• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan instrumen penilaian untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan instrumen penilaian untuk"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam proses pembelajaran, siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis agar siswa dapat memecahkan masalah dengan baik. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa di SMPN 8 Kota Bengkulu masih dikategorikan rendah.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan suatu instrumen penilaian yang mengukur berpikir kritis siswa, sehingga dilakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan instrumen penilaian berpikir kritis siswa pada materi bertekanan zat untuk SMA”.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Instrumen asesmen berpikir kritis yang dikembangkan dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam melakukan asesmen untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu juga dapat dijadikan acuan bagi guru dalam menyusun instrumen penilaian penilaian pembelajaran IPA dengan materi lainnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Pustaka

  • Konsep Instrumen Penilaian
  • Berpikir Kritis
  • Materi Tekanan Zat

Dengan instrumen penilaian yang dirancang dengan baik dan sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir, maka kemampuan berpikir siswa khususnya berpikir kritis dapat ditingkatkan.9. 9Fika., N., A & Ningsih., S, “Pengembangan Instrumen Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Asam Basa”, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 17 Anggi Hermawan, “Pengembangan Instrumen Penilaian Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Tematik Kelas IV Sekolah Dasar di Kecamatan Tumijajar”, ​​(Disertasi PhD Universitas Lampung, 2018), hal.

18 Anggi Hermawan, “Pengembangan Instrumen Asesmen Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Se-Kecamatan Tumijajar”, ​​(Disertasi Doktor Universitas Lampung, 2018), hal. 35. 21Anggi., H., S., L & Caswita., C, “Pengembangan Instrumen Penilaian Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Tematik Kelas IV SD di Kecamatan Tumijajar”, ​​Jurnal Pedagogi, 7(1). 24Anggi Hermawan, “PERKEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERPIKIR KRITIS PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SEKOLAH KABUPATEN TUMIJAJAR”, Jurnal Informasi Kimia dan Pemodelan, Vol.

26Birrian., R., U., W., dkk, “Pengembangan Instrumen Penilaian Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Kimia Menggunakan Pendekatan SETS (Science, Environment, Technology and Society),” Chemistry in Education, Vol.Kritis Siswa Kemampuan berpikir harus diukur dengan alat ukur tes yang sesuai dengan tujuan dan fungsi instrumen tersebut.

Penelitian yang Relevan

Keunggulan Robik Birian Wijaya adalah pengembangan instrumen asesmen berpikir kritis dalam pembelajaran kimia dengan pendekatan crowdsourced. Hartanto, 2020 dengan penelitian berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas 5 SD Pada Pembelajaran Tematik”. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ketersediaan instrumen penilaian untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD masih terbatas sehingga perlu dikembangkan.

Perbedaannya terletak pada materi yang digunakan, penelitian yang dilakukan Hartanto menggunakan pembelajaran tematik sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan pembelajaran ilmiah tentang tekanan zat.

Kerangka Berpikir

Pengembangan instrumen penilaian berpikir kritis pada materi stres narkoba pada siswa sekolah menengah Instrumen diperlukan.

METODE PENELITIAN

  • Metode Penelitian
  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Prosedur Penelitian dan Pengembangan
  • Jenis Data
  • Instrumen Pengumpulan Data
  • Teknik Pengumpulan Data
    • Angket Kelayakan Instrumen Penilaian Berpikir Kritis
    • Angket Kepraktisan Instrumen Penilaian Berpikir Kritis
  • Teknik Analisis Data
    • Teknik Kelayakan Validasi Instrumen Penilaian
    • Teknik Kepraktisan Respon Guru Dan Peserta Didik
    • Teknik Analisis Keefektifan
    • Instrumen Tes Berpikir Kritis

Dimana untuk mengetahui semua yang dapat digunakan untuk mendukung pengembangan instrumen penilaian berpikir kritis siswa menggunakan materi cetak kain untuk kelas VIII SMP. Angket ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap instrumen asesmen berpikir kritis stres substansi. Setelah diperoleh analisis kebutuhan dan sumber daya yang diperoleh secara lengkap, langkah selanjutnya adalah mengembangkan instrumen penilaian berpikir kritis materi stress narkoba pada siswa sekolah menengah. satu.

Sebelum membuat kisi-kisi soal, hal yang perlu dilakukan adalah menentukan bahan cetakan sebagai acuan alat asesmen berpikir kritis. Selanjutnya menganalisis KD dan AI pada Kurikulum 2013 yang bertujuan untuk mengetahui keluasan materi cetak kain sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan alat asesmen berpikir kritis. Hasil review merupakan produk akhir dari alat asesmen berpikir kritis pada materi stres substansi.

Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen asesmen berpikir kritis sebanyak 20 soal diperoleh nilai koefisien reliabel (r gt; rtabel = 0,361 yang berarti nilai koefisien reliabel (r11) sebesar 0,70 dengan interpretasi tinggi. instrumen asesmen berpikir kritis dalam pembelajaran kimia dengan pendekatan SETS (Science, Environment, Technology and Society).

Tabel 3.1 Instrumen Pengambilan Data
Tabel 3.1 Instrumen Pengambilan Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengembangan

  • Potensi dan Masalah
  • Pengumpulan Informasi
  • Pengembangan Produk Awal
  • Validasi Ahli
  • Revisi Ahli
  • Uji Coba Produk
  • Revisi Produk
  • Produk Akhir

Hasil penelitian pengembangan instrumen penilaian kemampuan berpikir kritis pada materi stres siswa SMA. Pengumpulan informasi dapat berupa penelitian yang mendukung penelitian alat asesmen untuk mengukur keterampilan berpikir kritis terkait tekanan sumber daya dengan membaca jurnal alat asesmen berpikir kritis dan buku pendukung lainnya. Berdasarkan gambar di atas, petunjuk mengerjakan soal digunakan untuk memudahkan siswa dalam mengerjakan soal berpikir kritis.

Hasil validasi awal produk diperoleh dari data yang diperoleh dari penguji ahli yang terdiri dari 1 orang instruktur instrumen penilaian, 1 orang instruktur ahli materi, dan 1 orang instruktur bahasa mengenai kelayakan instrumen penilaian berpikir kritis pada materi tekanan zat. Saran yang diperoleh dari instrumen angket digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan lebih lanjut terhadap instrumen asesmen materi tekanan berpikir kritis. Hasil eksperimen kecil diperoleh dari respon siswa terhadap produk yang dikembangkan dengan mengerjakan soal-soal instrumen asesmen berpikir kritis dan mengisi angket.

Produk telah teruji kesesuaian dan kegunaannya, sehingga produk instrumen asesmen berpikir kritis bahan print kain sangat cocok digunakan sebagai pedoman evaluasi yang dapat membantu mengukur kemampuan berpikir kritis siswa SMP kelas VIII. Produk akhir instrumen asesmen alat ukur kemampuan berpikir kritis terkait stres narkoba pada siswa sekolah menengah ini layak digunakan di sekolah dan sebagai pedoman bagi guru dalam mengevaluasi siswa.

Gambar 4.2 Petunjuk Pengerjaan Soal
Gambar 4.2 Petunjuk Pengerjaan Soal

Pembahasan Hasil dan Pengembangan

  • Pembahasan Hasil Pengembangan Instrumen Penilaian
  • Pembahasan Hasil Kelayakan Instrumen Penilaian Berpikir Kritis

Instrumen evaluasi ini menggunakan indikator berpikir kritis menurut Facione yang terdiri dari 6 indikator yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, kesimpulan, penjelasan dan penguatan diri. Instrumen penilaian yang dikembangkan hanya menggunakan 4 indikator, karena ada beberapa indikator yang mudah diukur dari jawaban siswa dalam suatu tes. 53Sabrina Hayatun N., dkk, “Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Berbasis Kurikulum 2013 pada Pengajaran Kimia SMA”, Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol.

Format tes pada instrumen penilaian yang dikembangkan adalah berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal, dimana metode perhitungan skornya mempunyai nilai 1 (jika memberikan jawaban benar) dan 0 (jika memberikan jawaban salah). Validasi alat penilaian dilakukan oleh 1 orang guru ahli yaitu Nurlia Latifah, M.Pd, dengan hasil validasi pada aspek kisi-kisi soal sebesar 80%, butir soal sebesar 86%, rubrik penilaian dan kunci jawaban sebesar 100%, dan rata-rata - Rata-rata aspek secara keseluruhan adalah 88,6% yang dikategorikan sangat layak. Berdasarkan hasil validasi dan tanggapan guru terhadap instrumen asesmen yang dikembangkan, dapat disimpulkan bahwa produk instrumen asesmen alat ukur kemampuan berpikir kritis dikategorikan sangat layak dan dapat diujicobakan dalam praktik.

Setelah dilakukan validasi oleh ahli, produk yang akan dikembangkan ternyata tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan, sehingga instrumen penilaian produk mengalami revisi produk. Pembahasan hasil kelayakan Instrumen Asesmen Berpikir Kritis Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan validitas dengan program Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan validitas dengan program SPSS 26 diperoleh hasil dari 20 soal yang dinyatakan sebanyak 15 soal valid termasuk nomor item dan 5 soal dinyatakan tidak valid dengan nomor item dan 20.

Temuan Lapangan

  • Kelebihan Produk Instrumen Penilaian
  • Kelemahan Produk Instrumen Penilaian

Menurut guru IPA SMP Ibu Eka Hasnaini, S.Pd, Bio, kelemahan produk instrumen penilaian adalah rumitnya perancangan pedoman berpikir kritis dan memakan waktu yang cukup lama. Berdasarkan hasil kelayakan instrumen asesmen alat ukur berpikir kritis materi cetak siswa SMP dinyatakan sangat layak digunakan, dengan validasi ahli instrumen asesmen sebesar 88,6%, validasi materi sebesar 83,8%, dan validasi bahasa. validasi sebesar 94,4% dimana secara umum kategori sangat layak. Berdasarkan hasil kepraktisan instrumen penilaian pengukuran berpikir kritis pada materi cetak kain dinyatakan praktis dari aspek kesesuaian materi dengan KI, KD, Indikator dan tujuan pembelajaran sebesar 80% dengan kategori mungkin. , dan aspek kesesuaian instrumen penilaian dengan indikator berpikir kritis sebesar 89% berada pada kategori sangat layak.

Berdasarkan hasil keefektifan instrumen penilaian pengukuran berpikir kritis pada materi tekanan materi cukup efektif, yang dilakukan terhadap 40 orang siswa, ditemukan ada beberapa siswa yang belum memenuhi kriteria. standar kesempurnaan yang disebabkan oleh perbedaan pola respon siswa. Guru dapat menggunakan instrumen penilaian berpikir kritis sebagai alternatif alat penilaian berbasis tes yang dikembangkan untuk latihan soal bagi siswa. Para pendidik dan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan alat penilaian berupa instrumen penilaian berpikir kritis berbasis STEM dengan materi yang lebih luas.

“Efektivitas Alat Asesmen Model Creative Problem Solving dalam Pembelajaran Fisika terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”. Pengembangan Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis Konsep Fungsi,” (Skripsi Sarjana, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan Gambar 4.9, guru menjelaskan bahwa alat penilaian yang dikembangkan baik untuk siswa SMA karena dapat membuat pola berpikir siswa menjadi lebih kritis. Instrumen penilaian dianalisis menggunakan software SPSS Statistics 26 yang secara otomatis memberikan nilai validitas, reliabilitas, kesukaran dan pembedaan. Terdapat 5 soal pada alat penilaian yang tidak valid karena soal tersebut menunjukkan nilai rhitung < rtabel dengan nilai rtabel sebesar 0,361.

Setelah melakukan uji validitas, instrumen penilaian penelitian juga melakukan uji reliabilitas yang bertujuan untuk mengetahui reliabel atau tidaknya suatu item pertanyaan. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen soal berpikir kritis yang berjumlah 20 soal diberi nilai r11 = 0,740 dengan rtabel = 0,361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen asesmen berpikir kritis reliabel karena r11 0,70 pada interpretasi tinggi. Uji daya diskriminatif dilakukan terhadap instrumen soal berpikir kritis pada penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui item mana yang memiliki peringkat daya diskriminatif sangat buruk, kurang baik, cukup baik, baik dan sangat baik.

Sabrina H (2017), alat penilaian yang baik berisi soal-soal yang menguji secara akurat apakah siswa memahami dan menerapkan konsep pembelajaran, disertai dengan sikap seperti ilmuwan.53. Alat penilaian yang dikembangkan mengacu pada kompetensi dasar yaitu 3.8 menjelaskan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari meliputi tekanan darah, osmosis dan kapilaritas jaringan transpor pada tumbuhan dan 4.8 penyajian data percobaan untuk memperkirakan tekanan zat cair pada penyelidikan kedalaman tertentu, daya apung, dan kapilaritas, misalnya pada batang tanaman. Respon guru dilakukan oleh 1 orang guru mata pelajaran IPA yaitu Eka Hasnaini, S.Pd Bio dengan hasil pada aspek kesesuaian materi dengan AI, KD, indikator dan tujuan pembelajaran sebesar 80% dengan kategori sesuai , dan kesesuaian instrumen penilaian dengan indikator berpikir kritis sebesar 89%.

Beberapa saran perbaikan yang diberikan oleh validator antara lain kesalahan dalam pembuatan soal pada nomor 2 dan 18 yaitu menggunakan soal yang levelnya terlalu tinggi untuk siswa SMP, menjelaskan kembali gambar pada setiap soal berpikir kritis dengan tujuan agar siswa memahami arti setiap soal, dan kesalahan penulisan huruf kapital pada setiap kalimat, serta urutan susunan penomorannya.

Tabel 4.7 Saran Perbaikan Validasi Bahasa
Tabel 4.7 Saran Perbaikan Validasi Bahasa

Gambar

Tabel 3.1 Instrumen Pengambilan Data
Tabel 3.3 Kisi-kisi angket ahli materi
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Ahli Instrumen
Tabel 3.4 Kisi-kisi angket ahli bahasa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa instrumen tes berpikir kritis memenuhi syarat untuk digunakan dalam mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian kegiatan praktikum fisika untuk SMP Kelas VIII

Hasil analisis literatur menunjukkan bahwa instrumen pengukur berpikir kritis menggunakan soal atau laporan penyelidikan; indikator berpikir kritis yang selama ini diukur:

1. Kelayakan LKS dan KIT IPA untuk melatihkan keterampilan berpikir kritis siswa memperoleh.. persentase sebesar 94,5% dan dinyatakan layak dari aspek validitas. Kelayakan

Rerata penilaian pada aspek bahasa adalah 3,6 (sangat layak). Jika diinterpretasikan pada kategori kelayakan maka instrumen penilaian empati sejarah peserta didik SMA

Pengembangan soal berbasis kemampuan berpikir kritis telah dilakukan untuk menghasilkan produk instrumen tes berpikir kritis pada materi sistem respirasi untuk

Ditinjau dari aspek materi instrumen penilaian produk yang dikembangkan termasuk ke dalam katagori sangat valid dengan nilai 88%, ini berarti instrumen penilaian produk yang dibuat dan

Selain itu, hasil wawancara kepada guru dan siswa menunjukan bahwa permasalahan instrumen penilaian yang digunakan belum mengukur kemampuan berpikir kritis siswa terlihat dari soal-soal