BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Secara umum tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk menaikan nilai perusahaan serta memaksimalkan keuntungan sehingga perusahaan mampu bertahan dalam aktivitasnya. Peningkatan keuntungan yang didapat adalah gambaran kenaikan pada kinerja suatu perusahaan yang berhubungan (Rice, 2016). Tanpa adanya keuntungan perusahaan tidak mampu melaksanakan tujuan, oleh karena itu perusahaan diharapkan mampu berjalan secara efektif dan efesien dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya.
Pengukuran upaya dalam menilai seberapa efesien dan efektif suatu perusahaan dalam rangka memperoleh laba dan status kas tertentu. Melihat peluang pertumbuhan dan perkembangan keuangan perusahaan dapat melalui pengukuran kinerja keuangan. Jika perusahaan mencapai hasil yang diinginkan, perusahaan dinyatakan berhasil (Hery, 2016:25).
Menurut Asiah (dikutip oleh Mutiara, 2018) melalui analisis Return on Invesment kinerja keuangan dapat diukur, sebab analisis ROI berguna dalam memperkirakan kecakapan suatu perusahaan akan seluruh dana yang dimasukan dalam aktiva untuk keperluan pada operasi perusahaan dalam mendapatkan laba. Untuk melihat kinerja keuangan pada suatu perusahaan, yaitu dapat menganalisa laporan keuangan dengan menggunakan perhitungan rasio
keuangan. Salah satu faktor yang mendapat perhatian ketika menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan dan potensi kemajuan perusahaan yaitu dengan Return on Investment sangat penting sebagai teknik analisis keuangan yang komprehensif dan metode analisis yang umum dipakai oleh para
pemimpin perusahaan untuk melihat efektivitas operasi perusahaan secara
terlepas dari besarnya perusahaan mampu mencukupi modal dan pendanaan perusahaan serta mengendalian aktiva lancar untuk menghasilkan laba maksimum.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI periode tahun 2016-2020.
Gambar 1. 1 Rata-Rata ROI
2016 2017 2018 2019 2020
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
8.00%
6.31%
4.89% 5.42%
6.99%
5.58%
ROI
(Sumber : www.idx.co.id diolah 2021)
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa rata-rata ROI mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2016, menujukan nilai 6,31%. Terjadi penurunan tahun 2017 sebesar 4,89% dan naik tahun 2018 sebesar 5,42% dan tahun 2019 sebesar 6,99%. Penurunan juga terjadi pada tahun 2020 sebesar 5,58%.
Gambar 1. 2 Rata-Rata CR
2016 2017 2018 2019 2020
170.00%
175.00%
180.00%
185.00%
190.00%
195.00%
200.00%
205.00%
210.00%
183.64%
188.32%
185.02%
204.21%
198.15%
CR
(Sumber : www.idx.co.id diolah 2021)
Di saat ROI mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2016 CR menunjukan nilai sebesar 183,64% dan CR mengalami kenaikan sebesar 188,32% pada tahun 2017 tetapi pada tahun yang sama ROI mengalami penurunan. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori bahwa ROI meningkat seiring dengan meningkatnya CR. Pada tahun 2018 turun sebesar 185,02%, namun kenaikan terjadi pada tahun 2019 sebesar 204,21%% dan penurunan pada tahun 2020 sebesar 98,15% pada tahun 2020 ROI juga mengalami penurunan dan pada tahun 2019 ROI pun juga mengalami kenaikan. Hal ini bisa dikatakan bila Current Ratio terjadi kenaikan maka ROI akan terjadi kenaikan juga dikarenakan perubahan nilai aset lancar yang terus semakin tinggi diiringi hutang lancar perusahaan yang naik (Kusriyanti, 2017).
Gambar 1. 3 Rata-Rata DER
2016 2017 2018 2019 2020
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00% 112.80%
95.20% 89.89% 83.43% 93.60%
DER
(Sumber : www.idx.co.id diolah 2021)
Dapat diketahui bahwa Debt to Equity Ratio terjadi penurunan. Pada tahun 2016 menunjukan nilai sebesar 112,80%. Penurunan terjadi tahun 2017 sebesar 95,20%, pada tahun 2018 sebesar 89,89% dan mengalami penurunan teredah pada tahun 2019 sebesar 83,43% tetapi pada tahun yang sama ROI malah mengalami kenaikan. Hal ini berbeda dengan teori yang menyatakan bawa semakin tinggi DER, semakin tinggi juga ROI. Jika semakin rendah DER kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan menjadi tinggi maka semakin baik kesanggupan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya, sebaliknya jika makin tinggi maka semakin besar modal pinjaman (Pongrangga, 2015).
Gambar 1. 4 Rata-Rata TATO
2016 2017 2018 2019 2020
75.00%
80.00%
85.00%
90.00%
95.00%
100.00%
105.00%
99.08%
90.09%
88.10%
94.36%
85.61%
TATO
(Sumber : www.idx.co.id diolah 2021)
Dapat diketahui juga bahwa Total Asset Turn Over mengalami penurunan. Pada tahun 2016 menunjukan nilai sebesar 99,08%. Penurunan terjadi pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 2017 dan 2018. Pada tahun 2017 sebesar 90,09% dan pada tahun 2018 sebesar 88,10%. TATO mengalami kenaikan pada tahun 2019 sebesar 94,36%. Penurunan paling rendah terjadi pada tahun 2020 sebesar 85,61%. Hal ini jika semakin tinggi TATO akan semakin tinggi juga ROI. Tingginya ROI akan makin cepat peningkatan laba yang dihasilkan. Jika rendah semakin sedikit aset perusahaan berputar, kemungkinan akan lambat dalam menggunakan asetnya.
Hubungan antar variabel menunjukkan beragam hasil penelitan yang berbeda. Menurut Christina et al., (2019), Faktor yang berpengaruh terhadap ROI adalah Current Ratio. Sedangkan menurut Elnisyah, (2014) dan Rusnaeni, (2018), Current Ratio tidak adanya pengaruh terhadap ROI. Menurut Al- Faruqy, (2016), bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap ROI.
mengambil judul “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turn Over terhadap Return on Invesment (Studi Kasus Pada
Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020)”
I.2 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis mengambil 12 perusahaan Food and
Beverage pada periode 2016-2020 dari 29 perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh 3 variabel, Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turn Over terhadap Return on Invesment dan data penelitian dibatasi pada periode 2016- 2020.
I.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang akan dipecahkan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Current Ratio terhadap Return on Investment perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia periode 2016- 2020?
2. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return on Investment perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia periode 2016- 2020?
3. Bagaimana pengaruh Total Assets Turn Over terhadap Return on Investment perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020?
4. Bagaimana pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Assets Turn Over secara simultan terhadap Return on Investment perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020?
I.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh Current Ratio terhadap Return on Investment perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.
2. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return on Investment perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.
3. Untuk menganalisis pengaruh Total Assets Turn Over terhadap Return on Investment perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.
4. Untuk menganalisis pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Assets Turn Over secara simultan terhadap Return on Investment perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia periode 2016- 2020.
I.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini, yaitu:
I.5.1 Aspek Teoritis
1. Untuk memberikan peningkatan studi di bidang manajemen keuangan mengenai pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turn Over terhadap Return on Invesment perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia dan dapat
I.5.2 Aspek Praktis
1. Untuk memberikan sumbangan bagi perusahaan untuk dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memperhatikan kinerja keuangan perusahaan.
Hasil dari penelitian dapat diperlukan oleh calon investor yang hendak melakukan investasi sebagai bahan pertimbangan para investor untuk memilih investasi yang dinilai memberikan keuntungan.