• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengawasan pemerintah daerah terhadap dampak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengawasan pemerintah daerah terhadap dampak"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha/Kegiatan yang Wajib Dilakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus untuk mengetahui pengawasan pemerintah daerah terhadap dampak lingkungan dari PLTU di Desa Punagaya Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk memperoleh data yang jelas dan konkrit mengenai pengawasan pemerintah daerah terhadap dampak lingkungan dari PLTU di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto.

Pengawasan Pemerintah Daerah Terhadap Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Desa Punagaya Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

TINJAUAN PUSTAKA

Pemerintah Daerah

Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota mempunyai dewan perwakilan rakyat daerah yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. Gubernur, bupati, dan walikota masing-masing adalah kepala pemerintahan provinsi, bupati, dan kota yang dipilih secara demokratis. Hubungan kewenangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota, atau antara provinsi dengan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang, dengan memperhatikan keadaan khusus dan keberagaman daerah.

Hubungan keuangan, pelayanan publik, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan konsisten berdasarkan peraturan perundang-undangan. Negara mengakui dan menghormati satuan pemerintahan khusus atau khusus yang diatur dengan undang-undang. Pengertian pemerintahan daerah dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pasal 1 ayat 2 pemerintahan daerah berbunyi sebagai berikut: “Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD berdasarkan asas otonomi dan pemerintahan bersama dengan asas otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan asas Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.

Mengingat pengertian pemerintahan daerah sebagaimana disebutkan di atas, maka pemerintahan daerah yang dimaksud di sini adalah penyelenggaraan daerah otonom oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi, yang unsur penyelenggara pemerintahan daerah adalah gubernur, bupati atau walikota, dan perangkat daerah. . . A. Prinsip kerjasama pemerintahan adalah pemberian kontrak dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota dan/atau desa, dan dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk tugas tertentu. dianggap sebagai hubungan hukum perdata, dimana terjadi peralihan sebagian hak dari pemilik hak kepada penerima sebagian hak, untuk tujuan tertentu. Dengan demikian, menurut penulis, desentralisasi adalah suatu asas yang menyatukan penyerahan sebagian urusan pemerintahan dari pemerintah pusat atau dari pemerintahan daerah yang lebih tinggi kepada pemerintahan daerah yang lebih rendah, sehingga menjadi urusan dalam negeri daerah sendiri.

Tujuan politik tersebut akan memposisikan pemerintah daerah sebagai media pendidikan masyarakat di tingkat lokal dan bersama-sama berkontribusi dalam pendidikan politik nasional demi terwujudnya masyarakat sipil. . B.). Tujuan administratifnya adalah menempatkan pemerintah daerah sebagai satuan pemerintahan di tingkat daerah yang fungsinya menyelenggarakan pelayanan publik yang efektif, efisien, dan ekonomis, yang dalam hal ini berkaitan dengan pelayanan publik.

Dampak Lingkungan

Namun di sisi lain, masyarakat juga takut terhadap pencemaran lingkungan akibat kemajuan industri dan teknologi. Oleh karena itu, masyarakat dalam upayanya menjamin kualitas dan kenyamanan hidup yang lebih baik, perlu juga memperhatikan hal-hal apa saja yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Maka kita akan berupaya agar lingkungan alam tempat kita mengambil sumber daya alamnya, segera melakukan proses rehabilitasi alam untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Setelah diterbitkannya Undang-undang Lingkungan Hidup dalam AMDAL yang mulai berlaku di Indonesia pada tahun 1986 dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang AMDAL, maka diharapkan lingkungan hidup dapat lebih optimal. AMDAL ini dibuat pada saat perencanaan suatu proyek. , yang diperkirakan akan berdampak pada lingkungan sekitar. 27 Tahun 2012, AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu perusahaan dan/atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan dalam pelaksanaan suatu perusahaan/kegiatan.

Yang dimaksud dengan dampak besar dan penting yang dimaksud disini dengan dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha/kegiatan (Gaffa Edila Putra, 1999:181). 27 Tahun 2007 tentang Pedoman AMDAL Penyusunan Petunjuk Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (KA-ANDAL/ANDAL) dan PermenLH NO. Penyusunan ANDAL & PRL melalui tata cara dan proses yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang AMDAL dan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup serta peraturan lainnya.

Dalam undang-undang no. 27 Tahun 2007 tentang Analisis Lingkungan Hidup, Pasal 1 menyatakan bahwa ruang lingkup peraturan menteri ini meliputi pedoman penyusunan tugas proyek analisis dampak lingkungan hidup, pedoman analisis dampak lingkungan hidup, pedoman penyusunan pengelolaan lingkungan hidup, pedoman penyusunan rencana pengelolaan lingkungan hidup, pemantauan dan pedoman penyusunan ringkasan (Gaffa Edila Putra, 1999:178). Tujuan analisis dan pemantauan lingkungan hidup adalah terselenggaranya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam (SDM).

Kerangka Pikir

Fokus Penelitian

Deskripsi Fokus Penelitian

Dalam menentukan informan penelitian, terlebih dahulu diidentifikasi aktor-aktor yang terlibat dalam pemantauan dampak lingkungan PLTU di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto. Wawancara penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada seluruh informan yang ada mengenai pengawasan pemerintah daerah terhadap dampak lingkungan dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Desa Punagaya Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Penjelasan informan juga sesuai dengan keterangan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan yang menyatakan demikian.

Penjelasan Kepala Departemen Pembangunan dan Pemantauan Lingkungan Hidup juga sesuai dengan pernyataan Kepala Departemen Pengendalian Dampak Lingkungan, sebagai berikut. Seperti pernyataan masyarakat yang mendalilkan pengendalian pada tahap analisis dampak lingkungan PLTU, sebagai berikut. Penjelasan Kepala Departemen Pembangunan dan Pemantauan Lingkungan Hidup juga sesuai dengan pernyataan Kepala Departemen Pengendalian Dampak Lingkungan, sebagai berikut.

Keterangan yang disampaikan oleh Kepala Seksi Pengendalian Dampak Lingkungan juga sependapat dengan keterangan yang disampaikan oleh Pengelola PLTU PT Bosowa, adapun hasil wawancaranya adalah sebagai berikut. Seperti pernyataan masyarakat setempat yang juga berpendapat terkait pemantauan dampak lingkungan PLTU pada tahap pengkajian, seperti ini. Tindakan perbaikan yang dilakukan terhadap dampak lingkungan dari PLTU adalah jenis limbah yang dihasilkan dan juga peralatan yang digunakan perusahaan untuk memverifikasi kesesuaian penggunaannya” (Hasil wawancara dengan AR, 27 Juli 2016).

Informasi yang disampaikan informan juga sesuai dengan penjelasan yang disampaikan Kepala Desa Punagaya yang ikut mewakili masyarakat dalam pemantauan dampak lingkungan akibat PLTU sebagai berikut. Penelitian ini merumuskan kesimpulan yang relevan dari Pemantauan Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pemerintah Daerah di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto dengan melihat teknik pemantauan dengan menggunakan indikator sebagai berikut.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan pentingnya data empiris terkait permasalahan sehingga penelitian ini dapat menjelaskan dan menggambarkan pengendalian pemerintah daerah terhadap dampak lingkungan PLTU di Desa Punagaya Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Studi kasus ini memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti melalui penafsiran dan penafsiran data yang sistematis.

Sumber Data

Informan Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Pengabsahan Data

Pemeriksaan yang dilakukan mengenai dampak lingkungan PLTU adalah untuk mengumpulkan informasi di lapangan dari PLTU untuk kemudian diselidiki lebih lanjut, pemeriksaan yang selalu dilakukan ini adalah limbah perusahaan yang memenuhi baku mutu” (Hasil wawancara dengan AY, Juli 12, 2016). Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis menyimpulkan bahwa mekanisme pemeriksaan laporan dari pemerintah daerah adalah dengan mengumpulkan informasi di lapangan/pihak PLTU kemudian mengkaji dampak lingkungan dari PLTU terutama terhadap jenis limbah perusahaan yang dihasilkan dan juga dari hasil monitoring BLH untuk pemeriksaan dan tindak lanjutnya. Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa PLTU sebagai pihak yang mempelajari dampak lingkungan khususnya pada jenis limbah yang dihasilkan perusahaan selalu diawasi limbahnya berupa limbah cair.

Sebagaimana disampaikan kepala desa yang ikut membantu pelaporan informasi terkait pemantauan dampak lingkungan PLTU sebagai berikut. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, kepala desa juga dilibatkan dalam memberikan informasi dampak lingkungan kepada masyarakat, yang dimaksudkan untuk disampaikan kepada pemerintah daerah kemudian dikaji lebih lanjut dan diserahkan kepada pihak PT. Sebagai masyarakat kita harus memberikan informasi kepada pihak-pihak yang paling bertanggung jawab atas dampak lingkungan dari PLTU di desa ini karena dengan pengawasan yang ketat dari Pemerintah Daerah dan pihak perusahaan maka dampak tersebut dapat segera diatasi, namun sejauh ini dampak positifnya. mereka merasa lebih” (Hasil wawancara dengan Mahkamah Agung, 15 Juli 2016).

Pengawasan pemerintah daerah terhadap dampak lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada tahap penilaian adalah mengambil keputusan terhadap suatu hal dengan ukuran baik buruknya. Pengawasan pada tahap pengkajian oleh pihak-pihak yang terlibat dalam dampak lingkungan PLTU sangat baik, karena apabila ada dampak yang ditimbulkan oleh masyarakat, maka secepatnya dilaporkan ke pemerintah daerah, diserahkan kembali ke PT. Berdasarkan hasil perbincangan dengan masyarakat disebutkan bahwa tahap evaluasi pemantauan dampak lingkungan PLTU yang dilakukan oleh penanggung jawab telah selesai dengan baik setelah dilakukan pemantauan dan pemeriksaan.

Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh beberapa informan penelitian dan hasil reduksi data yang telah diuraikan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pemantauan berada pada tahap perbaikan terhadap dampak lingkungan dari PLTU yang dilakukan oleh pemerintah daerah. yaitu pihak BLH bersama pihak terkait PT. Penilaian yang dilakukan oleh BLHD provinsi menilai kepatuhan PLTU terhadap peraturan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk meminimalkan dampak. Kepala desa dan masyarakat juga memerlukan bantuan pelaporan kepada perusahaan dan pihak-pihak yang lebih bertanggung jawab mengenai dampak lingkungan PLTU Kabupaten Jeneponto agar hal-hal yang menimbulkan kerugian tidak sampai ke masyarakat.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana/atau Kegiatan Usaha yang wajib memiliki Rencana Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Pemantauan Lingkungan Hidup.

Gambar 1.3 Kantor dan Gedung PLTU Jeneponto
Gambar 1.3 Kantor dan Gedung PLTU Jeneponto

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Objek Penelitian PT. Bosowa PLTU Jeneponto

Pengawasan Pemerintahan Daerah Terhadap Dampak Lingkungan

  • Pemantauan
  • Pemeriksaan
  • Penilaian
  • Perbaikan

PENUTUP

Saran

Pemerintah daerah mulai BLHD Provinsi dan BLH Kabupaten terkait dampak lingkungan akibat PLTU harus lebih rutin melakukan pengawasan dan pemantauan secara terus menerus agar hal-hal yang menimbulkan kerusakan segera teratasi atau ditindaklanjuti. Bosowa Energi PLTU Jeneponto diharapkan dapat melakukan pengawasan di dalam lingkup perusahaan, sehingga sebelum dampak lingkungan dari PLTU tersebut tidak sampai ke masyarakat, dan perusahaan mengetahuinya terlebih dahulu, maka segera ada tindak lanjut dengan pihak terkait mengenai AMDAL. .

Gambar

Gambar 1.2 Informan Penelitian
Gambar 1.3 Kantor dan Gedung PLTU Jeneponto
Gambar 1.4 Bagan Struktur Organisasi PT. Bosowa Energi Jeneponto

Referensi

Dokumen terkait

Januari Tahun 2020 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG No Nam a NIM JK Fakultas Jurusan DPL 60% PDK 30% KK 10% Nilai KKM Nilai Akhir