• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penggunaan model student facilitator and explaining

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penggunaan model student facilitator and explaining"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2

PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

Angelia Musfinda, Upit Yulianti DN, Risa Yulisna

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat musfindaa92@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to describe the influence of use student facilitator and explaining model to the ability of student class VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Solok district in writing news. Types of this research is quantitatif research with using experimental method with one group pretest posttest research design. Sample of this research is all student of class VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Solok district which amounted to 58 people. Data in this research is score result of ability in writing news before and after using student facilitator and explaining model. Result of this research is (a) the ability in writing news before using student facilitator and explaining model of student VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Solok district at level of mastery of 66%-75% with more than enough qualification LdC with an average gain 70,5%.

(b) the ability in writing news after using student facilitator and explaining model 85 % with good qualification (B) with an average gain 81%-61%. (c) there is a significant influence of using student facilitator and explaining model on the ability in writing news of student class VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Solok district because t coun > t table (4,73>1,67).

Keywords: Student Facilitator And Explaining Model, News Writing

PENDAHULUAN

Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, menulis merupakan salah satu kemampuan yang berpengaruh untuk mengembangkan kemampuan intelektual

pada diri siswa. Seorang intelektual ditandai dengan kemampuannya mengekspresikan jalan pikirannya melalui tulisan dengan

media bahasa yang sempurna. Menulis sangat menuntut kemampuan berpikir siswa untuk dapat memilih kata-kata yang tepat dan padu serta harus memperhatikan

(2)

keefektifan kalimat yang digunakan dalam menulis sehinga menghasilkan tulisan singkat dan jelas. Salah satunya yaitu kegiatan menulis berita.

Kegiatan menulis berita merupakan kegiatan yang menuntut siswa untuk berpikir serta mampu menulis berita secara singkat, padat dan jelas. Dalam menulis berita yang harus diperhatikan yaitu ketepatan serta kejelasan isi dari berita yang disampaikan. Selain hal tersebut, penggunaan kalimat harus diperhatikan dengan baik sehingga pembaca mudah memahami berita yang dibacanya.

Menulis berita merupakan salah satu materi yang harus diajarkan di sekolah.

Pembelajaran menulis berita terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk tingkat SMP/MTsN terdapat pada Standar Kompetensi (SK) 12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster, sedangkan Kompetensi Dasar (KD) 12.2 Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas.

Berdasarkan hasil dan wawancara dengan salah seorang guru bidang studi bahasa Indonesia SMPN 2 Pantai Cermin kabupaten Solok bernama Asmaniar,S.Pd pada tanggal 08 November 2016, dapat diketahui bahwa. Pertama, kemampuan siswa menulis berita masih belum

mencapai KKM dilihat dari hasil belajar siswa masih ada dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang sudah ditetapkan di SMP N 2 Pantai Cermin untuk kelas VIII yaitu 76.Terlihat pada hasil ulangan harian yang masih ada siswa mendapatkan nilai 65. Kedua, kemampuan siswa dalam menulis berita beragam, ada yang bisa, ada yang tidak dan tidak sama sekali tergantung kemampuan masing- masing siswa. Contoh, siswa yang bisa menulis berita dalam waktu 10 menit sudah selesai, bagi siswa yang kurang mampu sudah hampir waktunya selesai tidak satupun yang ditulis. Ketiga, kemampuan siswa mengembangkan pikiran dalam menulis berita sangat sulit sekali sebelum di beri arahan dari guru yang bersangkutan.

Sebelum menulis mereka harus diarahkan terlebih dahulu sampai satu contoh berita selesai. Keempat, penguasaan kosakata siswa masih kurang sehingga siswa sulit menulis kata menjadi suatu kalimat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan dua orang siswa SMP Negeri 2 Pantai Cermin kabupaten Solok yang bernama Adelia dan Fitra pada tanggal 08 November 2016, adalah sebagai berikut. Pertama, masih banyak siswa yang belum mampu dalam menulis berita karena kurang penguasaan kosakata. Kedua, siswa

(3)

masih belum bisa merangkai kata-kata menjadi kalimat yang baik. Ketiga, Ketika menulis berita siswa kesulitan saat mengembangkan informasi sehingga berita yang dibuat kurang menarik. Keempat, sarana dan prasarana yang kurang lengkap di sekolah membuat pembelajaran dalam kelas kurang menarik, sehingga siswa merasa bosan saat belajar.

Barus (2010:26) menyatakan bahwa berita adalah segala laporan mengenai peristiwa, kejadian, gagasan, fakta yang menarik perhatian dan penting untuk disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi kesadaran umum.

Menurut Assegaff (1991:24) batasan atau definisi, berita dalam arti teknis jurnalistik adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interesting seperti humor, emosi dan ketegangan.

Menurut Barus (2010:60), penulisan judul berita harus singkat tetapi mengandung banyak keterangan sesuai dengan isi berita. Judul berita memberi

informasi yang benar artinya sesuai dengan fakta dan menarik rasa ingin tahu pembaca.

Teras berita adalah bagian yang penting dari sebuah berita yang ditempatkan pada paragaraf pertama dibawah judul berita.

Teras berita menggambarkan isi berita.Tubuh berita adalah bagian pengembangan dari teras atau keterangan lebih lanjut dari teras. Tubuh berita berfungsi untuk menjelaskan tema atau pokok berita. Tubuh berita merupakan bagian penting dari berita yang utuh dan lengkap.

Menurut Istarani dan Ridwan (2015:158) model Student Facilitator and Explaining ialah suatu cara dalam penyampaian materi ajar dengan terlebih dahulu memberikan informasi kompetensi yang dimiliki oleh siswa, lalu menyajikan materi ajar dengan panjang lebar dan sejelas-jelasnya, yang kemudian diantara siswa saling mengembangkan materi yang telah dijelaskan secara umun dengan saling jelas-menjelaskan satu sama lainnya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen.

Dikatakan penelitian kuantitatif karena dalam pengumpulan datanya menggunakan angka-angka. Arikunto (2006:12)

(4)

menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menggunakan angka, dimulai dari pengumpulan data, kemudian penafsiran data dan terakhir ditampilkan hasilnya. Data kuantitatif dalam penelitian ini dimulai dari nilai-nilai yang diperoleh siswa dalam menulis berita, sampai tahap akhir yaitu melakukan hipotesis yang berbentuk angka-angka.

Menurut Sugiyono (2009:72), penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap hasil yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Dikatakan metode eksperimen karena penelitian ini bertujuan untuk mengontrol atau mengendalikan setiap gejala yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode Pre Eksperimental Design dengan rancangan penelitian One-Group Pretest- Posttest.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok yang terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017 yaitu kelas VIIIA dan VIIIB sebanyak 58 orang siswa yang terdiri dari 2 kelas. Variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut ini.

(1) Variabel bebas (X) yaitu pengaruh model

Student Facilitator and Explaining

(2) Variabel terikat (Y) yaitu kemampuan menulis berita.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes unjuk kerja, yaitu menulis berita. Tes unjuk kerja ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan menulis berita sebelum dan sesudah menggunakan model Student Facilitator and Explaining. Pengumpulan data yang akan dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, dilakukan melalui langkah- langkah berikut ini. (1) siswa diberikan pretest mengerjakan tes awal menulis berita sebelum menggunakan model Student Facilitator and Explaining dengan tema

“Bencana Alam”. (2) siswa diberikan perlakuan dengan melaksanakan semua langkah yang terdapat di dalam model Student Facilitator and Explaining.

(3) siswa diberikan postest siswa menulis berita dengan tema “Kriminal”.

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan teknik- teknik berikut. Pertama, membaca hasil tulisan siswa. Kedua, memberikan skor terhadap hasil menulis berita yang telah ditulis siswa. Ketiga, mengubah skor mentah menjadi nilai berdasarkan PAP (Penilaian Acuan Patokan. Keempat, menghitung rata- rata hitung (Mean) dengan menggunakan rumus. Kelima, mengelompokkan

(5)

kemampuan menulis berita siswa dengan menggunakan skala 10. Keenam, mendeskripsikan kemampuan menulis berita siswa sebelum dan sesudah menggunakan model Student Facilitator and Explaining berdasarkan pedoman konversi skala 10.

Ketujuh, membuat histogram (diagram batang) kemampuan menulis berita.

Kedelapan, melalukan uji normalitas, homogenitas dan uji hipotesis. Kesembilan, menganalisis dan membahas data penelitian.

Kesepuluh, menyimpulkan hasil pembahasan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kemampuan Menulis Berita Sebelum Menggunakan Model Student Facilitator and Explaining Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok

Menulis berita sebelum menggunakan model Student Facilitator and Explaining siswa memperoleh nilai. Hasil tes kemampuan menulis berita sebelum menggunakan model Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok diperoleh melalui tes unjuk kerja. Dalam tes tersebut siswa ditugaskan untuk menulis berita dengan tema “Bencana Alam”. Setelah lembaran kerja siswa terkumpul, lalu diberikan skor berdasarkan indikator penilaian sebagai berikut ini. Pertama, judul

berita. Kedua, teras berita. Ketiga, tubuh berita. Data hasil skor menulis berita sebelum menggunakan model Student Facilitator and Explaining dapat dilihat pada lampiran 6, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 9 dan terendah 4.

Skor yang diperoleh siswa secara lengkap adalah sebagai berikut ini. Siswa yang memperoleh skor 9 berjumlah 5 orang (8,62%). Siswa yang memperoleh skor 8 berjumlah 8 orang (13,80%). Siswa yang memperoleh skor 7 berjumlah 15 orang (25,86%). Siswa yang memperoleh skor 6 berjumlah 13 orang (22,41%). Siswa yang memperoleh skor 5 berjumlah 8 orang (13,80%). Siswa yang memperoleh skor 4 berjumlah 9 orang (15,51%).

Data di atas diperoleh rata-rata hitung (M) yaitu 70,50. Berdasarkan rata- rata hitung, disimpulkan bahwa tingkat kemampuan menulis berita sebelum menggunakan model Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok berada pada rentangan 66-75% dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC).

(6)

2. Kemampuan Menulis Berita Sesudah Menggunakan Model Student Facilitator and Explaining Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok

Hasil tes kemampuan menulis berita sesudah menggunakan model Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok diperoleh melalui tes unjuk kerja.

Dalam tes tersebut siswa ditugaskan untuk menulis berita dengan tema “Kriminal”.

Setelah lembaran kerja siswa terkumpul, lalu diberikan skor berdasarkan indikator penilaian sebagai berikut ini. Pertama, judul berita. Kedua, teras berita. Ketiga, tubuh berita.

Skor kemampuan menulis berita sesudah menggunakan model Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok, berdasarkan data pada lampiran 7, skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 9 dan terendah 5. Skor yang diperoleh siswa secara lengkap adalah sebagai berikut ini.

Siswa yang memperoleh skor 9 berjumlah 13 orang (22,41%). Siswa yang memperoleh skor 8 berjumlah 17 orang (29,31%). Siswa yang memperoleh skor 7 berjumlah 13 orang (22,41%). Siswa yang memperoleh skor 6 berjumlah 7 orang (12,07%). Siswa

yang memperoleh skor 5 berjumlah 8 orang (13,80%).

Data di atas diperoleh nilai rata-rata hitung (M) yaitu 81,61. Berdasarkan rata- rata hitung tersebut disimpulkan bahwa tingkat kemampuan menulis berita sesudah menggunakan model Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok berada pada rentangan 76-85% dengan kualifikasi Baik (B).

3. Pengaruh Penggunaan Model Student Facilitator and Explaining terhadap Kemampuan Menulis Berita Siswa Kelas VIII SMP N 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok

Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan secara umum bahwa rata-rata kemampuan menulis berita sebelum menggunakan model Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok berada pada tingkat penguasaan 66-75% dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) dengan perolehan rata-rata 70,50 sedangkan kemampuan menulis berita sesudah menggunakan model Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok berada pada tingkat penguasaan 76-85% dengan kualifikasi Baik (B) dengan perolehan rata-

(7)

rata 81,61. Hal ini berarti bahwa kemampuan menulis berita sebelum menggunakan model Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan menulis berita sesudah menggunakan model student facilitator and explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok.

Jadi, secara signifikan penggunaan model Student Facilitator and Explaining berpengaruh terhadap penulisan berita.

Berdasarkan hasil uji-t, disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H1) diterima pada taraf signifikan 95% dengan dk = n–1 karena thitung > ttabel (4,73>1,67). Kritera pengujian t diterima jika > . Dengan kata lain, diterima dan ditolak.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Student Facilitator and Explaining memiliki pengaruh terhadap kemampuan menulis berita siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok.

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan kemampuan menulis berita siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok terdapat tiga

kesimpulan. Pertama, kemampuan menulis berita sebelum menggunakan model Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP N 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok dengan diperoleh nilai rata-rata 70,50 berada pada tingkat penguasaan 66-75% dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC). Kedua, kemampuan menulis berita sesudah menggunakan model Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP N 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok dengan perolehan rata-rata 81,61 berada pada tingkat penguasaan 76-85% dengan kualifikasi Baik (B). Ketiga, penggunaan model Student Facilitator and Explaining memiliki pengaruh terhadap kemampuan menulis berita siswa kelas VIII SMP N 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji-t yang disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (H1) diterima pada taraf signifikan 95% dengan dk = n–1 karena thitung > ttabel (4,73>1,67).

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharseni. 2006. Prosedur penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.

Assegaff, Djafar H. 1991. Jurnalistik Massa Kini. Jakarta: Rineka Cipta.

Barus, Sedia Williang. 2010. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita.

Jakarta: Erlangga.

(8)

Istarani Muhammad Ridwan. 2015. 50 Tipe Strategi dan Teknik Pembelajaran Kooperatif. Medan: Media Persada.

Sugiyono. 2008. Metode penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray pada pembelajaran Student Facilitator And Explaining dapat meningkatkan

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) pada siswa kelas V

Proses pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran student facilitator and explaining tentang materi Pancasila

Berdasarkan analsisi data yang telah dilakukan maka kesilmpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran student facilitator and explaining efektif

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan Model Student Facilitator and Explaining (SFAE) memperoleh hasil yang lebih baik

Model Student Facilitator and Explaining merupakan suatu model dimana peserta didik mempersentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya. Model Student Facilitaor and

Tujuan penelitian Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dan siswa

Berdasarkan hasil pengolahan data didapat hasil sebagai berikut : Penerapan Model Student facilitator explaining efektif dalam pencapaian kemampuan komunikasi