• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kajian Teori

1. Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang membut siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan siswa untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.14 Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selan itu, dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur.

Dalam pembelajaran IPA peserta didik diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi peserta didik dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada metode ilmiah. Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan

“berbuat”, hal ini akan membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.15

14 Hosnul Khotimah, dkk.,” Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Teknik Mind Mapping Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VIII” dalam jurnal JurusanBiologi-Fakultas MIPA UM, 2015, 1

15Trianto, Model Pembelajaran dalam Teori dan Praktek (Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher, 2017), 99

2. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah seuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akdemik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik yang mereka pelajari dengan konteks dalam keidupaj keseharian mereka.16

Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu pendidik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari pendidik ke peserta didik. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil.17.

Karakteristik pembelajaran kontkstual (Contextual Teaching and Learning). 18

16 Ibnu Setiawan. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Balajar – Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, diterjemahkan dari karyar Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning: what it is and why it is here to stay (Bandung: Mizan Learning Center (MLC), cet.3, 2007), 67.

17 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2015)228

18 Ibnu Setiawan. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Balajar – Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, diterjemahkan dari karyar Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning: what it is and why it is here to stay (Bandung: Mizan Learning Center (MLC), cet.3, 2007), 67

a. Melaksanakan komunikasi yang komunikatif (making meaningfull conection) peserta didik memposisikan diri sebagai orang belajar aktif dalam mengembangkan minat secara individual.

b. Melakukan aktifitas yang signifikan. Peserta didik mengaitkan antar sekolah dan berbagai konteks dalam kehidupan nyata.

c. Belajar dengan pengaturan sendiri (self-regulated learning). Peserta didik melakukan kegiatan yang signifikan : ada tujuannya, ada urusannya dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada produknya atau hasil yang sifatnya nyata.

d. Berkerjasama (colaborating). Pendidik dan peserta didik berkolaborasi secara efektif dalam kelompok, guru membantu siswa memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling berkomonikasi.

e. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking). Peserta didik dapat berpikir ke tingkat yang lebih tinggi, kritis dan kreatif dengan menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan dan menggunakan logika dan bukti-bukti.

3. Hasil Belajar

Hasil Belajar adalah kemampuan yang di peroleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengerahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan peserta didik sehingga menjadi lebih bak dari sebelumnya.19 Menurut Benyamin Bloom

19 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002), h. 82

dalam sudjana (2009:22) hasil belajar terbagi menjad tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah efektif, dan ranah psikomotorik.

Hasil belajar yang di teliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yang mencakup tiga tingkatan yaitu mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3). Instrumen yang di gunakan untuk menngukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah tes.

4. Pengaruh Contextual Teaching and Learning

Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi.20 Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu model pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.21 Jadi pengaruh CTL adalah suatu hubungan timbal balik yang mempengaruhi pada suatu model pembelajaran kepada proses keterlibatan peseta didik secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dengan menghubungkan pada situasi kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari peserta didik.

20 Suharno dan Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: Widya Karya, 2006), h.

243.

21 Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media Group

5. Materi Sistem Pernapasan manusia

a. Struktur dan fungsi sistem pernapasan manusia

Respirasi adalah proses pertukaran gas yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Ada tiga proses dasar dalam respirasi manusia:

1) Bernapas atau ventilasi paru-paru 2) Respirasi external

3) Respirasi internal b. Organ pernapasan manusia

Sistem pernapasan manusia tersusun atas hidung, faring, laring, trakea, bronkus dan paru-paru.

1) Hidung

Hidung merupakan organ pernapasan yang langsung berhubungan dengan udara luar. Didalam hidung terdapat 3 bagian yaitu rambut hidung, selaput lendir dan konka

2) Faring

Faring merupakan organ pernapasan yang terletak di belakang rongga mulut dan di atas laring.

3) Laring

Laring atau ruang suara merpakan organ pernapasan yang menghubungkan faring dengan trakea. Di dalam laring terdapat epiglotis dan pita suara.

4) Trakea

Trakea adalah saluran yang menghubungkan laring dan bronkus. Trakea memiliki panjang sekitar 10-12 cm dengan lebar 2 cm.

5) Paru-paru

Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru terbagi atas 2 bagian:

a) Paru-paru kanan (pulmo dekster) b) Paru-paru kiri (pulmo sinister)

c) Paru-paru di bungkus oleh selaput rangkap dua yang disebut pleura

Gambar 2.1 organ sistem pernapasan c. Mekanisme pernapasan mausia dan gangguan sistem pernapasan

Pada saat kita bernapas berlangsung dua mekanisme, yaitu inspirasi (menghirp udara) dan ekspirasi (mengeluarkan udara). Pada saat melakukan mekanisme pernapasan terjadi kerja sama antara otot dada, tulang rusuk, dan diafragma.

Gambar 2.2 mekanisme pernapasan manusia

Setelah mengatahui mekanisme tersebut, kita harus mengetahui bahwa sistem pernapasan kita dapat terganggu. Ada beberapa penyakit yang mengganggu sistem pernapasan kita, yatu:

1) Influenza 2) Tonsilitis 3) Faringitis 4) Pneumonia

5) Tubercuosis (TBC) 6) Asma

7) Kanker paru-paru

26

Dokumen terkait