• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh tingkat kedalaman tanam dan waktu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh tingkat kedalaman tanam dan waktu"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

Dengan ini saya nyatakan skripsi tentang pengaruh kedalaman tanam dan waktu tanam terhadap mutu pangan Pangi (Pangium Edule) dengan menggunakan uji organoleptik (teknik skoring) di wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kecamatan Walanae. Pada tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar dan lulus pada tahun 2019. Pengaruh kedalaman tanam dan waktu tanam terhadap mutu Pangi (Pangium Edule) menggunakan uji organoleptik ( Teknik Scoring ) pada Kesatuan Pengelolaan Hutan (Kph) di Kecamatan Walanae

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tuanya yang telah membesarkan dan mendidik penulis serta tidak henti-hentinya membiayai sekolahnya dan juga mendoakan penulis, serta keluarga besarnya yang telah memberikan dukungan baik secara materi maupun non. -materi khususnya kepada Rika Suhardi yang telah memaksimalkan waktunya untuk mempermudah pelaksanaan penelitian. 6. Tuan. dan Ibu Dosen Program Studi Kehutanan yang telah memberikan ilmu selama menempuh studi, serta staf administrasi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar. Pihak instansi dan masyarakat Dusun Teppoe, Desa Mattabulu, Kabupaten Soppeng memberikan fasilitas selama pelaksanaan penelitian.

Kepada sesepuh dan sahabat-sahabatku yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan ilmu, nasehat dan motivasinya. Pengaruh kedalaman tanam dan waktu tanam terhadap mutu Pangi (Pangium Edule) menggunakan uji organoleptik (teknik skoring) di kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Walanae, Kab.

PENDAHULUAN

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Pengertian Hutan
  • Pengertian Hutan Lindung dan Fungsinya
  • Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
  • Pangi / Kepayang (Pangium edule) .1 Pengertian
  • Uji Coba Organoleptik (Teknik Skoring)
    • Persiapan Uji Organoleptik 1. Panel Perseorangan’

34/2002 juga menyebutkan bahwa bentuk pemanfaatan hutan lindung hanya sebatas pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, dan pemungutan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Kelompok hasil hutan dan tumbuhan terdiri atas (a) Kelompok damar, (b) Kelompok minyak atsiri, (c) Kelompok minyak lemak, (d) Kelompok karbohidrat, (e) Kelompok buah-buahan, (f) Kelompok tanin, (g) bahan pewarna, (h) Kelompok Karet, (i) Kelompok Tanaman Obat, (j) Kelompok Tanaman Hias, (k) Kelompok Palem dan Bambu, dan (l) Kelompok Alkaloid. Tanaman kluwak ini merupakan pohon yang tinggi, buah kluwak berwarna coklat berbentuk bulat lonjong dengan daging buah berwarna hitam.

Daun tumbuhan kluwak adalah tunggal, berkumpul di hujung dahan dan mempunyai batang yang panjang. Bunga tumbuhan kluwak berwarna coklat kehijauan, tumbuh di ketiak daun atau hampir di setiap hujung ranting. Bunga jantan tumbuhan kluwak tersusun dalam bentuk malai, manakala bunga betina tumbuhan kluwak umumnya muncul secara tunggal di hujung dahan.

Buah pokok kluwak buni berbentuk bulat seperti telur atau bujur, kulit buah kluwak tua berwarna coklat dengan permukaan kasar.Diameter buah kluwak berbeza antara 10-25 cm. Tumbuhan kluwak ini mempunyai banyak khasiat dan khasiat untuk merawat pelbagai penyakit dalam badan.

METODE PENELITIAN

Waktu Dan Tempat

Biji pangi dicuci bersih lalu dimasukkan ke dalam panci berisi air bersih dan direbus selama 3 jam dengan suhu diatas 100oC/mendidih. Bibit pangi yang siap ditanam diberi kode terlebih dahulu menggunakan spidol dan setiap kantong diisi 15 bibit pangi. Setiap dua minggu sekali akan dilakukan pengukuran kembali untuk membandingkan perubahan mulai dari berat, panjang, lebar, tebal dan warna kulit/cangkang pangi.

Pengukuran mutu pangani dilakukan dengan menggunakan uji organoleptik dengan teknik skoring yang akan dilakukan oleh 5 responden.

Gambar 2. Pengukuran Pangi LEBAR
Gambar 2. Pengukuran Pangi LEBAR

Metode Penarikan Sampel

Analisis Data

Yijk = Nilai Yij Ke-k yang diperoleh dari kombinasi faktor kedalaman tanam dan faktor waktu tanam.

Tabel 2. Analisis Sidik Ragam   Sumber
Tabel 2. Analisis Sidik Ragam Sumber

Organoleptik Teknik Skoring (Spesifikasi Kenampakan, Bau, Rasa, Dan Tekstur)

Berdasarkan Peta Delineasi Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Sulawesi Selatan (Lampiran Keputusan Menteri Kehutanan No. 434/Menhut-II/2009) dan peta batas kawasan hutan yang dihasilkan (BPKH, kawasan dan kawasan hutan di kabupaten Soppeng berdasarkan administrasi pemerintahan Unit XII Walanae Berdasarkan administrasi pemerintahan, sebaran Unit KPHL - Rata-rata hari hujan dan curah hujan bervariasi antara mm/tahun dan hari hujan sekitar 167-199 hari/tahun.

Suhu udara di Kabupaten Soppeng berkisar antara 240 C hingga 300 C. Potensi sumber daya air selain digunakan untuk kehidupan sehari-hari juga berfungsi untuk menunjang berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia seperti pertanian, perikanan, industri. , manufaktur listrik dan sebagainya. Sebagian besar wilayah Kabupaten Soppeng merupakan daerah perairan tanah dangkal dan dalam, khususnya di Kecamatan Lalabata. Sumber air permukaan di Kabupaten Soppeng berasal dari lima sungai utama yang karakteristiknya disajikan pada Tabel 14.

Jumlah keluarga di Kabupaten Soppeng sebanyak 55.348 keluarga dan sekitar 19% merupakan keluarga miskin. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng pada tahun 2017 sebesar 8,34 persen, meningkat dibandingkan tahun 2016 yang masing-masing meningkat sebesar 8,14 persen. Peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan oleh pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan sektor pertanian. PDRB per kapita Kabupaten Soppeng pada tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar Rp 39,32 juta dibandingkan tahun 2016, PDRB per kapita Kabupaten Soppeng sebesar Rp.

Sumber pendapatan atau penghidupan masyarakat sebagai pelaku kegiatan perekonomian di Kabupaten Soppeng sangat bergantung pada sektor pertanian, perdagangan, konstruksi, dan industri pengolahan. Fasilitas pendidikan yang jumlahnya memadai dan akses yang mudah akan mendukung masyarakat untuk menyelesaikan pendidikannya sampai pada jenjang yang setinggi-tingginya. Pada tahun ajaran 2017, jumlah SD di Kabupaten Soppeng berjumlah 269 unit yang terdiri dari 252 unit SD dan 17 unit Madrasah Ibtidaiyah (MI). Banyaknya perguruan tinggi yang ada menjadi salah satu faktor pendukung yang dapat meningkatkan kualitas penduduk di Kabupaten Soppeng.

Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Soppeng adalah: 1 rumah sakit dengan 82 tempat tidur, 17 puskesmas induk, 45 puskesmas penunjang dan 41 dokter umum. Rumah sakit ini terletak di ibu kota Kabupaten Soppeng yaitu Kota Watansoppeng, sedangkan puskesmas/pustu setempat tersebar di seluruh kecamatan. Fasilitas yang ada di kantor KPH Walanae berupa mobil double cab, tujuh belas sepeda motor dan dua gedung perkantoran di kawasan Soppeng.

Tabel 7. Luas Hutan Berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan KPHL Unit XII       Walanae
Tabel 7. Luas Hutan Berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan KPHL Unit XII Walanae

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil (Perubahan Ukuran Terhadap Perlakuan) .1 Panjang

Interaksi antara faktor A (lama waktu tanam) dan faktor B (tingkat kedalaman tanam menunjukkan tidak terdapat pengaruh nyata terhadap nilai panjang Pangi (Pangium edule) (F.Hit A*B < F.Tabel 5 %).Perubahan nilai rata-rata lebar pada perlakuan dengan lama waktu tanam, dimana nilai rata-rata terendah sebesar 1,13 mm pada minggu kedua dan nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,82 mm pada minggu keenam.45 Perubahan nilai rata-rata lebar terhadap kedalaman tanam tingkat perlakuan dimana nilai terendah nilai rata-rata sebesar 2,24 mm justru terdapat pada kedalaman 45 cm, dan nilai rata-rata tertinggi sebesar 2,70 mm pada kedalaman 15 cm.

Untuk mengetahui pengaruh kedalaman tanam dan lama waktu tanam terhadap perubahan lebar, hasil perhitungan disajikan dalam analisis varian (tabel Anova) untuk mengetahui ada pengaruh nyata atau tidak, seperti terlihat pada Tabel 19 sebagai berikut. Interaksi antara Faktor A (lama waktu tanam) dan Faktor B (tingkat kedalaman tanam menunjukkan tidak terdapat pengaruh nyata terhadap nilai Lebar Pangi (Pangium edule) (F.Hit A*B < F.Tabel 5%). Perubahan nilai rata-rata ketebalan terhadap perlakuan lama waktu tanam dimana nilai rata-rata terendah sebesar 1,40 mm pada minggu kedua dan nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,97 mm pada minggu keenam.

Perubahan nilai rata-rata ketebalan terhadap perlakuan kedalaman tanam dimana nilai rata-rata terendah yaitu 2,14 mm justru terdapat pada kedalaman 45 cm dan nilai rata-rata tertinggi sebesar 2,83 mm terdapat pada kedalaman 15 cm. Untuk mengetahui pengaruh kedalaman tanam dan lama tanam terhadap perubahan ketebalan, hasil perhitungan disajikan dalam analisis ragam (tabel Anova) untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh nyata, seperti terlihat pada Tabel 20 sebagai berikut. Interaksi antara Faktor A (lama waktu tanam) dan Faktor B (tingkat kedalaman tanam) menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang nyata terhadap nilai Ketebalan Pangi (Pangium edule) (F.Hit A*B < F.Tabel 5%) .

Perubahan nilai rata-rata bobot terhadap perlakuan lama tanam dimana nilai rata-rata terendah pada minggu kedua sebesar 16,33 gram dan nilai rata-rata tertinggi pada minggu keenam sebesar 48,33 gram. 50 Perubahan nilai rata-rata bobot menurut perlakuan tingkat kedalaman tanaman dimana nilai rata-rata terendah sebesar 27 gram pada kedalaman 15 cm dan nilai rata-rata tertinggi sebesar 28,67 gram pada kedalaman 45 cm. Interaksi antara Faktor A (lama waktu tanam) dan Faktor B (tingkat kedalaman tanam) tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap nilai bobot Pangi (Pangium edule) (F.Hit A*B < F.Tabel 5%).

Spesifikasi baunya akan dimasukkan pada Tabel 23 sesuai dengan kode sampel yang diberikan oleh kelima responden, sebagai berikut. Berdasarkan penilaian kelima responden mengenai spesifikasi kenampakan, bau, rasa dan tekstur pada Tabel 25, nilai rata-ratanya dapat lebih baik dilihat pada Tabel 26 sebagai berikut. Dari nilai rata-rata yang terdapat pada Tabel 26 sesuai dengan Teknik Uji Organoleptik kelima responden menyatakan bahwa mutu pangi/kluwak (Pangium edule) baik dari segi kenampakan, bau, tekstur dan rasa yaitu pada pangi yang ditanam enam adalah . minggu dan pada kedalaman 30 cm.

Tabel 18. Analisis Ragam (Tabel Anova) Perubahan Panjang Pangi  (Pangium  edule)
Tabel 18. Analisis Ragam (Tabel Anova) Perubahan Panjang Pangi (Pangium edule)

Kesimpulan

Saran

Pengertian Hasil Hutan Kayu dan Buku Panduan Hasil Hutan Bukan Kayu. 2012) Potensi Pangi (Pangium edule Reinw) sebagai bahan pengawet alami dan prospek pengembangannya di Sulawesi Utara. Identifikasi kandungan fitokimia dan uji angka kematian minimum ekstrak etanol daun pangi (Pangium edule Reinw) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia Coli.

NAMA – NAMA RESPONDEN

Gambar

Gambar 2. Pengukuran Pangi LEBAR
Tabel 2. Analisis Sidik Ragam   Sumber
Tabel 3. Spesifikasi Skoring Untuk Kenampakan  Spesifikasi
Tabel 7. Luas Hutan Berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan KPHL Unit XII       Walanae
+7

Referensi

Dokumen terkait

viii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Problem