• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH UPAH, USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MASA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI PADA UD. TIBAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH UPAH, USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MASA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI PADA UD. TIBAN "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH UPAH, USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN MASA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI PADA UD. TIBAN

JAYA ROTAN MALANG)

Adhitya Octoryan., Prof.

Dr. M. Pudjihardjo, SE., MS

Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang

ryanocto@gmail.com

Abstract

This study aims to determine the effect of wages, age, education level, and working duration on the employee’s productivity at UD. Tiban Jaya Rotan Malang. This study uses a quantitive approach. The data used are primary data. The method used to collect data in this research is by distributing quetionnaries and conducting interviews. The independent variables in this study is wages (X1), age (X2), education level (X3), and working duration (X4), as well as the dependent variable, namely employee’s productivity (Y). Based on the result of this reaserch is that the regression equation is found determinant coefficient (R2) was 0,755 which means the variables x1, x2, x3, and x4 affects the employee’s productivity at UD. Tiban Jaya Rotan Malang is 75,5% and the rest is influenced by other variables. If viewed from the influence of each independent variable on the dependent variable it can be seen that the variables x1, x2, x3, and x4 have a significant effect on employee’s productivity. The variable of working duration (x4) becomes the most dominant variable. While the value of wage variable coefficient (X1) is 0,191, age variable (X2) 0,371, education level variable (X3) 0,248.

Keywords: Labor, Productivity, Wages, Age, Education Level, Employee’s productivity

PENDAHULUAN

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penggerak utama dalam roda organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten berguna sebagai pemacu produktivitas dalam menghadapi persaingan yang begitu bebas dan ketat ini. Dalam konsep pembangunan SDM, pembangunan Indonesia ke depan diarahkan kepada pembangunan manusia seutuhnya. Oleh karena itu pengukuran produktivitas kerja mempunyai peranan penting untuk mengetahui sejauh mana produktivitas karyawan yang dapat tercapai.

Banyak faktor yang dibutuhkan untuk mengembangkan sektor industri, salah satu faktornya yaitu tersedianya sumber daya manusia yang kompeten. Salah satu industri yang tengah berkembang saat ini yaitu industri rotan. Indonesia menjadi negara penyuplai 80% rotan dari seluruh permintaan rotan dunia. Sebagian besar rotan dihasilkan dari hutan tropis di Pulau Sulawesi, Sumatera, dan Kalimantan. Rotan merupakan produk potensial Indonesia yang harus dibudidayakan dan ditingkatkan nilai jualnya. Indeks pertumbuhan industri furniture rotan di Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan setiap tahunnya. Perubahan tersebut terlihat pada tahun 2008 dengan

(2)

2

nominal pendpaatan sebesar US$ 198,35 mliar, kemudian kondisi terus kurang membaik pada tahun 2009-2010 dengan nominal pendapatan sebesar US$ 167,75 miliar dan US$

137,95 miliar. Di Kota Malang terdapat sentra industri kerajinan rotan yang sempat mengalami masa keemasan pada tahun 1980 hingga 1990an. Namun ketika terjadi krisis moneter pada tahun 1997, secara perlahan berdampak pada pengusaha maupun pengrajin rotan yang kemudian gulung tikar. Salah satu pengrajin rotan di kelurahan Balearjosari yang masih bertahan hingga saat ini yaitu UD Tiban Jaya Rotan Industri rotan merupakan industri padat karya dimana menggunakan tenaga manusia dalam proses produksinya. Dalam hal ini timbul permasalahan yaitu terbatasnya SDM yang menguasai ketrampilan dan pengetahuan mengenai rotan.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja diantaranya adalah upah, usia, tingkat pendidikan, dan masa kerja. Faktor-faktor tersebut diharapkan mampu memacu karyawan untuk mencapai produktivitas kerja yang lebih optimal. Maka dari permasalahan tersebut, peneliti ingin mengetahui lebih jauh bagaimana pengaruh upah, usia, tingkat pendidikan dan masa kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada UD Tiban Jaya Rotan Malang.

TINJAUAN PUSTAKA Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja oleh perusahaan sangat bergantung pada perkiraan hasil (output) yang akan dihasilkan perusahaan sehubungan dengan penambahan seorang pekerja. Tambahan hasil produksi tersebut dinamakan tambahan hasil marjinal dari pekerja atau marginal physical product of labor (MPPL). Selanjutnya perusahaan akan memperhitungkan peningkatan pendapatan yang biasa disebut marginal revenue (MR) yang akan diperoleh perusahaan sehubungan dengan adanya tambahan MPPL. Kemudian perusahaan akan membandingkan MR tersebut dengan biaya mempekerjakan tambahan seorang tenaga kerja tadi, hal ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

MR = VMPPL = MPPL × P

Biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan mempekerjakan tenaga kerja tersebut adalah dalam bentuk upah atau wage (W) atau sering juga disebut sebagai marginal cost (MC). Bila tambahan MR lebih besar dari W maka mempekerjakan tambahan seorang tenaga kerja akan menambah keuntungan perusahaan. Dengan kata lain dalam rangka menambah keuntungan maka perusahaan akan terus menambah jumlah pekerja selama MR masih lebih besar daripada MC. Jadi, jumlah tenaga kerja yang diminta berbanding terbalik dengan upah.

Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah hubungan teknis yang menghubungkan antara faktor produksi atau disebut pula masukan atau inputs dan hasil produksinya atau produk

(3)

3

(outputs). Disebut faktor produksi karena adanya sifat mutlak agar supaya produksi dapat dijalankan untuk menghasilkan produk (Sudarsono:1995).

Sedangkan Putong (2002) mengemukakan bahwa Fungsi Produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi (input) yang digunakan dengan hasil produksi (output) yang dapat ditulis sebagai berikut :

Q = f(TK,M,T,S) Dimana : Q = Output

TK = Tenaga Kerja M = Modal

T = Tanah

S = Skill (Teknologi)

Produktivitas

Menurut Simanjuntak (1998) produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan per satuan waktu. Peningkatan produktivitas manusia merupakan sasaran yang strategis karena peningkatan produktivitas faktor-faktor produksi lain (alam dan modal) sangat tergantung pada kemampuan tenaga manusia yang memanfaatkannya. Efektifitas dan efisiensi yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi, produktivitas bila dihubungkan dengan tenaga kerja adalah jumlah hasil yang dicapai seorang pekerja dalam jangka waktu tertentu.

pengertian produktivitas meliputi hubungan antara keluaran (output) dengan masukan (input) yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Produksi adalah rasio dari beberapa output dengan beberapa input yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Produksi Total adalah rasio antara total keluaran (output) dengan total masukan (input), dengan rumus sebagai berikut :

Produksi Total =

2. Produksi Bagian adalah rasio semua (total) keluaran kelompok utama tertentu dari input (masukan) dengan rumus sebagai berikut :

Produksi Bagian =

Produktivitas tenaga kerja merupakan faktor penting sebagai landasan dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja. Tenaga kerja dinilai produktif apabila ia mampu menghasilkan output yang lebih banyak dari tenaga kerja lainnya untuk satuan waktu yang sama. Dengan demikian, seorang tenaga kerja memiliki produktivitas yang lebih tinggi apabila mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang telah

(4)

4

ditentukan, dalam satuan waktu yang lebih singkat. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Produktivitas Tenaga kerja =

Sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk terus meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Dikarenakan tenaga kerjalah yang menjadi roda penggerak produksi dalam suatu perusahaan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Menurut Simanjuntak (1998) faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :

a. Kualitas dan kemampuan

Kualitas dan kemampuan karyawan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental, dan kemampuan fisik pekerja yang bersangkutan. Semakin tinggi kualitas dan kemampuan seorang karyawan maka semakin tinggi tingkat produktivitasnya.

b. Sarana Pendukung

Sarana pendukung untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan perusahaan dapat dikelompokkan pada dua golongan :

1. Menyangkut lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara produksi, sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja serta suasana dalam lingkungan kerja itu sendiri.

2. Menyangkut kesejahteraan pekerja yang tercermin dalam sistem pengupahan dan jaminan sosial, serta jaminan kelangsungan kerja.

c. Supra Sarana

Supra sarana meliputi kebijakan pemerintah seperti kebijakan ekspor-impor, pembatasan-pembatasan, dan pengawasan mempengaruhi efek pimpinan perusahaan dan jalannya aktivitas di perusahaan.

Teori Human Capital

Teori Human Capital menekankan bagaimana pendidikan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pekerja dengan meningkatkan tingkat stok kognitif manusia kemampuan produktif yang ekonomis merupakan produk kemampuan bawaan dan investasi pada manusia. Penyedia pendidikan formal dilihat sebagai investasi modal manusia yang produktif, dimana para pendukung teori ini telah dianggap sama-sama atau bahkan lebih sama berharga daripada modal fisik. Pendidikan dan latihan tidak hanya menambah pengetahuan seorang tenaga kerja, namun juga meningkatkan keterampilan pada bidangnya. Keterampilan tenaga kerja yang kompeten akan berpengaruh pula pada meningkatnya produktivitas kerja.

(5)

5

Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terkait 1. Upah

Penentuan tingkat upah yaitu didasarkan pada produktivitas yang dihasilkan tenaga kerja dalam satuan waktu yang ditentukan. Hubungan yang terjadi bersifat timbal balik, jika produktivitas tenaga kerja meningkat maka tingkat upah juga mengalami peningkatan, dengan demikian upah riil akan naik. Perusahaan akan memberikan suatu penghargaan bagi karyawan yang berprestasi baik.

Bentuk pembayaran dan penghargaan atas kerja karyawan yang tepat akan menghasilkan pencapaian produktivitas kerja yang lebih optimal.

2. Usia

Tingkat partisipasi angkatan kerja dipengaruhi oleh faktor usia. Tingkat partisipasi kerja meningkat sesuai dengan pertambahan umur, kemudian menurun kembali menjelang usia pensiun atau usia tua. Demikian juga halnya dengan produktivitas kerja yang akan semakin meningkat dengan seiring bertambahnya usia, kemudian cenderung menurun menjelang usia tua atau memasuki usia pensiun. Hal ini dikarenakan kondisi fisik tenaga kerja yang semakin lemah.

3. Tingkat Pendidikan

Simanjuntak (1998) mengemukakan bahwa hubungan pendidikan dengan produktivitas kerja dapat tercermin dalam tingkat penghasilan. Pendidikan yang lebih tinggi mengakibatkan produktivitas kerja yang lebih tinggi dan oleh sebab itu memungkinkan penghasilan yang lebih tinggi juga, dan biasanya seseorang yang berpendidikan tinggi memiliki motivasi untuk belajar dan pola pikir yang cukup tinggi.

4. Masa Kerja

Masa kerja adalah tingkat pengalaman kerja karyawan yang dihitung dari lama ia bekerja pada suatu bidang tertentu. Pada perusahaan, semakin lama masa kerja seseorang diduga semakin berpengalaman dalam bidangnya, sehingga kualitas kerja meningkat seiring dengan bertambahnya pendapatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Simanjuntak (1985) yang mengatakan bahwa orang yang baru mulai bekerja atau kurang berpengalaman kerja biasanya mempunyai produktivitas kerja yang rendah. Dengan adanya pengalaman bekerja, maka seseorang akan lebih terampil dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.

(6)

6

METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung, serta melakukan pengisian kuisioner oleh para karyawan yang bekerja pada bagian menganyam kursi rotan.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan rotan UD. Tiban Jaya Rotan yang terletak di Jalan Pahlawan 249 A, Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kerja yang bekerja pada bagian menganyam kursi rotan. Dalam penelitian ini menggunakan seluruh karyawan sebagai sampel karena berjumlah kurang dari 100 orang. Dengan demikian, sampel yang digunakan sejumlah 35 orang dimana termasuk dalam penelitian populasi.

Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS) dengan data panel. Dan alat pengolahan data yang digunakan adalah program SPSS 20. Berikut model persamaan regresi data panel yang digunakan :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e Keterangan :

Y = Produktivitas karyawan α = Konstanta

β1 = Koefisien regresi untuk upah β2 = Koefisien regresi untuk usia

β3 = Koefisien regresi untuk tingkat pendidikan β4 = Koefisien regresi untuk masa kerja e = error

PEMBAHASAN Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan pengolahan rotan UD. Tiban Jaya Rotan merupakan perusahaan perseorangan. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2008 oleh Bapak Imam Budiono, yang bermula bekerja sebagai pedagang furniture rotan. Dari pengalaman berdagang inilah kemudian beliau mendirikan perusahaan produksi furniture rotan. Pada awal membuka usaha ini beliau hanya mempunyai luas bangunan sekitar 7x4 meter dengan

(7)

7

memiliki hanya 4 orang karyawan. Namun, seiring berkembangnya usaha saat ini jumlah karyawan beliau berjumlah lebih dari 30 orang.

Wilayah pemasaran produk hasil olahan rotan ini sudah mencapai berbagai wilayah di dalam negeri. Selain melayani pesanan dari berbagai wilayah dalam negeri, pemilik usaha juga memiliki gerai di kawasan Kota Malang untuk meningkatkan daya jual produknya. Dengan demikian omset yang didapat pun semakin bertambah. Dalam tiap bulan Unit Dagang ini dapat menjual produknya hingga kurang lebih 300 unit per bulannya. Untuk penyekat ruangan dapat memproduksi hingga 200 unit dalam se-pekan.

Omset yang dihasilkan dalam usaha ini sebesar 60 juta per bulannya, sedangkan profit yang dapat diambil pemilik usaha yaitu sebesar 15-30 juta per bulan.

Pembahasan Hasil Penelitian

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda yaitu persamaan regresi yang melibatkan 2 (dua) variabel atau lebih. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari suatu variabel dependen (y) terhadap variebel independen (x). data yang digunakan adalah data panel. Perhitungan alat dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 20 yang membantu dalam pengujian model yang telah ditentukan, mencari nilai koefisien dari tiap-tiap variabel, serta pengujian hipotesis secara parsial maupun bersama-sama.

Oleh karena data tidak mengandung pelanggaran asumsi klasik, maka data di analisis lebih lanjut dengan analisis linier berganda. Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan kesimpulan akhir seperti disajikan dalam tabel dibawah ini:

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .559 .062 8.947 .000

Upah .000 .000 .191 2.116 .043

Usia .004 .001 .371 2.782 .009

Pendidikan .006 .002 .248 2.872 .007

Masa Kerja .004 .001 .496 3.904 .000

Sumber: Data Penelitian Diolah (2017)

(8)

8

Pengaruh Upah Terhadap Produktivitas Kerja

Dari hasil regresi variabel Upah (X1) diketahui bahwa variabel Upah (X1) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (Y), dengan nilai probabilitas sebesar 0,191. Sehingga bila kenaikan nilai upah sebesar 1 tahun dengan asumsi variabel lainnya konstan, maka nilai variabel produktivitas akan mengalami kenaikan sebesar 0,191 atau meningkatnya upah akan secara signifikan meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang bahwa Upah (X1) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependen Produktivitas Kerja (Y).

Sehingga dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima.

Jika dikaitkan dengan kondisi pasar kerja saat ini tingkat upah yang diberikan oleh perusahaan bisa dikatakan belum memenuhi standart UMR (Upah Minimum Regional), tingkat Upah Minimum Regional kota Malang saat ini adalah Rp 2.099.000 sedangkan tingkatan upah yang diberikan oleh perusahaan berkisar antara Rp 1.400.000 sampai Rp 1.800.000. Dalam hal ini tingkat upah yang diperoleh masing-masing tenaga kerja tidak selalu sama karena upah dihitung berdasarkan jumlah anyaman kursi rotan yang dapat dihasilkan per minggunya. Seorang tenaga kerja akan menghasilkan 6 hingga 8 buah anyaman kursi rotan per minggunya.

Pada kenyataannya, masih banyak pekerja di Indonesia yang berpenghasilan sangat rendah, bahkan hanya pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup minimumnya. Namun rendahnya tingkat upah dapat disebabkan karena produktivitas kerja seseorang yang memang rendah.

Dari tahun 2011 jumlah usaha wisata di Lombok Barat terus bertambah hingga pada 2015 jumlah usaha wisata tersebut mencapai 471 usaha wisata. Dari sekian banyak usaha wisata yang ada, usaha restoran/rumah makan menjadi jenis usaha wisata terbanyak di Lombok Barat dengan jumlah mencapai 198 unit pada tahun 2015.

Sedangkan hotel bintang menjadi jenis usaha wisata yang paling sedikit jumlahnya, yakni hanya 33 unit saja pada 2015. Walaupun hotel bintang jumlahnya hanya sedikit namun dalam hal menyerap tenaga kerja, hotel bintang menjadi jenis usaha wisata yang paling tinggi kontribusinya, yakni mampu menyerap sebanyak 1.843 tenaga kerja. Kemudian, Batu Layar menjadi kecamatan yang paling banyak terdapat usaha-usaha wisatanya sehingga otomatis menjadi kecamatan yang paling banyak menyerap tenaga kerja yakni sebanyak 3.162 orang tenaga kerja pada tahun 2015. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa, semakin banyak usaha wisata yang tersedia maka akan semakin banyak jumlah tenaga kerja yang mampu diserap.

Hasil penelitian ini didukukng oleh hasil penelitian Chahayu Astina, Abubakar Hamzah, dan Muhammad Nasir (2013) yang berjudul “Pengaruh Pariwisata Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Provinsi Aceh.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

(9)

9

variabel jumlah usaha wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

Pengaruh Usia Terhadap Produktivitas Kerja

Dari hasil regresi variabel Usia (X2) diketahui bahwa variabel Usia (X2) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (Y), dengan nilai probabilitas sebesar 0,371. Sehingga jika dilihat dari hasil estimasi bahwa setiap kenaikan nilai usia sebesar 1 tahun dengan asumsi variabel lainnya konstan, maka nilai variabel produktivitas akan mengalami perubahan sebesar 0,371 atau meningkatnya usia akan secara signifikan meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini sesuai dengan hipotesis peneliti yang mengatakan bahwa Usia (X2) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependen Produktivitas Kerja (Y). Sehingga dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima.

Usia tenaga kerja yang berkisar dibawah 50 tahun tergolong dalam usia produktif, sedangkan untuk usia 50 – 65 tahun tidak lagi dikatakan produktif seperti yang sudah dijelaskan pada TPK. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut seseorang akan cenderung mengalami penurunan produktivitas. Seorang pekerja yang berusia muda akan mengalami peningkatan dalam produktivitasnya seiring dengan bertambahnya usia, namun ketika memasuki usia tua maka produktivitas seseorang akan menurun. Para tenaga kerja pada UD. Tiban Jaya Rotan berusia dibawah 50 tahun dan masih bisa menghasilkan anyaman kursi rotan 6 hingga 8 buah per minggunya. Dengan demikian produktivitasnya dapat terbilang masih optimal dan belum mengalami penurunan.

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja

Dari hasil regresi variabel Pendidikan (X3) diketahui bahwa variabel Pendidikan (X3) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (Y), dengan nilai probabilitas sebesar 0,248. Sehingga jika dilihat dari hasil estimasi bahwa setiap kenaikan nilai usia sebesar 1 tahun dengan asumsi variabel lainnya konstan, maka nilai variabel produktivitas akan mengalami perubahan sebesar 0,248 atau meningkatnya pendidikan akan secara signifikan meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini sesuai dengan hipotesis peneliti yang mengatakan bahwa Pendidikan (X3) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependen Produktivitas Kerja (Y). Sehingga dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima.

Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja yang langsung dengan pelaksanaan tugas, akan tetapi juga landasan untuk memperkembangkan diri serta kemampuan memanfaatkan semua sarana yang ada sekitar kita untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi produktivitas kerja (Payaman,1985). Namun pekerja pada perusahaan ini masih tergolong rendah karena mayoritas hanya sampai lulusan Sekolah Dasar (SD).

(10)

10

Hubungan pendidikan dengan produktivitas kerja dapat dilihat dalam tingkat penghasilan. Berdasar pada asumsi teori Human Capital bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilannya yaitu melalui peningkatan pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi penghasilan yang diperoleh.

Tingginya penghasilan yang diperoleh seseorang secara tidak langsung juga akan meningkatkan produktivitas kerja karena seorang karyawan akan termotivasi melalui besarnya upah yang diperoleh.

Pengaruh Masa Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Dari hasil regresi variabel Masa Kerja (X4) diketahui bahwa variabel Masa Kerja (X4) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (Y), dengan nilai probabilitas sebesar 0,496. Sehingga jika dilihat dari hasil estimasi bahwa setiap kenaikan nilai usia sebesar 1 tahun dengan asumsi variabel lainnya konstan, maka nilai variabel produktivitas akan mengalami perubahan sebesar 0,496 atau meningkatnya masa kerja akan secara signifikan meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini sesuai dengan hipotesis peneliti yang mengatakan bahwa Masa Kerja (X4) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependen Produktivitas Kerja (Y). Sehingga dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima.

Pada perusahaan UD. Tiban Jaya Rotan Malang, pekerja yang dominan memiliki masa kerja antara 20 hingga 30 bulan. Semakin lama masa kerja seorang karyawan maka semakin berpengalaman pula dalam bidangnya khususnya bidang rotan, sehingga kualitas kerja meningkat seiring dengan bertambahnya pendapatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Payaman J. Simanjuntak (1985) yang menyatakan bahwa orang yang baru mulai bekerja atau kurang berpengalaman kerja biasanya mempunyai produktivitas kerja yang rendah. Dengan adanya pengalaman bekerja, maka seseorang akan lebih terampil dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.

Masa Kerja Berpengaruh Dominan Terhadap Produktivitas Kerja

Dari hasil regresi yang sudah dilakukan, untuk mengetahui diantara keempat variabel bebas tersebut yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat yaitu dapat dilihat dari nilai koefisien beta masing-masing. Koefisien beta adalah nilai dari koefisien regresi yang telah distandarisasi dan berguna untuk membandingkan pengaruh yang paling dominan diantara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Dapat dilihat pada Tabel 4.9 nilai koefisien beta untuk masing-masing variabel bebas tersebut adalah sebagai berikut :

o Nilai Koefisien beta Upah (X1) adalah 0,191 o Nilai Koefisien beta Usia (X2) adalah 0,371

o Nilai Koefisien beta Tingkat Pendidikan (X3) adalah 0,248 o Nilai Koefisien beta Masa Kerja (X4) adalah 0,496

(11)

11

Sehingga dapat disimpulkan bahwa diantara keempat variabel bebas dalam penelitian ini yang paling dominan pengaruhnya terhadap Produktivitas Kerja yaitu Masa Kerja (X4). Tenaga kerja pada UD. Tiban Jaya Rotan Malang ini umumnya adalah tenaga kerja yang mempunyai masa kerja yang cukup lama. Apabila permintaan furniture rotan menurun maka sebagian tenaga kerja akan diberhentikan untuk sementara waktu, sedangkan apabila permintaan meningkat maka tenaga kerja tersebut akan dipanggil kembali.

Tenaga kerja pada perusahaan UD. Tiban Jaya Rotan Malang sebagian besar memiliki masa kerja antara 20 hingga 30 bulan. Semakin lama masa kerja seorang karyawan maka semakin berpengalaman pula dalam bidangnya khususnya bidang rotan, sehingga kualitas kerja meningkat seiring dengan bertambahnya pendapatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Payaman J. Simanjuntak (1985) yang menyatakan bahwa orang yang baru mulai bekerja atau kurang berpengalaman kerja biasanya mempunyai produktivitas kerja yang rendah. Dengan adanya pengalaman bekerja, maka seseorang akan lebih terampil dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Jadi produktivitas kerja pada perusahaan ini pasti akan meningkat bila diiringi dengan faktor masa kerja yang cukup lama pada tenaga kerjanya.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian serta hasil analisis yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1.

Variabel Upah (X1), Usia (X2), Tingkat Pendidikan (X3), dan Masa Kerja (X4) berpengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas Kerja (Y) karyawan pada UD.

Tiban Jaya Rotan Malang.

2.

Variabel yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan secara dominan pada UD. Tiban Jaya Rotan Malang adalah variabel Masa Kerja (X4).

Saran

Bedasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:

1.

Sebisa mungkin perusahaan selalu memperhatikan dalam memilih tenaga kerja baru dimana semakin lama masa kerja karyawan akan membuat produktivitas kerja semakin meningkat. Sehingga ada baiknya untuk mengutamakan tenaga kerja yang sudah berpengalaman cukup lama di bidangnya.

2.

Untuk tenaga kerja yang sudah lama bekerja di perusahaan sebaiknya diberikan bentuk apresiasi atau penghargaan yang diberikan seperti memberikan bonus, terutama dalam bentuk kompensasi karena telah mengabdi untuk perusahaan selama bertahun-tahun.

(12)

12

DAFTAR PUSTAKA

__________. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

__________. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab VI pasal 14 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Abdussamad, Zuhri. 2014. Pengaruh Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Asuransi Jiwasraya Gorontalo. Oktober 2014, Vol.

XVIII, (No.3) : 456-466.

Atmanti, Hastarini Dwi. 2005. Investasi Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan. Jurnal Dinamika Pembangunan. Vol. 2, (No. 1) : 30 – 39.

Ari, Cahyaningsih. 2005. Analisa Pengaruh Pemberian Upah, Pemberian Insentif, Masa Kerja, dan Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada Karyawan Koperasi Simpan Pinjam Widya Dharma Mandiri, Madiun). Skripsi. Fak. Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang.

Arikunto, Suharsini. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan IX.

Jakarta : Rineka Cipta.

Harsono. 1992. Manajemen Pabrik. Jakarta : Balai Aksara.

Heidjrachman Ranupandojo, Suad Husnan. 1992. Manajemen Personalia. Yogyakarta : BPFE

Januar, Prabowo. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja (Studi Kasus Pada Karyawan Karoseri Bak Truk PT. Gunung Mas Andikarya, Gondanglegi, Kabupaten Malang). Skripsi. Fak. Ekonomi.

Universitas Brawijaya. Malang.

Joesron, Tati Suhartati, M. Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta : Salemba Empat.

Kaufman, Bruce E dan Julie L. Hotchkiss. 1999. The Economics of Labor Markets. Fifth edition. The Dryden Press

Moekijat. 1993. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE. YKPN

Muttaqin, Andriyan dkk. 2014. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Masa Kerja, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Indocitra Jaya Samudra Negara-Bali Tahun 2013. Jurnal Ekonomi, Vol. 4, (No.1).

Putong, Iskandar. 2002. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro, Jakarta : Ghalia Indonesia.

Siagian, H. 2002. Pembangunan Ekonomi Dalam Cita-Cita Dan Realita. Bandung:

Penerbit Alumni.

Simanjuntak, Payaman J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Lembaga Penerbit FE-UI.

Simanjuntak, Payaman J. 1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Lembaga Penerbit FE-UI.

Sudarsono. 1995. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta : Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerapan Ekonomi.

(13)

13

Sugiyono. 2012. Metode Penleitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Cetakan ke 17.

Bandung : CV. Alfabeta

Sulistyowati. Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Karyawan (Studi Pada Karyawan Pabrikasi PTPG Krebet Baru Bululawang). Skripsi. Fak.

Ekonomi. Universitas Brawijaya.

Sumarsono. Sony. 2003. Manajemen Koperasi : Teori dan Praktek. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.

Todaro, Michael P. 2000. Economic Developmnet. Seventh Edition. Longman

Warta Ekspor. Pengembangan Produk Mebel Rotan di Indonesia. Ditjen Perdagangan.

DitjenPEN/MJL/004/6/2013 Juni

Winardi. 1976. Ekonomi Teoretika Mikro. Bandung : Penerbit Tarsito.

Widyastuti, Milda. 2003. Pengaruh Tingkat Pekerja, Masa Kerja, Gaji Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Tetap Dikantor Wilayah Pegadaian. Skripsi.

Malang : Fak. Ekonomi. Universitas Brawijaya

Referensi

Dokumen terkait

[r]