Pengembangan Sistem Informasi Enterprise Resource Planning untuk PT. ABC dengan Metode Waterfall di PT. Hashmicro Solusi Indonesia
Hapshah Aulia Rizkyah1*, Dene Herwanto2
1,2Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang Indonesia
*Koresponden email: [email protected]
Diterima: 26 April 2023 Disetujui: 28 April 2023
Abstract
PT. Hashmicro Solusi Indonesia is a company that provides ERP solutions with the most complete range of software for various industries, which can be customized to meet the needs of every business. The company's ability to build a system that can be tailored to the needs of clients is the reason why PT.
Hashmicro Solusi Indonesia is trusted by more than 250 companies. In its implementation, information technology is always about providing information, integrating subsystems and systems, and supporting good governance. This continues to motivate the company to bring the benefits of ERP software to other industries with innovative solutions. This research uses the waterfall method, which is commonly used in application system development methodology. PT. ABC's sales can be enhanced by implementing an application designed using Python programming language and Odoo-based applications, which can simplify the promotion of their products and optimize their product sales. The Waterfall method used is very helpful and effective in optimizing project management.
Keywords: PT. Hashmicro, ERP, waterfall, system, information technology
Abstrak
PT. Hashmicro Solusi Indonesia merupakan perusahaan penyedia solusi ERP dengan rangkaian software terlengkap untuk berbagai jenis industri, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap bisnis.
Kemampuan perusahaan dalam membangun sebuah sistem yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien adalah alasan mengapa PT. Hashmicro Solusi Indonesia dipercaya oleh lebih dari 250 perusahaan. Dalam penerapannya teknologi informasi selalu tentang menyediakan informasi, mengintegrasikan subsistem dan sistem, dan mendukung tata kelola yang baik. Perusahaan tetap termotivasi untuk mengaplikasikan manfaat dari perangkat lunak ERP ke sektor industri lainnya melalui solusi inovatif. Pada penelitian ini memiliki metodologi penelitian menggunakan metode waterfall yang biasa digunakan dalam pengembangan sistem aplikasi. Penjualan PT. ABC melalui penggunaan bahasa pemrograman Phyton untuk merancang dan mengembangkan aplikasi, dapat dihasilkan suatu program yang dapat diimplementasikan dan berfungsi sesuai dengan tujuan yang diinginkan, aplikasi berbasis Odoo dapat mempermudah PT. ABC dalam mempromosikan produk yang mereka jual serta mengoptimalkan penjualan produk mereka dan juga metode waterfall yang digunakan ini sangat membantu dan efektif dalam mengoptimalkan pengelolaan proyek.
Kata Kunci: PT. Hashmicro, ERP, Waterfall, Sistem, Teknologi Informasi
1. Pendahuluan
Teknologi informasi dan komunikasi sedang berkembang dengan sangat cepat di banyak sektor, termasuk pendidikan, pariwisata, dan kesehatan. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, serta untuk tetap bersaing dengan perusahaan layanan publik dan industri lainnya.
Saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk selalu memperhatikan teknologinya sendiri secara menyeluruh agar dapat mengikuti perubahan dan mengintegrasikan sistem kerja perusahaan satu sama lain [1].
Peran sistem informasi dalam bisnis sangat penting karena ketersediaan sistem informasi membantu pelaku bisnis untuk mengimplementasikan proses bisnis yang ada secara lebih terencana, terkendali, terkoordinasi dan terintegrasi. Sistem informasi perusahaan diharapkan mampu mengendalikan proses bisnis yang sedang berlangsung, memitigasi gangguan yang dapat merugikan perusahaan, dan memfasilitasi keputusan penyelesaian tepat waktu serta meningkatkan produktivitas perusahaan dan meningkatkan produktivitas perusahaan [2] dan keberhasilan penguasaan akan ditentukan oleh teknologi informasi dan jaringan komputer suatu individu/lembaga atau industri dalam bersaing di era globalisasi [3].
Saat ini, teknologi informasi tidak hanya memiliki peran penting dalam dunia bisnis, tetapi juga dalam manajemen dan penguatan sumber daya lainnya di perusahaan. Teknologi informasi senantiasa membantu dalam menyediakan informasi, mengintegrasikan subsistem dan sistem, serta mengelola dengan baik. Oleh karena itu, untuk mencapai efisiensi yang optimal, proses bisnis dan teknologi informasi harus berjalan seiring sejalan sehingga teknologi informasi secara keseluruhan dapat menjadi bagian integral dari perusahaan [4]. Salah satu teknologi informasi yang telah dikembangkan secara khusus untuk membantu perusahaan adalah perencanaan sumber daya perusahaan atau ERP. Perusahaan kini dapat mengakses informasi yang lengkap, tepat waktu, akurat, dan konsisten yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang sejalan dengan rencana, misi, dan visi mereka, berkat kemajuan yang signifikan dalam penjualan dan manajemen sumber daya manusia [5]. Menurut Akbar dalam [6], Kemampuan sistem informasi tidak sendirian terbatas untuk memberikan informasi operasional tetapi juga dapat memulai perencanaan, manajemen bahan dan pelaporan kepada perusahaan. Dengan penerapan sistem informasi, keadaan ini dapat diatasi seperti Perencanaan Sumber Daya Perusahaan.
Menurut Hendarti dalam [7], Salah satu cara yang paling sering diterapkan oleh perusahaan untuk meningkatkan kualitas sistem informasinya adalah dengan mengadopsi sistem ERP di sektor korporasi.
Sistem ERP dianggap sebagai bagian dari infrastruktur perusahaan yang dapat memberikan manfaat besar bagi efisiensi proses bisnis perusahaan yang menggunakan sistem tersebut. Sistem perangkat lunak modular yang disebut Enterprise Resource Planning (ERP) dibuat dengan tujuan mengintegrasikan berbagai area aplikasi utama dalam proses bisnis suatu perusahaan menjadi satu sistem terintegrasi. ERP mencakup area keuangan, sumber daya manusia, pengadaan, distribusi, serta standar departemen lainnya. Dengan menggunakan ERP, perusahaan dapat menjaga kesederhanaan dan kohesivitas sistem yang digunakan [8].
ERP (Perencanaan Sumber Daya Perusahaan) klasifikasi, keuangan sumber daya manusia dan efisiensi operasional; Perangkat lunak rekayasa fungsional terintegrasi yang meningkatkan fleksibilitas dan profitabilitas bisnis [9]. Penggunaan sistem ERP bisa membantu menurunkan waktu dan biaya operasional secara menyeluruh dengan menyediakan informasi yang diperlukan untuk memudahkan pengambilan keputusan dan mengelola operasi perusahaan [10]. ERP memiliki beragam modul yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, mulai dari modul keuangan hingga modul distribusi. Dengan menggunakan ERP, semua sistem dalam perusahaan dapat terjaga dalam satu sistem yang terintegrasi dengan satu database. Hal ini memudahkan beberapa departemen dalam mengakses data yang berbeda- beda [11]. Apabila sukses dalam penerapan Enterprise Resource Planning (ERP), maka organisasi akan merasakan pengaruh dan keuntungan yang besar [12].
Dalam pengembangan sistem, sangat penting untuk memiliki sebuah metodologi atau pendekatan yang terstruktur dan terorganisir untuk mengarahkan proses pembuatan sistem dengan efektif. Pendekatan tersebut akan membantu dalam memastikan bahwa tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem berjalan dengan teratur dan sesuai dengan tujuan akhir yang diinginkan. Ada banyak metodologi yang digunakan dalam pengembangan sistem, namun salah satu yang paling umum digunakan adalah metode waterfall.
Metode ini melibatkan serangkaian tahapan yang dilakukan secara berurutan, dimulai dari analisis kebutuhan, perancangan, implementasi, pengujian, dan pemeliharaan sistem. Metode waterfall membutuhkan pendekatan yang berbeda secara sistematis dan berurutan di dalamnya pengembangan desain perangkat lunak dari pendekatan sistematis, analisis, desain, pengembangan, pengujian, implementasi dan rilis, serta pemeliharaan. Sebuah model dapat dieksekusi jika fase-fase ini selesai, kemudian hanya dapat dieksekusi pada fase berikutnya. sehingga proses tidak dapat dilanjutkan kecuali proses sebelumnya telah selesai. Kemudian disebut waterfall karena bentuknya seperti air terjun yang mengalir ke segala arah [13].
Dengan demikian, fase desain harus menunggu selesainya fase sebelumnya, fase persyaratan. Metode waterfall biasa digunakan dalam pengembangan sistem aplikasi karena lebih menitik beratkan pada setiap fase sehingga pengembangan aplikasi dilakukan secara maksimal karena tidak diperlukan kerja paralel yang terintegrasi [14].
PT. Hashmicro Solusi Indonesia ialah sebuah perusahaan yang menawarkan solusi ERP dengan sejumlah perangkat lunak yang lengkap untuk berbagai jenis industri. Perangkat lunak tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap bisnis. Sebagai penyedia solusi ERP terbaik, PT. Hashmicro Solusi Indonesia menyadari bahwa efisiensi dan produktivitas sangatlah penting. Mereka menawarkan solusi otomatis yang membantu dalam kegiatan operasional bisnis untuk memaksimalkan potensi perusahaan dan bersaing di pasar global. Pada tahun 2015, perusahaan ini membangun sebuah sistem berbasis cloud yang mengotomatiskan proses operasi bisnis secara keseluruhan.
Salah satu perusahaan yang saat ini menjadi klien atau customer PT. Hashmicro Solusi Indonesia adalah PT. ABC yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penjualan perlengkapan salon.
mengelola satu persatu pesanan yang masuk dan memprosesnya secara manual. Maka dari itu, PT. ABC membutuhkan suatu sistem informasi inventory management untuk membantu mengelola proses penjualan produk mereka.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran serta menjelaskan bagaimana implementasi produk Enterprise Resource Planning (ERP) yang dibuat oleh PT. Hashmicro Solusi Indonesia untuk membantu mengoptimalkan pengelolaan produk yang diproduksi oleh PT ABC.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Hashmicro Solusi Indonesia yang berlokasi di Neo Soho Podomoro City Unit 37.09-37.10, Jalan Letjen S.Parman Kav. 28 RT 3/RW 5, Tanjung Duren Selatan, Grogol Petamburan Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta 11470 pada sistem informasi Enterprise Resource Planning selama bulan Maret sampai Juni 2022. Pada penelitian ini memiliki metodologi penelitian yang menjelaskan suatu tahap penelitian yang dilakukan guna mencapai tujuan dari penelitian. Adapun metode penelitiannya digambarkan pada Gambar 1 berikut ini :
.
Gambar 1. Alur Penelitian.
a. Mulai, dimulainya proses penelitian
b. Identifikasi Masalah, Perumusan dan pemecahan masalah ini diperoleh dari studi literatur dan studi lapangan yang dilakukan pada topik penelitian.
c. Pengumpulan Data, Tahap pengumpulan data dibagi menjadi dua yaitu data primer yang diperoleh melalui observasi langsung dan data sekunder yang berasal dari perusahaan.
d. Analisis Kebutuhan, Pada tahap ini dilakukan dengan menganalisis kebutuhan pengguna, perangkat lunak yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem, dan kebutuhan lainnya untuk pembuatan basis data [15].
e. Perancangan dan Implementasi, Tahapan ini dilakukan dengan implementasi perangkat serial atau unit perangkat lunak [16]. Melakukan perancangan dan menerapkan desain sistem melalui desain awal menggunakan metode waterfall.
f. Pengujian Sistem, Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa input akan berjalan dengan proses yang tepat dan menghasilkan output sesuai dengan rencana yang dibuat
g. Dokumentasi, Untuk mendukung penelitian, diperlukan data dan informasi yang berupa laporan dan informasi dalam bentuk buku, arsip, tulisan, angka, dan gambar.
h. Selesai, penelitian telah selesai dilakukan.
3. Hasil dan Pembahasan
Berikut merupakan uraian hasil dan pembahasan yang diperoleh di PT. Haschimicro Indonesia berdasarkan data lapangan yang ada.
Perancangan Sistem
Dalam pembuatan aplikasi ini, digunakan metode System Development Life Cycle (SDLC) yang merupakan serangkaian proses dalam membangun sistem informasi melalui beberapa tahap. Meskipun terdapat beberapa model SDLC yang tersedia, namun pada perancangan sistem ini, dipilih model SDLC waterfall yang paling terkenal dan sering digunakan. Tahapannya meliputi studi kelayakan, penentuan alokasi waktu, penentuan cakupan (scope), pengumpulan data, perancangan sistem, serta perancangan input dan output.
Implementasi
Pada tahap ini, model yang telah dibuat pada tahap sebelumnya akan dirancang ke dalam bentuk perangkat lunak. Salah satu contohnya adalah sistem informasi manajemen dan inventori menggunakan metode Enterprise Resource Planning dengan Web Server Odoo 10. Tahap ini biasanya berlangsung mulai dari tahap pengembangan hingga pelatihan, dimana pengembangan akan dilakukan secara bersamaan dengan perbaikan kesalahan atau bug fixing pada saat UAT atau pelatihan hingga sistem dapat diimplementasikan dengan sukses.
Data Flow Diagram Level 0
Data Flow Diagram (DFD) merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk merepresentasikan visualisasi aliran data dan proses dalam sebuah sistem, baik sistem yang sudah ada maupun sistem yang akan dibangun di masa depan. DFD seringkali dijadikan sebagai alat bantu dalam mendefinisikan fungsi- fungsi utama dari sistem tersebut, serta memudahkan dalam pemahaman mengenai cara kerja sistem secara keseluruhan. Dalam menggambarkan DFD, tidak terlalu memperhatikan lingkungan fisik di mana data disimpan, namun lebih fokus pada proses transformasi data dari input ke output. Dengan menggunakan DFD, kita dapat memvisualisasikan bagaimana data mengalir dan diolah melalui berbagai proses hingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan.
Gambar 2. Data Flow Diagram (DFD) Project PT. ABC Sumber : PT. Hashmicro Solusi Indonesia, 2022
Seperti pada Gambar 2 di atas, Pada suatu tahapan tertentu, sistem melakukan serangkaian tindakan yang terdiri dari tiga proses utama dalam rangka menjalankan fungsinya secara efektif. Tindakan tersebut meliputi pemeriksaan barang, proses transaksi penjualan, serta proses pembuatan laporan yang semuanya berperan penting dalam menjaga kinerja sistem agar berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang diinginkan. Proses pengecekan barang dilakukan terlebih dahulu dengan tujuan memastikan bahwa barang yang tersedia di dalam sistem memenuhi kriteria kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan oleh konsumen.
Dalam proses ini, sistem akan mengumpulkan informasi data barang yang diperlukan untuk keperluan penjualan selanjutnya. Setelah proses pengecekan barang selesai dilakukan, pembeli dapat melakukan pembelian barang dengan lebih mudah. Sistem akan memberikan berbagai jenis informasi yang diperlukan oleh pelanggan, seperti rincian harga barang, ketersediaan barang di stok, dan juga dokumen pembayaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan transaksi. Dengan adanya sistem ini, pelanggan dapat dengan mudah
mengakses data-data tersebut tanpa harus menanyakan langsung pada penjual atau pihak terkait lainnya.
Hal ini dapat mempermudah proses transaksi dan meminimalisir kesalahan informasi yang dapat terjadi jika dilakukan secara manual. Setelah transaksi penjualan selesai dilakukan, data tersebut akan disimpan ke dalam sistem penyimpanan barang untuk memudahkan pengolahan data selanjutnya.
Proses selanjutnya adalah pembuatan laporan yang dilakukan oleh sistem. Saat membuat laporan, sistem akan mengumpulkan data tentang barang dan stok barang yang disimpan dalam gudang. Data tersebut akan diproses dan digunakan untuk menghasilkan laporan tentang jumlah stok barang yang akan diserahkan kepada pemilik. Laporan ini berguna untuk memastikan bahwa persediaan barang di dalam sistem selalu terjaga dan dapat di update secara berkala. Selain itu, sistem juga akan melakukan pembuatan laporan transaksi penjualan. Dalam proses ini, sistem akan mengambil data transaksi penjualan yang tersimpan di dalam sistem penyimpanan transaksi. Data tersebut kemudian diolah dan menghasilkan laporan keuangan yang berisi informasi mengenai keuangan perusahaan. Laporan ini sangat penting dalam mengukur kinerja dan performa perusahaan serta dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan selanjutnya.
Context Diagram
Diagram konteks adalah sebuah gambaran grafis yang digunakan dengan tujuan untuk menggambarkan seluruh bagian yang terkait dalam sebuah sistem, serta bagaimana setiap bagian tersebut berkontribusi dalam menghasilkan laporan atau output. Dalam diagram ini, diperlihatkan bagaimana setiap komponen dalam sistem berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan akhirnya. Selain itu, diagram ini juga bertujuan agar dapat menunjukkan masukan yang diperlukan oleh sistem dan keluaran yang dihasilkan oleh sistem, diperlukan., sehingga dapat membantu pengguna dalam memahami bagaimana sistem tersebut beroperasi secara keseluruhan. Dalam hal ini, diagram konteks dapat membantu memperjelas fungsi dan interaksi antar bagian dalam sebuah sistem secara keseluruhan.
Gambar 2. Diagram Konteks Project PT. ABC Sumber : PT. Hashmicro Solusi Indonesia, 2022
Pada Gambar 2 di atas, terdapat ilustrasi yang menjelaskan bahwa konsumen memberikan informasi atau data terkait dengan transaksi penjualan produk. Informasi yang diberikan meliputi informasi konsumen, informasi pemesanan, dan informasi pembayaran yang telah dilakukan oleh konsumen. Agar dapat memperoleh informasi konsumen, konsumen harus melakukan proses registrasi atau login, dan setelah itu informasi yang diberikan akan dikonfirmasi dan disetujui oleh admin. Dengan menggunakan data yang diberikan oleh konsumen, user dapat memperoleh informasi tentang pesanan produk yang dilakukan oleh konsumen melalui form pemesanan.
Setelah menerima data tersebut, admin akan melakukan konfirmasi terhadap pesanan dan pembayaran yang dilakukan oleh konsumen, setelah itu, data akan dimasukkan ke dalam sistem informasi penjualan yang nantinya admin akan menggunakan ini sebagai pedoman untuk mengatur laporan tentang produk, pesanan, dan penjualan, yang akan disajikan kepada pemilik bisnis..
Mulai dari tahap masuknya request Project PT. ABC lalu tahap selanjutnya masuk ke tim Project, Projek PT. ABC ini termasuk Project lama karena mereka selalu lama pada timeline, dengan urutan sebagai berikut:
Sistem Informasi PT. ABC
a. Assignment
Disini dari tim Business Development akan memberikan SBD PT. ABC kepada Head of Project dan di- assign ke tim Project
b. Kick Off PT. ABC
Pada tahap ini tim project yang sudah di-assign ke Project PT. ABC akan melakukan Kick Off dengan PT. ABC. Disini segala kebutuhan dan fitur-fitur serta perkenalan awal dilakukan agar terlebih dahulu kita mengenal perusahaan ini maunya seperti apa, ingin solusi bagaimana. Kick Off Project PT. ABC ini dilakukan pada tanggal 12 Maret 2020.
c. Requirement Gathering (RG) PT. ABC
Pada tahap ini semua kebutuhan PT. ABC dikumpulkan, dibahas dan dibuat scope-nya, supaya bisa benar-benar menjadi sebuah sistem yang optimal. RG dapat dilakukan berulang kali dengan catatan masih sesuai dengan timeline yang telah ditetapkan bersama sebelumnya. Agar saat di-next untuk tahap selanjutnya tidak terjadi miskomunikasi.
d. FRD (Functional Requirement Document) Creation and Sign Off PT. ABC
Pada tahap ini, setelah dilakukan RG maka akan dibuat sebuah dokumen bernama FRD yang isinya fitur, kebutuhan, scope yang nantinya akan di-development ke sistem yang akan digunakan. Dalam pembuatan FRD sebelumnya telah dilakukan Gap Analysis terlebih dahulu dengan Business Analyst dan setelah benar-benar rampung akan dikirim ke client dan client dapat memberikan review serta feedback terlebih dahulu sebelum di-sign-off atau ditandatangan, setelah FRD ditandatangan maka isinya tidak dapat diubah kecuali jika ada permintaan fitur di luar FRD akan masuk kategori CR atau Change Request. FRD modul inventory management di-sign off pada tanggal 15 Oktober 2020.
e. Development PT. ABC
Tahap ini dapat dimulai jika FRD dokumen sudah di-sign, Project PT. ABC mulai development dari bulan Oktober 2020. Development nantinya akan dimulai dari pembuatan dev task oleh consultant setelah itu diberikan kepada developer dan mulai dikerjakan. Saat ini timeline Bug Fixing setelah development sampai dengan tanggal 8 April 2022.
f. UAT PT. ABC
User Acceptance Testing (UAT) dilakukan dengan cara user menguji apakah sistem yang sudah selesai di-develop dapat digunakan, jika masih ada issue maka akan paralel diperbaiki. UAT pertama PT. ABC dilakukan pada tanggal 18 – 29 April 2022. UAT kedua dilakukan pada tanggal 6 – 13 Juni 2022.
g. Training PT. ABC
Training dilakukan untuk lebih memahami sistem yang nantinya akan dipakai atau akan di-live kan.
Frekuensi training sesuai dengan kesepakatan yang ada pada SBD. Plan training Project PT. ABC dilakukan pada tanggal 20 – 24 Juni 2022.
h. Go-Live PT. ABC
Sistem benar-benar akan dipakai oleh client dan kemungkinan besar sudah siap digunakan pada tahapan ini. Plan Go- Live Project PT. ABC adalah tanggal 4 Juli 2022.
i. Support PT. ABC
Support adalah seperti perawatan after sistem tersebut benar benar digunakan oleh klien, biasanya support akan berlaku kurang lebih selama setahun sejak tanggal Go-Live ditetapkan serta di-sign-off.
Nantinya Project PT. ABC ini akan dipindah tangankan atau di-hand-over ke tim support.
Kebutuhan Sistem
Sistem informasi manajemen dan inventori pada PT. ABC dapat dijalankan pada sebuah perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) dengan spesifikasi sebagai berikut:
(1) Processor AMD A10 Quad – Core, RAM 4GB, Harddisk 500GB, VGA 1GB, Mouse, Printer.
(2) Web Server: Odoo 10 for windows, Sistem Operasi: Windows 8 64 bit, Install python 2.7 setting windows PATH untuk python, install JAVA 7 atau 8.
Perbedaan Sistem Lama dan Baru
Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyajikan perbedaan antara sistem lama dan baru dalam Tabel 1 yang tertera di bawah ini.
Tabel 1. Perbedaan Sistem Lama dan Baru
Sistem Lama Sistem Baru
Calon pembeli perlu mengunjungi toko Tidak diperlukan kehadiran pembeli di toko, hanya dengan membuka website PT.
ABC sudah cukup Karyawan toko memberikan informasi
mengenai produk yang diinginkan oleh pembeli.
Segala rincian mengenai produk tersebut telah tercantum secara menyeluruh di situs web.
Karyawan toko perlu dikonfirmasi oleh pembeli terkait harga produk yang dikehendaki.
Jika Anda mengklik tombol "tambahkan ke keranjang" dan melanjutkan ke halaman
"checkout", maka Anda dapat memesan produk yang ingin dibeli.
Pada saat transaksi, pembeli membayar langsung dengan menggunakan uang tunai di tempat yang sama.
Proses pembelian dilakukan dengan pembeli melakukan transfer dan mengirimkan bukti pembayaran melalui website.
Sumber : PT. Hashmicro Solusi Indonesia, 2022
Dari informasi yang disajikan pada Tabel 1, terlihat bahwa sistem yang digunakan sebelumnya dalam memberikan informasi produk kepada pembeli masih bersifat konvensional, di mana pembeli harus datang langsung ke toko untuk mengetahui informasi tersebut. Namun, dengan adanya sistem baru, terjadi peningkatan dalam pelayanan pembelian di mana pembeli dapat dengan mudah mengakses informasi produk melalui website kapan saja yang diinginkan dan dapat melakukan transaksi secara langsung tanpa harus datang ke toko. Dengan adanya sistem baru ini, diharapkan dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pembeli dalam melakukan pembelian produk secara online.
4. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis terhadap sistem informasi Inventarisasi dan Manajemen yang digunakan oleh PT. ABC, peneliti memberikan bantuan pada pengelola agar tidak perlu lagi menggunakan metode manual dalam mencatat produk dan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan data dengan menerapkan sistem ERP dari PT. Hashmicro Solusi Indonesia. Penjualan PT. ABC dengan mengimplementasikan aplikasi yang dirancang menggunakan bahasa pemrograman Python, aplikasi berbasis Odoo dapat mempermudah PT. ABC dalam mempromosikan produk yang mereka jual serta mengoptimalkan penjualan produk mereka. Terakhir, metode waterfall yang digunakan dalam pengimplementasian Sistem ERP di PT. ABC ini sangat membantu dan efektif dalam mengoptimalkan pengelolaan project.
5. Referensi
[1] S. L. Z. Lewoema and P. T. Prasetyaningrum, “Implementasi Enterprise Resource Planning Untuk,”
J. Comput. Sci. Technol. e-ISSN 2808-9677, p-ISSN 2809-1140, vol. 2, no. 2, pp. 1–8, 2022, [Online]. Available: https://journal.unwidha.ac.id/index.php/jcstech/article/view/3/36
[2] N. Halimahturrafiah, “‘Peran Sistem Informasi Manajemen Dalam Perusahaan,’” vol. 16, 2019, doi:
10.31227/osf.io/5ef7a.
[3] Y. Fadhillah S, J. Waterkamp, B. Bachry, P. T. S. Antjol, and B. Bachry, “Pengembangan sistem informasi jaringan berbasis Enterprise Resource Planning (ERP),” J. Sist. Inf., vol. 12, no. 1, p. 17, 2016.
[4] Yogeswara,“Analisis dan Rancang Bangun Sistem Informasi Hotel Terintegrasi yang Selaras dengan Rencana Strategis Teknologi Informasi,” (Doctoral dissertation, UAJY). 2013.
[5] Nst, “Implementasi Sistem Informasi Persediaan Bahan Baku Produksi Berbasis Sistem Erp Pada Pt.Xyz.,” nfoSys J., vol. 4, pp. 1–12, 2016.
[6] F. Purwaningtias and C. Mukmin, “Pemodelan Enterprise Resource Planning Menggunakan Odoo Pada Z-Tech Komputer,” Klik - Kumpul. J. Ilmu Komput., vol. 6, no. 3, p. 275, 2019, doi:
10.20527/klik.v6i3.259.
[7] R. Akbar and J. Juliastrioza, “Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) untuk Sistem Informasi Pembelian, Persedian dan Penjualan Barang pada Toko EMI GROSIR dan ECERAN,” J.
Nas. Teknol. dan Sist. Inf., vol. 1, no. 1, pp. 7–17, 2015, doi: 10.25077/teknosi.v1i1.2015.7.
[8] Antoni, D., Herdiansyah, M. I., Akbar, M., & Sumitro, A., “Pengembangan Infrastruktur Jaringan Untuk Meningkatkan Pelayanan Publik di Kota Palembang,” J. Media Inform. Budidarma, vol. 5, pp. 1652–1659, 2021.
[9] Antoni & Akbar, “E-supply chain management value concept for the palm oil industry,” J. Sist. Inf., vol. 15, pp. 15–29, 2019.
[10] Abu-Shanab, E., Abu-Shehab, R. and M. Khairallah, “Critical success factors for ERP implementation: The case of Jordan.,” Int. Arab J. e-Technology, vol. 4, pp. 1–7, 2015.
[11] R. AlHadi and S. Galih, “Penerapan Modul Enterprise Resource Planning dan Supply Chain Management pada Proses Bisnis,” Semin. Nas. Inform. dan Apl., no. September, pp. 23–26, 2017,
[Online]. Available:
http://repository.unjani.ac.id/index.php?p=show_detail%5C&id=545%5C&keywords=
[12] A. R. Putra and S. Fiolyta, “Pengaruh Penerapan Enterprise Resource Planning Terhadap Kinerja Supply Chain Management,” J. Ilm. Manaj. dan Bisnis, vol. 19, no. 2, pp. 97–109, 2019, doi:
10.30596/jmanbis.v19i2.2090.
[13] Dora, Sujit Kumar, and Pushkar Dubey. "Software development life cycle (SDLC) analytical comparison and survey on traditional and agile methodology." Natl. Mon. Ref. J. Res. Sci. Technol 2.8 (2013): 22-30.
[14] D. Dharmawan, W. S., Purwaningtias, D., & Risdiansyah, “Penerapan Metode SDLC Waterfall Dalam Perancangan Sistem Informasi Administrasi Keuangan Berbasis Desktop,” J. Khatulistiwa Inform., vol. 6, no. 2, pp. 159–167, 2018.
[15] R. Hidayat, A. Satriansyah, and M. S. Nurhayati, “Penggunaan Metode Waterfall untuk Rancangan Bangun Aplikasi Penyewaan Lapangan Olahraga,” BIOS J. Teknol. Inf. dan Rekayasa Komput., vol. 3, no. 1, pp. 9–16, 2022, doi: 10.37148/bios.v3i1.35.
[16] M. G. Langgawan Putra, “Sistem Informasi Persedian Stok Bahan Baku Toko Kopi Dengan Menggunakan Metode Waterfall,” Al-Ulum J. Sains Dan Teknol., vol. 7, no. 1, pp. 1–8, 2022, doi:
10.31602/ajst.v7i1.4190.