• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY GUSTAFSON KESSEL - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY GUSTAFSON KESSEL - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

39

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya yaitu.

1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, tingkat kesejahteraan di kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah masih belum merata. Jumlah Penduduk memiliki rata- rata sebesar 1049785.74 jiwa, Kepadatan Penduduk memiliki rata-rata sebesar 2101.77 jiwa/km2, Rata-rata Lama Sekolah memiliki rata-rata sebesar 7.98 tahun, Harapan Lama Sekolah memiliki rata-rata sebesar 12.97 tahun, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) memiliki rata-rata sebesar 70.08 persen, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) memiliki rata-rata sebesar 5.87 persen, Rata-rata Pengeluaran per Kapita per Bulan Makanan dan Bukan Makanan memiliki rata-rata sebesar 1089019.51 ribu rupiah/orang/tahun, Jumlah Penduduk Miskin memiliki rata-rata sebesar 117.42 ribu jiwa, Persentase Penduduk Miskin memiliki rata-rata sebesar 11.39 persen dan berada di bawah angka nasional.

2. Berdasarkan evaluasi kinerja cluster menggunakan indeks validitas Partition Coefficient Index (PCI) dan Classification Entropy Index (CEI) diperoleh hasil bahwa PCI dan CEI menunjukkan jumlah cluster tiga merupakan jumlah cluster yang paling optimal dengan nilai PCI sebesar 0.7992 dan CEI sebesar 0.3499.

3. Berdasarkan hasil pengelompokan menggunakan Fuzzy Gustafson Kessel berdasarkan indikator kesejahteraan, diketahui karakteristik cluster yang terbentuk ialah sebagai berikut:

i) Cluster pertama termasuk ke dalam daerah dengan kesejahteraan tingkat sedang atau sejahtera. Cluster ini beranggotakan 9 kabupaten/kota dan memiliki karakteristik Jumlah Penduduk, Tingkat Pengangguran Terbuka, Jumlah Penduduk Miskin yang tinggi jika dibandingkan dengan Cluster 2 dan Cluster 3, Kepadatan Penduduk, Rata Lama

http://repository.unimus.ac.id

(2)

40

Sekolah, Harapan Lama Sekolah, Rata Rata Pengeluaran per Kapita, Persentase Penduduk Miskin sedang jika dibandingkan Cluster 2 dan Cluster 3, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja rendah

ii) Cluster kedua memiliki karakteristik daerah dengan kesejahteraan tingkat tinggi atau sangat sejahtera. Cluster ini beranggotakan 5 kota dan memiliki karakteristik Kepadatan Penduduk, Rata Lama Sekolah, Harapan Lama Sekolah, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Rata-Rata Pengeluaran per Kapita tinggi jika dibandingkan dengan Cluster 1 dan Cluster 3, Jumlah Penduduk, Jumlah penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin yang rendah daripada Cluster 1 dan Cluster 3, Tingkat Pengangguran Terbuka sedang.

iii) Cluster ketiga memiliki karakteristik daerah dengan kesejahteraan tingkat rendah atau kurang sejahtera. Cluster ini beranggotakan 21 kabupaten dan memiliki karakteristik Persentase Penduduk Miskin tinggi dibandingkan dengan Cluster 1 dan Cluster 2, Jumlah Penduduk, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sedang Jumlah Penduduk Miskin sedang jika dibandingkan dengan Cluster 1 dan Cluster 2, Kepadatan Penduduk, Rata Lama Sekolah, Harapan Lama Sekolah, Tingkat Pengangguran Terbuka, Rata Rata Pengeluaran Per Kapita rendah dibandingkan dengan Cluster 1 dan Cluster 2.

5.2 Saran

Saran bagi penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut.

1. Pada penelitian ini analisis Fuzzy Gustafson Kessel (FGK) yang dilakukan masih menggunakan algoritma standar, untuk penelitian selanjutnya dapat digunakan algoritma optimasi agar cluster yang diperoleh lebih baik lagi.

2. Penelitian ini masih menggunakan indikator kesejahteraan dari Badan Pusat Statistik, pada penelititan selanjutnya dapat digunakan indikator kesejahteraan lain atau menambahkan variabel kesejahteraan lain

http://repository.unimus.ac.id

Referensi

Dokumen terkait

Sumber daya manusia dan ketenagakerjaan Jumlah penduduk dan angkatan kerja, rasio ketergantungan, angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah penduduk dan tenaga kerja

Merna, K., dan Dwi, P., (2011), “Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-Rata Lama Sekolah, Pengeluaran Perkapita Dan Jumlah Penduduk Terhadap

Setelah dilakukan perbandingan metode pengklasteran berdasarkan rasio simpangan baku dalam klaster dan simpangan baku antar klaster dapat disimpulkan bahwa Hierarchical

Dalam IPM ini terdapat indikator yaitu angka harapan hidup (AHH), angka harapan lama sekolah (HLS), rata-rata lama sekolah (RLS), dan pengeluaran per kapita yang

Dari hasil regresi pengaruh Angka Harapan Hidup, Rata-Rata Lama Sekolah, Pengeluaran Rill Perkapita, Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran terhadap Jumlah Penduduk

Pada makalah ini, dibahas analisis multilevel mengenai pengaruh kepadatan penduduk, status wilayah, angka harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah,

Cluster 2 adalah cluster dengan tingkat kesejahteraan rakyat rendah karena memiliki nilai yang paling tinggi untuk varibel penduduk miskin, angka kematian bayi

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh faktor tingkat penduduk miskin, angka harapan hidup, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK, kepadatan penduduk, dan rata-rata lama