TRANSFER
ANTARPERUSA HAAN ASET
TIDAK LANCAR
A. pengertian
• Transfer antarperusahaan aset tidak lancar adalah proses di mana induk perusahaan dan anak-anak
perusahaannya terlibat dalam berbagai transaksi antara mereka sendiri.
• Aset tidak lancar adalah aset yang bernilai dan akan dimiliki oleh
perusahaan selama lebih dari satu tahun.
.
• Transfer antarperusahaan terjadi ketika perusahaan induk dan anak perusahaan melakukan transaksi yang melibatkan aset. Contohnya termasuk:
• ·Transfer bahan baku: Perusahaan induk mengirim bahan baku ke anak
perusahaan.
• ·Penjualan bahan baku: Anak perusahaan menjual bahan baku kepada perusahaan induk.
• ·Produk pabrikasi: Transfer produk jadi antara perusahaan induk dan anak
perusahaan.
B. Eliminasi
antarperusahaan
Laporan keuangan konsolidasi harus menghilangkan semua transaksi antarperusahaan agar terlihat seolah-olah dari satu perusahaan saja, sesuai dengan PSAK 4. Ini mencakup eliminasi saldo antarperusahaan, pembelian, penjualan, dan pengeluaran/beban. Tidak peduli apakah perusahaan memiliki kepemilikan penuh atau tidak terhadap anakperusahaan, semua transaksi harus dieliminasi. Konsolidasi fokus pada entitas tunggal, bukan persentase kepemilikan. Jika syarat konsolidasi terpenuhi, maka semua transaksi dengan perusahaan lain dianggap sebagai transfer internal yang harus dieliminasi
sepenuhnya.
C. transfer jasa
antarperusahaan
• Dalam laporan keuangan konsolidasi, transaksi jasa antarperusahaan harus dieliminasi.
Meskipun eliminasi tersebut tidak mempengaruhi laba secara langsung, itu penting
karena mencegah pendapatan dan beban tercatat terlalu tinggi. Umumnya, pendekatan sederhana digunakan, mengasumsikan bahwa laba dari penjualan jasa telah direalisasi pada periode penjualan. Namun, dalam kasus di mana realisasi laba tidak terjadi pada periode pemberian jasa dan jumlahnya signifikan, eliminasi harus dilakukan hingga laba antarperusahaan direalisasi. Contohnya, jika induk perusahaan memberikan jasa desain kepada anak perusahaan, laba yang dihasilkan harus dieliminasi dari biaya fasilitas baru yang dilaporkan hingga laba antarperusahaan benar-benar direalisasi. Ini membutuhkan ayat jurnal eliminasi setiap tahun untuk memastikan konsistensi dalam pelaporan.
D. TRANSFER ASET BERUPA TANAH
Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi, saat transfer tanah
antarperusahaan terjadi dengan nilai buku, tidak diperlukan penyesuaian khusus.
Tanah tetap dinilai dengan nilai perolehan awal dalam entitas konsolidasi. Jika transfer dilakukan dengan nilai yang berbeda, keuntungan atau kerugian harus dieliminasi karena tanah masih dimiliki oleh entitas konsolidasi. Tidak ada
keuntungan atau kerugian yang dilaporkan hingga tanah tersebut dijual ke pihak di luar entitas konsolidasi.
Sebagai contoh, jika suatu perusahaan membeli tanah senilai Rp 10.000.000dan
menjualnya ke anak perusahaan senilai Rp 10.000.000, maka aset tersebut terus
dinilai sebesar Rp 10.000.000 biaya perolehan awal dari entitas konsolidasi.
Oleh karena penjual tidak mencatat keuntungan atau kerugian, maka dari sudut pandang
konsolidasi, laba maupun aset dinyatakan secara tepat. Transfer tanah yang lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai bukunya memerlukan perlakuan khusus dalam proses konsolidasi.
Keuntungan atau kerugian entitas penjual harus dieliminasi karena tanah tersebut masih dimiliki oleh entitas konsolidasi, dan tidak ada keuntungan atau kerugian yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi sampai tanah tersebut dijual ke pihak di luar entitas konsolidasi. Tanah juga harus dilaporkan sebesar biaya perolehan awalnya dalam laporan
keuangan konsolidasi selama tanah tersebut masih dimiliki di dalam entitas konsolidasi, siapa pun pihak afiliasi yang dimiliki tanah tersebut.
Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa PT Induk mengakuisisi tanah senilai Rp 20.000.000 pada tanggal 1 Januari 20X1, dan menjual tanah tersebut ke anak perusahaannya, PT Anak, pada
tanggal 1 Juli 20X1, sebagai berikut. PT Induk mencatat pembelian tanah dan penjualan ke PT Anak dengan ayat jurnal berikut.