PENDAHULUAN
Latar Belakang
Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air. Kandungan vitamin C pada tomat apel bervariasi mulai dari yang masih muda hingga yang sudah matang. Penyimpanan tomat biasanya dilakukan pada suhu ruangan rendah, tidak terkena sinar matahari langsung dan terbuka. Hal ini bertujuan agar tomat tetap terjaga kesegaran dan kualitasnya. Lama penyimpanan mempengaruhi kualitas tomat terutama kandungan vitamin C-nya.
Rumusan Masalah
Kami berharap hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan ilmiah tentang kandungan vitamin C pada buah tomat. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Lama penyimpanan tomat apel berpengaruh terhadap kandungan vitamin C.” Peningkatan respirasi seperti ini dikenal sebagai respirasi klimakterik, yang terjadi pada janin klimakterik.
Buah dan sayur akan mengalami perubahan kandungan vitamin C sejak dipanen hingga sampai ke tangan konsumen. Menyimpan tomat dapat menyebabkan perubahan kandungan vitamin C, hal ini terjadi karena tomat yang telah disimpan akan terus bernafas. Sumber vitamin C banyak terdapat pada sayur-sayuran dan buah-buahan. Buah-buahan yang mengandung vitamin C antara lain jeruk, nanas, rambutan, pepaya, dan tomat.
Kadar asam organik pada sebagian besar buah awalnya meningkat dan mencapai titik optimum selama pemasakan asam organik. Kandungan vitamin C pada tomat apel mula-mula meningkat dan mencapai titik optimal, kemudian perlahan menurun seiring dengan matangnya buah. Lama penyimpanan tomat yang paling baik adalah 6 hari setelah dipetik karena kandungan vitamin C-nya sudah optimal.
Lingkup Penelitian
Tujuan Penelitian
Buah-buahan merupakan struktur hidup, oleh karena itu selalu mengalami perubahan kimia dan biokimia yang disebabkan oleh aktivitas metabolisme. Namun aktivitas metabolisme ini tidak selalu merugikan katabolisme, tetapi juga dapat bermanfaat, seperti sintesis pigmen, enzim dan sebagainya, terutama perubahan yang terjadi pada saat pemasakan buah. Buah-buahan yang memiliki intensitas rendah umumnya dapat disimpan segar dalam jangka waktu lama.
Respirasi pada sebagian besar buah-buahan menunjukkan pola yang teratur, yaitu seiring berjalannya waktu, laju respirasi semakin menurun intensitasnya. Pektin yang tidak larut, disebut propektin, ditemukan pada buah mentah dan kemudian diubah menjadi pektin larut dengan bantuan berbagai enzim saat buah sudah matang. Enzim yang aktif dalam pematangan buah ini adalah pektin estrase (PE), poli-galakturonase (PG) dan kemungkinan protopektinase.
Pemberian C2H2 (etilen) pada buah klimakterik, semakin besar konsentrasi C2H2 sampai batas kritis maka semakin cepat pula rangsangan pernafasannya. Oleh karena itu, kerusakan mekanis pada buah baik pada pohon maupun setelah panen akan mempercepat pemasakan. Oleh karena itu, suhu rendah dan kandungan oksigen rendah digunakan dalam penyimpanan buah, karena dapat memperpanjang umur simpan buah.
Kegunaan Penelician
Kerangka Pemikiran
Tomat yang sudah dipetik akan menunjukkan gejala klimakterik atau lebih cepat matang dibandingkan jika belum dipetik karena zat penghambat berpindah dari tanaman ke buah sehingga tidak menimbulkan respon buah terhadap faktor pemasakan. Penyimpangan pada tomat dapat menyebabkan perubahan kandungan vitamin C ha1. Hal ini dapat terjadi karena tomat yang dipetik terus bernafas sehingga menyebabkan tomat yang disimpan terlalu lama menjadi busuk, pembusukan ini disebabkan oleh adanya pernafasan.
Hipotesis
Kandungan vitamin C pada tomat mula-mula meningkat dan mencapai optimum pada masa pertumbuhan, kemudian perlahan-lahan menurun pada masa pemasakan (Apandi, 1984:51). Penurunan mutu melalui proses pembusukan atau proses penuaan bukanlah suatu hal yang mengherankan, namun proses kemunduran tersebut membuat buah atau sayur rentan terhadap serangan mikroorganisme. Setelah terpisah dari tanaman, jaringan buah tidak lagi menerima air, mineral dan lain-lain seperti saat masih berada pada tanaman.Yang terjadi setelah buah dipanen adalah berbagai transformasi metabolisme pada buah organik yang ada.
Aktivitas fisiologis pada buah dalam beberapa hal dapat menyebabkan penurunan mutu dan dalam hal ini dapat menyebabkan tingkat kematangan yang diinginkan berkurangnya air, misalnya tidak diinginkan karena akan menyebabkan kekeringan atau layu. Intensitas respirasi menentukan kegigihan buah, ada buah yang bertahan lama setelah dipanen, seperti biji-bijian dan umbi-umbian, dan ada pula yang tidak bertahan lama, seperti buah berdaging, yang akhirnya mengalami penuaan. Respirasi dapat digambarkan sebagai pemecahan oksidatif senyawa kompleks yang biasanya ditemukan dalam sel, seperti pati, asam organik dan lain-lain, menjadi molekul yang lebih sederhana seperti CO2 dan H2O, sekaligus menghasilkan energi dan molekul lain yang dapat digunakan sel untuk respirasi, sintesis.
Namun, buah-buahan seperti mangga, apel, pepaya, pisang, tomat, dan sebagian besar buah berdaging menunjukkan peningkatan respirasi yang nyata setelah panen bersamaan dengan pemasakan, disertai dengan perubahan warna, rasa dan tekstur. Buah yang sudah dipetik akan menunjukkan gejala klimakterik atau lebih cepat matang dibandingkan jika belum dipetik, karena pada buah yang belum dipetik akan dibawa zat penghambat ke dalam buah sehingga menghambat terjadinya reaksi dari buah terhadap buah. . zat pemacu pematangan seperti etilen. Perubahan tekstur juga merupakan perubahan nyata pada masa pemasakan dan penyimpanan buah, dimana dalam hal ini buah menjadi lunak akibat adanya perubahan yang terjadi pada dinding sel dan zat pektik yaitu dengan terjadinya pelarutan dan depolimerisasi secara bertahap zat pektik yang terkandung dalam buah. zat pektat profektin, pektin, asam pektat, asam pekat, struktur utama buah ini adalah rantai panjang asam poligalakturonat.
Klasifikasi dan Morfologi Ikan Cupang
Tinjauan Umum Tomat
Tomat apel (Lycopersicum esculentum Mill, var. pyriforme Alef) Tomat dibagi menjadi 5 jenis berdasarkan bentuknya, termasuk tomat apel. Selain dimakan mentah, tomat juga bisa dijadikan salad pada nasi goreng dan mie. Tomat dipanen pertama kali pada umur 90 hari setelah tanam atau pada umur 75 hari setelah tanam.
Menurut Pracaya (2007:91), tomat dapat dipanen pada tahap hijau matang, untuk menjaga kualitas harus dipanen pada saat. Untuk mendapatkan vitamin C yang cukup, buah sebaiknya dipetik saat warnanya kemerahan atau merah. Kekurangannya, jika dipanen saat musim merah dan dibawa ke tempat jauh, buah bisa membusuk.
Pemetikan tomat harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari perlakuan yang dapat menyebabkan buah membusuk. Pastikan kelopak bunga masih menempel di bagian bawah buah.
Proses-proses Lepas Panen
Pada penuaan terjadi disorganisasi mitokondria dan hilangnya fungsi pernapasan yang menyebabkan kematian sel. Secara umum dapat dikatakan bahwa kecepatan respirasi merupakan suatu ciri dari cepatnya perubahan komposisi yang terjadi pada jaringan.Jika buah dipanen pada saat buah sudah matang dan optimal untuk dimakan, maka buah akan menunjukkan respirasi yang cepat dan cepat. juga akan disertai dengan penuaan yang cepat. Pada masa pemasakan, buah mengalami serangkaian perubahan yaitu perubahan warna, tekstur dan rasa.
Kemunculan rasa yang enak dalam beberapa buah masak disebabkan oleh penurunan asid dan peningkatan paras gula.
Penyimpanan
Peranan Ethylene Dalam Pematangan Buah-buahan
Etilen merupakan senyawa yang larut dalam lemak sedangkan membran sel tersusun dari senyawa lemak. Jika mitokondria pada fase pra klimakterik diekstraksi kemudian ditambahkan etilen, maka terjadi pemuaian volume yang akan meningkatkan permeabilitas sel sehingga bahan dari luar mitokondria dapat masuk. Peran auksin dalam pemasakan buah hanya membantu merangsang pembentukan etilen, namun bila konsentrasi etilen cukup tinggi dapat mengakibatkan terhambatnya sintesis dan aktivitas auksin.
Vitamin
Menurut Widya Karya Pangan dan Gizi (1998), terlihat pada tabel 2.3 bahwa peningkatan konsumsi vitamin C diperlukan pada situasi stres psikis atau fisik, seperti cedera, panas tinggi atau suhu lingkungan tinggi dan pada perokok. Jika dimakan dalam jumlah lebih dari cukup, sisa vitamin C akan dikeluarkan tidak berubah dari tubuh pada tingkat yang lebih tinggi (500 mg atau lebih) dan akan dimetabolisme menjadi asam oksalat. Selain itu lukanya sulit disembuhkan, terjadi anemia, terkadang jumlah sel darah putih berkurang, terjadi depresi dan gangguan saraf.
Namun, mengonsumsi vitamin C dalam bentuk suplemen dalam jumlah berlebihan setiap hari dapat menyebabkan hiperoksaluria dan risiko lebih tinggi terkena batu ginjal.
METODOLOGI PENELITIAN
- Waktu dan Tempat Penelitian
- Alat dan Bahan
- Metode dan Desain Penelitian „,
- Populasi dan Sampel
- Parameter
- Prosedur Penelitian
- Analisis Data
Perlakuan C : Tomat 2 hari Perlakuan D : Tomat 3 hari Perlakuan E : Tomat 4 hari Perlakuan F : Tomat 5 hari Perlakuan G : Tomat 6 hari Perlakuan H : Tomat 7 hari Perlakuan I : Tomat 8 hari. Berdasarkan hasil penelitian dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan pada Bab III, data terpenting yang diperoleh dari hasil pengujian kandungan vitamin C tomat apel diolah dan dianalisis menggunakan statistik, sehingga diperoleh fhitung (396) > ftabel. (2.82 ) ) dengan demikian terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan, hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh lama penyimpanan tomat apel terhadap kandungan vitamin C. Perlakuan B, C, D, E, J, I tidak menunjukkan perbedaan yang jauh dengan tomat yang baru dipetik, perlakuan G menunjukkan perbedaan, karena pada penyimpanan hari ke 6 menunjukkan kandungan vitamin C yang optimal yaitu 0,252, sedangkan perlakuan F (0,194), H (0,232) menunjukkan penurunan vitamin C konten setelah kandungan vitamin C optimal.
Berdasarkan hasil analisis statistik, perbedaan lama penyimpanan berpengaruh terhadap kandungan vitamin C pada buah tomat. Hal ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa terdapat perubahan kadar vitamin C pada setiap perlakuan yang dicoba, dimulai dengan rendahnya kadar vitamin C yang diamati pada kelompok kontrol. (0 hari) maka kandungan vitamin optimal pada penyimpanan hari ke 6 dan menurun kembali setelah penyimpanan hari ke 6 sampai dengan ke 9, hal ini menunjukkan bahwa tomat mengalami perubahan selama penyimpanan karena adanya proses biologis, diantaranya adalah proses pemasakan pada tomat yaitu ditandai dengan perubahan warna, tekstur, rasa dan bau. Perubahan pascapanen pada tomat yang erat kaitannya dengan fungsi pernafasan antara lain perubahan asam organik. Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Pengaruh lama penyimpanan tomat apel (lycopersicum esculentum Mill, var. pyriforme Alef) terhadap kandungan vitamin C” dan dilanjutkan dengan pengolahan data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Penyimpanan Lama waktu tomat apel mempunyai pengaruh yang nyata terhadap kandungan vitamin C, sehingga hipotensi dapat diterima.
Untuk mencapai kandungan vitamin C yang baik maka harus memperhatikan lama penyimpanan pada buah tomat, karena kandungan vitamin C pada buah tomat mengalami perubahan yaitu meningkat dan mencapai optimal pada saat pertumbuhan, namun kemudian perlahan menurun pada saat pemasakan buah.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pembahasan
Perlakuan terbaik adalah perlakuan G (buah tomat 6 hari) = 0,252 mgr yang memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan perlakuan lain pada setiap penelitian.
KESIMPULAN DAN SARAN ,
Kesimpulan
Saran