• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Komponen dan Struktur Kurikulum Biologi SMA - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "2. Komponen dan Struktur Kurikulum Biologi SMA - Spada UNS"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

3. Metode dan Pendekatan

Pengembangan Kurikulum

Murni Ramli

MK Telaah Kurikulum Biologi SMA Prodi Pendidikan Biologi

Universitas Sebelas Maret

(2)

Tujuan Perkuliahan

• Mahasiswa memahami metode pendekatan pengembangan kurikulum

• Mahasiswa memahami model-model pengembangan kurikulum

(3)

Apa arti pendekatan pengembangan

kurikulum?

(4)

Tugas

• Mencari Pendekatan-pendekatan pengembangan kurikulum

• Mencari model-model kurikulum

• Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan model-model kurikulum

• Apa yang menjadi dasar pengembangan model-model kurikulum?

(5)

Pendekatan Pengembangan Kurikulum

1. Pendekatan Subjek Akademis 2. Pendekatan Humanistik

3. Pendekatan Rekontruksi Sosial 4. Pendekatan Berbasis Kompetensi

5. Pendekatan Sistem (System Approach)

6. Pendekatan Klarifikasi Nilai (Value Clarification Approach) 7. Pendekatan Komprehensif (Comprehensive Approach)

8. Pendekatan yang Berpusat pada Masalah (Problem-Centered Approach)

9. Pendekatan Terpadu (Integrated Approach)

(6)

Pendekatan Subjek Akademis

• Pendekatan klasik

• berorientasi pada masa lalu (ilmu pengetahuan dari pemikiran masa lalu)

• Mengutamakan isi Pendidikan dan intelektualitas

• Mengutamakan mata pelajaran

• Mengutamakan pendalaman konsep pada setiap mata pelajaran

• Keberhasilan adalah jk siswa menguasai materi secara keseluruhan

• Tiga cara: 1) melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan; 2)

integrative/respon thd keinginan masy; 3) dilaksanakan pd sekolah

fundamentalis (membaca menulis, berhitung)

(7)

Pendekatan Humanistik

• Student center

• Pengembangan afektif/karakter kemanusiaan (memanusiakan manusia)

• Menghargai hak2 asasi mahasiswa

• Pengalaman belajar

• Fasilitasi minat siswa

• Menghargai hakikat manusia

• Pembentukan atau perubahan pada fisik, rohani siswa

• Kekurangan 1: Keterlibatan emosional tdk selamanya berdampak positif thd pesdik

• Kekurangan 2: Kurang memperhatikan kebutuhan masy

• Kekurangan 3: Prinsip psikologis kurang diperhatikan

(8)

Pendekatan Rekontruksi Sosial

• Alsan: Harold Rug  Kurikulum yg ada tdk bs berimpak ke masy

• Konstruksi berbasis problema dan kasus di masyarakat

• Kegiatan Bersama/interaksi

• Menguatkan kerjasama antar siswa, siswa dg ortu, siswa dg lingkungan

• Mengutamakan jejaring belajar dengan masyarakat

• Kekurangan: Krn permasalahan di masy berubah2, shg menerapkan

kurikulum ini sulit

(9)

Pendekatan Berbasis Kompetensi

• Ketercapaian kompetensi pesdik

• Student Center Learning

• Orientasi hasil belajar/kompetensi pesdik

• Menitikberatkan pada semua ranah (kognitif, psikomotorik, afektif)

• Capaian kompetensi diukur berdasarkan indikator

• Penilaian  proses dan produk belajar

• Prinsip belajar: Mastery Learning tdk tuntas dilakukan remedial

• Pembelajaran  problem solving

• Pembelajaran terpadu

(10)

Pendekatan Sistem

• Berbagai konsep/system umum utk memahami teori organisasi/praktek manajemen kurikulum

• Mengerti masalah kurikulum secara keseluruhan

• Memahami interaksi komponen kurikulum sebg sistem

• Teori system: tujuan, fungsi, dan komponen

• Komponen- komponen dalam kurikulum saling berhubungan

• Kurikulum dikembangkan berdasarkan struktur atau organisasi yang

tepat

(11)

Pendekatan Klarifikasi Nilai (Value Clarification Approach)

• Usaha membantu pesdik utk menilai diri sendiri

• Ada upaya penilaian siswa dari diri sendiri dan peer

• Tujuan:

• Membantu pesdik menyadari nilainya sendiri & org lain

• Membantu pesdik berkomunikasi dg jujur

• Membantu pesdik utk menggunakan kemampuan perilaku rasional

• Mengutamakan kesadaran siswa utk mengembangkan nilai-nilai dalam dirinya

• Menekankan pada pengembangan Pendidikan karakter/afektif

• Meningkatkan keterpaduan kognitif, psikomotorik, dan afektif

• Meningkatkan keterpaduan dunia sekolah dan dunia masyarakat/nyata

(12)

Pendekatan Komprehensif (Comprehensive Approach)

• Menganalisis secara keseluruhan seluruh aspek kurikulum

• Semua komponen Pendidikan dianalisis utk dijadikan sbg referensi pengembangan kurikulum

• Dua aspek: Isi Pendidikan & Metode pendidikan

(13)

Pendekatan yang Berpusat pada Masalah (Problem- Centered Approach)

• Mengidentifikasi berbagai permasalahan secara khusus terhadap penerapan kurikulum di sekolah

• Guru ditanyai implementasi dan kendala dalam penerapan kurikulum

• Dilakukan analisis pada siswa

(14)

Pendekatan Terpadu

• Penggabungan maple untuk mencapai satu tujuan

• Keterpaduan mata pelajaran (konsep)

• Keterpaduan ranah kompetensi siswa (pengetahuan, skill, dan afektif)

(15)

Model-Model Pengembangan Kurikulum

1. The Administrative (Line Staff) Model 2. The Grass-Roots Model

3. The Demonstration Model 4. Beauchamp's System Model 5. Taba's Inverted Model

6. Roger's Interpersonal Relations Model

7. The Systematic Action-Reasearch Model

8. Emerging Technical Model

(16)

The Administrative (Line Staff) Model

• Paling lama

• Paling banyak

• Ide nya dari administrator/staff Pendidikan (dirjen, kepala kantor wilayah P dan K)  membentuk tim pengarah pengembangan kurikulum  PUSAT KURIKULUM

• Sifatnya sentralistik

• Kurikulum dikembangkan pusat

• Model top down

(17)

The Grass-Roots Model

• Bottom up

• Sumber inisiatif pengembangan: Gagasan guru

• Sifatnya desentralisasi dan demokratis

• Demokratis krn mengakomodir suara guru

• Pihak yg terlibat: guru, ortu, dan anggota masy

• 4 prinsip:

Profesionalisme guru baik Kompetensi guru baik

Keterlibatan guru harus terjamin

Ada musyawarah guru

(18)

The Demonstration Model

• Guru dan ahli bekerjasama

• Sistem pilot/sedikit sekolah

• Berasal dari bawah ke atas

• Berdasar dari guru

• Desentralisasi

• Contoh yg baik dari praktek yg dilakukan guru kemudian disebarkan ke sekolah/guru yang lain, atau disampaikan ke pusat

• Variasi model: Sejumlah guru diminta menerapkan kurikulum yg sdh

dirancang; jk kurang puas  kembangkan penelitian

(19)

Beauchamp's System Model

• Kesinambungan konteks pembelajaran dg model kurikulum  penerapan kontekstual

• Menilai pertumbuhan kurikulum dari tahun ke tahun

• Kesinambungan sequence dan scope

• Memiliki 5 tahap:

Arena: wilayah

Personalia: orang yg terlibat

Organisasi/Prosedur: langkah pengembangan kur Implementasi: melaksanakan kur

Evaluasi: menilai pelaksanaan kur oleh guru (desain, dan

implementasi)

(20)

Taba's Inverted Model

• Dikembangkan oleh guru

• Pertimbangan: Isi, organisasi kur yg logis, individu pelajar, psikologi organisasi kurikulum

• Secara induktif

• Diawali dg percobaan, penyusunan teori, implementasi

• Langkah 5:

• Eksperimen

• Menguji eksperimen

• Direvisi

• Dikonsilidasi

• Mengembangkan kerangka scr keseluruhan

• Diseminasi

(21)

Roger's Interpersonal Relations Model

• Melibatkan banyak pihak utk memperbaiki kualitas pendidikan

• Individu yg luwes dan adaptif

• Krn proses perubahan manusia sangat kuat

• Belajar kelompok dan latihan

• Langkah:

• Pemilihan target

• Partisipasi guru dalam pengalaman kelp yg intensif

• Pengembangan pengalaman siswa

• Keterlibatan ortu dlm kegiatan kelp

(22)

The Systematic Action-Research Model

• Perkembangan kurikulum adalah perubahan social

• Participatory Action Research: melibatkan ortu dan masyrakat dalam pengembangan kurikulum

• Berbasis penelitian tindakan

• Guru mengidentifikasi agar pembelajaran berlangsung baik

• Susun kurikulum

• Terapkan

• Amati efeknya

• Evaluasi

(23)

Emerging Technical Model

• Dipengaruhi oleh perkembangan iptek

• Analisis model

• Menerapkan pada penguasaan perilaku dari kompleks ke sederhana

• Berbasis pada Teknik terbaru

• Mempertimbangkan biaya dan keuntungan

• Penguasaan teknologi

(24)

Model Desain Kurikulum

• Eisner dan Vallance, 1974 :

• Model pengembangan proses kognitif

• Kurikulum sebagai teknologi

• Aktualisasi diri

• Rekonstruksi social

• Rasionalisasi akademis

(25)

• McNeill (1977):

• Humanistik

• Rekonstruksi social

• Teknologi

• Subjek akademis

• Alexander & Lewis (1981):

• Subjek matter discipline

• Teknologi

• Sebagai proses

• Sebagai fungsi social

• Berdasarkan minat individu

(26)

• Brennan (1985)

• Berorientasi pada tujuan

• Model proses

• situasional

• Longstreet & Shame (1983):

• Berorientasi pd masyarakat

• Berorientasi kpd anak

• Berorientasi pd pengetahuan

• Bersifat etika

(27)

Desain Kurikulum

- Desain kurikulum ini merupakan desain yang berpusat kepada pengetahuan (the knowledge centered design) Subjek akademis yang penekanannya diarahkan untuk pengembangan intelektual siswa (kurikulum proses)

- Berfungsi untuk pengembangan proses kognitif (kemampuan intelektual, berpikir, mengingat dan memecahkan masalah)

- Pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui (latihan,

menggunakan gagasan dan melakukan proses penelitian ilmiah)

(28)

B. DISAIN KURIKULUM BERORIENTASI PADA MASYARAKAT :

- Asumsi ini lebih kepada tujuan dari sekolah yakni untuk melayani kebutuhan masyarakat

- Kurikulum sebagai sebuah disain kelompok sosial untuk dijadikan pengalaman belajar untuk anak disekolah (Smith, Stanley & Shores, 1950).(Beacamp, 1981) - Permasalahan yang dihadapi dibutuhkan oleh suatu kelompok sosial, dan harus

menjadi bahan kajian anak disekolah.

Tujuannya :

- Mempertemukan siswa dengan masalah-masalah yang dihadapi umat manusia, artinya bahwa masalah-masalah tersebut bukan hanya dapat dipecahkan melalui “Bidang Studi”

tetapi oleh setiap disiplin ilmu didalamnya

Seperti : krisis masyarakat yang dijadikan bagian dari isi kurikulum Perspektif rancangannya :

1. Perpektif Status Quo : Untuk melestarikan nilai-nilai budaya

2. Perspektif Pembaharuan (reformist) : Untuk lebih meningkatkan kualitas

3. Perspektif Masa Depan (Futurist) : Kurikulum rekonstruksi sosial yang menekankan kepada proses hubungan antara kurikulum dan kehidupan sosial, politik dan ekonomi masyarakat.

Kriteria :

1. Menuntut pembelajaran nyata (real);

2. Berdasarkan pada tindakan (action);

3. Mengandung nilai (values);

(29)

C. DISAIN KURIKULUM BERORIENTASI PADA SISWA :

- Asumsi ini didasari pada pendidikan diselenggarakan untuk membantu anak didik - Kurikulum yang berorientasi pada siswa dan menekankan kepada siswa sebagai

sumber isi kurikulum (segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum tidak boleh terlepas dari kehidupan siswa sebagai peserta didik)

- Kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan irama perkembangan siswa. (Crow &

Crow, 1950)

Perspektif rancangannya :

1. Perpektif kehidupan anak dimasyarakat (the child a society persprective); siswa sebagai sumber kurikulum percaya bahwa hakikat belajar bagi siswa adalah apabila siswa belajar secara riil dari kehidupan mereka dimasyarakat.

(Fancis Parker) ;kurikulum harus dimulai dari pengalaman dalam keluarga, lingkungan fisik dan lingkungan sosial siswa; isi kurkulum harus memuat sisi kehidupan siswa sebagai peserta didik.

2. Perspektif Psikologi (the psycologycal curriculum perspective) ; kurikulum yang bersifat humanistik, muncul sebagai reaksi terhadap proses pendidikan yang hanya mengutamakan segi intelektual;

Tugas dan tanggungjawab pendidikan disekolah bukan hanya mengembangkan segi intelektual tetapi mengembangkan siswa menjadi manusia yang utuh.

(30)

Implementasi :

1. Dengarkan secara menyeluruh berbagai ungkapan siswa;

2. Bersikaplah respek pada siswa;

3. Bersikaplah wajar dan alamiah dan jangan pura-pura;

Fungsi dan tujuannya :

- Fungsi kurikulum humanistik ini adalah menyediakan berbagai pengalaman belajar yang menyenangkan untuk setiap siswa seingga dapat membantu mengembangkan siswa secara utuh dan menyeluruh.

- Tujuannya adalah aktualisasi diri (manusia memiliki potensi, kemampuan dan kekuatan untuk berkembang) sebagai orientasi dari tujuan pendidikan (proses perkembangan pribadi secara dinamis; pertumbuhan ideal, integritasd an otonomi pribadi)

Organisasi :

- Kurikulum humanistik lebih menekankan kepada integrasi, yaitu kesatuan pribadi secara utuh antara intelektual, emosional dan tindakan.

- Harus dapat memberikan pengalaman yang utuh dan menyeluruh (tidak terpenggal- penggal)

- Sequences yang mencakup elemen-elemen tentang nilai, konsep, sikap dan masalah.

- Kriteria keberhasilan siswa ditentukan oeh perkembangan siswa supaya menjadi anak yang terbuka dan berdiri sendiri.

(31)

D. DISAIN KURIKULUM TEKNOLOGIS

- Difokuskan pada efektivitas program, metode dan bahan-bahan yang dianggap dapat mencapai tujuan (industri dan militer)

- Desain intruksional menekankan kepada pencapaian tujuan yang mudah diukur, aktivitas dan tes serta pengembangan bahan-bahan ajar.

- Kurikulum dipengaruhi dua sisi; Penerapan hasil-hasil teknologi dan Penerapan teknologi sebagai sumber suatu sistem.

Perspektif rancangannya :

1. Penerapan hasil-hasil teknologi; Perencanaan yang sistematis dengan menggunakan media atau alat dalam kegiatan pembelajaran (efektivitas dan efisiensi

pembelajaran).

Contohnya dengan (computer assisted instruction) kaset atau media lainnya.

2. Penerapan teknologi sebagai sumber suatu sistem; Menekankan kepada

penyusunan program pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem yang ditandai dengan perumusan tujuan khusus sebagai tujuan tingkah laku yang harus dicapai; proses pembelajaran diarahkan mencapai tujuan.

Penerapan teknologi sebagai suatu sistem tidak ditentukan oleh penerapan hasil- hasil teknologi tetapi bagaimana merancang implementasi kurikulum dengan pendekatan sistem.dan jelas dalam menetapkan suatu keberhasilan.

(32)

Karakteristik : (dipengaruhi oleh psikologi behavioristik)

1. Belajar dipandang sebagai proses respon-respon terhadap rancangannya

2. Belajar diatur berdasarkan langkah-langkah tertentu dengan sejumlah tugas yang harus dipelajari.

3. Secara khusus siswa belajar secara individual, meskipun dalam hal-hal tertentu bisa saja belajar secara berkelompok.

Tujuannya ;

Kurikulum teknologis lebih ditekankan kepada pencapaian perubahan tingkah laku yang dapat diukur.

Organisasi ; Organisasi dalam kurikulum teknologis memiliki ciri-ciri : 1. Pengorganisasian materi kurikulum berpatokan pada rumusan tujuan 2. Materi kurikulum disusun secara berjenjang

3. Materi kurikulum disusun dari mulai yang sederhana menuju yang kompleks

(33)

Pendekatan pengembangan kurikulum

• Sudut pandang dalam penyusunan kurikulum (sukmadinata,2000. I)

- Curriculum construction (kurkulum baru)

- Curriculum improvement (penyempurnaan kurikulum yang ada)

(34)

Cakupan Pengembangan Kurikulum

1.Pendekatan Top down

• Muncul atas inisiatif para pejabat pendidikan atau para administrator atau dari pemegang kebijakan pejabat pendidikan (garis komando); line staff model (digunakan oleh negara sentralistik)

• dilihat dari perkembangannya model ini menggunakan (Curriculum construction &

Curriculum improvement)

2.Pendekatan Grass roots

• Inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari lapangan atau guru-guru sebagai

implementator, kemudian menyebar pada lingkungan yang lebih luas, pendekatan ini lebih banyak digunakan untuk Curriculum improvement; (digunakan oleh negara

desentralistik

(35)

Model Pengembangan Kurikulum

1. Model Tyler ;

• Lebih bersifat bagaimana merancang suatu kurikulum, sesuai dengan tujuan dan misi suatu institusi pendidikan :

• dengan 4 hal yang dianggap fundamental untuk mencapai tujuan:

a. Menentukan tujuan

• (langkah utama merumuskan tujuan untuk mencapai arah atau sasaran pendidikan), sangat tergantung dari teori, filsafat dan model kurikulum yang dianut.

Sumber perumusan tujuan berasal dari siswa, studi kehidupan masa kini, disiplin ilmu, filosofis, dan psikologi belajar (tyler)

(36)

b. Menetukan Pengalaman Belajar

• Segala aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan (dalam proses pembelajaran), tetapi bukan pengalaman guru; namun merupakan apa yang akan dan telah diperbuat siswa.

• Hal ini akan mempermudah bagi guru dalam mendisain lingkungan yang dapat mengaktifkan siswa memperoleh pengalaman belajar, seperti : (mengembangkan kemampuan berpikir siswa, membantu siswa dalam mengumpulkan informasi, membantu mengembangkan sikap sosial, dan minat).

Ada beberapa prinsip dalam menetukan pengalaman belajar siswa :

1. Pengalaman siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (akan menetukan pengalaman pembelajaran)

2. Setiap pengalaman belajar siswa harus memuaskan siswa

3. Setiap rancangan pengalaman siswa harus belajar sebaiknya melibatkan siswa

4. Mungkin dalam saat pengalaman belajar dapat mencapai tujuan yang berbeda

(37)

c. Mengorganisasi Pengalaman Belajar

Merancang suatu kurikulum adalah mengorganisasikan pengalaman belajar baik dalam bentuk unit mata pelajaran maupun dalam bentuk program. Pengorganisasian yang jelas akan memberikan arah bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi pengalaman belajar yang nyata bagi siswa

Ada dua jenis pengorganisasian ;

1) Pengorganisasi secara vertikal (apabila menghubungkan pengalaman belajar dalam satu kajian yang sama ditingkat yang berbeda); misal; geografi kelas lima dan enam

2) Pengorganisasi secara horisontal (apabila menghubungkan pengalaman belajar satu dan lainnya saling mengisi dan memberikan penguatan), misal; geografi dan sejarah

Ada tiga jenis dalam mengorganisasi pengalaman, Tyler (1950:55) 1) Kontinuitas; (pengalaman harus berkesinamungan)

2) Urutan isi; (pengalaman harus memperhatikan tingkat perkembangan siswa)

3) Integrasi; (pengalaman harus menyeluruh setiap aspek; sikap, emosi atau keterampilan) d. Evaluasi

penting dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan : Ada dua fungsi evaluasi :

1) Fungsi Sumatif; digunakan untuk memperolah data tentang ketercapaian tujuan oleh peserta didik; atau bagaimana tingkat pencapaian tujuan dan tingkat pencapaian isi kurikulum oleh setiap siswa

2) Fungsi Formatif; untuk melihat efektivitas proses pembelajaran (sudah sempurna / perlu perbaikan)

(38)

2. Model Taba ;

Bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan penyempurnaan; Ada lima langkah :

a. Menghasilkan unit-unit percobaan : b. Menguji coba unit eksperimen

c. Merevisi dan mengkosolidasikan unit-unit eksperimen d. Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum

e. Implementasi dan diseminasi kurikulum yang telah teruji

3. Model Oliva ;

Kurikulum harus bersifat simpel, komprehensif dan sistematik.

pada model Oliva tampak 12 komponen yang harus dikembangkan.

Rumusan filsafat

Rumusan Tujuan Umum

Rumusan tujuan khusus

Rumusan perencan

aan

IMPLEM ENTASI

EVALUA SI

Model Oliva

Model yang dikembangkan ini dapat digunakan dalam beberapa dimensi :

1) Untuk penyempurnaan kurikulum sekolah dalam bidang-bidang khusus (studi tertentu) 2) Dapat digunakan untuk membuat keputusan dalam merancang suatu program kurikulum 3) Dapat digunakan dalam mengembangkan program pembeljaran secara khusus

(39)

4. Model Beucamp ; Ada lima langkah :

a. Menetapkan wilayah/arena yang akan melakukan perubahan suatu kurikulum,

b. Menetapkan orang-orang yang akan terlibat dalam proses pengembangan kurikulum c. Menetapkan prosedur yang akan ditempuh

d. Implementasi kurikulum

e. Melaksanakan evaluasi kurikulum

5. Model Wheeler;

Kurikulum merupakan suatu proses yang membentuk lingkaran. (proses yang terus menerus)

pada model Wheeler menetapkan lima fase / tahapan yang merupakan pekerjaan yang berlangsung secara sistematis / berurut.

1. Tujuan umum & khusus

2. Menetukan pengalaman belajar

3. Menetukan isi materi

4. Mengorganisasikan pengalaman dan bahan belajar

5. Evaluasi

(40)

Pengembangan kurikulum menurut Wheeler :

a. Menetukan tujuan umum dan khusus; merupakan tujuan yang bersifat normatif yang mengandung tujuan filosofis (aim) atau tujuan pembelajaran umum yang bersifat praktis (goal), sedangkan tujuan khusus adalah tujuan yang bersifat spesifik dan observable (objektive) tujuan yang mudah terukur ketercapaiannya.

b. Menentukan pengalaman belajar yang mungkin dapat dilakukan oleh sisa untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam langkah pertama

c. Menentukan isi / materi pembelajaran sesuai dengan pengalaman belajar d. Mengorganisasi / menyatukan pengalaman belajar dengan isi/materi e. Melakukan evaluasi setiap fase perkembangan dan pencapaian tujuan

6. Model Nicholis ;

model Pendekatan siklus Ada lima pengembangan : a. Analisis situasi

b. Menetukan tujuan khusus

c. Menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran

d. Menentukan dan mengorganisasi metode

e. Evaluasi

Menentukan tujuan khusus

Menentukan dan mengorganisasi metode Menentukan dan

mengorganisasi isi pelajaran

Analisis situasi Evaluasi

(41)

7. Model Dynamic Skilbeck ;

Model pad level sekolah (School Nased Curriculum Development). Pengembangan kurikulum sesuai kebutuhan sekolah

Ada lima langkah pengembangan : a. Menganalisis situasi

b. Memformulasikan tujuan c. Menyusun Program

d. Interpretasi dan Implementasi

e. Monitoring, feedback, penilaian dan rekonstruksi

Menganalisis situasi

Memformulasikan tujuan Menyusun Program

Interpretasi dan Implementasi

Monitoring, feedback, penilaian dan rekonstruksi

Referensi

Dokumen terkait

Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar

Pola kurikulum pendidikan nasional yang menjadikan siswa didik menjadi obyek sekaligus subyek pendidikan, yang menekankan pada penilaian dan assessment menyeluruh di

Tujuan dari artikel penelitian ini adalah untuk membandingkan kurikulum bahasa Inggris 2013 dengan kurikulum Merdeka, yang dirancang untuk membantu siswa belajar bahasa Inggris di

Muatan kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata

Kurikulum ini berorientasi pada tujuan instruksional berupa pemberian pengalaman belajar pada siswa yang efektif dan fungsional dalam waktu belajar yang terbatas

Secara umum Kurikulum 2013 lebih menekankan pada peran aktif siswa dalam proses pembelajaran dan pengembangan diri yang dilaksanakan.. Sesuatu yang sebenarnya sudah mulai

Peserta didik dimotivasi dengan bertanya kepada siswa tentang tumbuhan yang ditampilkan pada  slide presentati on. Guru menyampaikan bahwa tanaman ini termasuk 

Pendidikan guru teknik dan kejuruan perlu melakukan perubahan kurikulum yang berorientasi pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, karena sesuai dengan aliran teori belajar bersifat