PENGARUH THE BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) (Studi Kasus: Tenaga Kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya Kecematan Koto
Tanggah Padang)
JURNAL
Oleh:
SRI NOVI YANI 10090188
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
PengaruhThe BigFive PersonalityTerhadapOrganizational Citizenship Behavior (OCB)(StudiKasus : Tenaga Kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya
Kecamatan Koto Tangah)
Oleh
1 Sri Noviyani, 2
Mareta Kemala Sari
, 3Yola Malinda
1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat
2 Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat3Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel dalam big five personality secara parsial dan simultan terhadap organizational citizenshipbehaviortenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya. Hasil analisa data menunjukkan bahwa (1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara keluesen dalam berinteraksi (ekstraversion) terhadap organizational citizenshipbehaviortenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buayadengan koefisien regresi sebesar 0,261 dan thitung (2,797) > ttabel (1,6811); (2) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kemampuan bersepakat (agreeableness)terhadap organizational citizenshipbehaviortenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buayadengan koefisien regresi sebesar 0,182 danthitung (2,331) > ttabel
(1,6811); (3) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kesadaran (conscientiousnee)terhadap organizational citizenshipbehaviortenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buayadengan koefisien regresi sebesar 0,282 danthitung (2,374) > ttabel (1,6811);(4)Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara stabilitas emosi (emotions stability)terhadap organizational citizenshipbehaviortenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buayadengan koefisien regresi sebesar 0,213 danthitung (2,153) > ttabel (1,6811); (5) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience)terhadap organizational citizenshipbehaviortenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buayadengan koefisien regresi sebesar 0,461 danthitung (3,045) > ttabel (1,6811);(6) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variable big five personality secara simultan terhadap organizational citizenshipbehaviortenaga kesehatan Puskesmas Lubuk BuayakarenaFhitung (52,621) > Ftabel (2,59).
Besarnya pengaruh variabel big five personality terhadap organizational citizenshipbehaviortenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya yaitu 86,2% dan sisanya 13,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.
Kata Kunci: the bigfive personality, dan organizational citizenship behavior.
ABSTRACT
This research aims to know effect of big five personalitytowardorganizational citizenshipbehavior at health workers Puskesmas Lubuk Buayapartialy and simultanously . Based on result of analyze data got(1) ekstraversionhave significan influence to towardorganizational citizenshipbehavior at health workers Puskesmas Lubuk Buaya with coefficien as many as 0,428 and tcalculated (2,521)
>ttable(1,6811) (2) Agreeableness have significan influence to towardorganizational citizenshipbehavior at health workers Puskesmas Lubuk Buaya with coefficien as many as 0,182 and tcalculated (2,331) > ttable(1,6811). (3) Conscientiousnee have significan influence to towardorganizational citizenshipbehavior at health workers Puskesmas Lubuk Buaya with coefficien as many as 0,282 and tcalculated (2,374) >ttable(1,6811). (4) Emotions stability have significan influence to towardorganizational citizenshipbehavior at health workers Puskesmas Lubuk Buaya with coefficien as many as 0,213 and tcalculated (2,153) > ttable (1,6811). (5) Openness to experience have significan influence to towardorganizational citizenshipbehavior at health workers Puskesmas Lubuk Buaya with coefficien as many as 0,461 and tcalculated (3,045) > ttable
(1,6811).(6) The bigfive personality have significan influence to towardorganizational citizenshipbehavior at health workers Puskesmas Lubuk Buayabecause Fcalculated (52,621) > Ftable
(2,59)86,2% organizational citizenshipbehavior at health workers Puskesmas Lubuk Buaya influenced by the bigfive personality and 13,8% by others.
Keywords :the bigfive personality, andorganizational citizenship behavior.
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahterahan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. UU No 36 Pasal 1 No 1 Tahun 2009 menyatakan bahwa “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi”.
Penjelasan undang-undang diatas memberikan gambaran bahwa kesehatan merupakan salah satu tolak ukur tingkat kesejahterahan manusia. Setiap masyarakat Indonesia berhak untuk memperoleh kesehatan baik secara fisik dan psikis.
Kondisi kesehatan masyarakat yang baik diharapkan dapat menjadikan masyarakat hidup produktif. Produktifitas masyarakat yang tinggi akan berdampak terhadap peningkatan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat tersebut. Oleh karena itu, penyelengaraan kesehatan masyarakat secara optimal merupakan suatu keharusan bagi suatu bangsa.
Penyelengaraan kesehatan yang optimal dapat dilakuan jika sumber daya kesehatan juga tersedia dan memadai.
Menurut UU No 36 Pasal 1 No 2 Tahun 2009
“ Sumber daya bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sedian farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayana kesehatan”. Dapat disimpulkan bahwa sumberdaya kesehatan adalah segala aspek yang berperan terhadap penyelengaraan kesehatan.
Berdasarkan undang-undang tersebut dapat dilihat bahwa tenaga kesehatan merupakan salah satu sumber daya untuk penyelengaraan kesehatan masyarakat.
Kualitas dari tenaga kesehatan akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan upaya penyelengaraan kesehatan. Hal ini dikarenakan, tenaga kesehatan merupakan komponen kesehatan yang langsung berhubungan dengan masyarakat sebagai objek penyelengaraan kesehatan.
UU tentang Kesehatan Tahun 2009 mengemukakan bahwa “Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan”. Penjelasan undang-undang tersebut memeberikan informasi bahwa tenaga kesehatan adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketarampilan dari proses pendidikan di bidang kesehatan, kemudian mengabdikan diri serta diberi wewenang untuk upaya penyelengaraan kesehatan.
Selain tenaga kesehatan, upaya penyelengaran juga memerlukan penataan manajemen sistem kesehatan dari pusat sampai ke daerah. Penataan menajemen diperlukan karena upaya kesehatan tidak hanya tanggung jawab pemerintahan pusat saja, melainkan juga tangung jawab pemerintahan propinsi dan pemerintahan daerah. Setiap tingkatan pemerintah harus mampu memanajemen penyelengaraan kesehatan. Keberhasilan pemerintah dalam penyelengaraan kesehatan akan terlihat dari perkembangan sumber daya kesehatan yang dimiliki daerahnya dan kondisi kesehatan warganya.
Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi memiliki jumlah penduduk yang banyak untuk regional pulau Sumatera.
Oleh karena itu upaya perkembangan sumber daya kesehatan merupakan salah satu hal penting bagi pemerintah provinsi Sumatera Barat. Berikut informasi tentang tenaga kesehatan di Sumatera Barat.
Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2013. Perawat dan bidan merupakan tenaga kesehatan yang paling besar persentasenya di Sumatera Barat yaitu sebesar 60,98%.
Sedangkan tenaga keteknisan medis merupakan tenaga kesehatan yang paling sedikit tersedia yaitu hanya sebesar 1,27 % dari seluruh tenaga kesehatan di provinsi Sumatera Barat. Dapat disimpulakan bahwa tenaga kesehatan yang paling banyak tersedia di Sumatera Barat adalah perawat dan bidan.
Hal ini dikarenakan, perawat dan bidan merupakan tenaga keselahatan harus merawat/menjaga kondisi kesehatan pasien selama dalam pengobatan. Oleh karena itu perawat memiliki jam dinas selama 24 jam yang di bagi dalam tiga shift, yaitu pagi, siang dan malam.
Selain tenaga kesehatan sumber daya kesehatan juga terdiri dari fasilitas kesehata.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 Pasal 1 ayat 2 “Pusat Kesehatan
Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya”.
Melihat fungsinya sebagai penyelengara kesehatan tingkat pertama, menjadikan puskesmassebagai fasilitas kesehatan yang paling banyak jumlahnya. Perkembangan Puskesmas merupakan suatu prioritas dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat, begitu juga untuk Provinsi Sumatera Barat. Berikut dapat dilihat perkembangan jumlah Puskesmas di Provinsi Sumatera Barat.
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan tahun 2015, pada tahun 2013 laju pertumbuhan pertumbuhan puskesmas di Provinsi Sumatera Barat mengalami peningkatan sebesar 7,63%. Peningkatan pertumbuhan puskesmas ini mengindikasikan pemerintahan Provinsi Sumatera Barat berupaya meningkatkan kualitas penyelengaraan kesehatan bagi masyarakat dari segi sumber daya kesehatan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 Pasal 20 dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan. Berdasarkan karakteristik wilayah kerja, Puskesmas dikategorikan menjadi puskesmas perkotaan, puskesmas pedesaan dan puskesmas daerah terpencil dan sangat terpencil. Sedangkan berdasarkan kemampuan penyelenggaraan, Puskesmas dibagi menjadi dua yaitu puskesmas rawat inap dan non rawat inap.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian Pukesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah, karenaPukesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah merupakan salah satu Pukesmas Perkotaan dan melayani rawat inap.
Puskesmas Lubuk Buaya diperuntukkan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Lubuk Buaya dan sekitarnya..
Kondisi ini membuat Puskesmas Lubuk Buaya menjadi salah satu puskesmas yang besar di wilayah kota Padang. Oleh karena itu, diperhatikan kondisi penggeloaan sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Lubuk
Buaya.Berikut merupakan data jumlah pasien pada puskesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah.
Berdasarkan hasil data kunjungan pasien ke Puskesmas Lubuk Buaya Koto Tangah dapat diketahui bahwa dalam periode tahun 2010 sampai 2014 jumlah pasien yang berkunjung ke Puskesmas selalu meningkat.
Dimana penigkatan yang paling tertinggi terjadi pada tahun 2014. Peningkatan jumlah pasien ke Puskesmas Lubuk Buaya Koto Tangah menandakan bahwa pasien merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga medis di Puskesmas Lubuk Buaya.
Kualitas dan kuantitas dari tenaga kesehatan pada suatu Puskesmas merupakan salah satu pendorong pasien untuk berobat ke suatu Puskesmas. Berikut data tenaga kesehatan perbagian di Puskesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangahmenunjukkan bahwa tenaga kesehatan yang paling banyak adalah perawat yaitu sebanyak 13 (27,1%) sementara tenaga kesehatan yang paling sedikit adalah tenaga perencanaan program dan penyusunan, pengadministrasian umum, pengadministrasian kepegawaian, pengumpulan dan pengolah data, ka. TU, dan RMyaitu sebanyak 1 orang (2,08%).
Berbagai usaha perlu diciptakan oleh manajemen Puskesmas agar masyarakat bisa merasa nyaman dan senang berobat ke Puskesmas Lubuk Buaya.Salah saru aspek yang diperhatikandalah pengelolaan sumber daya tenaga kesehatan.Pengelolaan sumber daya manusia tersebut menjadi tanggung jawab manajemen sumber daya manusia, yang perananya meliputi pengadaan karyawan, pengembangan kompetensi tenaga kesehatan, pemberiaan kompensasi, penilaian kinerja dan peningkatan karir tenaga kesehatan .
Memiliki sumber daya manusia yang baik, diharapkan organisai mampu untuk menjawab semua perubahan dan tantangan yang datang baik dari dalam maupun dari luar organisasi Puskesmas.Kemampuan organisai dalam menanggapi perubahan yang terjadi tersebut akan menentukan keberhasilan organisasi untuk memenangkan persaingan yang ada. Salah satu bentuk partisipasi yang dapat diberikan oleh setiap angota organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan menghadapi persaingan antara lain meningkatkan perilaku saling tolong menolong antara masing-masing anggota,
meningkatkan inisiatif, meningkatkan tanggung jawab, tehadap tugas dan meningkatkan kesetiaan terhadap organisasi, di luar deskripsi pekerjaan yang telah di tentukan oleh organisasi. Perilaku diluar deskripsi pekerjaan ini dikenal dengan perilaku extra-role atau disebut juga dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) (Purba dan Nina, 2004).
OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifitkasi perilaku bebas yang menjadi pilihan individu, yang tidak secara lansung dihargai oleh sistem reward formal, namun menguntungkan organisasi secara keseluruhan (Sharma, 2011).
Perilaku ini cendrung melihat seseorang sebagai mkahluk sosial (menjadi anggota organisasi). Dibandingkan sebagai makhluk individual yang mementingkan diri sendiri.
OCB memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatan efektifitas dan efesien tim kerja dan organisasi, yang nantinya akan mempengaruhi produktifitas organisasi secara keseluruhan (Kumar,2009).
Salah satu cara OCB meningkatkan efesien suatu organisasi adalah dengan meningkatkan produktifitas rekan kerja atau produktivitas para atasan (Podsakoff dan Mackenzie, 2000).
Sebagai contoh, ketika karyawan yang sudah berpengalaman dengan sukarela membantu rekan kerja yang baru masuk untuk mempelajari segala sesuatu, hal ini akan membantu pekerja baru menjadi pegawai yang produktif lebih cepat, sehingga dapat meningkatkan efesien kelompok kerja atau unit.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan tentang organizational citizenship behaviorpada bulan November 2014 di Puskesmas Lubuk Buaya diperoleh hasil seperti pada tabel berikut.
Tabel 5. Gambaran Organizational Behavior Di Puskesmas Lubuk Buaya
No. Pertanyaan
Persentase Jawaban
(%) Ya Tidak
1.
Saudara/i mau dengan sukarela membantu
perawat yang
mengalami kendala medis melayani pasien.
6,67 3,33
2.
Saudara/i dengan sukarela memberi arahan / pegetahuan terkait dengan cara menaggani pasien jika melihat perawat lain salah dalam cara penanganan
3,33 6,67
3.
Saudara/i ikhlas tanpa mengeluh menjalani tugas dinas di bidang kesehatan tanpa mengenal waktu dan siapa pasien saudara
40 60
4.
Saudara/i tepat waktu memenuhi jam dinas yang telah ditetapkan
60 40
5.
Saudara/i
berkomitmen dapat dihubungi di luar jam dinas, apabila diperlukan dalam kondisi gawat darurat tidak hanya di Puskesmas tempat bekerja tetapi juga di bidangbidang
kesehatan lainnya
60 40
Sumber: Olahan Data Primer Tahun 2014
Berdasarkan hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa masih terdapat sebesar 13,33% tenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya yang tidak dengan sukarela membantu perawat yang mengalami kendala medis melayani pasien. Bahkan masih banyak tenaga kesehatan yang tidak setuju memberi arahan kepada perawat lain ketika mengalami kesulitan. Selain itu, masih terdapat tenaga kesehatan yang kurang memiliki komitmen untuk melayani pasien di luar jam dinasnya.
Dapat disimpulkan bahwa pada Puskesmas Lubuk Buaya masih terdapat tenaga kesehatan yang mementingkan kepentingan individu dari pada kepentingan dan komitmen dalam upaya penyelengaraan kesehatan yang masih kurang. Hasil analisa data di atas menujukkan bahwa Organizational Behavior yang ditunjukkan tenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya dikategorikan belum cukup baik, karena 46% tenaga kesehatan masih belum menunukkan kesukarelaan dalam bekerja maupun membantu teman dalam bekerja.
Salah satu faktor yang diduga dapat menentukan OB adalah kepribadian masing- masing anggota. Robbins (2001) telah menemukan adanya keterkaitan antara OB dengan beberapa faktor kepribadian Lima Besar (The Big Five Personality) yang meliputi extraversion, agreeableness, conscientiousness, emotional stability, openness to experience. Saat inikepribadian telah menjadi salah saru aspek yang cukup di perhatiakan oleh organisasi. Hal ini disebabkan karena adanya keyakinan banyak orang bahwa kepribadian yang baik akan menghasilakn kinerja yang baik juga.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan terhadap 30 orang tenaga kesehatan tentang kepribadian rekan kerja diperoleh hasil sebagai berikut;
Tabel 6. Gambaran Kepribadian Tenaga Kesehatan Puskesmas Lubuk
No. Pertanyaan
Persentase Jawaban
(%) Ya Tidak
1.
Saudara/i melayani setiap keluhan pasien dengan ramah .
60 40
2.
Saudara/i tidak membedakan
perlakuan terhadap pasien
6,67 53,33
3.
Saudara/i bertangung jawab penuh atas pelayanan medis yang dilakukan kepada pasien
20 80
4.
Dalam melayani kondisi gawat darurat saudara/i tetap tenang mengikuti proses pelayanan medis
60 40
5.
Saudara mau
menerima masukkan dan saran dari rekan
kerja, jika
menyangkut
pelayanan medis terhadap pasien
6,67 53,33
Rata-Rata 6,67 53,33 Sumber: Olahan Data Primer tahun 2014
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa fenomena yang ada berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan
menunjukkan bahwa masih terdapat sebagain perawat tidak ramah dalam melayani setiap keluhan pasien.Kondisi ini terlihat dari respon perawat yang kurang cepat jika pasien mengalami keluhan kesehatan. Selain itu, masih terdapat tenaga medis yang membedakan perlakuan terhadap pasien tertentu. Selanjutnya, juga masih terdapat tenaga kesehatan yang kurang tenang dalam layani pasien dengan kondisi gawat darurat.
Hasil analisa menunjukkan bahwa rata-rata tenaga kesehatanPuskesmas Lubuk Buaya masih menunukkan kepribadian yang kurang baik karena hanya 46,67% rata-rata tenagan kesehatan yang mau melayani keluhan pasien, tidak memberikan perlakukan yang berbeda pada pasien, bertanggung jawab dengan pelayana medis yang diberikan, dapat menanggani kondisi gawat darurat dengan tenang, serta mau meneriam masukan yang baik dari rekan kerja.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba membahas keterkaitan antara faktor- faktor Big Five Personality dan Organizational citizenshipbehavior karyawan dalam sebuah penelitian yang berjudul
“PengaruhThe BigFive
PersonalityTerhadapOrganizational
Citizenship Behavior (OCB)(StudiKasus : Tenaga Kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah)”.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal seperti apa adanya. Sedangkan menurut Arikunto (2002:239) penelitian asosiatif adalah penelitian yang menguji ada tidaknya hubungan atau pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Penelitian dilakukan di Puskesmas Lubuk Buaya Kec. Koto Tangah Padang yang beralamat di Jln. Lubuk Buaya Padang.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah totalsampling Menurut Sugiyono (2012:124) total sampling merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Jumlah sampel pada penelitaiadalah sebanyak 48 orang responden.Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesionertertutup.Kuesioner terdiri dari sejumlah pertanyaan tertutup yang menggunakan skala likert dengan 5 alternatif jawabanItem peryataan disusun berdasarkan kisi-kisi dari variabel the bigfive personality, dan organizational citizenship behavior.
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis induktif.
Analisis deskriptif bertujuan untuk melihat kecendrungan penyebaran pada masing- masing indikator dan untuk melihat secara umum penyebaran pada setiap variabel dalam bentuk penyajian data kedalam tabel distribusi frekuensi. Tujuan umum analisis induktif
adalah untuk mengetahui
signifikansipengaruh the bigfive personalityterhadap organizational citizenship behaviortenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah, baik secara parsial atau simultan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh keterangan tingkat capaian responden terhadap kuesioner penelitian untuk masing-masing variabel.
Variabel organizational citizenship behaviorTCR sebesar 80,63% dan termasuk kategori baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa secara dominan tenaga kesehatan di Puskesmas Lubuk Buaya sudah menunjukkan organizational citizenship behavioryang baik.
Variabel keluesen dalam berinteraksi (ektraversion)dengan TCR sebesar 78,98%
dan termasuk kategori cukup. Hal ini dapat dimaknai bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas Lubuk Buayamemiliki keluesen yangcukup baik dalam berinteraksi (ektraversion) ketika berdinas.
Variabel kemampuan bersepakat (agreableness)dengan TCR sebesar 80,75%
dan termasuk kategori baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa kemampuan bersepakat (agreableness)yang dimiliki oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Lubuk Buaya dikategorikan baik.
Variabel kesadaran
(conscientiousnee)denganTCR sebesar 81,88% dan termasuk kategori baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa kesadaran (conscientiousnee)yang dimiliki oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Lubuk Buaya dikategorikan baik.
Variabel stabilitas emosi (emotions stability)dengan TCR sebesar 81,88% dan termasuk kategori baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa stabilitas emosi (emotions stability)yang dimiliki oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Lubuk Buaya dikategorikan baik.
Variabel keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience) dengan TCR sebesar 80,37% dan termasuk kategori baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience)yang dimiliki oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Lubuk Buaya dikategorikan baik
Setelah dilakukan analisa deskriptif kemudian dilakukan analisa induktif, untuk mengetahui signifikansipengaruh the bigfive personality terhadap organizational citizenship behaviortenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah, baik secara parsial atau simultan. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t dan uji F. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan asumsi klasik.Setelah semua persyaratan analisis terpenuhi, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis.
Hasil Analisa Regresi Berganda
Sumber: data olahan SPSS, 2015
Dari tabel diatas, dapat diperoleh persamaanregresi linear berganda sebagaiberikut :
Y= a + bı Xı + b2 X2 + b3 X3 +b4 X4+b5 X5 Y=3,370+0,261(X1)+0,182(X2)+0,282(X3)+0,
213(X4) + 0,461 (X5) R2= 0,862
Dari uji hipotesis menggunakan uji tdiketahui secara parsial keluesen dalam berinteraksi (ekstraversion) berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior tenaga kesehatanPuskesmas Lubuk Buaya. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar
No Model
Unstandardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
1 (Constant) 3,370 3,403 ,990 ,328
2 Exraversion ,261 ,093 2,797 ,008
3 Agreeableness ,182 ,078 2,331 ,025
4 Conscientiousness ,282 ,119 2,374 ,022
5 Emotions Stability ,213 ,099 2,153 ,037 6 Openness to Experience ,461 ,151 3,045 ,004
0,261. Nilai koefisien signifikan secara statistik karena thitung sebesar 2,797 lebih besar dari ttabel sebesar 1,6811. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
Artinya apabila keluesen dalam berinteraksi (ekstraversion) meningkat 1%, maka organizational citizenship behavior tenaga kesehatanPuskesmas Lubuk Buayaakan meningkat sebesar 0,261 satuan.
Kemampuan bersepakat (agreeableness) berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior tenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar 0,182. Nilai koefisien signifikan secara statistik karena thitung sebesar 2,331 lebih besar dari ttabel sebesar 1,6811. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
Artinya kemampuan bersepakat (agreeableness)meningkat 1%, maka organizational citizenship behavior tenaga kesehatanPuskesmas Lubuk Buayaakan meningkat sebesar 0,182 satuan.
Kesadaran(conscientiousnee)berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior tenaga kesehatanPuskesmas Lubuk Buaya. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar 0,282. Nilai koefisien signifikan secara statistik karena thitung sebesar 2,374 lebih besar dari ttabel sebesar 1,6811. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
Artinya apabila kesadaran (conscientiousnee) meningkat 1%, maka organizational citizenship behavior tenaga kesehatanPuskesmas Lubuk Buayaakan meningkat sebesar 0,282 satuan.
Stabilitas emosi (emotions stability) berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior tenaga kesehatanPuskesmas Lubuk Buaya. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar 0,213. Nilai koefisien signifikan secara statistik karena thitung sebesar 2,153 lebih besar dari ttabel sebesar 1,6811. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
Artinya apabila stabilitas emosi (emotions stability) meningkat 1%, maka organizational citizenship behavior tenaga kesehatanPuskesmas Lubuk Buayaakan meningkat sebesar 0,213 satuan.
Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience) berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior tenaga
kesehatanPuskesmas Lubuk Buaya. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar 0,461. Nilai koefisien signifikan secara statistik karena thitung sebesar 2,797 lebih besar dari ttabel sebesar 1,6811. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
Artinya apabila keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience) meningkat 1%, maka organizational citizenship behavior tenaga kesehatanPuskesmas Lubuk Buayaakan meningkat sebesar 0,461 satuan.
Variabel-variabel dalam the big five personality berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior tenaga kesehatanPuskesmas Lubuk Buaya.
Hasil analisa menunjukkan bahwa Fhitung
(52,621) >Ftabel (2,59) dan Sig (0,000) < α (0,05), artinya hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dari hasil analisa koefisien determinasi yang dilakukan diperoleh nilia Rsquare 0,862. Hal ini berarti 86,2%organizational citizenship behavior tenaga kesehatanPuskesmas Lubuk Buaya dipengaruhi variabel-variabeldalam the big five personality sedangkan sisanya 13,8%
dijelas oleh sebab-sebab lain yang ada di luar penelitian.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dibahas maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel keluesen dalam berinteraksi (ekstraversion) berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior tenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya. Variabel kemampuan bersepakat (agreeableness) berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior tenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya. Variabel kesadaran (conscientiousnee) berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior tenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya.Variabel stabilitas emosi (emotions stability) berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior tenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya.Variabel keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience) berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational citizenship behavior tenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya.The big five personality secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap organizational citizenship behavior tenaga kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya
Berkenaan dengan temuan penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu: variabel Dinas kesehatan, disarankan dinas kesehatan kota padang sebagai intansi yang menaungi lembaga Puskesmas Lubuk Buaya, agar senantiasa memberikan pelatihan yang berkelanjutan kepada setiap tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Lubuk Buaya agar menunjukkan kepribadian yang baik selama menjalankan tugas.
Instansi Puskesmas, disaranan senantiasa melakukan pengawasan dan penilain terhadap kinerja yang ditunjukkan para tenaga kesehatan di Puskesmas Lubuk Buaya. Bagi para tenaga kesehatan yang menunjukkan kinerja yang baik diberikan penghargaan.
Sedangkan, bagi tenaga kesehatan yang kinerjanya masih cukup baik dinasehati dan dimotivasi untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
Tenaga kesehatan, disarankan tidak membedabedakan rekan kerja, mau dengan ikhlas mengantika rekan kerja yang berhalangan datang. Berusaha datang tepat waktu sesuai sift kerja yang telah ditetapkan.
Senantiasa sangup memberikan perawatan medis terhadap pasien walupun melakukan sendirian. Selanjutnya, tenaga kesehatan juga diharapkan mau merapikan ruangan perawatan agar pasien merasa nyaman ketika dirawat diruangan tersebut.
Penelitian Selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan membahas hal yang sama pada tempat lain. Selanjutnya, bagi peneliti yang ingin meneliti tentang organizational citizenship behavior pada tempat yang sama disarankan mengaitkannya dengan variabel, yang lain darithe big five personality.
DAFTAR PUSTAKA .
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Kumar, K., Bakhshi, A., & Rani, E. (2009).
Linking the Big Five Personality Domains to Organizational Citizenship Behavior. International Journal of Psychological Studies, I (2), 73-81.
Robbins, Stephen P. (2001). Organizational Behavior. Upper Saddle River:
Prentice-Hall.
Purba, Debora Alfina, dan Ali Nina Liche Seniati . (2004). Pengaruh Kepribadian dan Komitmen
Organisasi Terhadap
Organizational Citizenship Behaviour. (Online), Vol. 8, No. 3, Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B., Paine, J.
B., & Bachrach, D. G. (2000).
Organizational Citizenship Behaviors: A Critical Review of The Theoretical and Empirical Literature and Suggestions for Future Research. Journal ofManagement, 26 (3), 513–563.
Sugiyono. (2012). Statistik Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta