BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
C. Dampak Lingkungan
dapat memusatkan perhatian pada hal-hal yang bersangkutan dengan kepentingan nasional atau Negara secara keseluruhan.
Dengan demikian, menurut hemat penulis desentralisasi merupakan asas yang menyatukan penyerahan sejumlah urusan pemerintahan dari pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah yang lebih tinggi kepada pemerintah daerah yang lebih rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga sendiri daerah itu. Untuk itu semua prakarsa, wewenang dan tanggungjawab mengenaiurusan-urusan diserahkan sepenuhnya menjadi tanggungjawab daerah itu.
Tujuan utama yang ingin dicapai melaui kebijaksanaan desentralisasi yaitu : a.) Tujuan politik akan memposisikkan Pemerintah Daerah sebagai medium
pendidikan bagi masyarakat di tingkat lokal dan secara agregat akan berkonstribusi pada pendidikan politik secara nasional untuk terwujudnya Civil Society.
b.) Tujuan administratif akan memposisikan Pemerintah Daerah sebagai unit pemerintahan di tingkat lokal yang berfungsi untuk menyediakan pelayanan masyarakat secara efektif, efisien, dan ekonomis yang dalam hal ini terkait dalam pelayanan publik.
maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik.Jadi kemajuan industri dan teknologi berdampak positif terhadap lingkungan hidup karena meningkatkan kualitas hidup manusia. Namun di sisi lain manusia juga ketakutan akan adanya pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh kemajuan industri dan teknologi tersebut.
Dampak pencemaran lingkungan tidak hanya berpengaruh dan berakibat kepada lingkungan alam saja, tetapi berakibat dan berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, hewan dan juga manusia. Pencemaran yang masuk melalui jalur makanan dan berada dalam daur pencemaran lingkungan cepat atau lambat akan sampai juga dampaknya pada manusia. Oleh sebab itu manusia dalam upayanya memperoleh kualitas dan kenyamanan hidup yang lebih baik, perlu juga untuk memperhatikan hal- hal apakah yang nantinya akan membuat terjadinya kerusakan lingkungan. Sehingga kita akan membuat suatu upaya agar lingkungan alam yang kita keruk SDA-nya, segera dilakukan proses rehabilitasi terhadap alam untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah lagi.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang sering disingkat AMDAL merupakan reaksi terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia yang semakin meningkat. Reaksi ini mencapai keadaan ekstrem sampai menimbulkan sikap yang menentang pembangunan dan penggunaan teknologi tinggi.Dengan ini timbullah citra bahwa gerakan lingkungan adalah anti pembangunan dan anti teknologi tinggi serta menempatkan aktivis lingkungan sebagai lawan pelaksana dan perencana pembangunan.Karena itu banyak pula yang mencurigai AMDAL sebagai suatu alat untuk menentang dan menghambat pembangunan.
Setelah diundangkannya undang-undang tentang lingkungan hidup di AMDAL mulai berlaku di Indonesia tahun 1986 dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1086. Karena pelaksanaan PP No. 29 Tahun 1986 mengalami beberapa hambatan yang bersifat birokratis maupun metodologis, maka sejak tanggal 23 Oktober 1993 pemerintah mencabut PP No. 29 Tahun 1986 dan menggantikannya dengan PP No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan AMDAL. Dengan diterbitkannya Undang- undang No. 23 Tahun 1997, maka PP No. 51 Tahun 1993 perlu disesuaikan.Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1999, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999. Melalui PP No. 27 Tahun 1999 kemudian dirubah lagi Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang “Izin Lingkungan Hidup” yang merupakan pengganti PP NO. 27 Tahun 1999 tentang Amdal, ini diharapkan lingkungan hidup dapat lebih optimal.AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.
Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik dan cultural.
Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012, AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan penyelenggaraan usaha/kegiatan. Yang dimaksud dampak besar dan pentingnya selanjutnya disebut dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha/kegiatan (Gaffa Edila Putra, 1999:181).
Sebagai dasar pelaksanaan Audit Lingkungan di Indonesia, telah dikeluarkan Permen LH No. 27 Tahun 2007 tentang AMDAL Pedoman Penyusunan Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL/ ANDAL) dan PermenLH NO. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha/ Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Dalam Lampiran diatas tersebut didefinisikan bahwa:
“Audit lingkungan adalah suatu alat ANDAL dan RPL yang meliputi evaluasi secara
sistematik terdokumentasi, periodik dan obyektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi, sistem penyusunan analisis dampak lingkungan dan pemantauan dampak lingkungan dengan tujuan memfasilitasi kontrol pengawasan terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian kelayakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan tentang lingkungan hidup”.
Penyusunan ANDAL & PRL melalui prosedur dan proses yang telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang AMDAL dan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup serta peraturan lainnya.
a. Heer&Hagerty (1977), mendefinisikan AMDAL sebagai penaksiran dengan mengemukakan nilai-nilai kualitatif pada beberapa parameter tertentu yang penting dimana hal tersebut menunjukkan kualitas lingkungan sebelum, selama dan setelah adanya aktivitas.
b. Battele Institute (1978), mengemukakan pengertian AMDAL sebagai penaksiran atas semua faktor lingkungan yang relevan dan pengaruh sosial yang terjadi sebagai akibat dari aktivitas suatu proyek.
Dalam undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Analisis Lingkungan Pasal 1 menyatakan bahwa Ruang Lingkup Peraturan Menteri ini meliputi pedoman penyusunan kerangka acuan analisis dampak lingkungan hidup, pedoman analisis dampak lingkungan hidup, pedoman penyusunan pengelolaan lingkungan hidup, pedoman penyusunan pemantauan lingkungan hidup dan pedoman penyusunan ringkasan eksekutif (Gaffa Edila Putra, 1999:178).
Tujuan analisis dan pemantaun lingkungan hidup adalah terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam (SDM) secara bijaksana. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka sejak awal perencanaan sudah harus memperkirakan perubahan kondisi lingkungan, baik yang positif maupun negatif, dengan demikian dapat dipersiapkan langkah pemantauan. Cara untuk mengkaji perubahan kondisi tersebut melalui studi AMDAL.
AMDAL juga bertujuan mengkaji kemungkinan kemingkinan perubahan kondisi lingkungan baik biogeofisik maupun sosial ekonomi dan budaya akibat adanya suatu kegiatan pembangunan, Secara umum tujuan AMDAL adalah Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan aneka pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin. Dalam pelaksanaannya yaitu :
1) Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
2) Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
3) Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
4) Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
5) Memberikan alternatif solusi minimalisasi dampak negatif.
Digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberi izin usaha dan/atau kegiatan.