• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan handout berbasis kontekstual

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan handout berbasis kontekstual"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN

UNTUK SISWA SMP

E - JURNAL

TESSA MUTIARA . T NIM. 11010274

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

2015

(2)
(3)

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN

UNTUK SISWA SMP

Tessa Mutiara Tanjung, Vivi Fitriani, Novi

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatra Barat

Email: [email protected]

ABSTRACT

The learning process need a media for reaching the purpose of learning. In SMPN 2 Painan teachers use teaching materials that are less attracted students to learn and and students less able to associate the material with everyday life, it is necessary to develop teaching materials in the form of handouts. In using handouts need for a contextual approach that connects the material to students' lives. The purpose of the research was to know the validity and practicality handout based contextual. The research was about the development of research which used model 4-D that consist of Define, Design, Development and Disseminate. The Disseminate was not done because of limitation. The research was consist of 4 validation they are 2 lectures and 2 teacher. The practicality test was by 2 teachers and 20 students in class VIII. The data analysis by using percentage technique and being cultivated descriptive. The test results demonstrate the validity handout valid criteria 87, 68% The test results demonstrate the practicalities of teachers very practical criteria is 89, 27% and the 90, 59% of students test the practicalities of very practical criteria. Based on the results of this study concluded that the handout contextual based on environmental damage resulting material meets the criteria for a valid and very practical.

Keywords: Handout, Based Contextual, Environmental Damage

PENDAHULUAN

Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) siswa mempelajari beberapa mata pelajaran, salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dari alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu materi yang diberikan dalam mata pelajaran IPA biologi adalah kerusakan lingkungan.

Pada materi kerusakan lingkungan, siswa diharapkan untuk bisa menghubungkan materi pelajaran dengan dunia nyata, sesuai dengan standar kompetensi yang tercantum dalam kurikulum 2006, selain itu kerusakan lingkungan merupakan materi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu siswa diharapkan dapat menghubungkan materi yang dipelajarinya dengan situasi dunia nyata.

Selain adanya perangkat seorang guru harus mampu menyampaikan materi dan

membantu siswa untuk bisa memaknai materi yang dipelajarinya sehingga mampu memecahkan masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membantu mewujudkan pembelajaran yang bermakna tersebut dapat diterapkan suatu pendekatan dalam pembelajaran, salah satunya yaitu berupa pendekatan kontekstual.

Menurut Sardiman (2011:222) pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata yang dapat mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan para siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Berhubungan dengan hal tersebut maka diperlukan suatu media pembelajaran yang praktis yang dapat memudahkan siswa untuk memahami materi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memudahkan siswa menghubungkan materi dengan kehidupan adalah dengan pemberian handout. Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh

(4)

seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik (Majid, 2011:175).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA di SMP N 2 Painan, diketahui bahwa bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran biologi kelas VII juga menggunakan handout yang diambil dari internet dan guru IPA. Handout tersebut belum sesuai dengan kerangka handout yang benar seperti tidak adanya identitas handout, belum bersifat informatif, dan evaluasi yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Disamping itu handout yang dipakai di sekolah tidak kontekstual dan tampilannya kurang menarik.

Materi pelajaran dalam handout biasanya disampaikan dalam bentuk bacaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan praktikalitas handout berbasis kontekstual pada materi kerusakan lingkungan yang dikembangkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (developmen research).

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Painan pada kelas VIII semester II, bulan Agutus pada Tahun Pelajaran 2015/2016.

Validator pada penelitian ini terdiri dari 4 orang yaitu 2 orang dosen STKIP PGRI Sumatera Barat dan 2 orang guru biologi SMPN 2 Painan.

Penelitian ini dilakukan pada 20 orang siswa kelas VIII SMPN 2 Painan. Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahapan yang telah dimodifikasi menjadi 3 tahap yaitu: (1) Define (2) Design (3) Develop terdiri atas validitas dan praktikalitas.

Instrumen penelitian terdiri dari angket validitas oleh dosen dan guru dan praktikalitas oleh guru dan siswa. Teknik Analisis untuk menentukan data sesuai dengan rumus yang telah ditetapkan.

HASIL dan PEMBAHASAN

Hasil dari tahap design, membuat rancangan handout berbasis kontekstual yang terdiri dari cover, kata pengantar, daftar (isi dan gambar), halaman awal, uraian materi, materi kontekstual, permasalahan kontekstual, latihan, rangkuman, evaluasi, daftar pustaka dan tampilan handout semenarik mungkin dengan pemilihan warna sesuai karakteristik atau kesukaan siswa. Sedangkan pada materi sesuai dengan kebutuhan materi (bahan ajar). Hasil validasi handout berbasis kontekstual pada

materi kerusakan lingkungan dari masing- masing validator dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1.Hasil Validasi handout berbasis kontekstual pada materi kerusakan lingkungan Oleh Dosen dan Guru

.

No Aspek Jum lah

Nilai Kriteria A Kelayakan

isi

153 86,93% valid B Kebahasa

an

70 87,50% valid C Penyajian 115 89,84% valid D kegrafikan 83 86,45% valid

Total 350,72%

Rata-rata 87,68% valid Nilai rata- rata hasil validasi handout berbasis kontekstual adalah 87,68% dengan kriteria valid.

Hasil uji praktikalitas handout berbasis kontekstual oleh guru dan siswa SMP Negeri 2 Painan dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.

Tabel 2.Hasil Uji Praktikalitas handout berbasis kontekstual oleh Guru.

No Aspek Jum

lah

Nilai Kriteria A Kemudahan

penggunaan

39 97,50% Sangat praktis B Efektifitas

waktu pembelajaran

13 81,25% Praktis

C Manfaat 57 89,06% Sangat praktis

Total 267,81

%

Rata-rata 89,27% Sangat praktis Hasil Praktikalitas handout berbasis kontekstual oleh guru dengan rata-rata nilai 89,27% dengan kriteria sangat praktis.

Tabel 3. Hasil Uji Praktikalitas handout berbasis kontekstual Oleh Siswa.

No Aspek Jum

lah

Nilai Kriteria A Kemudahan

penggunaan

361 90,25% Sangat praktis B Efektifitas

waktu pembelajaran

217 90,42% Sangat praktis C Manfaat 583 91,09% Sangat praktis

Total 271,76

%

Rata-rata 90,59% Sangat praktis

(5)

Hasil Praktikalitas handout berbasis kontekstual oleh siswadengan nilai rata- rata 90,59% dengan kriteria sangat praktis.

1. Validitas handout oleh dosen dan guru Hasil analisis data pada angket uji validitas handout oleh dosen dan guru diperoleh nilai rata-rata validitas sebesar 87,68% dengan kriteria valid. Hal ini ditinjau berdasarkan uji validitas handout yang mencakup kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan.

Dilihat dari kelayakan isi, handout ini dengan kriteria valid dengan nilai 86,93%.

Dimana pada handout ini telah disesuaikan dengan KTSP 2006 yang mencakup kesesuaian materi dengan SK dan KD yang akan dicapai siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 28) yang menyatakan bahwa dalam membuat suatu bahan ajar yang baik harus terdapat kompetensi yang akan dicapai siswa.

Dilihat dari aspek kebahasaan, handout ini dinyatakan valid dengan nilai rata- rata 87,50%. Hal ini menunjukan bahwa tata bahasa yang digunakan dalam handout telah sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang benar, baik dari segi keterbacaan, kejelasan informasi yang disampaikan, maupun susunan kalimat nya. Hal ini sesuai dengan pendapat Depdiknas (2008: 18) bahwa dalam menulis handout perlunya bahasa yang mudah menyangkut mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya hubungan antar kalimat, kalimat yang tidak terlalu panjang. Dengan demikian informasi pada materi pembelajaran yang disampaikan penulis dalam handout mudah dipahami oleh pembaca.

Hasil validitas handout juga ditinjau dari aspek penyajian yang dinyatakan sangat valid oleh validator dengan nilai rata-rata 89,84%.

Handout yang dikembangkan sudah memuat indikator pembelajaran yang jelas, tujuan pembelajaran yang jelas, urutan penyajian sesuai dengan indiakator, memuat pokok dan rincian materi yang lengkap serta ilustrasi gambar yang disajikan relevan dengan materi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Arif dan Napitupulu (1997 dalam Prastowo, 2011: 374) bahwa bahan ajar hendaklah sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan kebutuhan peserta didik, penyajiannya harus faktual, menggambarkan latar belakang dan suasana yang dihayati oleh peserta didik, mudah dan ekonomis penggunaannya, serta lingkungan

bahan ajar yang digunakan harus tepat sesuai dengan media yang digunakan.

Hasil validitas handout ditinjau dari komponen kegrafikan yaitu komponen yang berkaitan dengan tampilan pada handout, diperoleh nilai rata-rata 86,45% dengan kriteria valid. Hal ini menunjukan bahwa desain handout secara keseluruhan sudah baik dan menarik, baik dari segi jenis dan ukuran huruf, tata letak isi, tampilan cover, warna yang digunakan dan ilustrasi gambar. Gambar yang disajikan di dalam handout sesuai dengan materi, selain itu terdapat keterangan dan sumber gambar. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 100) bahwa dengan gambar informasi yang disampaikan dapat lebih jelas dipahami. Warna yang bervariasi pada tampilan telah disesuaikan berdasarkan warna kesukaan siswa.

Tulisan pada materi menggunakan Tempus Sans ITC yang memiliki karakteristik yang jelas dan model tulisan yang tidak berlebihan membuat font ini terlihat bagus. Hal ini ditunjukan agar tulisan menarik dan mudah dibaca. Menurut Depdiknas (2008: 18) yang menyatakan bahwa dalam bahan ajar perlu adanya kemudahan dibaca yang menyangkut keramahan terhadap mata (huruf yang digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca), urutan teks terstruktur dan mudah dibaca.

Dalam penyajian latihan pada handout, disetiap pertemuan terdapat permasalahan kontekstual dan esai. Permasalahan kontekstual membantu siswa menemukan makna dari pemahamannya dalam mengaitkan materi terhadap kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2011:222) Dalam pembelajaran kontekstual siswa didorong untuk mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya dan bagaimana mencapainya. Diharapkan mereka sadar bahwa yang mereka pelajari itu berguna bagi hidupnya. Sedangkan soal esai membantu siswa menjawab dengan pikirannya sendiri.

Secara keseluruhan handout dinyatakan valid oleh validator dengan nilai rata-rata 87,68%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa handout berbasis kontekstual pada materi kerusakan lingkungan yang dihasilkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran.

2. Praktikalitas Handout

a. Praktikalitas handout oleh guru Analisis hasil angket uji praktikalitas oleh guru diketahui bahwa handout berbasis 3

(6)

kontekstual pada materi kerusakan lingkungan memiliki kriteria sangat praktis dengan nilai rata-rata 89,27%. Hal ini menunjukan bahwa handout dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek kemudahan penggunaan, efektifitas waktu, dan manfaat.

Dari aspek kemudahan penggunaan, handout berbasis kontekstual di nyatakan sangat praktis oleh guru dengan nilai rata-rata 97,5%. Handout yang dikembangkan sudah dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Hal ini sesuai dengan Depdiknas (2008: 9) yaitu bahan ajar dapat memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Kemudahan penggunaan pada handout ini juga ditinjau dari ukuran handout. Pada item kelima dari aspek kemudahan penggunaan, menunjukan bahwa handout memiliki ukuran yang praktis dan mudah dibawa. Hal ini diketahui dengan terpilihnya poin setuju oleh guru pada item tersebut. Handout berbasis kontekstual ini dicetak dengan kertas HVS ukuran A4 dan dimodifikasi dengan desain yang menarik.

Ditinjau dari aspek efektifitas waktu pembelajaran, handout yang dihasilkan dinyatakan praktis oleh guru dengan nilai rata- rata 81,25%. Hal ini menunjukan bahwa dengan menggunakan handout berbasis kontekstual, waktu yang dibutuhkan guru dalam melaksanakan pembelajaran menjadi lebih efektif karena guru tidak perlu lagi mencatatkan ringkasan materi untuk siswa dipapan tulis saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Ballstaedt (dalam Depdiknas, 2008: 19) menyatakan salah satu fungsi handout guna membantu pendengar agar tidak perlu mencatat.

Sedangkan dilihat dari aspek manfaat, penggunaan handout berbasis kontekstual dalam pembelajaran dinyatakan sangat praktis oleh guru dengan nilai rata-rata 89,06 %.

Dengan menggunakan handout guru dapat membimbing siswa dalam belajar. Dengan demikian, penggunaan handout dapat mengurangi beban kerja guru untuk menjelaskan materi secara berulang-ulang kepada siswa, sehingga membuka kesempatan yang lebih baik kepada guru untuk memberi kan bimbingan individual kepada siswa. Hal ini sesuai dengan Depdiknas (2008: 9) yang

menyatakan bahwa salah satu tujuan penyusunan bahan ajar untuk memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

b. Praktikalitas handout oleh siswa Analisis hasil angket uji praktikalitas oleh 20 orang siswa SMP Negeri 2 Painan diketahui bahwa handout berbasis kontekstual memiliki kriteria sangat praktis dengan rata-rata 90,59% . Hal ini menunjukan bahwa handout sangat praktis untuk digunakan dalam pembelajaran dan dapat dijadikan sebagai pegangan bagi siswa untuk mendukung bahan ajar lainnya disamping penjelasan dari guru. Hal ini dipertegas oleh Prastowo (2011:81) bahwa salah satu tujuan penggunaan handout untuk mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari pendidik. Kepraktisan handout tersebut diukur dari beberapa aspek yaitu kemudahan penggunaan, manfaat dan efektifitas waktu pembelajaran.

Ditinjau dari aspek kemudahan penggunaan, handout dinyatakan sangat praktis oleh siswa dengan nilai rata-rata 90,25%. Hal tersebut didukung oleh respon positif siswa terhadap handout. Siswa menyatakan bahwa materi dalam handout ini jelas dan mudah dipahami. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 81) penyusunan handout dalam kegiatan pembelajaran memiliki beberapa manfaat diantaranya memudahkan peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa handout sangat praktis untuk digunakan oleh siswa karena telah dikembangkan dengan memperhatikan kemudahan penggunaan.

Ditinjau dari aspek efektifitas waktu pembelajaran, handout yang dihasilkan sangat praktis oleh siswa dengan nilai rata-rata 90,42%. Handout yang dikembangkan sudah dapat membantu siswa dalam proses belajar mengajar, menggantikan catatan, memudahkan siswa dalam memahami materi dan dapat membantu siswa belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga waktu pembelajaran lebih efektif. Hal ini sesuai dengan fungsi handout menurut ballstaedt dan steffen (dalam Prastowo, 2011: 80) yaitu membantu peserta didik agar tidak perlu mencatat, dan sebagai pendamping penjelasan pendidik dan sebagai bahan rujukan bagi peserta didik.

Ditinjau dari aspek manfaat, penggunaan handout berbasis kontekstual dinilai sangat praktis oleh siswa dengan nilai 91,09%. Hal ini menunjukan bahwa masing-masing item pada

(7)

aspek manfaat tersebut telah terpenuhi. Adanya penyajian tujuan pembelajaran, materi yang lengkap dan sistematis serta latihan pada handout dapat membantu siswa belajar mandiri.

Menurut Prastowo (2011: 17) mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Materi kontekstual dan permasalahan kontekstual yang terdapat pada handout dapat mendorong siswa dalam mengaitkan materi dengan kehidupan nyata sehingga siswa mampu dalam memahami materi tersebut. Sedangkan penggunaan gambar bewarna pada handout mampu menarik perhatian siswa untuk belajar, karena objek yang dilihat sesuai dengan bentuk aslinya. Hal ini dipertegas oleh Prastowo (2011:99) bahwa gambar yang mendukung dalam pembuatan handout dapat menambah daya tarik dan mengurangi kebosanan siswa dalam mempelajarinya.

Secara keseluruhan handout dinyatakan sangat praktis oleh guru dengan nilai rata-rata 89,27% dan juga dinyatakan sangat praktis oleh siswa dengan nilai rata-rata 90,59%. Hal ini menunjukan bahwa handout bermanfaat dan mudah digunakan serta dapat mengefektifkan waktu pembelajaran baik oleh guru maupun siswa. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penggunaan handout ini sangat praktis dalam pembelajaran.

Dari keseluruhan uji validiatas dan praktikalitas, dapat dinyatakan bahwa handout berbasis kontekstual yang dihasilkan sudah valid dan sangat praktis. Melalui handout berbasis kontekstual ini siswa dapat menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-harinya.

SIMPULAN dan SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengembangan handout berbasis kontekstual pada materi kerusakan lingkungan untuk siswa SMP yang dikembangkan telah valid dan sangat praktis. Saran untuk peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian ini pada tahap dissminate untuk menguji tingkat efektifitas dan bagi siswa dan guru diharapkan handout ini dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktrot Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif : Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Jogjakarta: Diva Press

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan yang dilakukan diperoleh 12 soal berbasis kontekstual pada materi sistem persamaan linier dua variabel untuk siswa SMP yang layak

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan handout pembelajaran embriologi berbasis kon- tekstual dapat disimpulkan bahwa: 1) Handout pembelajaran embriologi berbasis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil uji praktikalitas perangkat pembelajaran berbasis pendekatan kontekstual oleh pendidik adalah 95,48% dengan

Dengan demikian produk Handout elektronik menggunakan Flip PDF Professional pada materi kingdom plantae sebagai bahan ajar kelas X SMA/MA layak digunakan sebagai bahan ajar

adalah 84,83% (Sangat Baik). Untuk uji kepraktisan E-Modul yang dikembangkan. Dengan demikian E-Modul listrik statis berbasis kontekstual sudah dapat dikatakan valid,

Dari hasil analisis kelayakan yang dilakukan peneliti dalam penelitian pengembangan ini, bahwa modul kimia berbasis kontekstual pada materi asam basa dapat digunakan untuk

Simpulan dari penelitian pe- ngembangan ini adalah (1) dihasilkan multimedia interaktif materi elastisitas bahan dan Hukum Hooke berbasis pendekatan kontekstual yang

Handout Matematika Berbasis Budaya Lokal Menhir Pada Materi Dimensi Tiga Page v DIMENSI TIGA Unsur-unsur Dalam Dimensi Tiga Titik, Garis Dan Bidang Ruas Garis Dan Sinar Garis