• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN CERGAM PADA TEMA 7 SUBTEMA 1 UNTUK SISWA KELAS IV SDN SUKORAME 2 KOTA KEDIRI - Repository Universitas Nusantara PGRI Kediri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN CERGAM PADA TEMA 7 SUBTEMA 1 UNTUK SISWA KELAS IV SDN SUKORAME 2 KOTA KEDIRI - Repository Universitas Nusantara PGRI Kediri"

Copied!
223
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi PGSD FKIP UN PGRI Kediri

OLEH

SITI NUR AISYAH NPM 18.1.01.10.0128

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2022

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan batas kemampuannya.

(Q.S. Al-Baqarah : 286)

Pengetahuan yang baik adalah yang memberikan manfaat, bukan hanya diingat.

(Imam Syafi’i)

Nasib memang diserahkan kepada manusia untuk digarap, tetapi takdir harus ditandatangani di atas materai dan tidak boleh digugat kalau nanti terjadi apa-apa,

baik atau buruk.

(Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono)

(6)

vi Ku persembahkan karya ini untuk:

1. Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat serta hidayah-Nya.

2. Kedua orang tuaku, Bapak Tumidi dan Ibu Kasih yang selalu memberikan motivasi, memberikan bantuan moril dan materil, menyayangi dan senantiasa berdoa yang tak pernah putus, terimakasih.

3. Adikku, Aminudin Dwi Cahyo yang selalu mendukung dalam segala keadaan.

4. Ibu Susi Damayanti S.Pd, M.M. yang telah memberikan bantuan dan bimbingan berupa saran dan perbaikan sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Bapak Erwin Putera Permana M.Pd. yang telah memberikan bantuan dan bimbingan berupa saran dan perbaikan sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Seluruh Dosen Universitas Nusantara PGRI Kediri, khususnya dosen program studi PGSD yang telah menjadi panutan penulis dalam bersikap, serta membagi wawasan dan pengalamannya.

7. Serta teman-teman seperjuangan khususnya prodi PGSD UN PGRI Kediri Angkatan 2018 yang memberikan pengalaman dalam perjuangan menempuh gelar S1.

(7)

vii

Siti Nur Aisyah: Pengembangan Bahan Ajar Bermuatan Cergam Pada Tema 7 Subtema 1 Untuk Siswa Kelas IV SDN Sukorame 2 Kota Kediri. Skripsi, PGSD, FKIP UN PGRI Kediri, 2022.

Kata kunci : Bahan Ajar, Bermuatan Cergam, Tematik

Penelitian ini memiliki latar belakang permasalahan pada SDN Sukorame 2 Kota Kediri, pada kelas IV bahwa guru hanya menggunakan buku tematik dan PPT sederhana yang keduanya hanya memuat tulisan untuk menjelaskan materi, materi dalam buku siswa terbatas, dan kurang relevan dengan keadaan siswa, kurangnya motivasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran karena metode mengajar guru yang hanya satu arah, bahan ajar yang belum dikembangkan.

Solusi penelitian ini yaitu peneliti mengembangkan bahan ajar bermuatan cergam pada tema 7 subtema 1 untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kevalidan, kepraktisan dan keefektifan bahan ajar bermuatan cergam pada tema 7 subtema 1 untuk siswa kelas IV sekolah dasar

Model yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah model ADDIE terdiri dari lima tahap yaitu: 1) analisis (analysis), 2) desain (design), 3) pengembangan (development), 4) penerapan (implementation), dan 5) evaluasi (evaluation). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, angket dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif dan kualitatif dengan subjek penelitian siswa kelas IV A dan IV B SDN Sukorame 2 Kota Kediri sebanyak 43 siswa. Penelitian ini terdiri dari dua tahap uji coba yaitu, uji coba terbatas dilakukan oleh 15 siswa dan uji coba luas dilakukan oleh 28 siswa.

Hasil dari penelitian bahwa validasi ahli bahan ajar dan materi dengan mendapatkan rata-rata skor 4,37. Sedangkan untuk validasi bahasa, mendapatkan rata-rata skor 4,46, keduanya terletak pada kategori validitas rata-rata skor > 4,21, sehingga bahan ajar sangat valid artinya sangat baik dan dapat digunakan tanpa revisi. Kepraktisan didapat dari respon guru dengan mendapatkan persentase 92%

dan dari respon siswa mendapatkan persentase 94 % terletak pada rentang 86% - 100%, sehingga bahan ajar sangat praktis dan dapat digunakan tanpa revisi.

Keefektifan didapatkan dari ketuntasan belajar klasikal sebesar 89 %, dengan presentase ≥ 80% sehingga bahan ajar sangat efektif artinya sangat baik digunakan dalam proses pembelajaran. Setelah dinyatakan sangat valid, maka bahan ajar yang dikembangkan dapat diujicobakan di SDN Sukorame 2 Kota Kediri Setelah dinyatakan sangat praktis maka bahan ajar yang dikembangkan dapat dihibahkan ke sekolah yang telah diteliti yaitu SDN Sukorame 2 Kota Kediri. Setelah dinyatakan sangat efektif bahan ajar yang dikembangkan diharapkan guru kelas IV dapat menggunakan kembali bahan ajar bermuatan cergam pada proses pembelajaran, karena dengan pembelajaran menggunakan bahan ajar bermuatan cergam nilai siswa semakin meningkat dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa.

(8)

viii

perkenan-Nya tugas penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERMUATAN CERGAM PADA TEMA 7 SUBTEMA 1 UNTUK SISWA KELAS IV SDN SUKORAME 2 KOTA KEDIRI” ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan PGSD FKIP UN PGRI Kediri.

Pada kesempatan ini diucapkan terimakasih dan penghargaan yang setulus- tulusnya kepada :

1. Dr. Zainal Afandi, M.Pd., selaku Rektor UN PGRI Kediri;

2. Dr. Mumun Nur Milawati, M.Pd., selaku Dekan FKIP UN PGRI Kediri;

3. Kukuh Andri Aka, M.Pd., selaku ketua program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Nusantara PGRI Kediri;

4. Susi Damayanti, S.Pd, M.M., selaku dosen pembimbing I;

5. Erwin Putera Permana, M.Pd., selaku dosen pembimbing II;

6. Karimatus Saidah, M.Pd., selaku validator ahli bahan ajar dan materi;

7. Rian Damariswara, M.Pd., selaku validator ahli bahasa;

8. Bapak dan Ibu dosen UN PGRI Kediri khususnya Prodi PGSD yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada mahasiswa;

9. Teman-teman seperjuangan kelas 4 C PGSD;

10. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah banyak membantu menyelesaikan skripsi ini.

(9)

ix

tegur sapa, kritik, dan saran-saran, dari berbagai pihak sangat diharapkan.

Akhirnya, disertai harapan semoga skripsi ini ada manfaatnya bagi kita semua, khususnya bagi dunia pendidikan, meskipun hanya ibarat setitik air bagi samudra luas.

Kediri,

SITI NUR AISYAH NPM.18.1.01.10.0128

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Kegunaan Penelitian... 8

G. Sistematika Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

A. Kajian Teori ... 12

(11)

xi

B. Kajian Penelitian Terdahulu ... 38

C. Kerangka Berpikir ... 41

BAB III METODE PENGEMBANGAN ... 43

A. Model Pengembangan ... 43

B. Prosedur Pengembangan ... 44

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 54

D. Validasi Produk ... 55

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 56

F. Teknik Analisis Data ... 64

BAB IV DESKRIPSI, INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN ... 72

A. Hasil Studi Pendahuluan ... 72

B. Pengujian Model Terbatas... 87

C. Pengujian Model Perluasan ... 94

D. Validasi Model ... 100

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 113

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 117

A. Kesimpulan ... 117

B. Implikasi ... 118

C. Saran-saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA ... 121

LAMPIRAN ... 124

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 : Kompetensi Inti Kelas IV ... 35

2.2 : Kompetensi Dasar dan Indikator Kelas IV ... 35

2.3 : Penelitian Terdahulu ... 39

3.1 : Angket Ahli Bahan Ajar ... 57

3.2 : Angket Ahli Materi ... 59

3.3 : Angket Ahli Bahasa ... 60

3.4 : Angket Uji Kepraktisan Guru Kelas IV ... 61

3.5 : Angket Respon Siswa ... 62

3.6 : Pedoman Penilaian Lembar Kevalidan Buku Bahan Ajar Bermuatan Cergam ... 64

3.7 : Konverensi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala Likert ... 65

3.8 : Pedoman Pengubahan Rata-Rata Skor Tiap Aspek menjadi Data Kualitatif pada Penilaian Kevalidan ... 66

3.9 : Pedoman Penilaian Angket Respon Guru ... 67

3.10 : Pedoman Pengubahan Rata-Rata Skor Tiap Aspek menjadi Data Kualitatif pada Penilaian Kepraktisan ... 67

3.11 : Kriteria Penilaian Respon Siswa ... 68

3.12 : Kriteria Ketuntasan Hasil Tes Belajar Siswa ... 70

4.1 : Subjek Penelitian ... 73

4.2 : Hasil Validasi Ahli Bahan Ajar ... 80

(13)

xiii

4.3 : Hasil Validasi Ahli Materi ... 82

4.4 : Hasil Validasi Ahli Bahan Ajar dan Materi... 83

4.5 : Hasil Validasi Ahli Bahasa ... 84

4.6 : Rekapitulasi Validasi Ahli Bahan Ajar, Materi dan Bahasa ... 86

4.7 : Hasil Angket Uji Kepraktisan Guru Kelas IV pada Uji Coba Terbatas .. 88

4.8 : Hasil Angket Respon Siswa pada Uji Coba Terbatas... 90

4.9 : Hasil Tes Belajar Siswa pada Uji Coba Terbatas ... 91

4.10 : Hasil Angket Uji Kepraktisan Guru Kelas IV pada Uji Coba Luas ... 94

4.11 : Hasil Angket Respon Siswa pada Uji Coba Luas ... 96

4.12 : Hasil Tes Belajar Siswa pada Uji Coba Luas ... 98

4.13 : Komentar dan Saran Ahli Validasi ...102

4.14 : Hasil Revisi...103

4.15 : Tampilan Desain Hasil Revisi Bahan Ajar Bermuatan Cergam...108

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 : Kerangka Berpikir ... 42

3.1 : Contoh Desain Sampul Depan ... 46

3.2 : Contoh Desain Sampul Belakang ... 46

3.3 : Contoh Desain Kata Pengantar ... 47

3.4 : Contoh Desain Pedoman Buku ... 47

3.5 : Contoh Desain Daftar Isi ... 48

3.6 : Contoh Desain Pengenalan Tokoh ... 48

3.7 : Contoh Desain Pemetaan KI, KD, Indikator Pembelajaran ... 49

3.8 : Contoh Desain Bagian Isi ... 49

3.9 : Contoh Desain Rangkuman ... 50

3.10 : Contoh Desain Lembar Evaluasi ... 50

3.11 : Contoh Desain Daftar Pustaka ... 51

3.12 : Tampilan Microsoft Word 2016 ... 51

3.13 : Tampilan Adobe Photoshop... 52

4.1 : Sampul Depan dan Sampul Belakang ... 74

4.2 : Kata Pengantar ... 74

4.3 : Pedoman Penggunaan Buku ... 75

4.4 : Daftar Isi ... 75

4.5 : Pengenalan Tokoh ... 76

4.6 : Pemetaan KI, KD, Indikator Pembelajaran ... 76

(15)

xv

4.7 : Bagian Isi ... 78

4.8 : Rangkuman ... 78

4.9 : Evaluasi Pembelajaran ... 79

4.10 : Daftar Pustaka... 79

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 : Lembar Pengesahan Judul

2 : Lembar Validasi Ahli Bahan Ajar dan Materi 3 : Lembar Validasi Ahli Bahasa

4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 5 : Dokumentasi Penelitian

6 : Angket Respon Guru 7 : Angket Respon Siswa

8 : Lembar Tes Hasil Belajar Siswa 9 : Surat Pengantar/ijin penelitian

10 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 11 : Lembar Berita Acara Skripsi

12 : Lembar Cek Plagiasi

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran tematik adalah konsep yang pembelajarannya disatu padukan dari berbagai jenis pelajaran atau ilmu pengetahuan serta bertujuan untuk memberikan pembelajaran yang bermanfaat pada siswa. Model pembelajaran tematik mengharuskan seorang guru atau pengajar mampu dan memiliki integritas yang sesuai dengan sebuah tema pembelajaran.

Kemampuan untuk berkreasi atau kreativitas dari seorang pengajar sangat dibutuhkan dalam penyampaian dan pengembangan materi ataupun tema pembelajaran tematik.

Menurut Prastowo (2013: 122) pengertian dari pembelajaran tematik yaitu teknik penyampaian materi yang terpadu (integrated learning) untuk siswa yang berada di jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI) berdasarkan topik dan tema tertentu yang memiliki hubungan dengan dunia yang mudah dipahami oleh anak-anak. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang disampaikan secara utuh dan menyeluruh. Pembelajaran yang disampaikan berupa pembelajaran yang memiliki topik bahasan terkait dengan kehidupan yang dekat dengan siswa. Proses yang baik dari pembelajaran tematik sangat berpengaruh kepada siswa, bagaimana dan apa sumber belajar saat melakukan proses pengajaran sehingga tercapai tujuan dari pembelajaran yang diinginkan.

(18)

Bahan ajar merupakan salah satu bentuk yang digunakan sebagai sumber belajar. Melalui bahan ajar, pembelajaran yang terjadi antara siswa dan guru akan berlangsung secara efektif dan efisien. Menurut Lestari (2013: 67) pengertian dari bahan ajar yaitu materi pelajaran secara keseluruhan dan berdasarkan kurikulum yang sedang digunakan dengan tujuan tercapainya standar kompetensi dasar yang telah ditentukan dan wajib dicapai. Dari pendapat tersebut, didapatkan bahwa bahan ajar berisi materi pembelajaran demi tercapainya kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sekolah yang sudah ditetapkan.

Jenis bahan ajar dibagi menjadi dua, yaitu bahan ajar cetak atau bahan ajar yang fisiknya dapat disentuh oleh tangan dan bahan ajar non cetak atau bahan ajar yang tidak berupa media cetak, tidak dapat disentuh. Bahan ajar cetak contohnya seperti lembar kerja, modul pembelajaran, dan handout. Untuk bahan ajar versi non cetak sendiri contohnya seperti display (video serta audio).

Menurut Siswanto dan Dewi Ariani (2016: 4) perihal bahan ajar, bahan ajar yang dapat menarik perhatian siswa harus sesuai dengan topik pembelajaran dan berdampak positif melalui motivasi yang diperoleh siswa dalam belajar dan meningkatkan kreativitas siswa. Melalui motivasi yang tersampaikan, rasa kreativitas siswa akan semakin meningkat dan memperoleh hasil ide, pemikiran, imajinasi, nalar yang kreatif dan positif. Dengan demikian, proses mengajar dan belajar di dalam kelas berlangsung dengan baik karena adanya bahan ajar yang terkonsep, fleksibel, menarik perhatian dan minat siswa.

(19)

Menurut Oktaviani, dkk (2020: 34), pandangan tentang ketertarikan anak terhadap buku bergambar sebagai berikut yaitu melalui cerita bergambar, minat dan keinginan dari seorang anak untuk membaca dan merasa tertarik akan hal itu merupakan teknik yang harus dilakukan. Melalui ilustrasi yang berwarna dan ceria serta unik akan membuat anak sebagai pelajar memiliki rasa ketertarikan untuk membaca buku tersebut. Hal-hal yang berwarna ini, akan mencolok dan menarik perhatian anak dan menimbulkan rasa ingin tahu. Hal ini dapat dijadikan sebagai bekal utama yang dapat bermanfaat di masa depan anak-anak tersebut.

Berdasarkan hasil observasi peneliti lakukan di SDN Sukorame 2 Kota Kediri selama pandemi Covid-19 pada tanggal 26 Februari 2021 sampai dengan 13 Maret 2021 menunjukkan permasalahan dalam berlangsungnya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. Permasalahannya yaitu guru sebagai sosok pengajar memanfaatkan bahan ajar dari pemerintah berupa buku- buku tematik saja, yang umumnya masih terdapat banyak tulisan. Jannah (2016:6) berpendapat mengenai buku ajar tematik, dimana buku ajar tematik yang disajikan dan diurutkan secara runtut sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa berbasis topik atau tema tertentu.

Guru pun membuat PPT sederhana yang hanya memuat tulisan, belum adanya inovasi dalam menarik siswa dalam membaca buku pembelajaran.

Materi dalam buku tematik pun terbatas dan terkadang kurang relevan dengan keadaan sekolah maupun daerah siswa. Metode mengajar guru juga hanya satu arah, dimana siswa mendengarkan penjelasan dari guru, siswa menjadi kurang

(20)

aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran yang diajarkan guru lebih banyak tugas online dibandingkan pembelajaran online melalui aplikasi (zoom).

Motivasi siswa yang kurang dalam mengikuti pembelajaran, dapat dilihat dari kehadiran siswa yang kurang dalam mengikuti zoom, hanya sebagian anak yang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, dan juga saat melakukan tanya jawab, terdapat beberapa siswa yang menjawab pertanyaan selebihnya hanya mendengarkan maupun sibuk sendiri. Materi dalam buku siswa yang dangkal, dangkal disini artinya adalah materi atau topik yang dipaparkan yang terdapat di buku, siswa masih kurang memahami secara mendalam, sehingga guru perlu menambahkan materi kepada siswa melalui PPT sederhana yang dibuat.

Belum adanya pengembangan bahan ajar oleh guru, guru hanya menggunakan dan memanfaatkan keberadaan dari buku tematik yang diajarkan kepada siswa sebagai sumber materi.

Dari permasalahan yang disebutkan, seorang guru sebagai pengajar memiliki kewajiban untuk mencari tahu berbagai jenis alternatif untuk mengatasi permasalahan yang ada. Solusi yang dapat dimanfaatkan dan dilakukan sebagai berikut. Untuk guru yang hanya menggunakan buku tematik saja dapat membuat handout sederhana untuk tambahan materi bagi siswa, kemudian yang kedua guru hendaknya menggunakan media dan sarana pembelajaran yang unik dan variatif dengan tujuan mengurangi rasa bosan siswa, contohnya dengan memanfaatkan internet untuk mencari media yang interaktif dan sesuai. Yang ketiga guru hendaknya memberikan materi sehari

(21)

sebelum pembelajaran agar saat tanya jawab siswa dapat menjawabnya, pun siswa juga akan mengerti pembelajaran apa yang akan ia pelajari, agar pembelajaran bisa berlangsung dua arah.

Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam tulisan ini peneliti merencanakan perihal pengembangan sebuah bahan ajar yang digunakan di kelas dalam bentuk buku dengan isinya terdiri dari cerita berilustrasi atau bergambar sesuai dengan kompetensi dasar, indikator, materi dan karakteristik yang ingin digapai di jenjang Sekolah Dasar. Melalui hal ini diharapkan tumbuhnya rasa ingin tahu, minat, belajar, dan membaca siswa. Bahan ajar bermuatan cergam yang akan peneliti buat berisi tentang cerita bergambar mulai dari apersepsi dilanjutkan dengan kegiatan pembelajaran dan diakhiri dengan evaluasi pembelajaran. Cerita bergambar tersebut mengisahkan keseharian tokoh yang hidup diantara teman-temannya yang berbeda agama dan kebudayaan, cerita ini pun di sesuaikan dengan materi/bahan dan kegiatan proses belajar dan mengajar yang ada pada Tema 7 Subtema 1. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memiliki rasa ingin tahu yang besar terkait topik ini dan memutuskan untuk membuat judul penelitian yang relevan dengan bagaimana keadaan pendidikan di SD Sukorame 2 Kota Kediri pada kelas IV yakni “Pengembangan Bahan Ajar Bermuatan Cergam Pada Tema 7 Subtema 1 Untuk Siswa yang berada di Kelas IV SDN Sukorame 2 Kota Kediri”

(22)

B. Identifikasi Masalah

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah yang telah disebutkan sehingga diperoleh bagaimana cara mengidentifikasi dan memahami masalah yang terjadi dan berhubungan dengan penelitian ini, dan dijelaskan melalui penjelasan dibawah ini.

Buku yang digunakan guru maupun buku yang digunakan siswa sudah disiapkan oleh dinas pendidikan yang memiliki materi kurang dalam dan luas, sehingga guru perlu menambahkan materi kepada siswa melalui PPT sederhana yang dibuat.

Pembelajaran berpusat pada penjelasan guru. Setiap melakukan pembelajaran daring, guru selalu dominan dalam pembelajaran, dan siswa kurang aktif, dimana guru selalu menanyakan pertanyaan terlebih dahulu untuk memancing siswa agar aktif.

Motivasi siswa yang kurang dalam mengikuti pembelajaran. Setiap melakukan pembelajaran daring melalui Zoom, siswa yang hadir hanya setengah dari jumlah semua siswa kelas IV, bahkan hanya 15 siswa dari 27 siswa kelas IV yang mengikuti pembelajaran daring. Padahal sudah diperintahkan oleh guru kelas agar dapat mengikuti pembelajaran daring.

Bahan ajar yang belum ada yang terbaru dan inovatif untuk dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Di dunia pendidikan jarang sekali ada yang membuat bahan ajar yang inovatif, lebih banyak membuat media pembelajaran yang inovatif. Kurangnya bahan ajar yang inovatif dikarenakan guru sudah

(23)

terpaku pada bahan dan materi yang sudah ada didalam buku ajar guru serta buku yang dimiliki siswa.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang terjadi, diperoleh batasan masalah yang menjadi batasan secara garis beras penelitian ini dilakukan. Batasan masalah penelitian yaitu sebagai berikut ini:

1. Bahan ajar bermuatan cergam ini hanya memuat tema 7 subtema 1 mulai dari pembelajaran satu sampai dengan pembelajaran enam dan hanya digunakan untuk kelas IV saja.

2. Bahan ajar bermuatan cergam ini berbentuk buku dan dicetak serta berbentuk soft file

3. Bahan ajar bermuatan cergam pada tema 7 subtema 1 ini hanya diujicobakan di satu SD yaitu kelas IV SDN Sukorame 2 Kota Kediri

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dijawab dan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kevalidan dari bahan ajar bermuatan cergam pada tema 7 subtema 1 untuk siswa kelas IV SDN Sukorame 2 Kota Kediri?

2. Bagaimana kepraktisan dari bahan ajar bermuatan cergam pada tema 7 subtema 1 untuk siswa kelas IV SDN Sukorame 2 Kota Kediri ?

(24)

3. Bagaimana keefektifan dari bahan ajar bermuatan cergam pada tema 7 subtema 1 untuk siswa kelas IV SDN Sukorame 2 Kota Kediri ?

E. Tujuan Penelitian

Rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, diperoleh tujuan dari dilakukan penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menguji kevalidan bahan ajar bermuatan cergam pada tema 7 subtema 1 untuk siswa kelas IV SDN Sukorame 2 kota kediri

2. Menguji kepraktisan bahan ajar bermuatan cergam pada tema 7 subtema 1 untuk siswa kelas IV SDN Sukorame 2 kota kediri

3. Menguji keefektifan penggunaan bahan ajar bermuatan cergam pada tema 7 subtema 1 untuk siswa kelas IV SDN Sukorame 2 kota kediri

F. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk dalam bentuk bahan ajar bermuatan cergam yang berbentuk buku yang dapat digunakan untuk proses belajar mengajar pada pembelajaran tematik tema 7 subtema 1. Melalui penelitian ini diharapkan bertambahnya pengetahuan dan dapat dimanfaatkan untuk penelitian yang akan datang yang berhubungan dan relevan sesuai dengan topik bahasan penelitian.

(25)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah selaku pimpinan

Diharapkan bahan ajar ini dapat dipertimbangkan kegunaanya serta saran untuk pelaksanaan pembelajaran, untuk peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.

b. Bagi Tenaga Pengajar atau Guru

Bahan ajar yang dihasilkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar siswa berupa pemikiran yang lebih inovatif dan kreatif.

Disamping itu, seorang guru sangat diharapkan dan diinginkan untuk bergerak dalam peningkatan kualitas saat berlangsungnya proses belajar dan mengajar serta bagaimana untuk mengelola keadaan kelas yang tersusun dengan baik dan terpadu.

c. Bagi Siswa

Melalui penelitian ini, siswa dapat termotivasi dan lebih mudah memahami materi dari pelajaran tematik, membantu siswa dalam peningkatan akan minat membaca karena melalui pengembangan bahan materi ajar ini didalamnya terdapat gambar-gambar yang menarik, serta mempermudah siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

d. Untuk Peneliti Selanjutnya

Pengembangan bahan ajar bermuatan cergam ini memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun atapun menerapkannya dalam proses belajar mengajar. Sehingga ketika adanya keinginan untuk mengembangkan bahan ajar bermuatan cergam

(26)

hendaknya mempertimbangkan kelemahannya. Salah satu kelemahannya yaitu membutuhkan waktu cukup lama untuk pembuatannnya, sebaiknya untuk mengembangkan bahan ajar bermuatan cergam ini perlu adanya perencanaan waktu yang baik.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam skripsi mengenai pengembangan ini adalah: Pada Bab I yang terdiri dari bagian Pendahuluan, penjelasan mengenai latar belakang dipilihnya penelitian ini, identifikasi masalah, batasan dari masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan yang ingin dicapai sehingga dilakukannya penelitian ini, dan manfaat yang akan diperoleh dai penelitian, dan sistematika penulisan dai penelitian. Pada Bab II terdiri dari Landasan Teori yang berkaitan dengan penelitian, menjelaskan dan menguraikan mengenai kajian teoritik yang meliputi bahan ajar. Bab III Metode Pengembangan, menjelaskan mengenai bagaimana model dari pengembangan yang dialukan, prosedur atau tata cara, subjek dari penelitian, percobaan yang dilakukan untuk membuktikan produk yang dihasilkan, validasi dan pembuktian dari produk, instrumen atau alat pengumpulan data, dan analisa yang diperoleh berdasarkan teknik analisis data.

Pada Bab IV erdiri dari deskripsi atau gambaran, perihal interpretasi berdasarkan analisa penulis dan pembahasan yang dianalisa, menjelaskan tentang bagaimana hasil dari pembelajarn di bagian pendahuluan, uji coba model terbatas, pengujian terhadap model secara perluasan, validasi atau kebenaran dari model, serta pembahasan terkait hasil penelitian. Pada Bab V

(27)

terdiri dari bagian kesimpulan, implikasi dan saran yang menjelaskan tentang simpulan penelitian, implikasi serta saran setelah melakukan penelitian.

(28)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Semua bahan yang dimanfaatkan oleh pengajar atau guru maupun siswa demi tercapainya tujuan pembelajaran merupakan pengertian dari bahan ajar. Menurut Lestari (2013: 67) bahan ajar dapat diartikan sebagai sekumpulan dari materi pembelajaran yang dibuat berdasarkan kurikulum pembelajaran yang sedang digunakan demi tercapainya kompetensi dasar dan standar kompetensi yang sudah ditentukan. Dengan demikian, dapat diketahui dan dipahami pengertian dari bahan ajar yaitu kesatuan dari materi pembelajaran demi tercapainya tujuan umum yaitu standar dan kompetensi yang sudah ditetapkan.

Menurut Kosasih, (2021: 1) pengertian dari bahan ajar yaitu sesuatu hal yang dimanfaatkan oleh pengajar yaitu guru atau peserta didik atau siswa demi mempermudah proses belajar mengajar. Melaui pendapat yang diberikan sebelumnya, diperoleh pengertian bahwa bahan ajar ini terdiri dari sesuatu yang dipakai oleh guru maupun peserta didik agar memudahkan kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut Nuryasana &

Desiningrum (2020: 968) bahan ajar dapat diartikan sebagai alat-alat, bahan-bahan, materi, atau topik pembelajaran yang dirancang secara

(29)

sistematis dan dapat dimanfaatkan oleh tenaga pengajar serta peserta didik didalam proses belajar mengajar di sekolah. Dengan demikian, diketahui bahwa bahan ajar terdiri dari materi yang dirancang dan tersusun secara sistematis dan terkonsep yang akan digunakan oleh guru maupun siswa dalam melakukan proses belajar mengajar.

Berdasarkan pengertian yang diberikan oleh beberapa ahli yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan pengertian dari bahan ajar yaitu sekumpulan atau separangkat materi yang berguna untuk guru dan peserta didik demi tercapainya kompetensi dasar dan memudahkan proses pembelajaran.

b. Jenis Bahan Ajar

Dalam pengajarannya, seorang guru menggunakan berbagai jenis dan bentuk bahan ajar. Menurut Prastowo (2013: 40) terdapat tiga jenis klasifikasi bahan ajar yaitu bahan ajar yang dikategorikan berdasarkan sifat, bentuk bahan ajar, dan bagaimana cara kerja bahan ajar tersebut.

Berdasarkan sifatnya, terdapat empat jenis bahan ajar diantaranya bahan ajar versi cetak (majalah, panduan/modul belajar siswa, pamflet, buku dan denah), bahan ajar berbasis teknologi (siaran radio, video interaktif, multimedia, dan siaran televisi), bahan ajar yang digunakan melalui praktik (lembar wawancara dan lembar observasi), dan bahan ajar keperluan interaktif manusia (video konferensi online, telepon, dan handphone).

(30)

Berdasarkan bentu bahan ajar terdapat 4 bentuk bahan ajar, seperti bahan ajar versi audio visual (VCD), bahan ajar versi audio atau suara (radio dan kaset), bahan ajar versi interaktif (compact disk interaktif) serta bahan ajar versi cetak (modul pembelajaran, buku pembelajaran, handout, foto, ilustrasi, gambar, LKPD, brosur, dan yang lainnya). Berdasarkan cara kerjanya bahan ajar dibedakan menjadi 5 jenis, diantaranya bahan ajar yang tidak dapat di proyeksikan (diagram, model, foto/gambar, dan display), yang kedua bahan ajar yang dapat di proyeksikan (proyeksi computer, slide pembelajaran, dan filmstrips), yang ketiga bahan ajar berupa audio (flashdisk, CD, dan kaset), yang keempat bahan ajar berupa video (video tape player, DVD player, serta VCD player) dan yang kelima yaitu bahan ajar melalui komputer (hypermedia dan computer mediated instruction).

Bahan ajar diartikan oleh Majid (2013: 174) dan diklasifikasikan atau dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu : (1) bahan ajar yang berupa bahan yang berbentuk cetak seperti modul, brosur handout, LKS atau lembar kerja siswa, gambar atau ilustrasi, buku, maket, dan handout, (2) bahan ajar yang dapat di dengar (audio) diantaranya compact disk, kaset, pringan hitam, serta radio, (3) bahan ajar yang dapat dilihat dan di dengar (audio visual) diantaranya film dan video compact disk (VCD), dan (4) bahan ajar yang digunakan dengan saling berkomunikasi atau interaktif (interactive teaching material) diantaranya compact disk interactive.

(31)

Bahan ajar dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu berdasarkan sifatnya, bentukan, dan cara kerja dari bahan ajar tersebut. Jenis yang pertama yaitu berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi 4 jenis yaitu bahan ajar versi cetak, bahan ajar yang digunakan dengan pemanfaatan teknologi, bahan ajar yang digunakan untuk keperluan praktik, dan bahan ajar yang digunakan untuk sifat saling interaktif oleh manusia (guru dengan siswa). Bagian yang kedua yaitu berdasarkan bentukannya bahan ajar diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu, bahan ajar melalui audio visual, bahan ajar yang menggunakan suara saja (audio), bahan ajar yang digunakan dalam bentuk interaksi yang interaktif, dan bahan ajar berupa cetakan. Bagian yang ketiga berdasarkan bagaimana cara kerja dari bahan ajar tersebut, didalamnya terdapat lima jenis, yaitu bahan ajar yang diajarkan tanpa diproyeksikan, bahan ajar yang diajarkan melalui proyeksi ajaran, bahan ajar yang diajarkan dengan suara (audio), bahan ajar yang diajarkan melalui video yang dapat dilihat dan didengar, serta bahan ajar yang digunakan dengan memanfaatkan komputer.

c. Karakteristik Bahan Ajar

Pada penyusunan bahan ajar terdapat karakteristik yang harus dimunculkan, agar tersusunnya bahan ajar secara efektif digunakan dalam pembelajaran. Trianto (2013: 313) memberi penjelasan bahwa suatu bahan ajar pembelajaran tematik harus memiliki berbagai jenis yang mendasar. Artinya,seminimal mungkin terdapat empat jenis karakteristik suatu bahan ajar dalam tematik diantaranya, aktif atau interaktif,

(32)

menyenangkan/tidak membosankan/menarik, menyeluruh/holistik, serta dapat dipercaya/autentik. Berdasarkan pendapat tersebut didapatkan bahwa, bahan ajar tematik memiliki karakteristik dasar minimal empat karakteristik yaitu aktif, menarik, holistik, dan autentik. Karakteristik bahan ajar yang aktif maknanya bahan ajar yang di dalamnya terdapat topik atau materi yang menekankan pada pengalaman belajar yang mendorong kreatifitas siswa secara intelektual, fisik, emosional dan mental demi tergapainya belajar yang maksimal melalui pertimbangn dari siswa yang memiliki minat dan kemampuan melalui motivasi belajar.

Bahan ajar yang menarik perhatian maknanya bahan ajar yang bersifat menyenangkan, merangsang, membuat nyaman saat dilihat oleh mata, memesona, dan memiliki manfaat yang banyak serta rasa ingin belajar peserta didik menjadi meningkat. Bahan ajar yang holistik maknanya bahan ajar yang didalamnya mengandung berbagai bentuk fenomena pembahasan tertentu, dengan begitu peserta didik yang paham dan mengerti fenomena yang ada berdasarkan sudut pandang yang berbeda memiliki kebijaksanaan yang lebih dibandingkan sebelumnya.

Bahan ajar yang autentik maknanya bahan ajar yang memberikan pengalaman dan pengetahuan dan dapat diperoleh siswa atau peserta didik itu sendiri.

Menurut Tarigan (2014: 267) karakteristik bahan ajar dibagi menjadi 6 karaktereristik, diantaranya (1) penyajian dari mata pelajaran berdasarkan cara pandang yang mencerminkan pengajaran yang

(33)

modern/terbaru, (2) tersedianya sumber pembelajaran yang sistematis, teratur, terpadu dan diperoleh secara bertahap, (3) tersajinya inti dari permasalahan yang kaya dan sesuai (4) tersajinya berbagai model pembelajaran, metode dari pengajaran serta sarana prasana dari proses belajar mengajar, (5) tugas dan latihan yang sudah ada atau sudah tersedia, dan (6) tersajinya sumber penilaian, evaluasi serta bahan remedial yang dapat dimanfaatkan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik bahan ajar yang dikembangkan harus sesuai dengan karakteristik siswa, permasalahan dan penyelesaian masalah yang tepat, menarik perhatian siswa dan memberikan pengalaman belajar pada siswa.

d. Fungsi dan Tujuan Bahan Ajar

Saat melakukan pembelajaran terdapat fungsi-fungsi dari bahan ajar. Fungsi dan manfaat dari bahan ajar pada proses pembelajaran memiliki peran yang sangat besar untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Prastowo (2015: 30), menyatakan perihal dari strategi pembelajaran yang dimanfaatkan terdapat manfaat dari bahan ajar dan dapat dibedakan jadi 3 jenis diantaranya:

1) Pembelajaran klasikal sebagai fungsi dari bahan ajar, yaitu:

a) Berperan sebagai sebagai informasi tunggal dan bergerak sebagai pengendali, pengontrol dan pengawas ketika berlangsungnya pembelajaran

(34)

b) Menjadi alat suporter/pendukung ketika berlangsungnya pembelajaran.

2) Pembelajaran individual sebagai fungsi dari bahan ajar, yaitu:

a) Saat berlangsungnya pembelajarn berperan sebagai sarana primer atau media terutama

b) Diperolehnya informasi dapat dikontrol dan diawasi sebagai bentuk utama dalam proses pembelajaran peserta didik

c) Pembelajarn individual yang lainnya dapat ditingkatkan melalui media pembelajaran ini.

3) Pembelajaran kelompok sebagai fungsi bahan ajar, yaitu:

a) Ketika berlangsungnya pembelajaran kelompok dapat dijadikan sebagai suatu bahan kesatuan, melalui pemberian informasi mengenai latar belakang dari suatu materi, informasi perihal tugas dari pihak yang terlibat di dalam suatu kelompok belajar, dan tata cara mengenai prosedur dari pembelajaran kelompok.

b) Meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar melalui pembuatan dan pendukung bahan ajar utama dan dirancang dengan sangat baik.

Nurdyansyah (2018: 3) berpendapat bahwa bahan ajar dapat berfungsi maksimal sebagai bahan motivasi ketika berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar melalui pemanfaatan materi atau topik pembelajaran yang terkonsep dengan tujuan agar siswa dapat menerima dan menanggapi pelajaran yang

(35)

diberikan secara maksimal dan optimal. Bahan ajar memiliki fungsi lain, diantaranya:

1) Sebagai arahan dan pedoman bagi pengajar ketika melakukan proses belajar mengajar serta sebagai bentuk dari substansi kompetensi yang harusnya diajarkan kepada peserta didik sehingga diperoleh keterampilan yang baik.

2) Sebagai landasan dasar untuk peserta didik ketika berlangsungnya proses belajar mengajar serta menjadikan substansi kompetensi yang wajib dimiliki dan dipelajari oleh peserta didik.

3) Sebagai bahan penilaian, evaluasi, dan pertimbangan untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal

4) Menjadi bahan bantuan untuk pengajar ketika berlangsungnya kegiatan proses pembelajaran

5) Menjadi bahan bantuan untuk peserta didik ketika berlangsungnya kegiatan proses pembelajaran

6) Sebagai bahan pelengkap dari kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal.

7) Terciptanya kondisi, suasana dan lingkungan belajar yang nyaman, aman dan kondusif bagi tenaga pengajar maupun peserta didik.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari bahan ajar tidak hanya bagi siswa saja tetapi juga berfungsi untuk guru dalam melaksanakan pembelajaran. Fungsi bahan

(36)

ajar jika disederhanakan terdapat tiga fungsi yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal, individual dan kelompok.

Bahan ajar pun memiliki beberapa tujuan untuk memperlancar proses pembelajaran. Prastowo (2015: 26) berpendapat bahwa terdapat 4 hal utama yang menjadi tujuan dibuatnya bahan ajar diantaranya (1) menolong peserta didik untuk melengkapi suatu hal, (2) rasa bosan dari peserta didik menjadi hak yang kemungkinan kecil terjadi karena tersedianya berbagai jenis bahan ajar, (3) proses belajar mengajar yang berjalan lancar untuk peserta didik, dan (4) peserta didik yang akan merasa bahwa proses belajar mengajar menarik perhatiannya dan tidak membosankan.

Bahtiar (2015: 4) berpendapat bahwa bahan materi atau bahan yang akan di ajarkan yang tersusun dengan jenis dan pilihan yang bervariasi akan membantu para peserta didik ketika melakukan proses belajar. Guru yang merasa terbantu untuk melakukan dan membangun kondisi dan suasana belajar mengajar yang menarik dan tidak membosankan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan utama bahan ajar adalah membantu peserta didik dalam belajar, tujuan lain pun intinya untuk mempermudah siswa dalam belajar di sekolah serta membantu guru dalam melakukan pembelajaran.

(37)

e. Manfaat Pengembangan Bahan Ajar

Manfaat dari adanya pengembangan bahan ajar dibagi menjadi dua, yaitu manfaat bagi guru sebagai pengajar dan manfaat bagi siswa sebagai peserta didik yang sedang diajar. Menurut Prastowo (2015: 31) fungsi dari terkembangnya bahan materi dan bahan ajar untuk guru dan siswa adalah sebagai bahan ajar yang memang dikembangkan berdasarkan kurikulum serta kebutuhan dan kepentingan siswa tidak memiliki hubungan dengan buku materi yang berupa teks yang sulit untuk didapatkan. Melalui penambahan dari pengetahuan dan wawasan seorang pengajar untuk mengembangkan bahan materi dan bahan ajar yang memiliki manfaat yang besar ketika berlangsungnya proses belajar mengajar di ruangan kelas. Manfaat pengembangan bahan materi bagi peserta didik adalah pembelajaran menjadi sangat menarik, lebih mudah belajar tanpa bantuan guru, dan tercapainya komptensi yang wajib dimiliki oleh peserta didik.

Menurut Indrawini, dkk. (2017: 4) terdapat sejumlah manfaat dalam pengembagan bahan ajar. Bahan ajar yang dikembangkan akan memberi manfaat yang besar, diantaranya (1) kurikulum dan kebutuhan siswa yang terus berkembang dan dapat disesuaikan dengan bahan ajar atau materi pembelajaran, (2) Bervariasinya bahan ajar dan materi karena pengembangannya melalui berbagai jenis sumber dan referensi pembelajaran, (3) bahan ajar sangat relevan jika searah dengan lingkungan, kebutuhan, sera kondisi budaya dari peserta didik, sehingga terjalinnya komunikasi yang lancar oleh tenaga pengajar dengan peserta didik saat

(38)

berlangsungnya proses belajar mengajar, (4) siswa memperoleh bahan materi yang tepat dan dapat dipahami dengan mudah dan tercapailah proses belajar mengajar yang tidak membosankan dan memiliki makna, dan (5) siswa diperbolehkan untuk memanfaatkan bahan ajar yang telah ada melalui proses belajar mandiri dan guru sebagai tenaga pengajar dapat meminimalkan kehadirannya, siswa juga dapat dengan mudah memahami dan menguasai keterampilan sesuai dengan harapan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak manfaat dari pengembangan bahan ajar baik untuk siswa maupun guru itu sendiri. Dengan adanya pegembagan bahan ajar ini, diharapkan pembelajaran berjalan lancar dan siswa mendapatkan pembelajaran yang bermakna.

2. Buku Cerita Bergambar

a. Pengertian Buku Cerita Bergambar

Buku cerita bergambar adalah sebuah buku yang didalamnya terdapat gambar dan penjelasan kalimat menjadi sebuah cerita. Menurut Ren, dkk. (2016: 2) memberi penjelasan perihal buku cerita bergambar, didalam tulisannya dikatakan bahwa buku cerita bergambar adalah suatu gambar berupa beberapa dimensi lembaran yang menjadi satu kesatuan, dibuatkan gambar secara sistematis dan membentuk cerita yang terpadu. Sehingga diketahui bahwa sebuah buku cerita bergambar

(39)

terdiri dari beberapa lembaran gambar/ilustrasi yang terpadu dan membentuk satu kesatuan cerita.

Menurut Akmaliyah, (2013: 5), memberi penjelasan bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang didalamnya terdapat informasi dan ilmu pengetahuan dan disajikan berdasarkan karangan cerita melalui lengkapnya ilustrasi berupa gambar demi tersampaikannya makna dari teks yang ada perihal objek yang sedang dibahas dalam cerita.

Berdasarkan pendapat tersebut didapatkan pengertian dari buku cerita bergambar yaitu buku yang didalamnya terkandung informasi atau pengetahuan membentuk suatu cerita yang dilengkapi oleh gambar.

Menurut Saputro, (2017: 9), memberi penjelasan bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang memuat gambar dan didalamnya ada narasi singkat untuk menjelaskan gambar yang ditampilkan.

Berdasarkan pendapat tersebut didapatkan kesimpulan dari makna buku cerita bergambar yaitu buku yang didalamnya terdapat gambar beserta uraian singkat untuk memperjelas makna gambar.

Berdasarkan pengertian yang diutarakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, diperoleh kesimpulan bahwa pengertian dari buku cerita bergambar yaitu buku yang mengandung gambar-gambar, ilustrasi yang dapat membantu penjelasan berupa cerita singkat/kalimat sederhana.

(40)

b. Karakteristik Buku Cerita Bergambar

Terdapat beberapa karakteristik dari sebuah buku cerita yang bergambar. Lestari (2013: 29) menjelaskan bahwa ada beberapa karakteristik yang baik di dalam sebuah buku cerita bergambar yaitu (1) sifat yang ringkas, jelas, dan langsung merupakan sifat utama yang ada di dalam buku cerita bergambar, (2) konsep dari buku cerita bergambar yaitu berseri, (3) anak-anak akan sangat mudah memahami apa yang terkandung dalam buku cerita bergambar, (4) penulisan yang sederhana terkait cerita yang ada didalam buku bergambar, (5) sebagai pelengkap teks cerita terdapat ilustrasi berupa gambar dalam buku cerita bergambar

Menurut Wulandari (2017: 27) menyatakan perihal kriteria dari buku cerita bergambar, diantaranya (1) cerita yang ada dalam buku cerita bergambar terdiri dari tema mengenai nilai dan norma moral yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, (2) gambar dan warna yang menarik menjadikan buku cerita bergambar seru untuk dibaca dan tulisan yang minim, (3) terdapat pesan moral yang disampaikan dalam buku cerita bergambar (4) melalui cerita buku bergambar anak memiliki rasa ingin tahu yang lebih tinggi.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik buku cerita bergambar yang baik itu minimal memiliki kriteria yaitu terdapat cerita beserta ilustrasi gambar, cerita

(41)

yang dapat dipahami anak dengan mudah, dan memberikan pesan moral bagi anak yang membacanya.

c. Komponen Buku Cerita Bergambar

Anak-anak akan sangat mudah untuk memahami apa yang dimaksud dalam buku cerita bergambar. Kesederhanaan penggunaan kosakata dalam penyampaian cerita membuat anak-anak mengerti dan paham apa maksud dari cerita tersebut. Buku cerita bergambar memiliki dua komponen utama yaitu kompnen gambar dan komponen dari teks narasi.

Menurut Simarmata, dkk. (2020: 42), pengertian dari gambar yaitu representasi dari bentuk visual dari seseorang atau suatu hal, lokasi atau tempat, benda yang dapat diaplikasikan wujudnya dalam sebuah bentuk kanvas, kertas maupun bahan lainnya, baik divisualisasikan melalui lukisan, jepretan foto maupun gambar. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa gambar adalah suatu bentuk tiruan yang meniru makhluk hidup maupun makhluk yang tidak hidup dalam bentuk lukisan, jepretan foto atapun gambar.

Menurut Izzati (2019: 13), “Teks narasi adalah karangan yang menjelaskan dengan detail kejadian khayalan berdasar waktu”.

Betdasarkan pendapat tersebut didapatkan bahwa didalam buku bergambar terdapat teks narasi selain gambar sebagai ilustrasinya. Hal utama yang harus ada didalam buku cerita bergambar yaitu teks narasi.

Buku cerita bergambar yang tidak memiliki teks narasai maka tidak ada

(42)

jalan cerita yang sesuai dan tepat yang relevan dengan buku cerita bergambar tersebut.

Berdasarkan bahasa dan visualnya sebuah buku cerita bergambar memiliki manfaat yang besar untuk anak-anak. Berdasarkan bahasanya, anak-anak dapat memperbanyak kosakata yang diketahuinya dan berdasarkan visual, otak anak akan terstimulus melalui kegiatan yang digambarkan dalam buku tersebut. Disamping itu, sebuah buku cerita bergambar menyampaikan berbagai jenis dan macam cerita yang menarik.

3. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran tematik

Pembelajaran tematik dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang saling berkaitan dengan materi pembelajaran yang lain dan dijadikan menjadi satu kesatuan membentuk tema. Menurut Oktavia, dkk (2021: 20), berpendapat bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang saling mengaitkan antara pelajaran yang satu dengan yang lainnya dan memberikan pengalaman yang memiliki makna besar bagi peserta didik. Dengan demikian, diketahui bahwa pembelajaran tematik adalah proses belajar dan mengajar yang menyatu padukan materi dari berbagai jenis mata pelajaran di dalam sebuah topik yang biasanya disebut sebagai tema pelajaran.

(43)

Menurut Majid (2014: 87), makna dari pembelajarn tematik yaitu pembelajaran yang disampaikan melalui penggabungan dari konsep-konsep yang berbeda dari beberapa materi pelajaran dan harapannya para siswa dapat mengerti dan paham apa makna yang dimaksudkan. Berdasarkan pendapat yang disebutkan, diperoleh pengertian dari pembelajaran tematik merupakan konsep pembelajaran yang menggabungkan berbagai jenis mata pelajran dan memiliki tujuan utama agar para siswa memperoleh pembelajarn yang selaras dan memiliki makna.

Menurut Prastowo (2013: 223), pengertian dari pembelajaran tematik adalah proses pembelajaran yang mengaitkan berbagai jenis kompetensi dasar mata pelajaran dalam berbagai bentuk tema pelajaran.

Melalui pendapat beliau diperoleh pengertian dari pembelajaran tematik yaitu pengaitan kompetensi dari berbagai jenis mata pelajaran dan dijadikan dalam beberapa tema pembelajaran.

Sehingga makna dari pembelajaran tematik yaitu pembelajaran terpadu yang menggabungkan berbagai jenis mata pelajaram ke suatu tema pelajaran serta tujuannya agar siswa mendapatkan pembelajaran yang bermakna.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Terdapat beberapa karakteristik dari pembelajaran tematik.

Menurut Abdul Majid (2014: 89) menjelaskan tentang karakteristik pembelajaran tematik terpadu yaitu, (1) subjek belajar yang digunakan

(44)

yaitu peserta didik sebagai pusat pembelajaran, (2) peserta didik memperoleh pengalaman yang langsung dirasakan, (3) mata pelajaran tidak dipisahkan dengan sangat jelas, melalui terfokusnya pelajaran berdasarkan tema pelajaran, (4) tersaji dalam beberapa jenis mata pelajaran, (5) siswa dapat mengaitkannya dengan kejadian yang terjadi didalam kehidupannya, (6) belajar yang dilakukan berprinsip belajar sambil bermain dan tidak membosankan.

Menurut Gandasari (2019: 23) karakteristik dari pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:

(1) Peserta didik sebagai pusatnya. Artinya, peserta didik yang menjadi tolak ukur utama sejalan dengan proses pembelajaran yang modern. Siswa yang berperan sebagai subjek utama dari belajar, dan tenaga pengajar berperan sebagai pihak fasilitator, (2) peserta didik yang memperoleh pengalaman secara langsung (direct experiences); siswa yang langsung memperoleh pengalaman nyata didepan mata maka peserta didik akan memahami bagian-bagian yang lebih abstrak dalam proses belajar mengajar, (3) mata pelajaran yang dipisahkan secara jelas dan nyata, pembelajarn di fokuskan ke arah yang berkaitan dan berdekatan pada tema pembelajaran kehidupan peserta didik (4) tersajinya mata pelajaran yang terkonsep. Melalui hal ini, para peserta didik diharapkan memiliki kemampuan dalam mengerti dan paham terkait konsep secara menyeluruh dan mempermudah siswa dalam menelaah masalah kehidupan yang ada, (5) luwes, fleksibel dan elastisitas, maknanya materi dari suatu mata pelajaran dapat dihubungkan dengan pelajaran yang berhubungan lainnya, dapat juga dihubungkan dengan kondisi lingkungan sekolah dan siswa tinggal, (6) pembelajaran oleh siswa diperoleh dengan hasil yang memuaskan sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, karena peserta didik memperoleh kesempatan dalam optimalisasi kemampuan dan potensi yang ada dalam dirinya, (7) belajar yang dilakukan dengan prinsip sambil bermain, dan proses belajar mengajar akan berlangsung dengan seru dan tidak membosankan.

(45)

Pendapat para ahli yang telah disebutkan di atas diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran tematik memiliki karakteristik khusus yaitu pusat dari pembelajaran tematik adalah peserta didik atau siswa, pengalaman yang langsung dirasakan oleh peserta didik, mata pelajaran yang dipisahkan dan tidak terlalu mencolok bagian mana yang dipisahkan, ketika proses belajar mengajar berlangsung tersaji konsep dari beberapat jenis mata pelajaran, fleksibel dan luas menjadi sifat utama pembelajaran tematik, siswa memperoleh hasil pembelajaran yang benar benar dibutuhkan mereka, saat belajar menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang tidak membosankan.

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik terpadu dalam penerapannya memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Menurut Rusman (2015: 92), kelebihan pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai berikut.

1) Pengalaman dan kegiatan belajar siswa relevan dengan tingkat perkembangannya

2) Siswa yang dapat memilih kegiatan apa yang sesuai dan searah dengan minatnya

3) Proses belajar mengajar yang memiliki makna penting bagi peserta didik dan hasil yang diperoleh memiliki jangka waktu yang lama.

4) Siswa yang memiliki cara berpikir yang terampil dan terciptalah proses belajar mengajar yang terpadu

(46)

5) Proses pembelajaran peserta didik yang praktis dan menyeluruh searah dengan bagaimana kondisi dan lingkungan peserta didik.

6) Saat berlangsungnya proses belajar mengajar yang terpadu, keterampilan dan sosial peserta didik berkembang seperti:

melakukan kerja sama yang baik, komunikasi yang bersifat dua arah, dan peserta didik dapat mendengar dan menelaah perihal pendapat yang berbeda dari orang lain.

Kelebihan lain pembelajaran tematik menurut Kadir, dkk (2014: 7) adalah sebagai berikut.

1) Satu tema yang menjadi pusat perhatian dan mudah dipahami 2) Di dalam tema yang sama, siswa dapat belajar tentang ilmu dan

pengetahuan dan dapat mengembangkannya dalam bentuk kompetensi dasar yang sesuai dan sejalan dengan materi tersebut.

3) Melalui pengalaman pribadi yang dialami oleh siswa dan mata pelajaran yang berkaitan, kompetensi dasar pembelajaran dapat dikaitkan dan dikembang dengan lebih baik.

4) Materi yang ditampilkan dengan tema yang jelas dan berurutan maka manfaat yang diperoleh akan terasa lebih bermakna.

5) Melalui pembelajaran tematik, pengajar atau guru dapat meminimalkan waktu yang terbuang karena konsep dari pembelajaran tematik ini dibuat secara bersama-sama dan dapat diajarkan kepada peserta didik melalui 2 atau 3 pertemuan di

(47)

kelas. Waktu yang tersisa dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang lain, seperti remedial, pengukuhan atau pemantapan materi, dan pengayaaan dan memperbanyak materi pembelajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik memiliki beberapa manfaat diantaranya yaitu siswa dapat berfokus pada satu tema tertentu dalam belajar, kegiatan yang dilakukan sesuai dengan lingkungan siswa, siswa dapat belajar secara bermakna, dan keterampilan belajar siswa semakin berkembang.

Menurut Rusman (2015: 93) Kekurangan yang menonjol dalam pembelajaran tematik adalah sebagai berikut.

1) Guru dituntut menjadi lebih kompeten dan berwawasan luas untuk mempersiapkan diri dalam merancang pembelajaran yang akan disampaikan.

2) Guru sebagai pengajar membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan materi. Guru memiliki kewajiban dalam membuat materi pembelajaran tematik dan menghubungkan kaitan dari berbagai jenis materi-materi pelajaran.

3) Ketersediaan sarana, prasarana, bahan, dan alat dari semua jenis mata pelajaran yang di satu padukan secara bersamaan.

Berlangsungnya proses belajar mengajar tematik dilaksanakan dalam beberapa pertemuan. Ketika pertemuan dari setiap materi

(48)

dibahas maka perlu peralatan yang mendukung dan wajib tersedia di dalam ruangan kelas.

Kekurangan lain pembelajaran tematik menurut Sa’ud, dkk (2013: 18) adalah sebagai berikut.

1) Guru sebagai tenaga pengajar dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan serta wawasan yang mumpuni dan luas, jiwa kreativitas yang tinggi, keterampilan dan metodologi penyampaian materi yang baik dan handal, budi pekerti, rasa percaya diri, etos pendidikan dan akademik yang baik dan tinggi serta rasa keberanian dalam pengemasan dan pengembangan materi pembelajaran.

2) Peserta didik yang dituntut untuk memiliki kemampuan dalam belajar yang relative dari berbagai aspek kecerdasan dan kreativitas siswa-siswinya.

3) Demi menunjang keberlangsungan pembelajaran tematik, perlu banyak bahan bacaan, sumber-sumber informasi terbaru yang banyak dan bermanfaat.

4) Membutuhkan sistem penilaian dan pengukuran yang terpadu 5) Penghilangan pengutamaan salah satu atau lebih mata pelajaran

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kelemahan pembelajaran tematik yaitu persiapan dan peran guru yang lebih kompleks, menuntut adanya fasilitas pembelajaran yang

(49)

lengkap, menuntut siswa untuk relative baik dalam menerima pembelajaran dan sistem penilian dan pengukuran yang terpadu.

Disamping banyaknya kekurangan dan kelebihan yang dimiliki saat dilakukannya pembelajarn tematik, pembelajaran ini diharapkan membuat siswa memperoleh hasil belajar yang maksimal demi terhindarkan kegagalan saat proses belajar mengajar yang masih salah dan sering terjadi

4. Karakteristik Peserta Didik Kelas IV SD

Siswa sekolah dasar memiliki beberapa karakteristik yang relatif sama mulai dari kelas 1 sekolah dasar hingga kelas 6 sekolah dasar.

Rusman (2015: 251) berpendapat bahwa peserta didik yang berada pada jenjang pendidikan kelas IV SD berada dalam usia anak 7 hingga 12 tahun.

Siswa yang berada dalam usia yang disebutkan terdapat karakteristik yang sangat menonjol dan terlihat pada proses perkembangannya yaitu konkret, integratif, dan hierarkis. Karakteristik yang konkret maknanya siswa dapat belajar melalui hal-hal yang nyata dan terjadi di depan mata secara langsung. Pada usia ini, siswa akan memperoleh hasil dari proses belajar yang sangat berarti dan memiliki nilai melalui peristiwa yang benar-benar terjadi. Karakteristik anak yang integratif, artinya para pelajar mempelajari suatu hal dari satu bagian yang utuh atau lengkap. Tidak adanya pemilihan dari semua konsep yang dipadukan berdasarkan banyaknya disiplin ilmu pengetahuan yang ada melainkan saling disangkut pautkan berdasarkan

(50)

pengalaman yang memili arti. Karakteristik hierarkis anak, artinya pelajar yang diawali dengan belajar hal hal yang sederhana kemudian akan mempelajari hal-hal yang lebih kompleks lagi. Sehingga dalam suatu pembelajaran perlu disusun secara berurutan dan sistematis baik melalui materi yang memiliki hubungan sehingga siswa dapat mengerti dan paham apa yang sedang dipelajari.

Menurut Zulvira & Ariani (2019: 8) anak yang memiliki usia 6 hingga 12 tahun merupakan usia terpenting untuk anak-anak untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Potensi yang dimaksud yaitu dalam aspek sikap/perilaku, aspek keterampilan, dan aspek pengetahuan akan ilmu demi modal di masa yang akan datang. Berdasarkan pendapat tersebut didapatkan bahwa, anak yang berada pada usia yang disebutkan sebelumnya merupakan peserta didik yang dapat dengan mudah mengetahui dan mempelajari semua hal yang ada di lingkungannya. Anak pada usia ini dengan memiliki pengetahuan dasar akan menjadi modal utama untuk masa yang akan ditempuh selanjutnya.

Beberapa pendapat dari ahli di atas, diperoleh kesimpulan dan penjelasan untuk pelajar yang berada di bangku Sekolah Dasar tepatnya kelas IV yang berada pada usia 7 hingga 12 tahun, karakteristik yang digunakan siswa tersebut saat belajar adalah proses dan hasil belajar yang lebih bermakna didapatkan dari peristiwa yang nyata, mempelajari sesuatu secara utuh (integratif), berawal dari pelajaran yang sederhana dan mudah

(51)

dipahami kemudian ke arah yang lebih kompleks dan sulit, dan mempelajari sesuatu yang ada di sekitarnya.

5. Tema 7 Subtema 1

a. Kompetensi Inti Kelas IV

Tabel 2.1 Kompetensi Inti Kelas IV Kompetensi Inti Kelas IV 1) Menerima, menjalankan, dan

menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

3) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain

4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

b. Kompetensi Dasar

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar dan Indikator Kelas IV

Kompetensi Dasar Indikator

Bahasa Indonesia

3.7 Menggali pengetahuan baru yang terdapat pada teks nonfiksi.

4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri

3.7.1 Menemukan informasi baru pada teks bacaan 4.7.1 Menuliskan informasi

baru pada teks bacaan 3.7.2 Menemukan pokok

pikiran/ide pokok setiap paragraf dalam bacaan 4.7.2 Menuliskan pikiran

pokok/ ide pokok setiap paragraf dalam bacaan

(52)

3.7.3 Menemukan kata sulit dalam teks bacaan

4.7.3 Menunjukkan kata sulit dalam teks bacaan

IPA 3.3 Mengidentifikasi macam- macam gaya, antara lain: gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan.

4.3 Mendemonstrasikan manfaat gaya dalam kehidupan sehari- hari, misalnya gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan

3.3.1 Menjelaskan pengertian gaya beserta contohnya

4.3.1 Menuliskan pengertian gaya beserta contohnya 3.3.2 Menemukan contoh-

contoh pemanfaatan gaya otot dalam kehidupan sehari-hari

4.3.2 Menunjukkan contoh pemanfaatan gaya otot dalam kehidupan sehari- hari

IPS 3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang.

4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang.

3.2.1 Menelaah hubungan antara banyaknya suku bangsa dengan kondisi wilayah di Indonesia 4.2.1 Menunjukkan hubungan antara banyaknya suku bangsa dengan kondisi wilayah di Indonesia

3.2.2 Menyebutkan kegiatan yang dapat mencegah punahnya bahasa daerah

4.2.2 Menampilkan kegiatan yang dapat mencegah punahnya bahasa daerah

SBdP 3.2 Mengetahui tanda tempo dan tinggi rendah nada.

4.2 Menyanyikan lagu dengan memerhatikan tempo dan tinggi rendah nada

3.2.1 Menemukan nada rendah dan nada tinggi pada lagu

“Cublak-Cublak Suweng”

4.2.1 Menyanyikan lagu

“Cublak-Cublak

Suweng” sesuai dengan nada rendah dan nada tinggi lagu “Cublak- Cublak Suweng”

3.2.2 Menentukan nada rendah dan nada tinggi pada lagu

“Dari sabang sampai Merauke”

4.2.2 Menyanyikan lagu “Dari sabang sampai Merauke”

(53)

sesuai dengan nada rendah dan nada tinggi.

3.2.3 Mengidentifikasi tempo pada lagu

4.2.3 Menunjukkan tempo pada lagu

3.2.4 Menentukan nada rendah dan nada tinggi serta tempo pada lagu

“Gundhul Pacul”

4.2.4 Menyanyikan lagu

“Gundhul Pacul” sesuai dengan nada tinggi dan rendah serta tempo lagu PPKn 1.4 Mensyukuri berbagai bentuk

keragaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

2.4 Menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keragaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.

3.4 Mengidentifikasi berbagai bentuk keragaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.

4.4 Menyajikan berbagai bentuk keragaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat

3.4.1 Mengidentifikasi suku bangsa yang ada di Indonesia 4.4.1 Menunjukkan suku bangsa yang ada di Indonesia

3.4.2 Mengidentifikasi keragaman bahasa daerah di Indonesia

4.4.2 Menunjukkan keragaman bahasa daerah di Indonesia 3.4.3 Mengidentifikasi

keragaman agama di Indonesia

4.4.3 Menampilkan keragaman agama di Indonesia

c. Pengembangan bahan ajar cergam tema 7 subtema 1 kelas IV

Pengembangan yang peneliti lakukan yaitu membuat bahan ajar bermuatan cergam berbentuk buku, buku ini nantinya akan berisi tentang pembelajaran 1 sampai dengan 6, dimana terdapat gambar-gambar yang menunjang materi yang terdapat dalam tema 7 subtema 1 ini, buku ini juga

(54)

berisi apersepsi, kegiatan yang akan dilakukan siswa serta evaluasi berupa soal tes untuk mengetahui pemahaman siswa. Bahan ajar cergam yang akan peneliti buat berisi tentang cerita bergambar mulai dari apersepsi dilanjutkan dengan kegiatan pembelajaran dan diakhiri dengan evaluasi pembelajaran.

Cerita bergambar tersebut mengisahkan tentang tokoh bernama Edo yang pindah dari tempat tinggalnya di Papua ke Pulau Jawa. Ia berpindah ke daerah Jawa Timur. Disana ia dikelilingi oleh teman-teman yang baik dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Teman-teman tersebut bernama Beni, Udin, Dayu, Siti dan Lani. Mereka beerenam hidup damai dalam keberagaman. Cerita ini pun disesuaikan dengan materi dan kegiatan pembelajaran yang terdapat pada Tema 7 Subtema 1. Peneliti mengambil bentuk cergam karena karakteristik siswa dari kelas IV SD yang lebih paham jika terdapat ilustrasi gambar yang mendukung, dan juga dengan adanya gambar-gambar yang menarik siwa akan lebih semangat dalam belajar. Dengan demikian bahan ajar cergam yang berbentuk buku ini harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik dan ditunjukan dengan menggunakan bahasa yang menarik dan dilengkapi ilustrasi yang jelas agar siswa mampu memahami akan materi tersebut.

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penelitian yang diuraikan secara sistematis dan berurut mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan

(55)

sebelumnya. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian yang berkaitan dan relevan dengan substansi yang sedang diteliti guna membuat keterhubungan antara penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan penelitian yang akan dilaksanakan saat ini.

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Hasil Penelitian

1. Janisa Fitri Pengembangan Bahan Ajar Kuta Berka (Buku Cerita Bergambar Berkarakter) Tema 4 Subtema 2 Pembelajaran 2 Kelas 3 Sekolah Dasar tahun 2021

Persentase validasi bahan ajar sebesar 83% dengan kriteria layak diimplementasikan dan validasi materi sebesar 95%

dengan kriteria sangat layak untuk diimplementasikan.

Dilihat dari pre test dan post test peserta didik terhadap bahan ajar yang telah

dikembangkan untuk

mengetahui efektivitas dari bahan ajar memperoleh 75%

dengan kriteria efektif digunakan. Responden peserta didik memperoleh hasil persentase 97% atau dikatakan cukup baik atau layak.

Responden guru mendapatkan persentase sebesar 84% atau cukup baik dan layak.

2. Wenny Ditaningtyas

Pengembangan Bahan Ajar Tematik Berbasis Buku Cerita Bergambar (Cergam) Tema 3 Subtema 3 (Ayo Cintai Lingkungan) Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar tahun 2018

Persentase tingkat validitas yang dilakukan melalui angket yang telah diberikan kepada siswa mencapai 87%. Selain itu, hasil perhitungan persentase tingkat validitas yang dilakukan melalui angket yang telah diberikan oleh ahli materi mencapai 87% dan ahli bahan ajar mencapai 80,2%

menunjukkan bahwa bahan ajar tersebut layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

Hasil persentase rata-rata kelompok besar mencapai 88,4.

Gambar

Tabel 2.1 Kompetensi Inti Kelas IV  Kompetensi Inti Kelas IV  1)  Menerima,  menjalankan,  dan
Tabel 2.2 Kompetensi Dasar dan Indikator Kelas IV
Gambar 2.1 Kerangka BerpikirRumusan Masalah
Gambar 3.4 Contoh Desain Pedoman Buku
+7

Referensi

Dokumen terkait