• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Sampah dengan Sistem 4R di Kelurahan Bukit Duri Tanjakan

N/A
N/A
VINNI ALVIONITA BR KABAN

Academic year: 2024

Membagikan "Pengelolaan Sampah dengan Sistem 4R di Kelurahan Bukit Duri Tanjakan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Problem Set #1-Portfolio Riset

Nama mahasiswa : Vinni Alvionita Br Kaban

NIM : 1222925008

Judul penelitian : Pengelolaan Sampah dengan Sistem 4R (Reduce, Reuse, Recycle, dan Replace) di Kelurahan Bukit Duri Tanjakan, Kecamatan Tebet, Kota Administrasi Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta

1. Latar Belakang

Sampah sampai saat ini masih menjadi persoalan yang cukup kompleks di Indonesia seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, urbanisasi, perubahan pola konsumsi, gaya hidup masyarakat sehingga meningkatkan timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah (Trihadiningrum, 2010). Sampah berdasarkan Undang-Undang No 18 Tahun 2008 adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Menurut Bambang Wintoko dalam bukunya yang berjudul “Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah”, berdasarkan sumbernya, sampah dapat digolongkan menjadi 2 (dua) kelompok besar, yaitu sampah domestik dan sampah non domestik.5 Sampah domestik, yaitu sampah yang sehari-harinya dihasilkan akibat kegiatan manusia secara langsung, misalnya sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah dari pusat keramaian dan sampah Rumah Sakit. Sampah domestik ini sendiri dapat dibagi menjadi:

a) Sampah dari pemukiman, umumnya sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, barang bekas, sampah kebun dan halaman.

b) Sampah dari perdagangan, yaitu sampah yang berasal dari daerah perdagangan, seperti toko, pasar tradisional, pasar swalayan, biasanya berupa kardus, sampah makanan restoran, dan bekas kemasan makanan

c) Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta, biasanya berupa sisa alat tulis.

(2)

Sampah memang merupakan permasalahan multidimensi dan terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Menurut data Jurnal science pada tahun 2015 lalu, Indonesia merupakan pembuang sampah plastik ke lautan terbanyak nomor 2 di dunia setelah China. Timbulan sampah yang dihasilkan di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 98.091,74 ton /hari atau 35.803.483,85 ton/tahun. Data Sustainable Waste Indonesia (SWI) dari 65 juta ton sampah yang dihasilkan penduduk Indonesia setiap harinya, hanya 7% sampah yang didaur ulang, sementara 69% sisanya berakhir di TPA. Data dari SWI juga menunjukkan kurang dari 10% sampah plastik didaur ulang dan 50% sisanya berakhir di TPA.

Selain itu, banyaknya timbulan sampah yang dihasilkan setiap harinya menyebabkan ketidakmampuan beberapa TPA di Indonesia tidak dapat menampung timbulan sampah seperti TPA Piyungan Yogyakarta yang ditutup sementara selama 45 hari mulai dari tanggal 23 Juli 2023 sampai 5 September 2023. Selain TPA Piyungan, terdapat kasus overcapacity di Jawa Barat yaitu TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat. TPA seluas 43,6 hektar ini didesain hanya untuk menampung kapasitas sampah hingga 1,9 juta meter kubik. Namun, area pembuangan tersebut nyatanya menampung 15,4 juta meter kubik sampah hingga saat ini atau sangat jauh dari desain kapasitas awalnya.

Fenomena tersebut sangat potensial memicu timbulnya masalah lingkungan, terutama ketika sampah-sampah itu tidak mampu diolah kembali menjadi barang yang dapat digunakan (reuse) atau sesuatu yang dapat dikembalikan pada alam (recycle). Akibatnya, limbah ataupun sampah yang berakhir di TPA akan terus menumpuk sehingga TPA bersangkutan menjadi penuh dan melebihi kapasitasnya pada suatu saat. Dalam mengatasi permasalahan sampah di Indonesia pemerintah telah melakukan berbagai macam upaya seperti menetapkan regulasi-regulasi yang diharapkan menjadi alat yang dapat mengontrol timbulan sampah yang dihasilkan.

Misalnya saja Pemerintah Kota DKI Jakarta telah menerbitkan Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 102 tahun 2021 tentang Kewajiban Pengelolaan Sampah di Kawasan dan Perusahaan Pasal 4 menyebutkan bahwa kewajiban pengurangan sampah dilakukan dengan cara pembatasan timbulan sampah, pemanfaatan kembali kemasan, dan daur ulang sampah.

(3)

Prinsip 3 R, yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle, merupakan paradigma baru penanganan sampah dari yang sebelumnya “kumpul-angkut-buang” menjadi

“kumpul-pilah-olah-angkut” dan dengan adanya prinsip 3R yang dimengerti dan dilakukan oleh masyarakat secara luas diharapkan dapat mengurangi jumlah timbulan sampah yang dibuang ke TPA sehingga umur TPA dapat diperpanjang lagi.

2. Deskripsi permasalahan

Masih kurangnya pengetahuan dan minat masyarakat di Kelurahan Bukit Duri Tanjakan dalam melakukan pengelolaan sampah 3R (Reuse, Reduce, Recycle) sehingga menyumbang timbulan sampah di TPA.

3. Maksud dan tujuan

Maksud penelitian yang ingin dicapai adalah:

1. Menentukan timbulan sampah dari masyarakat RT 003 RW 009 Kelurahan Bukit Duri Tanjakan, Kecamatan Tebet;

2. Menganalisa pengelolaan sampah dengan prinsip 3R;

3. Mengetahui persentase masyarakat RT 003 RW 009 Kelurahan Bukit Duri Tanjakan yang melakukan pengelolaan sampah dengan prinsip 3R

Tujuan Penelitian yang ingin dicapai adalah:

1. Meningkatkan wawasan kepada masyarakat Kelurahan Bukit Duri Tanjakan tentang pengelolaan sampah dengan prinsip 3R;

2. Mengurangi timbulan sampah yang dibuang ke TPA;

3. Memberikan informasi tahapan pengelolaan sampah dengan prinsip 3R.

(4)

Daftar Pustaka

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

Bambang Wintoko, Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah.Yogyakarta: Pustaka baru Press, 2015, hlm. 4;

Ediana, Dina, Fitria Fatma, Yuniliza. 2018. Analisis Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (3R) pada Masyarakat di Kota Payakumbuh. Jurnal Endurance 3 (2) 238-246;

Trihadiningrum Y. 2010. Perkembangan paradigma pengelolaan sampah kota dalam rangka pencapaian millenium development goalsd dalam MDGs. Kompas, Jakarta.

https://www.kompas.id/baca/riset/2023/07/28/darurat-pengelolaan-sampah-di-indonesia;

https://waste4change.com/blog/kondisi-tpa-penuh-indonesia/ ; https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/data/timbulan;

Referensi

Dokumen terkait

MERY SILALAHI, Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Studi Kasus RT 02 RW 07 Kelurahan Benua Melayu Laut, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

HASIL : Hasil penelitian pengelolaan sampah di TPS, Kelurahan Ngaliyan lebih baik dibandingkan Kelurahan Beringin pada beberapa aspek yaitu kondisi TPS, pengelolaan sampah

Penelitian ini dilakukan di Bukit Duri, Jakarta Selatan, dan objek penelitiannya adalah bagaimana pelaksanaan program Community Action Plan (CAP) di lapangan,

Strategi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda disimpulkan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga sudah cukup

Hasil penelitian ditemukan bahwa: (1)Kesadaran Masyarakat terhadap pengelolaan sampah di Kelurahan Dadok Tunggul Hitam Kecamatan Koto Tangah berada pada kriteria

Pewadahan yang direncanakan dalam perencanaan teknis operasional pengelolaan sampah di Kelurahan Kota Bambu Selatan adalah wadah individual yang akan disediakan secara

Kegiatan pendampingan penguatan nilai kesadaran lingkungan ini bertujuan untuk meningkatkan peran remaja karang taruna di Kelurahan Bukit Duri dalam kontribusinya terhadap kebersihan

Penelitian ini mengenai sistem pengelolaan sampah dengan konsep reduce-reuse-recycle (3R) pada Kelurahan Sei Kambing C II, Kecamatan Medan