PENGARUH PERENCANAAN LABA PERUSAHAAN MELALUI PENERAPAN TITIK IMPAS PADA PT. GRAND ZAM-ZAM IN GOWA
Susana Novieni1, Andi Zainal Abidin2, Ihsan Malik3
1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar
1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
ABSTRACT
This research aims at finding out the minimum sales level of the company to overcome the loss and to plan profit at PT Grand Zam-zam Gowa Regency in year 2016-2018 based on break even point, graphic approach and profit plan. This research was descriptive qualitative. Technique of data collection was documents and library study. Technique of data analysis was break even point in rupiah and graphics to determine plan for the coming years. The result of this research revealed that the sale of PT. Grand Zam- zam during 2016-2018 based on the analysis of break even point measured with break even point in unit, rupiah and graphics increased. Based on break even point analysis on multi product sales in 2016, 2017and 2018 was 6 units, 8 units and 12 units. PT Grand Zam-zam plan the profit Rp. 9.154.370.769,6 with the sales target was 34 unit in 2019 minus break even point in 2018 as much Rp. 3.273.386.640,8. It was gained Rp. 5.927.043.762,54
Keywords: break even point, break even point in rupiah, graphic, and profit plan.
PENDAHULUAN
Sukses atau gagalnya suatu perusahaan pada umunya ditentukan oleh kemampuan manajemen dalam memandang kemungkinan dan adanya kesempatan di masa yang akan datang. Baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh sebab itu tugas manajemen keuangan untuk merancang dan merencanakan masa depan perusahaan yang dipimpinya.
Perencanaan dana pada dasarnya merupakan kegiatan membentuk masa depan, dan kelangsungan hidup perusahaan. Kegiatan utama manajemen dalam perencanaan perusahaan adalah memutuskan dan menentukan suatu pilihan dari berbagai macam alternatif dan merumuskan dengan kebijakan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang.
Pada umunya analisis titik impas juga memberikan informasi mengenai tingakat keamananyang mempunyai kegunaan sebagai indikasi dan informasi kepada manajemen berapakah penurunan penjualan dapat direncanakan sehingga usaha yang dijalankan tidak menderita kerugian. Selain itu apabila penjualan pada titik impas dihubungkan dengan penjualan yang dianggarkan maka akan dapat diperoleh informasi tentang berapa
jauh penjualan bisa turun sehingga industri tidak menderita rugi atau tingkat keamanan bagi industri dalam melakukan penurunan penjualan. Informasi tentang tingakat keamananini dapat dinyatakan dalam presentasi atau rasio antara penjualan yang dianggarkan dengan volume penjualan pada tingkat impas.
Keadaan impas perusahaan dapat terjadi apabila hasil penjualan hanya cukup untuk menutupi biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan ketika memproduksi suatu produk.
Biaya dalam analisis titik impas terdiri dari biaya tetap dan biaya variable.Biaya tersebut dapat di gunakan sebagai dasar untuk mengetahui titik impas perusahaan. Analisis titik impas juga dapat digunakan sebagai alat bantu bagi manajemen untuk melakukan perencanaan yakni dalam hal membuat perencanaan penjualan laba. Melalui analisis titik impas manajer keuangan perusahaan dapat memperoleh informasi tingkat penujalan minimum yang harus dicapai agar tidak mengalami kerugian.Berdasarkan hasil analisis tersebut juga dapat dilihat sampai seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan boleh turun, agar perusahaan tidak mengalami kerugian.Permasalahan yang sering dihadapi PT Grand Zam-zam adalah tidak memenuh
kebutuhan dan harapan konsumen dengan harga terjangkau yang bisa dibeli oleh masyarakat, dan lemahnya permintaan terhadap perumahan akibat mahalnya harga rumah dan bunga pembiayaan perumahan.
Permasalahan lain juga terutama disisi permintaan, belum efisiensinya penggunaan sumber-sumber dana jangka panjang bagi pembiayaan perumahan melalui lembaga pembiayaan sekunder perumahan.
PT. Grand Zam-Zam yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang Property yang berlokasi di kabupaten Gowa.
Yang bertujuan mencapai laba harus menerapkan metode perencanaan laba yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang berorientasi pada pencapaian target laba yang di harapkan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT Grand Zam-Zam.Dengan judul
“Pengaruh perencanaan laba perusahaan melalui penerapan titik impas pada PT GranZam-Zam zam-zam kabupaten Gowa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah PT. Grand Zam- Zam dalam Merencanakan Laba Menggunakan Analisis Titik Impas. Adapun tujuan dari penelitiann ini adalah: Untuk mengetahui tingkat penjualan minimal agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian serta untuk merencanakan laba perusahaan dengan menggunakan analisis titik impas.
TINJAUAN LITERATUR
Menurut George R.Terry dalam Supomo (2018:33) perencanaan adalah memilih atau menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan- kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Menurut Harold Koontz and Cyril O’Donnel dalam Hasibuan (2016:92) Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan- tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur- prosedur, program-program, dan alternatif yang ada.
Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan saat ini untuk menentukan masa depan. Masa yang akan datang bida
dikatakan sebagai masa yang tidak pasti karena apa yang terjadi kini belum tentu terjadi dimasa depan, Karyoto (2016:51)
Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter dalam Karyoto (2016:52) perencanaan adalah mendefinisiskan sasaran-sasaran, menetapkan strategi, dan mengembangkan rencana kerja untuk mengelolah aktivitas- aktivitas.
Tujuan perencaan adalah sebagai berikut, Supomo (2018:34) adalah: a) Mengurangi atau mengimbangi ketidakpastian dan perubahan-perubahan diamasa yang akan datang. b) Memusatkan perhatian pada pencapaian sasaran. c) Memastikan proses pencapaian tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. d) Memudahkan pengawasan.
Menurut Amirullah, (2015:63) Perencanaan pada dasarnya ialah pemilihan saat ini terhadap kondisi masa mendatang yang kita inginkan. (chhosing our desired future today) beserta langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujudkan kondisi-kondisi tersebut. Frasa kunci yang terdapat dalam definisi tersebut adalah “pemilihan sekarang”
dan “yang kita kehendaki” dalam mewujudkan masa depan yang kita kehendaki, kita harus melakukan pemilihan sekarang, bukan dimasa depan.
Dalam konteks organisasi, perencanaan adalah suatu proses menetapkan tujuan dan sasaran, menentukan pilihan tindakan yang akan dilakukan, dan mengkaji cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan masa depan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian, perencanaan sangat penting dan perlu untuk setiap usaha mencapai tujuan.
Alasan ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa kondisi masa depan tidaklah pasti.
Lingkungan yang berubah begitu cepat menuntut siapapun baik perseorangan maupun lembaga untuk selalu membuat rencana.Tanpa membuat perencanaan, organisasi akan kehilangan arah dan sulit untuk mengantisipasi ancaman perubahan lingkungan. (Amirullah 2015 :63)
Jenis-jenis perencanaan sebagai berikut, Amirullah (2015:66): 1) Perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendekPerencanaan jangka pendek ialah perencanaan untuk jangka waktu satu tahun atau kurang. Sedangkan perencanaan jangka panjang merupakan perencanaan dengan tempo waktu 5 tahun atau lebih. 2)
Perencanaan strategis dan perencanaan Operasional Rencana strategis merupakan suatu rencana jangka panjang dalam rangka mencapai tujuan strategis. Perencanaa operasional dapat diartiakan sebagai pendefinisian tentang apa yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan perencanaan strategis dan untuk mencapai tujuan strategis tersebut. 3) Perencanaan sekali pakai dan perencanaan tetapPerencanaan sekali pakai merupakan rencana yang digunakan sekali saja yang secara khusus dirabcang untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan situasi khas dan diciptakan seagai tanggapan terhadap keputusan yang tidak terprogram yang diambil oleh para manajer.
Perencanaan laba adalah perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat mencapai tujuan dari perusahaan yaitu memperoleh laba. Perencanaan laba berisikan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai besarnya target laba yang diinginkan. Laba merupakan tujuan utama dari perusahaan karena laba memiliki selisih antara pendapatan yang diterima (dari hasil penjualan) dengan biaya yang dikeluarkan, maka perencanaan laba dipengaruhi oleh perencanaan penjualan, perencanaan laba memiliki hubungan antara biaya, volume dan harga jual. Biaya menentukan harga jual untuk mencapaitingkat laba yang dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan mempengaruhi volume produksi (Munawir2011:56).
a. Memberikan pendekatan yang terarah dalam memecahkan permasalahan
b. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba dan mendorong timbulnya yang sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan sumber daya maksimal
c. Mengarahkan penggunaan modal dan upaya pada kegiatan yang paling menguntungkan.
Laba merupakan salah satu sumber dana yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri. Dana dapat diartikan sebagai kas atau selisi antara aktiva lancer dengan kewajiban lancer (Net Working Capital). Sumber dana dalam artian kas adalah sumber dari arus kas masuk.
Menurut M. Ihsan Malik (2015) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, atau utang yang harus segera dibayar dengan harta lancarnya.
Suatu perusahaan didirikan mempunyai berbagai ragam tujuan yang antara lain adalah untuk mensejahterakan karyawannya, menciptakan kondisi kerja yang sehat, mensejahterakan pemiliknya dengan memberikan deviden dengan menciptakan struktur keuangan yang sehat agar dapat memperluas bidang usahanya. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus dapat mencapai profitability yang tinggi disamping menciptakan struktur keuangan yang sehat (solvency).Laba yang diperoleh perusahaan merupakan ukuran yang seringkali digunakan untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen perusahaan. (Hafid 2017:148)
Titik impas adalah keadaan penerimaan total dari hasil penjualan produk sama dengan biaya total yang dikeluarkan perusahaan sehingga perusahaan tidak untung atau rugi.
Secara Geometri, titik impas adalah perpotongan antara kurva penerimaan total dan kurva biaya total. (Mia Wardiyah (2017)
Titik Impas adalah suatu kondisi dimana perusahaan dalam usahanya tidak mendapatkan untung maupun tidak menderita rugi. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol, (Wiratna, 2017)
Titik impas merupakan salah satu keuangan yang sangat penting dalam perencanaan keuangan perusahaan. Analisis ini biasanya lebih sering digunakan apabila perusahaan ingin mengeluarkan suatu produk
baru. Artinya dalam memproduksi produk baru tentu berkaitan dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan, (Kasmir, 2017).
Titik impas adalah perhitungan dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Leverage adalah upaya untuk meningkatkan harta perusahaan dengan utang dengan tujuan dapat meningkatkan laba operasi perusahaan, (Dewi, 2014).
Praktiknya penggunaan analisis titik impas memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu: 1) Mendesain spesifikasi produk (berkaitan dengan biaya). 2) Penentuan harga jual persatuan. 3) Produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian. 4) Memaksimalkan jumblah produksi. (Kasmir, 2017).
Menurut Wiratna (2017) tujuan untuk mencari titik impas adalah sebagai berikut; 10
Mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan=biaya. 2) Menunjukan suatu sasaran volume penjualan minimal yang harus diraih oleh perusahaan. 3) Mengawasi kebijakan penentuan harga. 4) Memungkinkann perusahaan mengetahui apakah merekaberoperasi dekat/jauh dari titk impas.
Praktiknya perolehan titik impas akan berubah-ubah seiring dengan terjadinya berbagai perubahan kondisi lingkungan atau kebijakan. Berikutini berbagai sebab yang mengakibatkan perubahan titik impas (Kasmir, 2017:179)
a. Pengaruh perubahan harga jual per unit, Artinya apabila harga jual perunit mengalami perubahan apakah naik atau turun, maka akan berpengaruh terhadap BEP.
b. Pengaruh perubahan jumblah biaya tetap, apabila perubahan biaya tetap maka otomatis BEP-nya juga berubah.
c. Pengaruh efek perubahan jumblah biaya variabel, BEP akan juga berubah apabila terjadi perubahan, baik terhadap peningkatan maupun peningkatan biaya variabel.
d. Pengaruh perubahan penjualan campuran, perubahan campuran merupakan gambaran pertimbangan penjualan antara beberapa macam produk yang dihasilkan suatu perusahaan.
e. Penentuan harga jual minimal, setiap perusahaan pasti selalu menetapkan keuntungan yang diinginkan atau profit margin terlebih dahulu sebelum kegiatan dijalankan.
Biaya tetap adalah biaya yang jumblah totalnya tidak berubah dalam kisaran tertentu meskipun volume produksi perusahaan berubah. Apabila tidak melampaui kapasitas, meskipun volume produksinya sedikit ataupun banyak biaya tetap totalnya masih sama.
Wiratna (2017).
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume produksi produk, semakin besar volume produksi semakin tinggi jumblah total biaya variabel, semakin rendah volume produksi semakin rendah jumblah total biaya variabel. Wiratna ( 2017)
Biaya semi variabel adalah biaya yang jumblahnya berubah-ubah secara tidak proposional yang mempunyai hubungan dengan perubahan kuantitas barang yang
diproduksi. Dalam biaya semi variabel mempunyai unsure biaya tetap dan biaya variabel.Wiratna (2017 ).
Margin kontribusi adalah jumblah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup beban tetap perusahaan, maka akan terjadi kerugian untuk periode tersebut.
Rachmina (2017 ).
Margin Of Safety (Margin Keamanan) adalah hubungan atau selisih antara penjualan tertentu (sesuai anggaran) dengan penjualan pada titik impas. Artinya, batas aman yang digunakan untuk mengetahui berapa besar penjualan yang dianggarkan untuk mengantisipasi penurunan penjualan agar tidak mengalami kerugian. Kasmir (2017).
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah, “bahwa PT Grand Zam-zam Kabupaten Gowa dalam merencanakan Laba telah menggunakan analisis titik impas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitaf jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif sedangakan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data skunder.
Adapun lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian ini adalah PT. Grand Zam- zam yang beralamat di jln. Pelita Taborong.
Kompleks Grand Gowa Property Makassar.
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelituian ini adalah: a) observasi b) wawancara c) dokumentasi.
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis titik impas
Secara matematis, Break even point (BEP) dapat ditentukan dengan rumus
Dimana :
FC = Fixed Cost (biaya tetap) VC = Variabel cost (biaya variabel) S = Sales (penjualan)
P = Price (harga jual per unit) 2. Pendekatan Grafik
Menentukan posisi BEP dalam grafik perlu digambar variabel-variabel yang ikut
menentukan BEP biaya total (biaya tetap dan biaya variabel) dan pendapatan total (Mia Lasmi Wardiyah, 2017:239)
a. Langkah pertama, menggambarkan grafik fungsi pendapatan (TR). Seperti dijelaskan bahwa grafik TR akan dimulai dari (titik (nol). Hal ini dikarenakan pada saat itu perusahaan belum memperoleh pendapatan ketika produksi atau penjualannya sama dengan nol. Grafik ini akan naik dari titik nol tersebut kekanan atas.
b. Langkah kedua, menggammbarkan grafik biaya tetap (FC). Grafik biaya tetap ini sejajar dengan sumbu kuantitas dari kiri ke kanan. Hal ini karena grafik biaya tetap menunjukkann biaya yang tidak berubah walaupun produk yang dihasilkan berubah.
c. Langkah ketiga, Menggambarkan biaya total (TC). Grafik biaya total dimulai dari titik potong antara grafik FC dengan sumbu vertikal (dimulai dari grafik FC) kekanan atas memotong grafik TR.
3. Analisis Perencanaan Laba
Analisis perencanaan laba, untuk mengetahui total tingkat penjualan minimum yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai target laba yang ingin di capai oleh perusahaan. Untuk mencapai target laba yang direncanakan dapat dilakukan dengan rumus =
FC + Laba
P -VC 1-
S
Di mana :
FC = Fixed Cost (Biaya tetap) VC = Varuable Cost (Biaya Variabel) S = Sales (penjualan)
P = price (harga jual perunit) 1. Perencanaan laba adalah
perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat mencapai tujuan dari perusahaan yaitu memperoleh laba.
2. Laba merupakan salah satu sumber dana yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri.
3. Break even point (BEP) atau pulang pokok (impas) adalah keadaan penerimaan total dari hasil penjualan produk sama dengan biaya total yang dikeluarkan perusahaan sehingga perusahaan tidak untung atau rugi.
4. Biaya tetap adalah biaya yang jumblah totalnya tidak berubah dalam kisaran
tertentu meskipun volume produksi perusahaan berubah
5. Biaya variabel adalah biaya yang jumblah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume produksi produk, semakin besar volume produksi semakin tinggi jumblah total biaya variabel, semakin rendah volume produksi semakin rendah jumblah total biaya variable
6. Biaya semi variabel adalah biaya yang jumblahnya berubah-ubah secara tidak proposional yang mempunyai hubungan dengan perubahan kuantitas barang yang diproduksi.
7. Margin kontribusi adalah jumblah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel.
8. Margin Of Safety (Margin Keamanan) adalah hubungan atau selisih antara penjualan tertentu (sesuai anggaran) dengan penjualan pada titik impas
HASIL DAN PEMBAHASAN Perencanaan laba melalui analisis titik impas dalam penelitian ini menggunakan data yang menjadi dasar yaitu realisasi volume penjualan, realisasi penjualan, realisasi biaya produksi, realisasi biaya tetap, realisasi biaya variabel pada tahun 2016, 2017 dan 2018.
Analisis titik impas dimulai dengan mengklasifikasikan biaya pendapatan yang diperoleh PT Grand Zam-zam pada dua periode 2016, 2017 dan 2018 :
Untuk menghitung Laba yang didapat oleh PT Grand Zam-zam pada periode 2016, 2017 dan 2018 adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Laba tahun 2016 = Total Penghasilan –Total Biaya
=Rp3.519.000.000-Rp2.504.920.000
= Rp 1.014.080.000
Laba tahun 2017= Total Penghasilan – Total Biaya
= Rp 4.035.000.000- Rp 3.023.351.500
= Rp 1.011.684.500
Laba tahun 2018=Total Penghasilan –Total Biaya
= Rp 7.006.000.000- Rp 4.901.800.000
= Rp 2.104.200.000
Berikut adalah data laba rugi PT Zam- zam pada tahun 2016 dan data margin contribusi, serta data biaya tetap dan varibel per unit produk.
Berikut adalah data laba rugi PT Zam- zam pada tahun 2016 dan data margin contribusi, serta data biaya tetap dan varibel per unit produk.
Biaya varibel dan biaya tetap masing- masing tipe rumah pada PT Grand Zam-zam selama tahun 2016 yaitu untuk biaya variabel tipe 36/78 sebesar Rp 817.292.307, tipe 45/78 sebesar Rp 272.430.769 dan tipe 54/78 sebesar Rp 681.076.923. Biaya tetap masing-masing tipe yaitu tipe 36/78 sebesar Rp 338.824.615, tipe 45/78 sebesar Rp 112.941.538dan tipe 54/78 sebesar Rp 282.353.846. Totalnya biaya variabel sebesar Rp 1.770.800.000 dan biaya tetap sebesar Rp Rp 734.120.000.Laba operasi perusahaan sebesar Rp 1.014.080.000. Selain itu dapat diketahui total margin kontribusinya yaitu sebesar Rp 1.748.200.000 dan di ketahui rasio margin kontribusinya yaitu 49,67% artinya produk yang diproduksi perusahaan mampu memberikan kontrubusi laba sebesar 49,67% terhadap perusahaan.
Berikut adalah data laba rugi PT Zam- zam pada tahun 2017 dan data margin contribusi, serta data biaya tetap dan varibel per unit produk.
Biaya tetap masing-masing tipe rumah pada PT Grand Zam-zam selama tahun 2017 yaitu untuk biaya variabel tipe 36/78 sebesar Rp 850.510.500, tipe 45/78 sebesar Rp 652.050.000 dan tipe 54/78 sebesar Rp 592.439.500. Biaya tetap masing-masing tipe yaitu tipe 36/78 sebesar Rp 345.120.302, tipe 45/78 sebesar Rp 302.145.000 dan tipe 54/78 sebesar Rp 281.086.198. Totalnya biaya variabel sebesar Rp 2.095.000.000 dan biaya tetap sebesar Rp 928.351.500.Laba operasi perusahaan sebesar Rp 1.011.648.500. Selain itu dapat diketahui total margin kontribusinya yaitu sebesar Rp 1.940.000.000 dan di ketahui rasio margin kontribusinya yaitu 48,07% artinya produk yang diproduksi perusahaan mampu memberikan kontrubusi laba sebesar 48,07% terhadap perusahaan.
Berikut adalah perhitung laba rugi produk dengan tipe 36/78, 45/78 dan 54/78 PT Grand Zam-zam pada tahun 2018
Biaya varibel dan biaya tetap masing- masing tipe rumah pada PT Grand Zam-zam selama tahun 2018 yaitu untuk biaya variable tipe 36/78 sebesar Rp 1.576.980.000, tipe 45/78 sebesar Rp 750.000.000 dan tipe 54/78 sebesar Rp 783.020.000. Biaya tetap masing- masing tipe yaitu tipe 36/78 sebesar Rp 690.890.000, tipe 45/78 sebesar Rp
620.200.000 dan tipe 54/78. sebesar Rp 480.710.000. Totalnya biaya varibel sebesar Rp 3.110.000.000 dan biaya tetap sebesar Rp 1.791.800.000. Laba operasi perusahaan sebesar Rp 2.104.200.000 Selain itu dapat diketahui total margin kontribusinya yaitu sebesar Rp 3.896.000.000 dan di ketahui rasio margin kontribusinya yaitu 55,60%
artinya produk yang diproduksi perusahaan mampu memberikan kontrubusi laba sebesar 55,60% terhadap perusahaan
Analisis titk impas bertujuan agar perusahaan mengetahui seberapa penjualan yang harus tercapai agar tidak mengalami kerugian tetapi juga tidak mendapatkan laba.
PT Grand Zam-zam selama ini memproduksi lebih dari satu macam tipe rumah sehingga menggunakan metode perhitungan titik impas multi produk atau BEP mix. Tapi sebelum menghitung BEP multi produk terlebih dahulu kita menghitung BEP perproduk selama tiga
tahun.
=
Berdasarkan pada perhitungan BEP multiproduk dalam rupiah diatas menunjukan perusahaan tidak mendapatkan laba maupun rugi atau dengan kata lain impas pada saat penjulan Rp. 1.477.730.396,9.
Langkah selanjutnya adalah menghitung titik impas dalam unit terlebih dahulu diketahui biaya varibel per unit dan margin per unit. Berikut perhitung biaya varabel per unit dan marjin kontribusi per unit untuk tahun 2016.
Tabel 1
Biaya Variable Perunit PT Grand Zam-zam padaTahun 2016
Jenis
Produk Biaya variable (rp)
Volume penjualan
(Unit)
Biaya variable per Unit (Rp)
1 2 1:2
36/78 Rp 817.292.307 6 Rp 136.215.384,5 45/78 Rp 272.430.769 2 Rp 136.215.384,5 54/78 Rp 681.076.923 5 Rp 136.215.384,6
Sumber: PT Grand Zam-Zam, (data diolah 2019)
Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa biaya variabel perunit untuk tipe 36/78
sebesar Rp 236.215.384,5 untuk tipe45/78 sebesar Rp 136.215.384,5 dan untuk tipe 54/78 sebesar Rp 136.215.384,6.
Setelah mengetahui biaya variabel per unit, langkah selanjutnya adalah menetukan biaya marjin kontribusi per unit.Berikut adalah perhtungan biaya margin kontribusi.
Tabel 2
Marjin Kontribusi PerunitPT Grand Zam-zam padaTahun 2016
Jenis prod uk
Harga jual perunit (Rp)
Biaya variable perunit (Rp)
Contribusi margin perunit (Rp)
1 2 1-2
36/78 245.000.000 136.215.384,5 108.784.615,5 45/78 287.000.000 136.215.384,5 150.784.615,5 54/78 295.000.000 136.215.384,6 158.784.615,4
Sumber: PT Grand Zam-Zam, (data diolah 2019)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahu marjin kontribusi perunit untuk tipe 36/78 Rp 108.784.615,5, untuk tipe 45/78 sebesar Rp 150.784.615,5, dan untuk tipe 54/78 sebesar Rp 158.784.615,5 Langkah selanjutnya yaitu menghitung marjin kontribusi tertimbang untuk menghitung BEP multi produk dalam unit:
Tabel 3
Marjin Kontribusi Tertimbang PT Grand Zam-zam pada Tahun 2016
Jenis produk Perband ingan penjuala n
Contribusi margin perunit Contribusi margin tertimbang
1 2 3 (1 x 2)
36/78 6/13 Rp 108.784.615,5 Rp 50.208.284,07 45/78 2/13 Rp 150.784.615,5 Rp 23.197.633,154 54/78 5/13 Rp 158.784.615,6 Rp 61.071.006,
Total Rp 134.476.923,224
Sumber: PT Grand Zam-Zam, (data diolah 2019) Berdasarkan pada tabel 3 maka diketahui marjin kontribusi tertimbang pada masing-masing tipe rumah. Untuk tipe 36/78 sebesar Rp 50.208.284,07 tipe 45/78 sebesar Rp 23.197.633,154 dan untuk tipe 54/78 sebesar Rp 61.071.006 sehingga untuk total keseluruhan marjin kontribusi sebesar Rp 134.476.923,224.
Analisis titik impas multi produk dalam Unit tahun 2016
Dari hasil analisis titik impas multi produk diatas dapat diketahui bahwa titik impas penjulan total PT Grand Zam-zam
adalah saat terjadi penjualan sebear 6 unit rumah.
Titik impas multiproduk dalam rupiah tahun 2017
=
Berdasarkan pada perhitungan BEP multiproduk dalam rupiah diatas menunjukan perusahaan tidak mendapatkan laba maupun rugi atau dengan kata lain impas pada saat penjulan sebesar
Langkah selanjutnya adalah menghitung titik impas dalam unit terlebih dahulu diketahui biaya varibel per unit dan margin per unit. Berikut perhitung biaya varabel per unit dan marjin kontribusi per unit untuk tahun 2017:
Tabel 4
Biaya Variable Perunit PT Grand Zam-zam pada Tahun 2017
Jenis Produk
Biaya variable (rp)
Volume penjualan
(Unit)
Biaya variable per Unit (Rp)
1 2 1:2
36/78 850.510.500 7 121.501.500
45/78 652.050.500 5 130.410.100
54/78 592.439.500 3 197.479.833,33
Sumber: PT Grand Zam-Zam, (data diolah 2019)
Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan bahwa biaya variabel perunit untuk tipe 36/78 sebesar Rp 121.501.500, untuk tipe45/78 sebesar Rp 130.410.100 dan untuk tipe 54/78 sebesar Rp 197.479.833.
Setelah mengetahui biaya variabel per unit, langkah selanjutnya adalah menetukan biaya marjin kontribusi per unit. Berikut adalah perhtungan biaya margin kontribusi.
Tabel 5
Marjin Kontribusi Perunit Grand Zam-zam padaTahun 2017
Jenis produk
Harga jual perunit (Rp)
Biaya variable perunit (Rp)
Contribusi margin perunit (Rp)
1 2 1-2
36/78 245.000.000 121.501.500 123.498.50 45/78 287.000.000 130.410.100 156.589.90 54/78 295.000.000 197.479.833,3 97.520.166
Sumber: PT Grand Zam-Zam, (data diolah 2019)
BEB
=
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahu marjin kontribusi perunit untuk tipe 36/78 Rp 123.498.500, untuk tipe 45/78 sebesar Rp 156.589.900, dan untuk tipe 54/78 sebesar Rp 97.520.166,67. Langkah selanjutnya yaitu menghitung marjin kontribusi tertimbang untuk menghitung BEP multi produk dalam unit :
Tabel 6
Marjin Kontribusi Tertimbang PT Grand Zam-zam pada Tahun 2017
Jenis produ k
Perbandi ngan penjualan
Contribusi margin perunit
Contribusi margin tertimbang
1 2 3 (1 x 2)
36/78 7/15 123.498.500 Rp 57.632.633 45/78 5/15 156.589.900 Rp 52.196.633 54/78 3/15 97.520.166 Rp 19.504.033
Total Rp 129.333.300
Sumber: PT Grand Zam-Zam, (data diolah 2019) Berdasarkan pada tabel 6 maka diketahui marjin kontribusi tertimbang pada masing-masing tipe rumah. Untuk tipe 36/78 sebesar Rp 57.632.633, tipe 45/78 sebesar Rp 52.196.633, dan untuk tipe 54/78 sebesar Rp 19.504.033, sehingga untuk total keseluruhan marjin kontribusi sebesar Rp 129.333.300.
Analisis titik impas multi produk dalam Unit tahun 2017
BEB
Dari hasil analisis titik impas multi produk diatas dapat diketahui bahwa titik impas penjulan total PT Grand Zam-zam adalah saat terjadi penjualan sebear 8 unit rumah.
Titik impas multiproduk dalam rupiah
tahun 2018
=
Rp 3.222.112.628,4Berdasarkan pada perhitungan BEP multiproduk dalam rupiah diatas menunjukan perusahaan tidak mendapatkan laba maupun rugi atau dengan kata lain impas pada saat penjulan sebesar Rp 3.222.112.628,4.
Langkah selanjutnya adalah menghitung BEP dalam unit terlebih dahulu diketahui biaya varibel per unit dan margin per unit.
Berikut perhitungannya:
Tabel 7
Biaya Variable Perunit Tahun 2018
Jenis Produk Biaya variable Volume penjualan
Biaya variable per Unit
1 2 Unit 1:2
36/78 Rp 1.576.980.000 12 Unit Rp 131.415.000 45/78 Rp 750.000.000 8 Unit Rp 93.750.000 54/78 Rp 783.020.000 6 Unit Rp 130.503.333
Sumber: PT Grand Zam-Zam, (data diolah 2019) Berdasarkan tabel 7. dapat diketahui bahwa biaya variabel tiap unit masing-masing tipe yaitu tipe 36/78 biaya varibel per unitnya adalah Rp 131.415.000, tipe 45/78 biaya variabel per unitnya adalah sebesar Rp 93.750.000 dan tipe 54/78 adalah biaya variabel per unitnya adalah sebesar Rp 130.503.333
Tabel 8
Marjin Kontribusi Perunit Tahun 2018
Jenis produk
Harga jual perunit
Biaya variable perunit
Contribusi margin perunit (Rp)
1 2 1-2
36/78 Rp 245.000.000 Rp 131.415.000 Rp 113.585.000 45/78 Rp 287.000.000 Rp 93.750.000 Rp 193.250.000 54/78 Rp 295.000.000 Rp 130.503.333 Rp 164.496.666
Sumber: PT Grand Zam-Zam, (data diolah 2019)
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui marjin kontribusi perunit untuk tipe 36/78 sebesar Rp 113.585.000, untuk tipe 45/78 sebesar Rp 193.250.000 dan untuk tipe 54/78 sebesar Rp 164.496.666. Langkah selanjutnya yaitu menghitung marjin kontribusi tertimbang untuk menghitung BEP multi produk dalam unit .setelah mengetahui margn kontribusi, maka langkah selanjutnya adalah menentuk margin kontribusi tertimbang. Berikut adalah perhitungan margin kontribusi tertimbang untuk tahun 2018.
Tabel 9
Marjin Kontribusi Tertimbang PT Grand Zam-zam pada tahun 2018
Jenis produk
Perbandinga n penjualan
Contribusi margin perunit
Contribusi margin tertimbang
1 2 3 (1 x 2)
36/78 12/26 Rp 113.585.000 Rp 52.423.846
45/78 8/26 Rp 193.250.000 Rp 59.461.538
54/78 6/26 Rp 164.496.666 Rp 37.960.769
Total Rp 149.846.153
Sumber: PT Grand Zam-Zam, (data diolah 2019)
Berdasarkan pada tabel 9 maka diketahui marjin kontribusi tertimbang pada
masing-masing tipe rumah. Untuk tipe 36/78 sebesar Rp 52.423.846 tipe 45/78 sebesar Rp 59.461.538 dan untuk tipe 54/78 sebesar Rp 37.960.769,232 sehingga untuk total keseluruhan marjin kontribusi sebesar Rp 149.846.153
Analisis titik impas multi produk dalam Unit
BEB
Berdasarkan perhitungan titik impas multiproduk dalam unit diatas dapat diketahui titik impas dapat tercapai pada titik penjualan sebesar 12 unit.
Pada tahun 2019 PT Grand Zam-zam menginginkan perusahaan, mencapai keuntungan. Keuntungan yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah Rp 5.927.043.762,54.
Tabel 10
Perencanaan Laba PT Grand Zam-zam untuk Tahun 2019 Masing-masing Tipe Rumah
Tipe
Pnjualan yang direncanakan
(unit)
Penjualan yang direncanakan (Rp)
BEP 2018 Laba yang direncanakan 36/78
115 3.675.000.000 1.490.232.425 2.184.767.574 45/78
10 Rp 2.870.000.000 921.073.221 1.948.926.778 54/78
9 Rp 2.655.430.403 862.080.994 1.793.349.408 34 unit Rp 9.200.430.403 3.273.386.640 5.927.043.762
Sumber: Data Diolah (2019)
Dengan demikian apabila perusahaan mengingikan laba sebesar laba Rp 5.927.043.762,54 pada tahun 2019 maka penjulan yang harus dicapai oleh PT Grand Zam-zam yaitu sebesar 34 unit atau Rp Rp 9,154,370,769.64967. Jadi, total pendapatan yang direncanakan dikurangi BEPtahun sebelumnya yaitu Rp9,154,370,769.64967- Rp3.273.386.640,8766 sama dengan Rp 5.927.043.762,54. Maka laba pada tahun 2019 adalah Rp 5.927.043.762,54.Untuk mengetahui besarnya volume penjualan yang dihasilkan untuk mencapai laba yang direncanakan PT Grand Zam-zam, dalam penelitian ini menggunaka analisis titik impas
PENUTUP
Berdasarkan hasil data melalui metode analisis titik impas dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan PT Grand Zam- zam mengalami peningkatan penjualan selama dua tahun terakhir, dimana dapat dilihat pada hasil analisis data multi produk tahun 2016 yaitu penjualan sebesar 6 unit atau biaya sebesar Rp 1.477.730.369,9, tahun 2017 yaitu penjualan sebesar 8 unit atau biaya sebesar Rp
Rp 1.930.875.413,7349, dan tahun 2018 titik impas multi produk penjualan sebesar 12 unit atau biaya sebesar Rp 3.222.112.628,4.
Berdasarkan analisis titik impas tersebut PT Grand Zam-zam menginginkan laba sebesar Rp 9.154.370.769,6 dengan target penjualan sebesar 34 unit ditahun 2019 dan total pendapatan 2019 akan dikurangi titik impas tahun 2018 untuk mendapatkan laba bersih yaitu Rp 9.154.370.769,6 dikurangi BEP 2018 sebesar Rp 3.273.386.640,8 = Rp.5.927.043.762,54.
Dari kesimpulan yang dikemukakan tersebut diatas, maka penulis dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut:
Untuk mempertahankan tingkat penjualan maka PT Grand Zam-zam hendaknya tetap melakukan analisis titik impas untuk perencanaan penjualan tahun yang akan datang sehingga dapat menghasilkan profit yang lebih besar, dan PT Grand Zam-zam sebaiknya harus dan menggolongkan biaya-biaya menjadi biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel sehingga penggolongan biaya lebih tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah, (2015), Pengantar Manajemen Fungsi-Proses-Pengendalian, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Hafid I., (2010), Manajemen Keuangan Perusahaan Teori, Konsep, Dan Implementasi Dengan Lampiran Contoh Studi Kelayakan Bisnis Infestasi Modal Pendirian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Di Indonesia, PUSTAKA REFLEKSI, Makassar.
Hasibuan M. (2016), Dasar Pengertian Dan Masalah. Cetakan Kedua Belas, PT BUMI AKSARA, Jakarta.
Karyoto, (2016), Dasar-Dasar Manajmen Teori, Defenisi Dan Konsep, CV ANDIK OFFSET, Jakarta.
Kasmir, (2017), Pengantar Manajemen Keuangan, Cetakan Keenam, KENCANA, Jakarata.
Kusumawardani T.H. (2017) Analisis Break Even Point Sebagai Daar Kebijakan Perencanaan Penjualan Dan Laba. Pt Industri Marmer Indonesia Tulungagung.
Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 47 No 1
(2017) melalui website.
https://www.neliti.com>publications Malik, M. Ihsan (2015), Analisis Rasio
Likuiditas pada PT. Melati Makassar.
diaskses pada tanggal 26 November 2019 melalui website. https://e-jurnal.stienobel- indonesia.ac.id
Musthafa H. (2017), Manajemen Keuangan, CV. ANDI OFFSET.Yogyakarta.
Pangemanan J. R. (2016). Analisis Perencanaan Laba Perusahaan Dengan Penerapan Break Even Point PT Kharisma Manado. Jurnal EMBA VOL. 4 No. 1.
(2016) melalui website.
https://ejournal.unsrat.ac.id>view
Prawironegoro D, Purwanti A Dan Utari D, (2014), Manajemen Keuangan Kajian Praktik Dan Teori Dalam Mengelola Keuangan Organisasi Perusahaan, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Sari S.W. Dan Rachmina D, (2017), akuntansi manajemen, Cetakan Keempat, polimedia Publishing, Jakarta Selatan.
Sujarweni V. W, (2017), Manajemen Keuangan Teori, Aplikasi Dan Hasil Penelitian, Pustaka Baru Pres, Yogyakarta.
Supomo R. (2018), Pengantar Manajemen, Yrama Widya, Bandung.
Wardiyah M. L. (2017), Analisis Laporan Keuangan, CV Pustaka Setia, Band
Wardiyah M. L. (2017), Analisis Laporan Keuangan, CV Pustaka Setia, Ban.