• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelompokkan Pengendalian Hama secara

N/A
N/A
Umi Hasanah

Academic year: 2024

Membagikan "Pengelompokkan Pengendalian Hama secara"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Pengelompokk an

Pengendalian Hama secara Kultur Teknis dan Kelebihan Kekuranganya

oleh:

Umi Hasanah

SMKN 1 Trowulan

(2)

Pengendalian Hama secara Kultur Teknis

1. Modifikasi Lingkungan

Pengaturan pola tanam

memutus siklus hidup hama dan

penyakit di suatu wilayah atau area lahan tertentu.

pergiliran tanaman dengan tanaman yang tidak berasal dari satu keluarga/

famili. Contoh:

(3)

Modifikasi Lingkungan:

Pengaturan Pola Tanam

Bagan pola tanam cabai merah di dataran rendah dalam upaya memutus

siklus hidup OPT cabai merah

(4)

1. Modifikasi Lingkungan

Pengaturan sistem tanam

Tumpang gilir tanaman cabai merah dengan tanaman bawang merah untuk menekan serangan trips pada tanaman muda dan menekan kematian tanaman cabai akibat suhu udara yang panas.

Menanam tanaman penghadang 4 baris jagung di sekeliling tanaman cabai merah 1,5 bulan sebelum tanam cabai merah

Menanam tanaman cabai di rumah kaca bertujuan untuk menekan serangan hama ulat buah dan hama ulat grayak

 

(5)

Modifikasi Lingkungan:

Pengaturan Sistem Tanam

Tumpang gilir

Tanaman Cabai dan Bawang Merah

Tanaman Jagung 4 baris Penghadang Tanaman Cabai

(6)

Modifikasi Lingkungan:

Pengaturan Sistem Tanam

Budidaya cabai merah di dalam rumah kaca

(7)

1.

Modifikasi Lingkungan

Pemilihan varietas

memilih varietas ialah yang tahan terhadap serangan OPT.

Contoh: Cabai merah varietas Tanjung 1

agak toleran terhadap hama pengisap

seperti trips dan kutu daun

.

Mentimun

varietas Saturnus, Mars, dan Pluto agak

tahan terhadap penyakit virus ZYMV

(8)

1.

Modifikasi Lingkungan

Pengolahan tanah.

untuk menekan populasi OPT tanah.

Jeda waktu yang diperlukan dari saat pengolahan tanah awal sampai dengan siap tanam minimal 1 bulan.

Caranya

(9)

Modifikasi Lingkungan: Pengolahan Tanah

Tahapan pengolahan tanah untuk budidaya tanaman sayuran dan palawija pada lahan sawah di dataran rendah

Tahapan pengolahan tanah untuk budidaya tanaman sayuran dan palawija pada lahan kering di dataran medium dan tinggi

(10)

1. Modifikasi Lingkungan

Pengapuran.

Jika pH tanah tidak sesuai, maka pertumbuhan tanaman menjadi kurang optimum

Pada umumnya kemasaman tanah untuk tanaman sayuran dan palawija berkisar pada pH 5,6-6,8.

Jika pH tanah kurang dari kisaran angka tersebut dapat dilakukan pengapuran menggunakan

dolomit atau kaptan yang dilakukan minimal 1

bulan sebelum tanam. Banyaknya dosis kapur yang dibutuhkan jika pH tanah < 6,0 adalah sebagai

berikut :

(11)

Modifikasi Lingkungan:

Pengapuran

Tabel 3. Daftar kebutuhan kapur untuk setiap pH tanah

(12)

1.

Modifikasi Lingkungan

Solarisasi

penutupan tanah dengan plastik polietilin selama 6 minggu sebelum tanam untuk menekan OPT

dilakukan setelah pencangkulan

pertama

(13)

1.

Modifikasi Lingkungan

Penggunaan mulsa plastik hitam

perak

(14)

1.Modifikasi Lingkungan

Modifikasi iklim mikro

dilakukan dengan pengaturan jarak tanam. Pada musim hujan diupayakan jarak tanam lebih lebar dibandingkan dengan jarak tanam pada musim kemarau.

Pemupukan.

Tanaman yang kelebihan atau kekurangan unsur hara akan rentan terhadap serangan OPT

Pemangkasan dan Penjarangan

pemangkasan terkait dengan kebersihan tanaman.

penjarangan terkait dengan jarak tanam optimum suatu tanaman.

(15)

Pengendalian Hama secara Kultur Teknis

2. Perlakuan Benih/Bibit

Untuk menekan serangan penyakit tular tanah, sebelum ditanam/ disemai benih direndam dalam larutan fungisida Propamokarb hidroklorida (1 ml/l)

selama 0,5 jam atau dalam air hangat suam-suam kuku selama 0,5 jam.

Untuk menekan serangan kutukebul terhadap bibit cabai, mentimun, dan tomat, dilakukan penyiraman

larutan insektisida Tiametoksam (0,5 ml/l) dengan dosis 50 ml/ tanaman pada umur 2 dan 4 minggu setelah

semai.

(16)

Pengendalian Hama secara Kultur Teknis

3.

Perlakuan Tanah

nematoda sebanyak 300 ekor/ 1 kg contoh tanah atau 300 sista hidup NSK/ 1 kg contoh tanah, lahan diberi nematisida Karbofuran sebanyak 60 kg/ha

uret atau orong-orong, lahan diberi perlakuan

dengan insektisida Fipronil 0,3 G sebanyak 15 kg/ha

penyakit layu bakteri dan layu fusarium, lahan

bakterisida Oksitetrasiklin (konsentrasi formulasi 1

ml/liter) dengan dosis 200 ml/ lubang tanam yang

diaplikasikan satu hari sebelum tanam .

(17)

Pengendalian Hama secara Kultur Teknis

4

. Pemasangan Perangkap OPT

Untuk menekan populasi trips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau dipasang perangkap lekat warna kuning sebanyak 40-50 buah/ ha.

Untuk mengendalikan hama lalat buah dipasang perangkap Metil Eugenol sebanyak 40-50

buah/ha. Pada tanaman cabai pemasangan perangkap Metil Eugenol dilakukan ketika tanaman mulai berbunga

(18)

Pengendalian Hama secara Kultur Teknis

5. Penyemprotan fungisida secara preventif

penggunaan pestisida lebih rendah

dibanding dengan penggunaan pestisida pada pengendalian kuratif

untuk mencegah serangan penyakit busuk buah antraknos pada tanaman cabai

dilakukan penyemprotan fungisida

Asilbenzolar s-metil + Mankozeb sejak

tanaman cabai berbunga dengan interval 1

minggu.

(19)

Kelebihan dan Kekurangan

Pengendalian Hama secara Kultur Teknis

(+) Merupakan teknik budidaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas hasil-hasil pertanian.

(+) Tidak memerlukan pengeluaran biaya tambahan.

(+) Tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan pada lingkungan.

(+) Dapat dengan mudah dilakukan dengan oleh petani.

(20)

Kelebihan dan Kekurangan Pengendalian Hama secara Kultur Teknis

(-) Hasilnya tidak dapat diperhitungkan secara pasti

(-) Kurang efektif, sehingga teknik ini harus dipadukan dengan cara-cara pengendalian lain

(21)

Terima Kasih

Gambar

Tabel 3. Daftar kebutuhan kapur untuk setiap pH tanah

Referensi

Dokumen terkait

Steinernema carpocapsae (all strain), insektisida Profenofos dan tanaman sela bawang merah untuk mengurangi serangan hama Plutella xylostella , maka dapat disimpulkan bahwa,

Hasil uji kehomogenan terhadap jumlah aphid, intensitas serangan dan produksi pada tanaman cabai yang diberi perlakuan pestisida dari bawang putih dengan dosis

menyebabkan kematian pada tanaman cabai karena kandungan garam yang tinggi. Untuk itu bercocok tanam cabai merah lebih baik dilakukan pada musim kemarau. karena tingkat penguapan

Berat segar umbi bawang merah dengan pola tanaman monokultur dan tumpang sari memberikan hasil yang sama pada jarak tanam 25 cm x 25 cm.. Pola tanam tumpangsari memiliki

Berdasarkan hasil penelitian mengindikasikan bahwa sistem tanam tumpang sari pada tanaman okra dan bawang merah menghasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman yang

Tanaman inangnya antara lain ialah bawang merah, buncis, cabai, kacang panjang, kentang, labu, mentimun, oyong, paria, semangka, tomat, terung, dll.. Trips pada bungau cabai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem tanam tumpang sari dengan menanam tanaman seledri dan bawang daun

Hasil pengamatan mekanisme Ketahanan Sistemik Terinduksi Tanaman cabai merah akibat pengaplikasian ekstrak daun Mirabilis jalapa berdasarkan intensitas serangan CMV,