• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DOSIS AZOLLA DAN SKARIFIKASI BIJI PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN MAHONI (Swietenia macrophylla King.) - Repository Universitas Panca Marga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH DOSIS AZOLLA DAN SKARIFIKASI BIJI PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN MAHONI (Swietenia macrophylla King.) - Repository Universitas Panca Marga"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

25 A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Dusun Kertakata Barat RT/RW 004/002 Desa Roto Kecamatan Krucil , Kabupaten Probolinggo, berada pada ketinggian tempat ± 650 meter diatas permukaan laut (mdpl), dengan suhu udara minimum 16oC dan maksimum 25oC. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli 2021 hingga September 2021.

B. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian yaitu, 1) Polybag ukuran 20 cm x 20 cm, 2) Alat tulis, 3) Pisau, 4) Timbangan elektronik, 5) Alat penyemprot, 6) Tali Rafia, 7) Paku, 8) Label nama, 9) Kayu Bambu, 10) Ember, 11) Paranet dengan tingkat penyaringan cahaya 75%, 12) Sekop,13) Cangkul dan 14) Gelas ukur, 15) Beaker glass

Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian yaitu, 1) Biji mahoni, 2) Kertas amplas, 3) Air , 4) Pupuk Azolla , 5) Tanah

C. Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial. Faktor yang digunakan dalam penelitian sebanyak 2 (dua) yaitu perlakuan dosis azolla sebanyak 3 taraf perlakuan dan skarifikasi sebanyak 4 taraf perlakuan dengan 3 kali ulangan.

Faktor pertama adalah dosis azolla (D) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan, yaitu:

(2)

D1 = Pemberian pupuk azolla dengan dosis 4,5 gram/polibag D2 = Pemberian pupuk azolla dengan dosis 9 gram/polibag D3 = Pemberian pupuk azolla dengan dosis 13,5 gram/polibag

Faktor ke dua adalah perlakuan skarifikasi (S) yang terdiri dari 4 taraf perlakuan, yaitu :

S0 = Tanpa menggunakan amplas (kontrol) S1 = Biji di amplas pada satu sisi

S2 = Biji di amplas pada dua sisi S3 = Biji di amplas pada tiga sisi

Kedua faktor diatas dapat diketahui terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan susunan kombinasi sebagai berikut :

D1S0 D1S1 D1S2 D1S3

D2S0 D2S1 D2S2 D2S3

D3S0 D3S1 D3S2 D3S3

Dari 12 kombinasi perlakuan kemudian di ulang sebanyak 3 kali, sehingga total kombinasi perlakuan adalah kombinasi perlakuan. Masing- masing dari kombinasi perlakuan memiliki populasi sebanyak 10 dan sampel diambil secara acak sejumlah 10. Dengan demikian, jumlah populasi dari penelitian adalah 360 polibag.

D. Metode Analisa

Persamaan linier dari rancangan percobaan acak kelompok lengkap menurut Sastrosupadi (2000) adalah sebagai berikut:

(3)

ϒijk = μ +Di + Sj + γk + (DS)ij + εijk

Keterangan :

ϒijk = Nilai – nilai pengamatan hasil percobaan pada perlakuan dosis pupuk Azolla ke-i, perlakuan skarifikasi ke-j dan pada ulangan ke-k

μ = Nilai rerata (mean) harapan

Di = Pengaruh dosis pupuk azolla pada taraf ke-i Sj = Pengaruh skarifikasi pada taraf ke-j

γk = Pengaruh ulangan ke-k

(DS)ij = Pengaruh interaksi antara pengaruh Dosis pupuk azolla (Di) dan Skarifikasi (Sj)

εijk = Galat Percobaan

Analisa statistik dilakukan terhadap semua data hasil pengamatan menggunakan analisa sidik ragam (uji F) dengan tingkat kesalahan 5%.

Apabila pada analisa sidik ragam perlakuan tunggal menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilakukan uji lanjutan BNT dengan tingkat kesalahan 5%

dan apabila pada analisa sidik ragam interaksi perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilakukan uji lanjutan DMRT (Duncan) dengan tingkat kesalahan 5%.

E. Pelaksanaan Penelitian 1. Pembuatan Screenhouse

Screen house yang digunkan dalam penelitian ini berukuran 8 x 13 meter . Screen house tersebut menggunakan atap dari paranet, yang

(4)

bertujuan untuk melindungi biji mahoni dan hama yang terdapat disekitar lingkungan penelitian, serta intensitas sinar matahari tinggi yang berpotensi meningkatkan suhu lingkungan biji mahoni, dan faktor eksternal yang menyebabkan kegagalan dalam penelitian.

2. Pembuatan Pupuk Organik Azolla

Berikut ini adalah proses pembuatan pupuk organik Azolla:

a) Menggambil azolla di rawa ataupun sawah.

b) Setelah azolla terkumpul banyak keringkan azolla sampai menjadi azolla kering.

c) Setelah azolla kering, azolla dicampur dengan EM 4, untuk azolla 5kg digunakan EM4 sebanyak 100 ml.

d) Setelah tercampur masukkan kompos azolla kedalam wadah plastik dan ikat sampai rapat.

e) Setelah itu kompos azolla yang dibungkus plastik dibungkus lagi dengan karung sak.

f) Jauhkan dari sinar matahari langsung dan simpan wadah di tempat yang teduh.

g) Proses fermentasi kompos azolla adalah sekitar 4-6 minggu.

h) Setelah 4-6 minggu kompos azolla siap digunakan 3. Persiapan Media Tanam

Media tanam penelitian terdiri dari tanah dan pupuk organik azolla.

Dengan perlakuan yang sudah ditentukan yaitu D1 = Pemberian pupuk azolla dengan dosis 4,5 gram/polibag, D2 = Pemberian pupuk azolla

(5)

dengan dosis 9 gram/polibag, D3 = Pemberian pupuk azolla dengan dosis 13,5 gram/polibag. Tanah dicampur bersama dengan pupuk organik secara merata, kemudian dimasukkan pada polybag berukuran 20 x 15 cm dengan berat tanah 3 kg.

4. Skarifikasi Biji Mahoni

Sebelum menanam biji mahoni pada media tanam biji mahoni diberi pre treatment atau di skarifikasi dengan perlakuan yang sudah ditentukan yaitu : S0 = Tanpa menggunakan amplas (kontrol), S1= Biji di amplas pada satu sisi , S2 = Biji di amplas pada dua sisi) dan S3 = Biji di amplas pada tiga sisi

5. Penanaman Biji Mahoni

Polybag yang telah terisi media tanam disiram dengan air terlebih dahulu kemudian biji mahoni ditanam (dibenamkan) pada polybag yang sesuai dengan kombinasi perlakuan. Biji mahoni yang telah ditanam kemudian disiram dengan air

6. Perawatan

Biji mahoni yang telah ditanam dan telah diberi perlakuan kemudian dipelihara meliputi penyiangan, penyiraman, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan sesuai dengan keadaan sekitar.

Penyiraman cukup 1 (satu) kali pada pagi atau sore hari jika media tanam sudah kering. Jika media tanam basah, tidak perlu disiram

(6)

b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan apabila terdapat gulma pada media tanam mahoni melalui penyiangan untuk mencegah gulma dan tanaman budidaya bersaing.

c. Pengendalian hama dan penyakit

Hama yang sering rnerusak tanaman mahoni adalah penggerek pucuk yaitu Hypsipyla robusta sehingga terjadi kernatian pucuk dan benruk batang jadi pendek dan banyak cabang. Pengendalian penggerek pucuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida sisternik seperti Dimecron, Nuvacron dan Perfektion dengan dosis 2 s/d 4 cc perliter air menjelang musim hujan setiap 10 hari sekali sampai 3 kali berturut-turut. Untuk mengurangi serangan hama dan penyakit, penanaman mahoni dapat dicampur dengan jenis Melia azedarachra dan Azadirachta indica secara selang seling. Selain itu perlunya pengecekan kesehatan tanaman sesering mungkin agar serangan hama dan penyakit terdereksi 1ebih awal sebelum eksplosif dan secara fisik pengendaliannya dengan membuang bagian tanarnan yang terserang hama atau penyakit dan menguburnya sebelum menyebar ke bagian lain.

F. Parameter Pengamatan 1. Hari tumbuh tunas (hari)

(7)

Pengamatan hari tumbuh tunas dilakukan ketika radikula mucul ke permukaan tanah.

2. Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman di ukur menggunakan alat pengukur dari permukaan tanah sampai titik tumbuh tunas. Pengamatan (pengukuran) dilakukan mulai daun sudah membuka sempurna sampai dengan 90 HST . Pengamatan dilakukan setiap 1 minggu sekali.

3. Jumlah daun (helai)

Pengukuran jumlah daun dimulai saat daun sudah membuka sempurna sampai dengan 90 HST. Pengamatan dilakukan setiap 1 minggu sekali

4. Panjang akar (cm)

Panjang akar dihitung dari pangkal batang hingga ujung akar terpanjang. Pengamatan panjang akar dilakukan pada akhir penelitian yaitu pada umur 90 HST dengan cara polybag digunting kemudian tanah direndam pada air hingga bongkahan tanah terlepas dari permukaan akar. Perendaman pada air dilakukan agar akar tanaman tidak patah/rusak dan ketika selesai pengamatan bisa di tanam kembali untuk di jadikan bibit mahoni.

(8)

5. Presentase tumbuh biji

Persentase biji tumbuh diamati pada saat biji telah muncul tunas.

Pengamatan dilakukan pada akhir penelitian yaitu pada umur 90 HST.

Persentase bibit jadi dihitung menggunakan persamaan dibawah ini.

Persentase biji tumbuh = ƩBiji tumbuh x 100%

ƩBiji total

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini membuktikan bahwa penambahan unsur hara dengan pemberian pupuk kompos dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman serta penambahan unsur hara dalam media

Pengaruh Pemberian Pupuk N Dengan Berbagai Dosis Terhadap Pertumbuhan Awal Bibit Sagu ( Metroxylon spp .) di Persemaian Dengan Sistem Polibag.. (Dibimbing oleh

Sebanyak 1 gram ampas biji mahoni bebas minyak dicampur dengan 1 mL larutan asam nitrat 10%, kemudian ditambah 5 mL metanol dalam erlenmeyer bertutup disertai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dosis kompos Azolla pinnata dan urea terbaik yaitu pada U1K2 dengan kombinasi 65 gram/tan + 0,075 gram/tan berpengaruh terhadap

Pada pemberian dosis inokulum azolla 5 ton/ha dan kalium organik dosis 100 kg/ha (P8) tidak berpengaruh terhadap berat kering brangkasan hal ini sesuai dengan

Judul tugas akhir : PENGARUH DOSIS PUPUK HIJAU AZOLLA (Azolla pinnata) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica rapa var. parachinensis L.) Dengan ini saya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK (15:15:15) dengan dosis 20 g per polibag dan 30 g per polibag memberikan hasil yang lebih tinggi bagi pertumbuhan dan

Perlakuan dosis pemberian Azolla berpengaruh tidak nyata saat umur 3 dan 4 MST, namun berpengaruh sangat nyata umur 5 MST pada parameter tinggi tanaman, namun