• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Sekolah Dasar di Maluku Tenggara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Sekolah Dasar di Maluku Tenggara"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan Volume 7, Nomor 1, Mei 2023, pp. 103 – 114

p-ISSN: 2579-499X, e-ISSN: 2579-5007

https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/wacanaakademika/index

Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Sekolah Dasar di Maluku Tenggara

Hempri Alfred Kirwelakubun 1*, Idawati 2, Nursalam 3

1 Universitas Muhammadiyah Makassar, Kota Makassar,

2 Universitas Muhammadiyah Makassar, Kota Makassar

3 Universitas Muhammadiyah Makassar, Kota Makassar

*Corresponding author: hemprialfredkirwelakubun@gmail.com

ABSTRACT

This research uses quantitative research with the type of quasi experiment. aims to determine the effect of the problem- based learning model on student motivation and learning outcomes. The design used was Posttest Only Control Group Design. This research was conducted in the fifth grade of elementary school in gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara, even semester of 2022/2023 academic year. The population in this study were all students in elementary schools in cluster I Kei Kecil District, Southeast Maluku Regency. The sampling technique in this study used the Simple Random Sampling technique. The sample in this study in the experimental class was SD Inpres Watdek with 35 students and the control class was SD Inpres Ohoijang with 34 students. The research instruments used were observation sheets, questionnaires, and learning outcomes tests. Data analysis techniques using descriptive statistics and inferential statistics. Descriptive research results of social studies learning outcomes of grade V elementary school Gugus I Kei Kecil District Southeast Maluku Regency in the experimental group using Problem Based Learning Model is better than the control group without using Problem Based Learning Model. The results of inferential research, namely: 1) There is an effect of Problem Based Learning (PBL) learning model on learning motivation of fifth grade students of elementary school cluster I Kei Kecil sub-district, Southeast Maluku Regency, 2) there is an effect of Problem Based Learning (PBL) learning model on social studies learning outcomes of fifth grade students of elementary school cluster I Kei Kecil sub-district, Southeast Maluku Regency, 3) there is an effect of Problem Based Learning (PBL) learning model on motivation and social studies learning outcomes of fifth grade students of elementary school gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara.

Keywords: PBL model, motivation, social studies learning outcomes

ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis quasi eksperimen. bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.

Desain yang digunakan adalah Posttest Only Control Group Design. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SD yang ada pada gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara. Teknik pengambilan sampel dalam penelitan ini menggunakan Teknik Simple Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini pada kelas eksperimen adalah SD Inpres Watdek yang berjumlah 35 siswa dan kelas kontrol adalah SD Inpres Ohoijang berjumlah 34 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, angket, dan tes Hasil belajar. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Hasil penelitian secara deskriptif hasil belajar IPS kelas V SD Gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara pada kelompok eksperimen dengan menggunakan Model Problem Based Learning lebih baik dari pada kelompok kontrol tanpa menggunakan Model Problem Based Learning. Hasil penelitian secara inferensial, yaitu: 1) Ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara, 2) ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara, 3) ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara.

Kata Kunci: Model PBL, Motivasi, Hasil belajar IPS

(2)

104 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, hal 103-114

Pendahuluan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap manusia karena di dalam pendidikan manusia akan mendapatkan berbagai macam pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap. Pendidikan yang berkualitas melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran dan mengarah pada terbentuknya nilai-nilai yang dibutuhkan siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 mengemukakan bahwa ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalain diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Maksud dari undang – undang ini yaitu pendidikan adalah sebuah proses yang disengaja dan dipikirkan secara matang yang bercorak pengembangan (developmental) dan humanis, yaitu berusaha mengembangkan segenap potensi peserta didik, bukan bercorak pembentukan yang bergaya behavioristik. Dalam proses ini guru sangat berperan penting dalam perencanaan pembelanjaran yang baik. Guru diharapkan dapat merencanakan Pembelajaran yang lebih mengutamakan pada upaya bagaimana mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa yang diharapkan.

Kompetensi siswa yang diharapkan yaitu Pembentukan karakter yang baik terutama dalam kehidupan dengan orang lain atau masayarakat. Salah satu mata pelajaran yang berorentasi pada pembentukan karakter hidup bermasyarakat yaitu IPS. (Rosyad & Zuchdi, 2018) mengemukakan orientasi utama mata pelajaran IPS yaitu agar siswa memiliki kemampuan untuk: (1) mengenal konsep – konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahakan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat majemuk. Sementara itu, Rudi Gunawan (Herliandry et al., 2020) mengemukakan melalui pendidikan IPS di sekolah diharapkan dapat membekali siswa tentang konsep ilmu sosial, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannnya serta mampu memecahkan masalah sosial dengan baik, yang pada akhirnya siswa yang belajar IPS terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

Pendidikan IPS sangat penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, sebab siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya (Hilmi, 2017). Dengan pengajaran IPS diharapkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepekaan untuk menghadapi hidup. Selain itu, siswa diharapkan mampu bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya (Hasanah et al., 2021).

Dalam pelaksanaan pembelajaran, keberhasilan siswa adalah tujuan utama dengan adanya perwujudan perilaku belajar yang biasanya terlihat dalam perubahan, kebiasaan, keterampilan, sikap, pengamatan, dan kemampuan dalam proses pembelajaran. Keberhasilan ini dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal tersebut adalah motivasi siswa itu sendiri.

Motivasi sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, sebab seseorang yang tidak memiliki motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar yang baik. Menurut Syaiful Sagala (Wahyuningtyas & Kristin, 2021), motivasi adalah syarat mutlak dalam belajar. Motivasi sangat besar pengaruhnya pada proses belajar siswa. Tanpa adanya motivasi, maka aktivitas belajar siswa tidak berjalan secara lancar. Seseorang akan belajar jika pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Oleh karena itu motivasi belajar berarti suatu kekuatan yang dapat mendorong siswa untuk belajar sehingga akan tercapai hasil yang memuaskan.

Menurut Printich & Schunk (Murdani dkk., 2022) dan (Firdaus et al., 2023) mengemukakan bahwa siswa yang termotivasi belajar akan menunjukkan antusiasme terhadap aktivitas belajar, serta memberikan perhatian penuh terhadap apa yang diinstruksikan oleh guru, serta memiliki komitmen yang tinggi untuk mencapai tujuan belajar. Sebaliknya, siswa yang tidak tertarik atau termotivasi untuk belajar biasanya menunjukkan sikap tidak perhatian selama kegiatan belajar, tidak memiliki usaha yang sistematis dalam belajar, dan kurang memilki komitmen untuk mencapai tujuan belajar.

(3)

105 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, hal 103-114

Salah satu faktor eksternal yang sangat penting adalah guru, dimana guru harus menciptakan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Dimyati dan Mudjiono (Ariyani, B., dkk. 2021) dan (Firdaus & Bahri, 2021) menyebutkan bahwa upaya guru dalam membelajarkan siswa merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi motivasi belajar.

Di sekolah gurulah sosok yang menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. (Avita Nurhidayah, 2015) berhasil atau tidaknya siswa dalam memahami materi ditentukan oleh kreativitas guru dalam merencanakan dan melaksanakan sebuah pembelajaran. Siswa membutuhkan pembelajaran yang inovatif. (Herwandi, 2022) Kemampuan guru dalam menciptakan proses pembelajaran dengan model pembelajaran yang inovatif merupakan salah satu hal yang dapat memeberikan motivasi dan hasil belajar yang baik bagi siswa.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu perbaikan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di kelas oleh guru. (Badi’ah et al., 2020) Pembelajaran yang diharapkan yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa termotivasi dan meningkatnya hasil belajar.

Salah satu solusinya yaitu penggunaan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

(Ariyanti et al., 2021) Proses pembelajaran harus menggunakan suatu model pembelajaran karena dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi), dan dapat membuat suasana belajar yang lebih menyenangkan, aktif serta dapat mendorong motivasi belajar siswa terhadap pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Menurut pemikiran Joyce dan Weill (Ariyani & Kristin, 2021) dan (Arbo & Ching, 2022) mengenai fungsi model pembelajaran menyebutkan bahwa melalui model pembelajaran guru dapat membantu siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang aktif sehingga mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir dan mengeskspresikan suatu pendapat atau pemikiran tentang solusi dalam setiap permasalahan. Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa.

Salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem based learning (PBL).

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana siswa melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan dan laporan akhir (Tanib, R. A., dkk, 2022) dan (Herwandi & Kaharuddin, 2020) Dengan demikian siswa didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

Menurut Rohman (Zahira, A., dkk, 2021) dan (Nurjanah & Dwi Arisona, n.d.)menyatakan,

“Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai basis materi pembelajaran bagi siswa”. Sejalan dengan hal tersebut peran guru pada model pembelajaran ini lebih berperan sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa belajar berpikir dan memecahkan masalah mereka sendiri. (Izzah & Sukmawati, 2022) dan (Sinabang, 2020) model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu strategi guru dalam membelajarkan siswa dengan melibatkan siswa sebagai anggota kelompok kecil yang kemampuannya berbeda untuk melakukan aktivitas belajar guna meningkatkan prestasi hasil belajar yang dicapai siswa.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini penulis mengkaji lebih dalam tentang pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara, 2) Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara, dan 3) Untuk mengetahui pengaruh model problem based learning terhadap motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Inpres Ohoijang Kecamatan Kei Kecil Kab. Maluku Tenggara.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis quasi eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning terhadap motivasi dan hasil belajar

(4)

106 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, hal 103-114

siswa. Adapun desain yang digunakan adalah Posttest Only Control Group Design. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SD yang ada pada gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara dengan masing – masing siswa kelas V tahun ajaran 2022/ 2023. Teknik pengambilan sampel dalam penelitan ini menggunakan Teknik Simple Random Sampling. Teknik random sampling digunakan untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan cara undian, sehingga didapatkan kelas eksperimen adalah SD Inpres Watdek yang berjumlah 35 siswa dan kelas kontrol adalah SD Inpres Ohoijang berjumlah 34 siswa.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran, angket motivasi belajar, dan tes hasil belajar. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang keterlaksanaan model problem based learning. Angket digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar siswa. Tes berbentuk uraian digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa. Semua data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Hasil dan Pembahasan

Hasil Analisis Deskriptif Motivasi Belajar Siswa

Data motivasi belajar siswa yang diperoleh dari hasil angket motivasi belajar yang dijawab oleh setiap siswa diperoleh data hasil rata-rata rekapitulasi setiap aspek pernyataan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa nilai mean hasil angket motivasi belajar siswa pada kelompok kontrol adalah 2,64. Berdasarkan koefisien kemiringan sebesar -0,30 dan memperhatikan nilai mean, median dan modus, dapat dikatakan bahwa pada umumnya motivasi belajar siswa untuk kelompok kontrol berada dibawah rata-rata. Selanjutnya, Nilai mean hasil angket motivasi belajar siswa pada kelompok eksperimen untuk pembelajaran model Problem Based Learning adalah 3,11. Berdasarkan koefisien kemiringan sebesar -0,250 dan memperhatikan nilai mean, median dan modus, dapat dikatakan bahwa pada umumnya motivasi belajar siswa untuk pembelajaran model Problem Based Learning berada di atas rata-rata. Selanjutnya pada Tabel 2, diperlihatkan frekuensi klasifikasi kelompok control.

(5)

107 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, hal 103-114

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Klasifikasi data Motivasi Kelas Kontrol Skor Akhir Klasifikasi Frekuenasi Persentase (%)

3.25 < 𝑥 ≤ 4.00 Sangat Tinggi (ST) 3 9

2.50 < 𝑥 ≤ 3.25 Tinggi (T) 16 47

1.75 < 𝑥 ≤ 2.50 Rendah (R) 12 35

1.00 ≤ 𝑥 ≤ 1.75 Sangat Rendah (SR) 3 9

Jumlah 34 100

Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa motivasi belajar siswa pada kelompok kontrol hanya 3 siswa atau 9% siswa berada pada kategori sangat Tinggi, 16 siswa atau 47% berada pada kategori tinggi, 12 siswa atau 35% berada pada kategori rendah, dan 3 siswa atau 9% siswa berada pada kategori sangat rendah. Selanjutnya pada Tabel 3. diperlihatkan frekuensi klasifikasi kelompok eksperimen.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Klasifikasi data Motivasi Kelas Eksperimen

Skor Akhir Klasifikasi Frekuenasi Persentase (%)

3.25 < 𝑥 ≤ 4.00 Sangat Tinggi (ST) 15 43

2.50 < 𝑥 ≤ 3.25 Tinggi (T) 14 40

1.75 < 𝑥 ≤ 2.50 Rendah (R) 6 17

1.00 ≤ 𝑥 ≤ 1.75 Sangat Rendah (SR) 0 0

Jumlah 35 100

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa motivasi belajar siswa pada kelompok eksperimen terdapat 15 siswa atau 43% berada pada kategori sangat tinggi, 14 siswa atau 40% siswa berada pada kategori tinggi, 6 siswa atau 17% siswa berada pada kategori rendah, dan tidak ada satupun siswa dengan motivasi belajar berada pada kategori sangat rendah. Hal ini memberikan indikasi bahwa terjadi perbedaan motivasi belajar pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran model Problem Based Learning di kelas V SD Gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara deskriptif motivasi belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran model Problem Based Learning pada kelas eksperimen lebih baik dari pada motivasi belajar siswa pada kelas kontrol tanpa menerapkan pembelajaran model Problem Based Learning. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara deskriptif penerapan model problem based learning berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa matapelajaran IPS kelas V SD Gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara.

Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

(6)

108 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, hal 103-114

Deskripsi hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran model Problem Based Learning (posttest) kelas V SD Gugus I Kecamatan Kei Kecil dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 di atas, terlihat bahwa nilai mean kelompok kontrol siswa adalah 74,21. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum nilai tersebut berada pada kategori rendah. Berdasarkan koefisien kemiringan sebesar 0,191 dan memperhatikan nilai mean, median dan modus, dapat dikatakan bahwa pada umumnya hasil belajar siswa untuk kelompok kontrol berada dibawah rata-rata.

Selanjutnya, Nilai mean kelompok eksperimen siswa untuk pembelajaran model Problem Based Learning adalah 83,86. Berdasarkan koefisien kemiringan sebesar 0,221 dan memperhatikan nilai mean, median dan modus, dapat dikatakan bahwa pada umumnya hasil belajar siswa untuk pembelajaran model Problem Based Learning berada di atas rata-rata. Selanjutnya pada tabel 5 diperlihatkan frekuensi kelompok kontrol dan eksperimen.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Siswa Interval Kategori

K Kontrol K Eksperimen

Frekuensi Presentase (%) frekuensi Presentase (%)

0 ≤ 𝑥 ≤60 Sangat rendah 2 5,88 0 0

60< 𝑥 ≤ 75 Rendah 18 52,94 7 20

75 < 𝑥 ≤ 90 Tinggi 14 41,18 21 60

90 < 𝑥 ≤ 100 Sangat tinggi 0 0 7 20

Jumlah 34 100 35 10

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada kelompok kontrol terdapat 5,88% siswa berada pada kategori sangat rendah, 52,94% berada pada kategori rendah, 41,18% berada pada kategori tinggi, dan tidak ada satupun siswa yang berada pada kategori sangat tinggi. Sebaliknya untuk skor hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen, tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat rendah, 20% siswa berada pada kategori rendah, 60% siswa berada pada kategori tinggi, dan 20% siswa berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini memberikan indikasi bahwa terjadi perbedaan hasil belajar pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang menggunakan model Problem Based Learning di kelas V SD Gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara. Secara deskriptif hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran model Problem Based Learning pada kelas eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar siswa pada kelas kontrol tanpa menerapkan model PBL.

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang berlaku di SD Gugus I Kecamatan Kei Kecil adalah 76, maka tingkat pencapaian ketuntasan hasil belajar IPS secara klasikal pada kelas kontrol tanpa menggunakan pembelajaran model PBL dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Kelas Kontrol Tingkat Penguasaan Kategorisasi Ketuntasan

Belajar Frekuensi Persentase (%)

0 ≤ x < 75 Tidak Tuntas 20 59

76 ≤ x ≤ 100 Tuntas 14 41

Jumlah 34 100

Berdasarkan Tabel 6. di atas terlihat bahwa siswa yang tidak tuntas sebanyak 20 orang (59%), sedangkan siswa yang memiliki kriteria ketuntasan individu sebanyak 14 orang (41%). Jika dikaitkan dengan indikator ketuntasan hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada kelompok kontrol tanpa menggunakan pembelajaran model Problem Based Learning adalah tidak tuntas secara klasikal. Selanjutnya kelas eksperimen yang diajar dengan pembelajaran model Problem Based Learning dapat dilihat pada Tabel 7.

(7)

109 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, hal 103-114

Tabel 7. Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Tingkat Penguasaan Kategorisasi Ketuntasan

Belajar Frekuensi Persentase

(%)

0 ≤ x < 75 Tidak Tuntas 7 20

76 ≤ x ≤ 100 Tuntas 28 80

Jumlah 35 100

Berdasarkan Tabel 7 di atas terlihat bahwa siswa yang tidak tuntas sebanyak 7 orang (20%), sedangkan siswa yang memiliki kriteria ketuntasan individu sebanyak 28 orang (80%). Jika dikaitkan dengan indikator ketuntasan hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dengan menerapkan pembelajaran model Problem Based Learning adalah tuntas secara klasikal yaitu mencapai 80%.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara deskriptif hasil belajar IPS kelas V SD Gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara pada kelompok eksperimen dengan menggunakan Model Problem Based Learning lebih baik dari pada kelompok kontrol tanpa menggunakan Model Problem Based Learning. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara deskriptif penerapan model problem based learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa matapelajaran IPS kelas V SD Gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara.

Hasil Analisis Inferensial

Adapun uji prasyarat analisis dalam penelitian ini berupa uji normalitas dan uji hologenitas.

Adapun data normalitas motivasi dan hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Uji Prasyarat Normalitas Motivasi Belajar Kelompok Eksperimen

Berdasarkan Tabel 8 di atas diperoleh statistik shapiro wilk dengan nilai signifikansi = 0,102.

Karena nilai signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05 (0,102 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data motivasi belajar siswa kelompok eksperimen dengan menggunakan pembelajaran model Problem Based Learning berdistribusi normal.

Tabel 9. Uji Prasyarat Normalitas Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

Berdasarkan tabel 9 di atas diperoleh statistik shapiro wilk dengan nilai signifikansi = 0,125.

Karena nilai signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05 (0,125 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data nilai hasil belajar siswa untuk kelompok eksperimen dengan menggunakan pembelajaran model Problem Based Learning berdistribusi normal.

(8)

110 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, hal 103-114 Tabel 10. Uji Prasyarat Homogenitas Motivasi Belajar

Berdasarkan tabel 10 di atas menggunakan Levene Statistic diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,716. Karena nilai signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05 (0,716 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data motivasi belajar siswa untuk kelompok eksperimen dengan menggunakan pembelajaran model Problem Based Learning dan kelompok kontrol tanpa menggunakan pembelajaran model Problem Based Learning adalah homogen.

Tabel 11. Uji Prasyarat Homogenitas Hasil Belajar

Berdasarkan Tabel 11 di atas menggunakan Levene Statistic diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,905. Karena nilai signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05 (0,905 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data nilai hasil belajar siswa untuk kelompok eksperimen dengan menggunakan pembelajaran model Problem Based Learning dan kelompok kontrol tanpa menggunakan pembelajaran model Problem Based Learning adalah homogen.

Uji Hipotesis

Setelah memenuhi uji prasyarat analisis, yaitu data normal dan homogen, maka bisa dilanjutkan dengan uji hipotesis variabel motivasi dan hasil belajar siswa.

Pengaruh model Problem Based Learning terhadap Motivasi Belajar

Tabel 12. Uji Hipotesis Motivasi Belajar Kelompok Eksperimen

Berdasarkan Tabel 12 di atas uji one sample test diperoleh nilai thit = 7,488 dan ttabel = 2,035. Nilai

thitung lebih besar dari pada ttabel (7,488 > 1,690) maka 𝐻0: 𝜇1 ≤ 2,50 ditolak dan 𝐻1: 𝜇1 > 2,50 diterima

dengan perkataan lain untuk tingkat kepercayaan 95% rata-rata motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning lebih dari 2,50. Dapat disimpulkan bahwa secara

(9)

111 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, hal 103-114

inferensial penerapan pembelajaran model Problem Based Learning berpengaruh terhadap motivasi belajar IPS kelas V SD Gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara.

Pengaruh model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar

Berdasarkan tabel 13 uji one sample test diperoleh nilai thit = 5,273 dan ttabel = 1,690. Nilai thitung

lebih besar dari pada ttabel (5,273 > 1,690), maka 𝐻0: 𝜇2 ≤ 75 ditolak dan 𝐻1: 𝜇2 > 75 diterima dengan perkataan lain untuk tingkat kepercayaan 95% rata-rata nilai hasil belajar setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning lebih dari 75.

Tabel 13. Uji Hipotesis Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

Selanjutnya hasil pengujian persentase ketuntasan hasil belajar berdasarkan data ketuntasan klasikal mencapai 80% siswa tuntas dengan memenuhi KKM dengan nilai lebih dari 75. Dengan demikian rata-rata nilai hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model Problem Based Learning matapelajaran IPS kelas V SD Gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara memenuhi nilai KKM yaitu 76. Dapat disimpulkan bahwa secara inferensial penerapan pembelajaran model Problem Based Learning berpengaruh terhadap hasil belajar IPS kelas V SD Gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara.

Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Motivasi dan Hasil Belajar (secara Bersama)

Tabel 14. Uji Hipotesis Motivasi dan Hasil Belajar ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.801 2 2.400 12.729 .000b

Residual 12.446 66 .189

Total 17.246 68

a. Dependent Variable: PBL

b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Hasil Belajar

Berdasarkan tabel 14 di atas uji Regression berganda diperoleh nilai Fhit= 12,729 dan Ftabel = 3,27.

Nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel (12,729 > 3,27), maka 𝐻0: 𝜇1 + 𝜇2 = 0 ditolak dan 𝐻1: 𝜇1+ 𝜇2 ≠ 0 diterima dengan perkataan lain untuk tingkat kepercayaan 95% penerapan model Problem Based Learning berpengaruh secara simultan (Bersama) terhadap motivasi belajar dan hasil belajar IPS kelas V SD Gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara.

Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap motivasi belajar siswa.

Pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menerapkan model problem based learning yang dilaksanakan oleh guru, siswa terlihat sangat aktif. Kondisi proses belajar mengajar begitu menyenangkan sehingga membuat siswa tidak keluar masuk dan tidak merasa bosan saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang dilaksanakan menciptakan kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa yaitu dengan memberikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari - hari siswa, kerja kelompok, membuat karya dan mempresentasekan. Selama proses pembelajaran berlangsung juga siswa sangat tertarik untuk membahas permasalahan yang diberikan guru yang membuat siswa tertantang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Siswa bersama kelompoknya berusaha sebaik mungkin dalam mengerjakan tugas karena mereka ingin berhasil dan mendapat nilai yang terbaik. Pada saat guru memberikan kesempatan untuk presentasi, perwakilan

(10)

112 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, hal 103-114

kelompok tersebut maju dan mempresentasikan hasil pekerjaan kelompok di depan kelas dan menanggapi hasil karya kelompok lain. Sementara itu, dalam proses belajar mengajar masih ada 6 dari 35 siswa di kelas Eksperimen yang motivasinya rendah. Hal ini disebabkan siswa belum bisa mengeluarkan pendapat dan menanggapi hasil presentasi teman sehingga tidak mendapatkan penghargaan dari guru. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran model Problem Based Learning pada kelas eksperimen lebih baik dari pada motivasi belajar siswa pada kelas kontrol tanpa menerapkan pembelajaran model Problem Based Learning. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara deskriptif penerapan model problem based learning berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran IPS kelas V SD Gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara.

Berdasarkan kesimpulan di atas, sejalan dengan hasil penelitian (Suryati, 2020) bahwa motivasi belajar peserta didik pada kelas kontrol termasuk dalam kategori rendah dan pada kelompok ekperimen termasuk dalam kategori tinggi, hasil pembahasan diperoleh bahwa ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap motivasi belajar peserta didik. Selanjutnya penelitian (Murdani et al., 2022) menerangkan bahwa model PBL berpengaruh terhadap motivasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD N Grojogan. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan rata-rata skor skala motivasi belajar. Rata-rata skor skala motivasi belajar kelompok eksperimen yaitu berada pada skor tertinggi. Kemudian penelitian (N.K. Mardani et al., 2021) menunjukkan hasil penelitiannya bahwa terdapat pengaruh model Problem Based Learning terhadap motivasi belajar IPS. Hal tersebut dibuktikan dari hasil perhitungan rata-rata skor skala motivasi pada kelas eksperimen lebih besar dari kelompok Kontrol.

2. Pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa.

Setelah pelaksanaan proses belajar mengajar maka guru melaksanakan tes untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang diberikan. soal tes yang diberikan berjumlah 20 nomor. Dari hasil tes yang telah dilakukan menujukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar, hal ini terlihat dari nilai postest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari perolehan nilai tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar postest pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini disebakan adanya perlakuan dengan model problem based learning pada kelas eksperimen dan jika dikaitkan dengan indikator ketuntasan hasil belajar siswa, maka hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dengan menerapkan pembelajaran model Problem Based Learning adalah tuntas secara klasikal.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS kelas V SD Gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara pada kelompok eksperimen dengan menggunakan Model Problem Based Learning lebih baik dari pada kelompok kontrol tanpa menggunakan Model Problem Based Learning. Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model problem based learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas V SD Gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara. Sejalan dengan hasil penelitian (Sinabang, 2020) bahwa Penerapan model problem based learning pada kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari kelas eksperimen yang terlebih setelah diberikan perlakuan memperoleh nilai posttest lebih tinggi dari kontrol. Sedangkan (Ramadhan, 2021) Model problem based learning menjadikan proses pembelajaran lebih berpusat pada siswa, kontekstual, menarik dan efektif, sehingga siswa lebih aktif bertanya dan menjawab terkait materi yang sedang dipelajari, sedangkan penelitian (Ariyani & Kristin, 2021) menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning mampu meningkatkan hasil belajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem based learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa SD.

3. Pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.

Pelaksanaan model problem based learning pada siswa kelas V SD gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel

(11)

113 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, hal 103-114

depanden. Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Setelah dinyatakan berdistribusi normal dan homogenitas, maka dilanjutkan pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dianalisis melalui SPSS 25 untuk menganalisis data yang ada melalui uji signifikansi univariat (Tests of Between Subjects-Effect) dan uji signifikansi multivariate.

menguji hipotesis manova untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap motivasi dan hasil belajar.

Berdasarkan analisis inferensial uji hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model Problem Based Learning berpengaruh secara simultan (Bersama) terhadap motivasi belajar dan hasil belajar IPS kelas V SD Gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara. Sejalan dengan hasil penelitian (Murdani et al., 2022) bahwa model problem based learning sangat berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini berarti bahwa kemampuan motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada kemampuan motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa pada kelas kontrol.

Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) Ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan motivasi pada kelas eksperimen dengan kategori sangat tinggi, 2) Ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dengan kategori tinggi, dan 3) Ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD gugus I Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan motivasi belajar yang sangat tinggi dan hasil belajar yang tinggi pada kelas eksperimen.

Referensi

Arbo, J. B., & Ching, D. A. (2022). Problem-Based Learning Approach in Developing Mathematical Skills.

International Journal of Science, Technology, Engineering and Mathematics, 2(1). https://doi.org/10.53378/352873 Ariyani, B., & Kristin, F. (2021). Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa SD. Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 5(3), 353.

https://doi.org/10.23887/jipp.v5i3.36230

Ariyanti, Kesbi, F. G., Tari, A. R., Siagian, G., Jamilatun, S., Barroso, F. G., Sánchez-Muros, M. J., Rincón, M.

Á., Rodriguez-Rodriguez, M., Fabrikov, D., Morote, E., Guil-Guerrero, J. L., Henry, M., Gasco, L., Piccolo, G., Fountoulaki, E., Omasaki, S. K., Janssen, K., Besson, M., … A.F. Falah, M. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (Mmp) Terhadap Literasi Matematis Dan Burnout.

Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 4(1), 1–2.

http://www.ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/10544%0Ahttps://scholar.google.com /scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=tawuran+antar+pelajar&btnG=%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.jfc a.2019.103237

Avita Nurhidayah, D. (2015). Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Smp. In Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran (Vol. 3, Issue 2).

Badi’ah, I., Pamungkas, A. S., & Rafianti, I. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Knisley Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Ditinjau dari Literasi Numerasi. WILANGAN: Jurnal

Inovasi Dan Riset Pendidikan Matematika, 1(3), 289–303.

https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/wilangan/article/download/8966/pdf_16

Firdaus, A. M., & Bahri, A. (2021). Implementation of the School Literacy Movement during the Covid-19 Pandemic at Elementary Schools. Pedagogik Journal of Islamic Elementary School, 4(1), 91–102.

https://doi.org/10.24256/pijies.v3i2.3044

Firdaus, A. M., Murtafiah, W., Lukitasari, M., Lestari, N. D. S., Ernawati, T., & Widodo, S. A. (2023).

Generalization of Patterns Drawing of High-Performance Students Based on Action, Process, Object,

(12)

114 Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 7(1), Mei 2023, hal 103-114

and Schema Theory. European Journal of Educational Research, 12(1), 421–433. https://doi.org/10.12973/eu- jer.12.1.421

Hasanah, U., Sarjono, S., & Hariyadi, A. (2021). Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Prestasi Belajar IPS SMP Taruna Kedung Adem. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 7(1), 43.

https://doi.org/10.37905/aksara.7.1.43-52.2021

Herliandry, L. D., Nurhasanah, N., Suban, M. E., & Kuswanto, H. (2020). Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan, 22(1), 65–70. https://doi.org/10.21009/jtp.v22i1.15286 Herwandi. (2022). Pengaruh Keterampilan Sosial Terhadap Hasil Belajar Matematika Melalui Motivasi Berprestasi Siswa

(Vol. 1, Issue 2).

Herwandi, H., & Kaharuddin, A. (2020). Exploration of the Influence of Learning ELPSA (Experiences, Language, Pictures, Symbols, and Applications) on the Understanding of Mathematical Concepts.

Indonesian Journal of Instructional Media and Model, 2(2), 113. https://doi.org/10.32585/ijimm.v2i2.926 Hilmi, M. Z. (2017). Implementasi Pendidikan IPS Dalam Pembelajaran IPS Di Sekolah. Jurnal Ilmiah Mandala

Education, 3(2), 164–172. http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/article/view/198

Izzah, S. I. N., & Sukmawati, W. (2022). Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran IPS. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Budaya, 8(3), 765.

https://doi.org/10.32884/ideas.v8i3.852

Made, N., Dwipawati, G., Dantes, N., & Widiartini, N. K. (2017). Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia

| 55 (Vol. 7, Issue 2).

Murdani, M. H., Sukardi, S., & Handayani, N. (2022). Pengaruh Model Problem Based Learning dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 7(3c), 1745–1753.

https://doi.org/10.29303/jipp.v7i3c.775

N.K. Mardani, N.B. Atmadja, & I.N.Suastika. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar IPS. Jurnal Pendidikan IPS Indonesia, 5(1), 55–65.

https://doi.org/10.23887/pips.v5i1.272

Nurjanah, S., & Dwi Arisona, R. (n.d.). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Motivasi Belajar Ips Terpadu Pada Materi Kegiatan Ekonomi.

Ramadhan, I. (2021). Penggunaan Metode Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Kelas XI IPS 1. 4(3). http://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/cetta

Rosyad, A. M., & Zuchdi, D. (2018). Aktualisasi pendidikan karakter berbasis kultur sekolah dalam pembelajaran IPS di SMP. Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, 5(1), 79–92.

https://doi.org/10.21831/hsjpi.v5i1.14925

Sinabang, Y. (2020). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Hots) Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa. 1(1). https://doi.org/10.38035/JMPIS Suryati, T. (2020). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi

Belajar Ekonomi Siswa. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 6(1), 147–153.

https://doi.org/10.31949/educatio.v6i1.288

Wahyuningtyas, R., & Kristin, F. (2021). Meta Analisis Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Motivasi Belajar. 9(1), 49–55.

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, Keefektifan penerapan model PBL pada pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi yang terangkum dalam penelitian eksperimen diterapkan kepada siswa kelas IV

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan orang tua berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas V SD se-gugus Kartini Kecamatan

Berdasarkan persentase rekapitulasi analisis faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas V Se-Gugus 7 Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

Peningkatan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 4 Genengadal Kecamatan Toroh

Cooperative Learning Tipe Jigsaw dan STAD ( Student Team Achievement Divisions ) terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Imbas Gugus Diponegoro Kecamatan Randublatung Kabupaten

Implementasi model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan proses pembelajaran IPS siswa kelas IVD SD Negeri 163 Pekanbaru. Hal ini dapat dilihat dari hasil

Dalam pembelajaran IPS yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat mendorong siswa mempelajari materi pengaruh perubahan dan

Hal ini menunjukkan bahwa Strategi Peta Konsep mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD jika hasil analisis menghasilkan nilai lebih kecil dari