Nama : Eufrasia Bano Nim : 2001100052 Kelas : 3B
Tugas : Pengembang kurikulum SMP/SMA Prodi : Pendidikan geografi
Soal.
1. Berilah perbedaan antara Teori Pendidikan Klasik, Pendidikan Pribadi, Teknologi Pendidikan dan PendidikanInteraksional dalam hal :
2. a. Konsep dasar teorinya
3. b. Pandangannya tentang pendidikan 4. c. Fokus kurikulum menurut teorinya
5. Buatlah perbandingan antara Model Kurikulum Subyek Akadmik, Kurikulum Humanistik, Kurikulum Rekonsruksi Sosial dan Kurikulum Kompetensi, berkaitan dengan :
6. a. Teori pendidikan yang menjadi dasarnya, 7. b. Konsepnya tentang kurikulum,
8. c. Pandangannya tentang pendidikan/ pembelajaran.
Jawab:
1. A. Teori Pendidikan Klasik
Bertolak dari asumsi bahwa seluruh warisan budaya (pengetahuan, ide- ide, atau nilai-nilai) telah ditemukan oleh para ahli terdahulu.
Pendidikan berfungsi memelihara, mengawetkan dan meneruskan semua warisan budaya tersebut kepada generasi berikutnya.
Lebih menekankan peranan isi pendidikan daripada proses
pembelajarannya. Tugas guru dan para pengembang kurikulum adalah memilih dan mengajarkan materi tersebut disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan serta karakter peserta didik, tetapi lebih menekankan pada aspek pengetahuan.
Dua model pendidikan klasik:
1. Perenialisme
Berorientasi masa lampau, kurang mementingkan tuntutan masy.
yang berkembang saat sekarang. Pendidikan lebih mene-kankan pada humanistis, pembentukan pribadi dan sifat-sifat mental. Isi
pendidikan , pendidikan bersifat umum dan seni dengan model ekspositori dan asimilasi.
2. Esensialisme
Berorientasi sains daripada humanisme. Lebih pragmatis, pendidikan diarahkan dalam mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke dunia kerja. Konsep ini lebih berorientasi ke masa sekarang dan yang akan datang . Isi pendidikan lebih banyak bersifat pembentukan
keterampilan dan pengembangan kemampuan vokasional.
Tujuan utama Pendidikan ( esensialis):
1. Memperoleh pekerjaan yang lebih baik
2. Menjalin kerjasama lebih baik dengan orang dari berbagai lapisan masyarakat.
3. Memperoleh penghasilan lebih banyak Kurikulum pendidikan klasik:
Lebih menekankan isi pendidikan yang diambil dari disiplin2 ilmu
Disusun oleh para ahli secara logis, sistematis, dan berstruktur
Berpusat pada segi intelektual
Sekdikit memperhatikan segi sosial atau psikologi peserta didik
Guru dominan dalam isi, metode dan evaluasi dalam pembelajaran
Pendidikan bersifat satu arah, guru sentri B. Pendidikan Peribadi
Pendidikan pribadi (personalized education), bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan, anak telah dibekali dengan anugerah Tuhan berupa potensi untuk berpikir, berbuat, memecahkan masalah, belajar serta berkembang sendiri.
Pendidikan ibarat persemaian, berfungsi menciptakan lingkungan yang menunjang dan terhindar dari hal yang negatif.
Tugas guru adalah mengkondisikan lingkungan yang mendukung perkembangan siswa.
Dua aliran pendidikan Pribadi : 1. Pendidikan Progresif
Dalam Pendidikan Progresif, peserta didik sebagai satu kesatuan yang utuh, perkembangan emosi, sosial dan intelektual sama pentingnya.
Isi pembelajaran berasal dari pengalaman peserta didik sendiri sesuai bakat, minat, kemampuan dan kebutuh-annya.
Guru lebih merupakan fasilitator perkembangan peserta didik, sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar peserta didik.
2. Pendidikan Romantik
Pendidikan Romantik ber-pandangan bahwa semua ciptaan Tuhan adalah baik. Menadi kurang baik atau rusak karena ulah manusia itu sendiri.
Pendidikan Romantik mengembalikan pendidikan pada pendidikan alam, sebab secara alamiah manusia adalah baik .
Pendidikan Romantik menolak pendidikan yang mengutamakan intelektual.
Kurikulum Pendidikan Probadi lebih menekankan pada proses pengembangan kemampuan peserta didik. Materi ajar dipilih sesuai dengan minat, bakat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik. Isi dan proses pembelajarannya selalu berubah sesuai dengan minat dan
kebutuhan peserta didik.
C. Pendidikan Teknologi
Konsep teknologi pendidikan mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi.
Perbedaannya, yang diutamakan dalam teknologi pendidikan adalah
pembentukan dan penguasaan kompetensi, bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama.
Dalam teknologi pendidikan lebih berorientasi ke masa sekarang dan yang akan datang , sedangkan pendidikan klasik lebih melihat ke masa lalu.
Teknologi pendidikan adalah kajian dan praktek untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, serta mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai.
Pendidikan adalah ilmu bukan seni. Pendidikan adalah cabang dari teknologi ilmiah. Dengan pengembangan rancangan pembelajaran (desain pembelajaran), pembelajaran menjadi sangat efisien. Efisiensi merupakan salah satu ciri utama teknologi pendidikan.
Kurikulum pendidikan teknologi:
Menekankan Kompetensi
Disusun para ahli & praktisi pengalaman
Perangkat Kurikulum lengkap
GBPP, SP, Media,Sumber,dll
Kegiatan, Evaluasi D. Pendidikan Interaksional
Konsep pendidikan ini bertolak dari asumsi manusia sebagai makhluk sosial, membutuh-kan manusia lain, hidup bersama, berinteraksi dan bekerjasama.
Pendidikan sebagai salah satu bentuk kehidupan, juga berintikan kerjasama dan interaksi, yaitu interaksi multi arah dan multi komponen.
Guru berperan dalam menciptakan situasi dialog dengan dasar saling mempercayai dan saling membantu.
Bahan ajar berasal dari lingkungan peserta didik
Peserta didik diajak berpartisipasi dan menghayati nilai sosial budaya dalam masyarakat dan mengembangkan persepsinya.
Kurikulum pendidikan Interaksional:
Menekankan Isi & Proses
Learning Comunity
Isi: Masalah Nyata dlm Masy.
Konstruktifistis
Lingkungan
2. A. MODEL KURIKULUM SUBJEK AKADEMIK Merupakan model kurikulum yang paling tua
Menekankan isi atau materi pelaaran yang bersumber dari disiplin ilmu.
Bersumber dari pendidikan klasik, yang berorientasi pada masa lalu..
Fungsi pendidikan adalah memelihara dan mewariskan ilmu pengetahuan, teknologi dan nilai-nilai budaya yang telah ditemukan para ahli masa lalu.
Para pengembang kurikulum tinggal memilih bahan-bahan materi ilmu yang telah dikembangkan oleh para ahli dsiplin ilmu, mengorganisasinya secara sistematis, sesuai dengan tujuan pendidikan dan thap perkembangan peserta didik.
Guru dituntuk harus menguasai seluruh pengetahuan yang menjadi isi kurikulum, menjadi model bagi para peserta didik.
Ada beberapa pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek akademik yang penting menurut Sukmadinata (2009) al. :
a. Correlated Curriculum, pola organisasi materi atau konsep yang dipelajari dalam suatu pelajaran dihubungkan dengan pelajaran lainnya.
b. Unified atau Concentrated Curriculum, pola organisasi bahan pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup materi dai berbagai pelajaran disiplin ilmu.
c. Integrated Curriculum, pola organisasi bahan pelajaran yang
diintegrasikan dalam suatu persoalan, kegiatan atau segi-segi kehidupan tertentu.
d. Problem Solving Curriculum, pola organisasi isi yang berisi topik pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan dengan
penggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari berbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu.
B. MODEL KURIKULUM HUMANISTIK
Menekankan pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh dan bermbang , antara perkembangan segi intelektual, afektif dan psikomotor.
Menekankan pengembangan potensi dan kemampuan dengan memperhatikan minat dan kebutuhan peserta didik.
Pembelajarnan segi-segi sosial, moral dan afektif mendapat perhatian utama Pembelajaran berpusat pada peserta didik
Model kurikulum ini bersumber dari teori pendidikan pribadi, dikembangkan oleh para ahli pendidian humanistik. Penddikan diarahkan pada membina manusia yang utuh.
Pendidikan merupakan upaya menciptakan situasi yang permisif, rileks dan akrab. Agar anak dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya, yang menjadi tugas guru.
Tujuan pembelajaran adalah memperluas kesadaran diri sendiri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan.
Ada beberapa aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistik (Sukmadinata, 2009):
a. Pendidikan Konfluen, yang menekankan keutuhan pribadi, individu harus merespon secara utuh (dari segi pikiran, perasan dan tindakan) terhadap kesatuan yang menyeluruh dari lingkungan.
b. Kritikisme Radikal,
memandang pendidikan sebagai upaya membantu anak menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang dimlikina.
Pendidikan merupakan upaya menciptakan situasi yang memungkinkan peserta didik berkembang optimal.
c. Pendidikan Mistikisme Modern
Menekankan latihan dan pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti melalui sensitivitas, yoga, meditasi.
C. MODEL KURIKULUM REKONSTRUKSI SOSIAL
Lebih memusatkan perhatiannya pada permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam masyarakat.
Bersumber pada aliran pendidikan interaksional.
Pendidikan merupakan kegiatan bersama, iteraksi dan kerjasama. Melalui interaksi dan kerjasama, peserta didik berusaha memecahkan permasalahan- permasalahan yang dihadapinya dalam masyarakat, menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik.
Tujuan utama kurikulum ini adalah menghadapkan para peserta didik pada tantangan, ancaman, hambatan atau ganggguan yang biasa dihadapi manusia.
Dalam pembelajaran rekonstruksi sosial, para pengembang kurikulum berusaha mencari keselarasan antara tujuan nasional dengan tujuan peserta didik.Guru berusaha membantu peserta didik menemukan minat dan kebutuhannya.Peserta didik sesuai dengan minatnya masing-masing berusaha memecahkan masalah sosial yang dihadapinya. Bagi rekonstruksi sosial, belajar merupakan kegiatan bersama, ada ketergantungan antara seorang dengan yang lainnya.
Dalam kegiatan belajar, yang ada adalah kerjasama, saling pengertian dan konsesus.
Pendekatan pembelajaran yang cocok adalah kooperatif bukan kompetitif (Widyastono, 2000).
D. MODEL KURIKULUM KOMPETENSI
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Depdiknas, 2004).
Kompetensi merupakan karakteristik mendasar seseorang yang berhubungan timbal balik dengan suatu kinerja efektif atau kecakapan terbaik seseorang dalam pekerjaan atau keadaan (Spencer dan Spencer, 1993).
Kompetensi adalah pengetahuan (kognitif) yang setelah dimliki oleh seseorang, harus diwujudkan dalam bertindak (psikomotor) dan bersikap (afektif) .
(Widyastono, 2013)
Seseorang dikatakan berkompeten di bidang tertentu, apabila ia memiliki pengetahuan di bidang itu, kemudian pengethuan tersebut diwujudkan dalam bertindak dan bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Aliran Kurikulum
kompetensi ini ada persamaannya dengan pendidikan klasik, yaitu menekankan isi kurikulum, tetapi diarahkan bukan pada pemeliharaan dan pengawetan ilmu tersebut, melainkan pada penguasaan kompetensi.
Kompetensi yang besar/luas (SK/KI) diuraikan menjadi kompetensi yang lebih spesifik (KD) dan menjadi perilaku yang dapat diamati/ diukur (indikator dan tujuan)