• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penggunaan model pembelajaran contextual

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penggunaan model pembelajaran contextual"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hal ini penting karena siswa dapat melatih kemampuan berpikir dan memecahkan masalah serta menerapkan konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan menjadikan pembelajaran bermakna adalah model pembelajaran kontekstual teaching and learning (CTL). Soal latihan yang diberikan kepada siswa adalah soal buku teks dan tidak dicantumkan.

Rumusan Masalah

Sedangkan aktivitas siswa ditinjau dari hal-hal yang bersifat kongkrit atau dapat diamati dan bersifat abstrak atau sulit untuk diamati. Aktivitas selanjutnya merupakan aktivitas yang sulit untuk diamati, seperti menggunakan pikiran dan perasaan untuk memecahkan masalah.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian

  • Variabel Penelitian
  • Indikator Penelitian

Perangkat pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) digunakan untuk meningkatkan keterampilan dan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 01 Sukorambi pada mata pelajaran sistem pernafasan manusia.

Definisi Operasional

Pembelajaran tidak terjadi melalui transfer pengetahuan dari guru ke siswa; ini terjadi melalui aktivitas di mana siswa bekerja dan mengalami. Materi Sistem Pernafasan Manusia merupakan materi kelas VIII IPA SMP/MTs yang terdapat pada KD 3.9 : Analisa Sistem Pernapasan Manusia dan Pengertian Gangguan Sistem Pernafasan serta Upaya Menjaga Kesehatan Sistem Pernafasan. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah melalui proses pembelajaran langsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Asumsi Penelitian

Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (SOL) dapat menjadi alat untuk membantu meningkatkan motivasi dan hasil belajar khususnya pada pembelajaran IPA. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (SOL) dapat menjadi pilihan dan variasi bagi guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran IPA.

Hipotesis

  • Sistematika Pembahasan

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Jurnal pendidikan IPA dengan judul: Pengaruh Metode Pembelajaran CTL Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Ditinjau dari Kemampuan Komunikasi. Berjudul pengaruh model pembelajaran kontekstual teaching and learning (CTL) berbantuan LKS terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sumber Gempol. Berjudul pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas X di MAN 1 Makassar.

Kajian Teori

Melalui komunikasi yang komunikatif (menjalin hubungan bermakna), siswa memposisikan dirinya sebagai pembelajar yang aktif dalam pengembangan minat individu. Pendidik dan siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, guru membantu siswa memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan berkomunikasi satu sama lain. Siswa dapat berpikir tingkat tinggi, kritis dan kreatif dengan menganalisis, mensintesis, memecahkan masalah, mengambil keputusan dan menggunakan logika dan bukti.

Gambar 2.1 organ sistem pernapasan   c.  Mekanisme pernapasan mausia dan gangguan sistem pernapasan
Gambar 2.1 organ sistem pernapasan c. Mekanisme pernapasan mausia dan gangguan sistem pernapasan

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

O1 : Pemberian pretest pada kelas eksperimen O2 : Pemberian posttest pada kelas eksperimen O3 : Pemberian pretest pada kelas kontrol O4 : Pemberian posttest pada kelas kontrol X : Pembelajaran CTL.

Populasi dan Sampel

Sampel adalah sebagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki populasi.25 Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII C yang berjumlah 27 siswa sebagai kelas eksperimen, dan kelas VIII D yang berjumlah 29 siswa sebagai kelas eksperimen. kelas kontrol.

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang dilakukan sebelum diberikan treatment yaitu pre-test dan tes yang dilakukan setelah diberikan treatment yaitu post-test dengan menggunakan rangkaian soal yang dibuat oleh penulis sesuai dengan kurikulum dan indikator. yang ingin dicapai dalam suatu pembelajaran digunakan sebagai latihan bagi siswa dan dijadikan data tertulis. Validitas isi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara alat yang digunakan dengan materi dalam kurikulum. 29 Uji validitas dilakukan dengan penilaian ahli yaitu menanyakan pendapatnya terhadap instrumen yang telah disusun, apakah ada perbaikan, tidak ada perbaikan, atau perombakan total. Validitas konstruk merupakan tes dimana subjek membangun setiap aspek berpikir sebagaimana tertuang dalam tujuan pembelajaran yang terdapat pada Kompetensi Dasar (KD) 30 Validitasnya dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment atau yang biasa disebut korelasi product moment person sebagai berikut: . rxy = Koefisien korelasi antar variabel x dan yn = Jumlah responden uji coba.

Kesukaran suatu soal adalah kemampuan menjawab suatu soal dengan benar pada tingkat keahlian tertentu, yang biasanya dinyatakan dengan indeks. Kekhasan merupakan kemampuan suatu butir soal untuk membedakan antara peserta yang sudah menguasai materi yang diminta dan peserta yang belum atau belum menguasai materi yang diminta. Kekhasan soal adalah perbedaan proporsi jawaban yang benar antara kelompok siswa berkemampuan tinggi (kelompok atas) dan kelompok siswa berketerampilan rendah (kelompok bawah).

Tanda negatif berarti lebih banyak kelompok siswa berkemampuan rendah yang menjawab pertanyaan tertentu dengan benar dibandingkan kelompok siswa berkemampuan tinggi. Suatu pertanyaan mungkin dapat membedakan kedua kelompok siswa tersebut, namun ada kemungkinan juga suatu pertanyaan tidak dapat membedakannya. DP = daya pembeda pertanyaan MeanA = nilai rata-rata siswa pada kelompok teratas MeanB = nilai rata-rata pada kelompok terbawah Nilai maksimum = nilai maksimum pada panduan penilaian.

Soal yang baik atau diterima mempunyai daya pembeda soal diatas 0,25 karena soal tersebut dapat membedakan antara kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dan kelompok yang berkemampuan rendah.

Tabel 3.2  KriteriaValiditas
Tabel 3.2 KriteriaValiditas

Analisis Data

Kriterianya adalah jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima artinya data berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak artinya data berasal dari distribusi tidak normal. Mengenai kriteria pengambilan keputusan, jika nilai signifikansi > α = 0,05 maka Ho diterima yang berarti sampel mempunyai varian yang homogen. Sebaliknya jika nilai signifikansi < α = 0,05 maka Ho ditolak berarti sampel tidak homogen. . Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, dan diketahui populasinya berdistribusi normal dan homogen, tahap selanjutnya peneliti melakukan uji t untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa normal atau tidak normal dan atau Apabila terdapat data yang tidak normal maka peneliti menggunakan uji Mann Whitney.

Ha diterima jika thitung < ttabel yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak kriteria uji Mann-Whitney.

Gambaran Objek Penelitian

Lokasi sekolah ini kurang lebih 4 km sebelah barat pusat kota dengan panorama Gunung Argopuro sebagai latar belakang sekolah ini. Sekolah ini mempunyai sarana dan prasarana yang bisa dikatakan cukup memadai, antara lain ruang kantor, ruang kelas, laboratorium IPA, laboratorium komputer, multimedia, perpustakaan, sanggar pramuka, sanggar marching band, aula, tempat parkir, kantin, lapangan bahkan musala. dan yang membuat anda betah adalah dengan hadirnya tanaman hias, tanaman keras dan lain sebagainya. Sekolah ini mempunyai visi “unggul dalam berprestasi, akhlak mulia dan pelestarian lingkungan hidup” serta misi “membimbing siswa untuk menjunjung tinggi kehormatan, harga diri dan berakhlak mulia.”

Pengembangan kreativitas siswa dalam apresiasi, kreasi budaya dan lingkungan hidup “.. berprestasi, berakhlak mulia dan melestarikan lingkungan hidup”.

Penyajian Data

Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah keabsahan butir soal, suatu bentuk validitas yang menanyakan apakah valid dan apakah ciri-cirinya dapat diukur secara akurat oleh indikator-indikatornya. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan 15 soal yang valid, karena peneliti telah memperhitungkan soal-soal tes tingkat kesukaran dan daya pembeda. Pengukuran reliabilitas pada penelitian ini menggunakan SPSS dengan keputusan jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,06 maka dinyatakan reliabel atau konsisten dan jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,06 maka dinyatakan tidak reliabel atau tidak konsisten.

Tingkat kesukaran tes merupakan pernyataan mengenai mudah, sedang, atau sulitnya suatu soal tes bagi siswa yang bersangkutan. Tingkat kesukaran merupakan salah satu ciri suatu tes yang patut diperhatikan, karena tingkat kesukaran menunjukkan mudah, sedang atau sulitnya butir soal tes atau tes secara keseluruhan dilaksanakan. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil rangkuman tes tingkat kesukaran menunjukkan terdapat 7 soal yang memiliki kriteria sulit, 19 soal yang memiliki kriteria sedang, dan 4 soal yang memiliki kriteria mudah.

Kekhasan merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Salah satu ciri dari artikel bak adalah dapat membedakan antara kelompok atas (yang menguasai materi) dan kelompok bawah (yang kurang menguasai materi). Berdasarkan hal tersebut, maka jumlah pertanyaan ditetapkan sebanyak 15 pertanyaan yang digunakan dalam penelitian, yaitu hanya pertanyaan yang baik.

Tabel 4.3  Hasil Uji Validitas
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas

Analisis dan Pengujian Hipotesis

Dari tabel uji normalitas terlihat bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi normal. Ho : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (SOL) pada materi sistem pernafasan manusia terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Sukorambi. H1: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (SOL) pada materi sistem pernafasan manusia terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Sukorambi.

Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji Mann Whitney terhadap data skor pretest kedua sampel dapat dilihat pada tabel berikut. Analisis perbedaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan model Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi sistem pernafasan manusia terhadap hasil belajar siswa.

Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, atau terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi sistem pernafasan manusia terhadap hasil belajar siswa. 2) Jika nilai sig. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol atau tidak terdapat pengaruh terhadap penggunaan Model Contextual Teaching and Learning. Berdasarkan tabel hasil uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi sistem pernafasan manusia terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Sukorambi.

Dengan diterimanya Ha dalam pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dapat menguji kebenaran hipotesis yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi sistem pernafasan manusia pada materi sistem pernafasan manusia. hasil belajar adalah. siswa kelas VIII SMPN 1.

Pembahasan

Pembelajaran (CTL) Materi Sistem Pernapasan Manusia Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 01 Sukorambi. Guru meminta siswa menyelesaikan LKPD yang telah dibagikan sebelumnya Kesimpulan  Guru memberikan evaluasi. Guru meminta siswa menyampaikan hasil diskusi yang diadakan melalui presentasi di depan kelas.

Guru meminta siswa bersiap melakukan percobaan yang melibatkan volume dan laju pernapasan. Gur memeriksa kehadiran siswa dan meminta siswa menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pengelolaan data dapat diambil kesimpulan model pembelajaran kontekstual (CTL) materi sistem pernafasan manusia terhadap hasil belajar siswa kelas VIII. Kemudian uji Mann-Whitnely menguji hasil hipotesis dengan kriteria Asymp.sig < 0,05, maka hipotesis diterima. Hasil pre-test dan post-test kedua kelas diuji dengan Asymp.Sig selbelsar 0.00 < 0.05 sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak.

Dengan demikian pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (SOL) pada materi sistem pernafasan manusia terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Sukorambi dinilai berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, model pembelajaran SOL dapat digunakan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran IPA terpadu.

Saran

Referensi

Dokumen terkait