• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Keprofesian Guru secara Efektif

N/A
N/A
Putri Zalsa567

Academic year: 2024

Membagikan "Pengembangan Keprofesian Guru secara Efektif"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Putri Zalsabila Nim : 23020130202 Kelas : PBSI-C 2023

Tugas : UAS Manajemen Pendidikan

1. Hingga saat ini, terdapat banyak kegiataan pengembangan keprofesian guru. Meskipun

demikian, banyaknya kegiatan tersebut tidak sepenuhnya bisa meningkatkan keprofesian guru.

Menurut saudara, mengapa hal tersebut terjadi? Dan bagaimana sebaiknya pengembangan keprofesian guru dilakukan agar efektif?

2. Saat ini pemerintah Tengah memberlakukan Kurikulum Merdeka (kumer). Hambatan apa yang saat ini banyak dialami oleh guru dalam IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka)?

3. Untuk mewujudkan sarana pendidikan yang memadai,sekolah dapat melakukan pengadaan.

Pengadaan sarana pendidikan yang dilakukan dengan pengadaan swa-kelola dan melibatkan pihak ketiga. Apakah yang dimaksud dengan kedua pendekatan tersebut?

4. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam penyusunan RKAS agar dapat sesuai dengan kebutuhan sekolah?

5. Mengapa supervisi akademik penting dalam peningkatan keprofesian guru? Bagaimana sebaiknya supervisi akademik dilakukan agar dapat efektif (mampu meningkatkan kemampuan/kualitas guru)?

6. Mengapa MBS identic dengan “kemandirian”? Dan mengapa “partisipasi” serta “kemitraan”

penting dalam mengimplementasikan MBS?

Jawaban:

1. pengembangan keprofesian berkelanjutan merupakan pengembangan kompetensi pendidik dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan setiap guru dalam rangka meningkatkan profesionalitas.

Namun, menurut saya kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan tidak sepenuhnya bisa meningkatkan keprofesian guru karena beberapa faktor seperti kurangnya dukungan dari pihak sekolah, kurangnya motivasi dari guru, dan kurangnya keterlibatan guru dalam kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan tersebut.

Agar pengembangan keprofesian guru dapat berjalan dengan efektif beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti:

1. Pelatihan berkelanjutan: Pelatihan berkelanjutan dapat membantu guru untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka. Pelatihan ini dapat dilakukan secara online atau offline, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap guru.

2. Kolaborasi dengan rekan guru: Kolaborasi dengan rekan guru dapat membantu guru untuk memperoleh ide-ide baru dan memperluas jaringan profesional mereka. Kolaborasi ini dapat dilakukan melalui pertemuan tatap muka atau melalui platform online.

3. Evaluasi kinerja secara berkala: Evaluasi kinerja secara berkala dapat membantu guru untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka, serta memberikan umpan balik yang berguna untuk pengembangan keprofesian mereka.

(2)

4. Refleksi: Refleksi dapat membantu guru untuk memperoleh wawasan baru tentang praktik pengajaran mereka dan memperbaiki praktik-praktik tersebut.

5. Penerapan teknologi dalam pengajaran: Penerapan teknologi dalam pengajaran dapat membantu guru untuk memperbarui metode pengajaran mereka dan meningkatkan efektivitas pengajaran.

2. hambatan yang menjadi penghalang bagi para guru:

1. Kesulitan dalam menganalisis CP, merumuskan TP, dan menyusun ATP dan Modul Pengajaran.

2. Kesulitan dalam menentukan metode dan strategi pembelajaran.

3. Kurangnya kemampuan dalam menggunakan teknologi dan media pembelajaran.

4. Materi pengajaran terlalu luas.

5. Kesulitan dalam menentukan proyek kelas.

Selain itu, kurikulum merdeka menuntut para guru untuk lebih kreatif dalam membuat atau merancang proses pembelajaran agar pembelajaran berjalan sesuai dengan yang ditentukan oleh Menteri Pendidikan. Oleh karena itu, para guru harus lebih banyak berinovasi dalam membuat metode pembelajaran yang efektif dan menarik bagi siswa.

3. Pengadaan swakelola itu sendiri adalah cara memperoleh barang atau jasa yang dikerjakan sendiri oleh Kementerian,Lembaga,Perangkat Daerah, Kementerian,Lembaga,Perangkat Daerah lain, organisasi kemasyarakatan, atau kelompok masyarakat .

Sedangkan pengadaan melibatkan pihak ketiga adalah cara memperoleh barang atau jasa yang dilakukan oleh pihak ketiga, seperti perusahaan swasta atau badan usaha milik negara.

Kedua pendekatan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada kebutuhan dan kondisi yang ada.

4. Strategi yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam penyusunan RKAS agar dapat sesuai dengan kebutuhan sekolah adalah sebagai berikut:

1. Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah.

2. Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini.

3. Melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun ke depan (yang diharapkan).

4. Menentukan kesenjangan antara situasi sekolah saat ini dan yang diharapkan satu tahun kedepan.

5. Menyusun program kerja yang akan dilaksanakan selama satu tahun ke depan.

6. Menyusun anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan program kerja tersebut.

7. Menyusun laporan keuangan dan program kerja yang telah dilaksanakan.

5. Supervisi akademik adalah proses bantuan yang diberikan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah kepada guru untuk meningkatkan kompetensi profesional mereka dalam mengelola pembelajaran. Supervisi akademik penting dalam peningkatan keprofesian guru karena:

 Supervisi akademik dapat membantu guru mengevaluasi dan memperbaiki kinerja mereka, serta mengembangkan potensi dan kreativitas mereka.

 Supervisi akademik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, sehingga dapat memenuhi standar nasional pendidikan dan kebutuhan siswa.

(3)

 Supervisi akademik dapat meningkatkan motivasi, komitmen, dan profesionalisme guru, serta membangun hubungan kerjasama yang harmonis antara guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.

Supervisi akademik sebaiknya dilakukan dengan cara sebagai berikut:

 Menyusun rencana supervisi akademik yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah, serta melibatkan guru dalam proses perencanaan.

 Melaksanakan supervisi akademik dengan menggunakan berbagai teknik, seperti observasi, wawancara, diskusi, konsultasi, bimbingan, dan demonstrasi, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi guru.

 Melakukan evaluasi dan tindak lanjut supervisi akademik dengan memberikan umpan balik yang konstruktif, objektif, dan solutif kepada guru, serta mengidentifikasi masalah dan mencari solusi bersama.

 Melakukan supervisi akademik secara berkelanjutan, sistematis, dan terintegrasi dengan program pengembangan sekolah dan guru.

6. MBS identik dengan “kemandirian” karena sekolah diharapkan dapat menyelesaikan segala permasalahan tanpa terlalu mengandalkan campur tangan dari pemerintah pusat. Sekolah juga diharapkan dapat menciptakan dan meningkatkan situasi, kondisi, dan budaya kemandirian melalui berbagai cara seperti mengembangkan unit-unit usaha sekolah, membangun kerja sama dengan pihak lain dalam bidang komersial, dan upaya-upaya lain untuk meningkatkan

pemasukan pendanaan dan peningkatan program sekolah.

“Partisipasi” dan “kemitraan” adalah dua prinsip penting dalam mengimplementasikan MBS.

“Partisipasi” berarti keterlibatan para pemangku kepentingan secara aktif dalam pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan di sekolah. Partisipasi dapat meningkatkan kepedulian, kepemilikan, dan tanggung jawab warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

“Kemitraan” berarti jalinan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat, baik individu, kelompok atau organisasi, maupun dunia usaha dan dunia industri. Kemitraan dapat

memberikan keuntungan bagi sekolah antara lain meningkatnya kemampuan dan ketrampilan peserta didik, meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana sekolah, diperolehnya sumbangan ide untuk pengembangan sekolah, diperolehnya sumbangan dana untuk

peningkatan mutu sekolah, dan terbantunya tugas kepala sekolah dan guru. Kemitraan juga dapat meningkatkan kompetisi sehat antar sekolah dan relevansi pendidikan dengan kebutuhan Masyarakat. (Kemendikbud, 2021)

(4)

DAFPUS (1).

Utama, Windi Wulandari Iman, Nurbiana Dhieni, & M. Syarif Sumantri. 2022. “Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan dalam Pengembangan Diri Guru Pendidikan Anak Usia Dini”. Jurnal Dunia Anak Usia Dini, Volume 4, No. 2, Halaman 353-354.

(2).

Widiyanti dkk. 2023. “Problematika Guru dalam Menerapkan Kurikulum Merdeka”. Journal On Education, Volume 6, No. 1, Halaman 2060-2062.

(5)

(3).

Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah. Pengadaan Barang dan Jasa Melalui Swakelola. Diakses pada tanggal 11 Desember 2023 melalui

https://jdih.bpk.go.id/File/Download/32d73a59-2dd0-4925-b4a0-5f42c35ef806/Pengadaan

%20Barang%20dan%20Jasa%20Melalui%20Swakelola.pdf

(4).

Utari, Rahmania. Modul Penyusunan RKAS. Diakses pada tanggal 11 Desember 2023 melalui

https://staffnew.uny.ac.id/upload/132313278/pengabdian/MODUL+PENYUSUNAN+RKAS_RAHM ANIA.pdf

(6)

(5).

Munawar. 2019. “Supervisi Akademik: Mengurai Problematika Profesionalisme Guru di Sekolah”. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume.3, No. 1, Halaman 135-147.

(6).

Kemendikbud. 2021. “5 Prinsip dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah”. Diakses pada tanggal 11 Desember 2023 melalui https://ditsmp.kemdikbud.go.id/5-prinsip-dalam-penerapan-

manajemen-berbasis-sekolah/

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat PAKOM bagi guru-guru TK/ BA Aisiyah Grogol Sukoharjo dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Apakah Program/Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berke- lanjutan yang Bapak/Ibu Guru laksanakan menurut Bapak/Ibu Guru dapat memutakhirkan kompetensi Bapak/Ibu Guru

Pengembangan keprofesian sangat ber- pengaruh dalam mutu pendidikan di sekolah, sesuai hasil penelitian terdahulu oleh (Bustami, 2009), Pengaruh Pengembangan

Reduksi Data, Penyajian Data dan Kesimpulan Hasil Wawancara Kepala Sekolah tentang Persepsi Kepala Sekolah terhadap Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, secara bertahap, berkelanjutan untuk

Demikian ulasan tentang pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) mengenai tujuan, sasaran dan manfaatnya, yang ditulis berdasarkan buku 1 pedoman pengelolaan

Pengembangan keprofesian berkelanjutan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru untuk mencapai standar kompetensi profesi yang sekaligus berimplikasi kepada perolehan

Format 3: Rencana Final Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Nama Sekolah: Nomor Standar Sekolah: Kecamatan: Kabupaten/Kota: Kecamatan: Tahun Ajaran: Tanggal: No Nama Guru 14