artinya pencegahan fraud dalam pengelolaan dana BOS yang dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel SPIP dan whistleblowing system sebesar 89,7% dan 10,3% disebabkan oleh variabel yang tidak diteliti. Dapat diketahui bahwa Ha5 diterima yang artinya SPIP dan whistle blowing system secara simultan berpengaruh terhadap pencegahan fraud dalam penglolaan dana BOS.
Dalam rangka memperkuat serta menunjang efektifitas penyelenggaraan SPIP, Kementerian Agama memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yaitu dengan membuat aplikasi Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Internal (SIMPI) sebagai instrumen penerapan SPIP. Implementasi lainnya yaitu dengan adanya aplikasi e-RKAM, yang merupakan aplikasi pengelola keuangan dimulai dari merencanakan, menganggarkan, menatausahakan dan melaporkan. Aplikasi ini bertujuan agar Kemenag memiliki sistem informasi keuangan yang terintegrasi dan menghasilkan informasi keuangan yang akurat, akuntabel, tepat waktu, transparan, efektif dan efisien.
Upaya yang dijalankan Kemenag dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam pengelolaan Dana BOS dapat dikatakan cukup baik dikarenakan dengan sistem pengendalian internal yang baik serta adanya whistleblowing system dapat memunculkan rasa keengganan bagi instansi sekolah yang mengelola dana BOS dalam melakukan kecurangan.
SPIP yang efektif dapat mencegah kecurangan pada pengelolaan dana BOS. Whistleblowing system juga penting dilaksanakan untuk pencegahan fraud. Whistleblowing system dapat memberikan kontribusi bagi penguatan SPIP (Rifaldi, 2013). Artinya SPIP dan whistleblowing system memiliki pengaruh secara bersama sama dalam mencegah terjadinya fraud dalam pengelolaan dana BOS.
Siti Solihatunnisa, Hastuti Hastuti
5. Kesimpulan
Pada hasil analisis dan pembahasan yang sudah dipaparkan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. SPIP berpengaruh positif dan signifikan terhadap whistleblowing system. Artinya jika SPIP semakin baik maka whistleblowing system akan semakin baik juga.
2. Whistlblowing System berpengaruh positif dan signifika terhadap SPIP. Artinya jika pelaksanaan whistleblowing system semakin baik maka SPIP akan semakin baik juga
3. SPIP berpengaruh positif dan signifikan terhadap pencegaha fraud dalam. pengelolaan dana BOS. Adanya upaya pengoptimalan penerapan SPIP yaitu dengan kegiatan monitoring berupa kegiatan rutin terkait pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan dana yang bersumber dari dana BOS.
4. Whistlleblowing system berpengaruh positif dan sinifikan terhadap pencegahan fraud dalam pengelolaan dana BOS. Adanya komitmen dari instansi sekolah untuk berpartisipasi aktif dan tidak segan dalam melaporkan setiap menemukan adanya indikasi tindak kecurangan.
5. SPIP dan whistleblowinng system berpengaruh secara bersama-sama terhadap pencegahan fraud dalam pengelolaan dana BOS. Terdapat hubungan antara SPIP dan whistleblowing system dikarenakan kedua faktor tersebut dapat menjadi satu kesatuan untuk mencegah dan meminimalisir kecurangan.
Daftar Pustaka
Association of Certified Fraud Examiners. (2020). Report to the Nations on Occupational Fraud and Abuse: 2020 Global Fraud Study. Association of Certified Fraud Examiners, Inc., 1–88.
https://www.acfe.com/report-to-the-nations/2020/
Association of Certified Fraud Examinations. (2022). Occupational Fraud 2022: A Report to the nations. Association of Certified Fraud Examiners, 1–96.
Ariastini, N. K. D., Yuniarta, G. A., Ak, S. E., Si, M., Kurniawan, P. S., & ST, M. A. (2017).
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Proactive Fraud Audit, Dan Whistleblowing System Terhadap Pencegahan Fraud Pada Pengelolaan Dana Bos Se-Kabupaten Klungkung. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 8(2).
Brandon. (2013). Whistle Blower.
Dewi, F. M., & Trisnaningsih, S. (2021). Pengaruh Whistleblowing Terhadap Pencegahan Kecurangan Dalam Pengelolaan Bos Dengan Variabel Intervening Komponen Stuktur Pengendalian Internal. Jurnal MEBIS (Manajemen Dan Bisnis), 6(2), 1–12.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 Edisi Ke Sembilan Cetakan Ke Sembilan. Badan Penrbit Universitas Diponegoro.
Jeandry, Gregorius, M. R. M. (2021). Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Budaya Organisasi, Proactive Fraud Audit, Dan Whistleblowing System Terhadap Pencegahan Fraud Dalam Pengelolaan Dana Bos. Urnal TRUST Riset Akuntansi, 9(1).
Karyono. (2013). Forensic Fraud. CV Andi Offset.
Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6065 Tahun 2021 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan BOP pada RA dan BOS pada Madrasah Tahun Anggaran 2022
Keputusan Menteri Agama Nomor 95 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan Whistleblowing Di Lingkungan Kementerian Agama
Keputusan Menteri Agama Nomor 580 Tahun 2019 tentang pedoman pelaksanaan Sistem
Siti Solihatunnisa, Hastuti Hastuti
Pengendalian Intern Pemerintah
Komite Nasional Kebijakan Governance. (2008). Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran-SPP (Whistleblowing System-WBS). Jakarta.
Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI Atas Laporan Keuangan Kementerian Agama RI Tahun 2021 Lathifah, N. (2021). Konsep dan Praktik Sistem Pengendalian Internal. CV Insan Cendekia
Mandiri.
Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Permadi, A. (2021). Korupsi Dana BOS Senilai Rp 8 Miliar untuk Madrasah di Jabar, Satu Orang
Ditetapkan Tersangka. Kompas.Com.
https://regional.kompas.com/read/2021/11/16/233717578/korupsi-dana-bos-senilai-rp-8- miliar-untuk-madrasah-di-jabar-satu-orang?page=all
Putra, W. (2022). Tilap Rp 22 M Dana BOS untuk Fotokopi, 2 ASN Kemenag Jabar Ditangkap!
Detik.Com. https://www.detik.com/jabar/hukum-dan-kriminal/d-6361667/tilap-rp-22-m- dana-bos-untuk-fotokopi-2-asn-kemenag-jabar-ditangkap
Putri, N. A. (2019). Pengaruh kompetensi umber daya manusia, sistem pengendalian internal pemerintah, proactive fraudaudit, budaya organisasi dan whistleblowing system terhadap pencegahan fraud pada pengelolaan dana bos.
Rifaldi, B. (2013). Whistleblowing dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Semendawai, A. H., Santoso, F., Wagiman, W., Omas, B. I., & Susilaningtias, S. M. W. (2011).
Understanding Of Whistleblower. Witness and Victim Protection Agency.
Siti, R. (2022). Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) Dan Whistleblowing System Terhadap Pencegahan Fraud Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah (Bos)(Studi Pada Smks Hidayatul Ummah Balongpanggang–Gresik). Universitas Wijaya Putra.
Sjafrina, A. G. P., & N, D. A. P. (2021). Pendidikan di Tengah Kepungan Korupsi. Indonesia Corruption Watch, 23.
Suastawan, I. M. I. D. P., Edy Sujana, S. E., Msi, A. K., Sulindawati, N. L. G. E., & SE Ak, M.
(2017). Pengaruh Budaya Organisasi, Proactive Fraud Audit, Dan Whistleblowing Terhadap Pencegahan Kecurangan Dalam Pengelolaan Dana Bos (Studi Empiris Pada sekolah-sekolah di Kabupaten Buleleng). JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 7(1).
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. CV Alfabeta.
Suparno, & Rahmadhani, L. (2020). Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) dan Peran Komite Sekolah Terhadap Pencegahan Fraud Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pada SMP Negeri Di Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahsiswa Ekonomi Akuntansi, 5(3), 400–411.
Tuanakotta, T. M. (2007). Akuntansi Forensik dan Udit Investigatif. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional