• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VISUAL DALAM MENGANALISIS HIKAYAT SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VISUAL DALAM MENGANALISIS HIKAYAT SKRIPSI"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VISUAL DALAM MENGANALISIS HIKAYAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Syarat Sidang Ujian Skripsi untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh

SUKMA RIA PUTRI Nomor Pokok : 71170513008

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jenjang Strata - 1 (S1)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN 2022

(2)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VISUAL DALAM MENGANALISIS HIKAYAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Syarat Sidang Ujian Skripsi untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh

Sukma Ria Putri 71170513008

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jenjang Strata - 1 (S1)

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Deliani, M.Si Dra. Nila Safina , M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN 2022

(3)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VISUAL DALAM MENGANALISIS HIKAYAT

Oleh

SUKMA RIA PUTRI 71170513008

Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian Skripsi pada Tanggal 03Febuari2022 dan Dinyatakan Lulus Memenuhi Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra IndonesiaFKIP UISU Medan

Medan, 07 Febuari 2022

Menyetujui Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Deliani, M.Si Dra. Nila Safina, M.Pd

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dra. Hj. Rita, M. Pd.

(4)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

NAMA : Sukma Ria Putri

NOMOR POKOK : 71170513008

PROGRAM STUDI : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia JENJANG STUDI : Strata- 1 (S1)

JUDUL SKRIPSI : Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Visual dalam Menganalisis Hikayat

Medan, 07 Februari 2022

PANITIA UJIAN

Ketua Sekretaris

Prof. Hj. Hasrita Lubis, M.Pd., Ph.D Dra. Hj. Rita, M. Pd.

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Deliani, M.Si Dra. Nila Safina, M.Pd

(5)

UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN

No Nama Tanda tangan

1. Dra. Hj. Deliani, M.Si

2. Dra. Nila Safina, M. Pd

3. Drs. Ali, MM

4. Dra. Hj. Rita, M. Pd.

Medan, 07 Febuari 2022 Mahasiswa

Nama : Sukma Ria Putri Nomor Pokok : 71170513008 Tanggal Ujian : 03 Febuari 2022

(6)

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Kampus UISU Jalan Sisingamanggaraja Teladan Medan Telp. 061-7869730

LEMBAR PERBAIKAN SKRIPSI Nama : Sukma Ria Putri

Npm : 71170513008

Program Studi : Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Hari/Tanggal Sidang : Kamis, 03 Febuari 2022

Pembimbing I : Dra. Hj. Deliani, M.Si - Perbaiki Jadwal Penelitian

- Perbaiki kata pengantar yang bertulisan proposal - Cantumkan kutipan yang belum ditulis di daftar

pustaka

- Perbaiki pengetikan hal 5

Tanda Tangan ACC

Pembimbing II : Dra. Nila Safina, M. Pd - Perbaiki EBI

- Perbaiki Daftar Pustaka - Perbaiki Ayat

Tanda Tangan ACC

Penguji I : Drs. Ali, MM

- Perbaiki Tulisan Kutipan dan Tanda Baca - Perbaiki Batasan Masalah

- Tambahkan Hasil Penelitia/Media Visual Tambahkan Suara

Tanda Tangan ACC

Penguji II :Dra. Hj. Rita, M. Pd.

- Perbaiki Kata Pengantar, Perbaiki Abstrak - Perbaiki EBI, Perbaiki Jadwal penelitian - Perbaiki hal 48,49 dan Daftar Pustaka

Tanda Tangan ACC

Medan, 07 Febuari 2022 Diketahui Oleh:

Wakil Dekan Bidang ADI

Dra. Nurhasnah Manurung, M.Pd

(7)

i

KATA PENGANTAR

مْيِحَّرلا ِنَمْحَّرلا ِالله ِمــــــــــــــــــْسِب

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan limpahkan rahmat, taufik, hidaya dan inayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengambangan Media Pembelajaran Berbasis Visual dalam Menganalisis Hikayat.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini, sangat banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, saran dari berbagi pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr.H. Yanhar Jamaluddin, M.AP. sebagai Rektor UISU Medan.

2. Ibu Hj. Hasrita Lubis, M.Pd, Ph.D. sebagai Dekan FKIP UISU Medan.

3. Ibu Dra. Hj. Rita. M.Pd. sebagai ketua program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

4. Ibu Dra. Hj. Deliani, M.Si, sebagai pembimbing I dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga selesainya skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nila Safina, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Rika Kartika, S.Pd, M.Pd, sekalu validator ahli materi I

7. Bapak Dr. Shafwan Hadi Umry, M.Hum, selaku validator ahli materi II

(8)

ii

8. Bapak M. Zulfansyuri Siambaton, ST., M.Kom., selaku validator ahli media I

9. Bapak Drs. Budianto, M.Pd., selaku validator ahli media II

10. Terima kasih kepada kedua orang tua saya, atas segala kasih sayang serta doa yang begitu ikhlas untuk keselamatan dan keberhasilan penulis, kiranya Allah Mengetahui akan membalas semua jerih payah kalian dengan pahala yang berlipat ganda dan tiada henti – hentinya.

11. Sahabat–sahabat saya yang tidak pernah lelah membantu, serta mendukung penulis terkhusu Julyana, Sri Ismayah, Mey Riska Putri, Sahni Marbun, Fanny Fadilla, Anita Lestari.

12. Teman – teman seperjuangan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UISU stambuk 2017 yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

Penulis menyadari penyusunan skripsi tentunya masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritikan serta saran demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Medan, 28 januari 2022

Penulis

Sukma Ria Putri

(9)

iii ABSTRAK

PENGEMBAGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VISUAL DALAM MENGANALISIS HIKAYAT

SukmaRiaPutri [email protected]

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) yang bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis visual dalam menganalisis hikayat. Media pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kualifikasi baik dengan memperhatikan kualitas yaitu kevalidan. Prosedur yang dilakukan mengacu pada prosedur pengembangan Borg and Gall yang disederhanakan hanya pada tahap produk akhir. Kelima langkah tersebut adalah (1) analisis kebutuhan, (2) desain produk, (3) validasi desain, (4) revisi, dan (5) produk akhir. Pengambilan data dilakukan dengan validasi pada ahli materi dan ahli media. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini berupa angket. Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu kuantitatif yang diubah menjadi kualitatif. Hasil pada penelitian ini yaitu berupa media pembelajaran berbasis visual, yang telah dikatakan layak dalam beberapa tahap penelitian. Kelayakan media pembelajaran sesuai dengan hasil validasi.Validasi ahli materi I dengan kriteria layak yaitu 79%, dari ahli materi II dengan kriteria layak yaitu 75%. Validasi ahli media I dengan kriteria sangat layakyaitu 99%, sedangkan dari ahli media II dengan kriteria sangat layak yaitu 84%. Jadi dari aspek materi dan media atau pun secarake seluruhan media pembelajaran berbasis visual dalam menganalisis hikayat pada penelitian ini dikatakan sangat layak untuk digunakan dalam proses belajar mengajar disekolah.

Kata Kunci : Pengembagan, Visual, Menganalisis Hikayat

(10)

iv ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF VISUAL-BASED LEARNING MEDIA IN ANALYZING STORY

Sukma Ria Putri [email protected]

This study used Research and Development (R&D) that aimed to develop visual-based learning media in analyzing the saga. The developed learning media meets good qualifications by taking care the quality. The study refers to the simplified Borg and Gall development procedure, thatfocused only at the final product stage. The five steps are (1) needs analysis, (2) product design, (3) design validation, (4) revision, and (5) final product. Data retrieval was obtained from validations of material and media experts. The instrument data in this study was a questionnaire. The data obtained was quantitative that was converted into qualitative. The results of this study are in the form of visual-based learning media, that have been said to be feasible in several stages of research. The feasibility of learning media is in accordance with the results of the validation. The validation of material experts I was “appropriate criteria” or 79%, material experts II also gave

“appropriate criteria” or 75%. The validation of media experts I was “very feasible criteria” or 99%, while media experts II also gave “very feasible criteria” or 84%. Based on the results, this learning media is said to be very feasible to be used in the teaching and learning process in schools.

Keywords: Development, Visual, Analyzing Story

Medan,08 Febuary2022 Chairperson

Dra.Hj. Rita, M.Pd

(11)

v DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTARGAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 6

C. PembatasanMasalah ... 6

D. RumusanMasalah ... 7

E. TujuanPenelitian... 8

F. ManfaatPenelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL1 ... 0

A. Kajianteoretis ... 10

1. Pengembangan ... 10

2. Media Pembelajaran ... 12

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 12

b. Pemilihan Media Pembelajaran... 13

c. Fungsi Media Pembelajaran ... 16

d. Manfaat Media Pembelajaran ... 17

e. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 19

f. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 20

(12)

vi

3. Media PembelajaranBerbasis Visual ... 23

a. Pengertian Media PembelajaranBerbasis Visual ... 23

b. Kelebihan Media pembelajaranBerbasis Visual ... 26

c. Kekurangan Media PembelajaranBerbasis Visual ... 27

4. PengertianMenganalisisHikayat ... 28

5. Hikayat... 29

a. PengertianHikayat ... 29

b. Ciri-ciriHikayat ... 30

c. FungsiHikayat ... 31

d. Jenis-jenisHikayat ... 32

e. Unsur-unsurDalamHikayat ... 34

f. LangkahMenganalisisHikayat ... 40

g. ContohHikayat ... 40

h. Nilai-nilaiDalamHikayat ... 44

i. Media Pembelajaran visual dalamMenganalisisHikayat .. 46

6. Kurikulum 2013 ... 46

B. KerangkaKonseptual ... 48

C. PenelitianReleven ... 49

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ... 51

A. JenisPenelitian ... 51

B. ProsedurPenelitian... 52

C. WaktuPenelitian ... 61

D. SubjekPenelitian ... 62

E. Instrument Pengumpulan Data ... 62

F. TeknikPengumpulan Data ... 65

(13)

vii

G. TeknikAnalisis Data ... 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 68

A. HasilPenelitian ... 68

1. AnalisisKebutuhan ... 68

2. DesainProduk ... 69

3. ValidasiDesain ... 69

4. Revisi ... 70

5. ProdukAkhir ... 79

B. Pembahasan ... 79

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 82

A. Simpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA... 84 LAMPIRAN ...

(14)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I. Fungsi Media Pembelajaran ... 17

Gambar 2. Media visual diam ... 25

Gambar 3.Contoh Media Visual Gerak ... 25

Gambar 4.Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ... 53

Gambar 5.Langkah-langkahPenelitian yang disederhanakan ... 54

Gambar 6.Tampilan Awal powerpoint... 56

Gambar 7.Tampilan awal kinemaster ... 57

Gambar 8.Penjelasan fitur kinemaster ... 57

Gambar 9. Media yang belumdikembagkan ... 59

Gambar 10. Media pembelajaran yang sudah dikembangkan ... 60

Gambar11. Hasil Akhir Validasi Ahli Materi dan Media ... 79

(15)

ix DAFTAR TABEL

Tabe l. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 22

Tabel 2.Perincian Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 61

Tabel 3. Kisi-kisi Penilaian untuk Ahli Materi ... 63

Tabel 4. Kisi-kisi Penilaian untuk Ahli Media ... 64

Tabel 5.Skor Pada Angket ... 66

Tabel 6.Kreteria Interprestasi Kelayakan ... 67

Tabel 7.Hasil Validasi Ahli Materi I ... 71

Tabel 8.Hasil Validasi Ahli Materi II ... 73

Tabel 9.Hasil Validasi Ahli Media I ... 75

Tabel 10.Hasil Validasi Ahli Media II ... 77

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar iBelakang iMasalah

Pendidikan adalah proses membantu peserta didik mengembangkan kualitas dirinya agar dapat menghadapi segala masalah dan perubahan yang dihadapinya. Pendidikan merupakan kondisi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan spiritual yang sangat penting bagi kehidupan peserta didik, agar peserta didik lebih aktif dan kreatif. Tujuan dari pendidikan adalah untuk mengembangakan potensi peserta didik , sehingga peserta didik dapat memahami sesuatu dan berpikir kritis.

Permasalahan yang sering dihadapi dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses belajar, mengajar guru lebih banyak menyampaikan materi secara teori, sehingga dapat menyebabkan siswa kurang memahami materi yang sudah disampaikan oleh guru.

Pada dasarnya peran guru dalam pembelajaran dan mendidik sangatlah penting, karena guru merupakan pendidik, pendidik yang memiliki kemampuan membuat pola pikir siswa terbuka, yang tadinya tidak tahu kini menjadi tahu.Salah satu yang harus dilakukan oleh guru kepada siswa yaitu mengajar dikelas dengan memberikan motivasi yang bisa membuat siswa tersebut berpikir keritis. Tugas seorang guru tidak hanya membuat suasana pembelajaran menjadi nyaman dan menarik, tetapi harus mampu

(17)

2

menciptakan media pembelajaran untuk memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan seorang guru.

Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan semua alat indranya.Agar proses belajar dapat efektif perlu disesuaikan dengan gaya belajar siswa namun, wabah Covid-19 berdampak besar di dalam dunia pendidikan, Sobana dalam (jurnal pendidikan Indonesia tahun 2020, vol 1, no 1), dengan judul Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pendidikan dan Pelatihan Aparatur menyatakan bahwa pengaruh atau dampak yang diakibatkan dari covid-19 ini begitu besar dalam dunia pendidikan, hal ini banyak dirasakan oleh berbagai elemen tingkat pendidikan baik pendidikan tinggi sampai dengan pendidikan dasar tanpa terkecuali. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menangani permasalahan tersebut adalah menerapkan pembelajaran daring, hal tersebut menyebabkan guru tidak dapat menjadi sumber belajar sepenuhnya oleh karena itu, guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam menyesuaikan media yang sesuai dengan pembelajaran daring sehingga pembelajaran tetap efektif dan hasil yang diinginkan tercapai. Salah satu media pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran daring yaitu media berbasis visual.

Seperti yang dikatakan dalam penelitian terdahulu oleh Chandra Puspita Lestari dalam (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2017, vol 7, no 2), dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Visual bagi Pembelajaran BIPA pemula di Undiksha menyatakan bahwa

(18)

3

media pembelajaran berbasis visual dalam menganalisis hikayat dapat memudahkan pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik, sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan dengan mudah. Pemilihan media pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran harus menarik. Oleh karena itu, pengajar dituntut untuk dapat berinovasi terutama dalam hal pengembangan media pembelajaran yang akan dignakan.

Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib untuk semua jenjang pendidikan.Ada empat keterampilan berbahasa Indonesia termasuk keterampilan menyimak, berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Dengan belajar bahasa Indonesia di sekolah, maka siswa akan mendapatkan pelatiahan, dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Siswa juga dapat melatih mengungkapkan pikiran, perasaan dan kreativitas mereka dalam bentuk tulisan maupun lisan. Salah satu materi pembelajaran bahasa Indonesia adalah hikayat.

Nurgiyantoro (2010 : 323), Hikayat adalah cerita lama yang sarat dengan nilai-nilai moral terkandung didalamnya. Karya sastra baik yang berbentuk puisi, drama, maupun prosa, tidak lepas dari nilai- nilai budaya, sosial, atau moral.Nilai-nilai moral tersebut ada yang tersurat langsung dalam ceritanya, ada pula yang secara tidak langsung tersirat dalam ceritanya.Nilai-nilai moral yang terkandung didalam hikayat sangat banyak, sebanyak prilaku-perilaku yang ditampilkan oleh tokoh-tokah dalam setiap alur ceritanya.

Pemilihan bahan dan media pembelajaran perlu mendapat perhatian penting. Hikayat dapat dipilih sebagai materi ajar pada media pembelajaran berbasis visual, karena materi hikayat tercantum dalam beberapa kompetensi dasar di kurikulum.Pada dasarnya, hikayat di Indonesia memiliki unsur yang mendidik, sehingga Hikayat dapat menambah

(19)

4

kemampuan berbahasa dan meningkatkan apresiasi dalam sebuah karya sastra.Pembelajaran menganalisis hikayat dengan media pembelajaran berbasis visual, memberikan kemudahan kepada siswa untuk mengsanalisi hikayat. Isi karya sastra dapat diketahui jika dianalisis melalui berbagai cara seperti analisis intrinsik, nilai-nilai dalam hikayat. Salah satu caranya yaitu dengan penghayatan karya sastra, karena mengungkapkan rahasia kehidupan yang dapat memperkaya batin pembaca.

Tarigan (2015 : menyatakan bahwa “Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk menyampaikan pesan,dengan membaca siswa dapat mencari serta memperoleh informasi mencakup isi, dan memahami bacaan.”

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, membaca adalah suatu alat komunikasi yang sangat diperlukan untuk mendapatkan sebuah informasi yang ingin di capai. Membaca juga merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui media kata – kata atau bahan tulisan.

Melalui karya sastra dapat dilihat masalah kehidupan manusia dan masyarakat.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karya sastra memberikan arah yang baik bagi pembaca dalam mengembangkan perasaan dan pikiran. Oleh sebab itu Ridwan (2019 : 1) menjelaskan di dalam bukunya bahwa, seseorang yang memiliki keterampilan berpikir akan dapat menerapkan informasi baru atau pengetahuannya untuk memanipulasi informasi dalam upaya menemukan solusi atau jawaban yang mungkin untuk sebuah permasalahan yang baru. Jika permasalahan yang dihadapi

(20)

5

tidak dapat diselesaikan dengancara yang biasa dilakukan dan persoalan cukup komplek, maka dibutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau dapat dikatakan dengan HOTS (Higher Order Thinking Skills) untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

Siswa yang memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi dan giat mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia serta aktif dalam membaca buku karya sastra akan banyak memperoleh pengetahuan di bidang sastra termasuk membaca, memahami karya sastra dan menganalisis serta dapat memahmi nilai-nilai moral yang terdapat di dalam hikayat dengan hal tersebut dapat meningkatkan atau melatih HOTS bagi siswa, Hikayat merupakan salah satu genre prosa lama. Keberadaan hikayat sebagai karya sastra lama perlu dilestarikan dan dijaga. Cerita rakyat bukanlah cerita fantasi tanpa arti, keunikan cerita rakyat adalah adanya kesamaan unsur.Hal ini terjadi karena penyampaian cerita, melalui sistem lisan setiap penerima cerita bebas mengelola cerita itu berdasarkan fantasi dan tradisi lingkungannya. Maka timbulah sejumlah cerita yang serupa tetapi tidak sama.

Berdasarkan uraian di atas dan keterkaitan penggunaan media pembelajaran berbasis visual dalam membaca serta menganalisis hikayat, maka peneliti tertarik dengan judul penelitian “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Visual dalam Menganalisis Hikayat”

(21)

6 B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam sebuah penelitian sangatlah penting, karena identifikasi masalah, peneliti dapat menemukan hal – hal atau pernyataan yang ada dalam masalah penelitian.

Arikunto (2017 : 69) mengatakan “Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian”.

Berdasarkan larat belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi dan dibatasi menjadi beberapa permasalahan, antara lain sebagai berikut:

1. Kurangnya pemahaman siswa pada pembelajaran menganalisis nilai moral dalam hikayat.

2. Media pembelajaran pada materi hikayat cenderung monoton

3. Perlunya pengembangan media pembelajaran berbasis visual dalam menganalisis nilai moral pada hikayat.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah dalam mengadakan penelitian, maka perlu dibatasi agar masalah yang diteliti dapat dipahami secara terperinci dan masalah yang diteliti dapat lebih terarah.

Nana (2017 : 275) “Dalam pelaksanaan penelitian tidak semua faktor atau variabel yang terkait dengan fokus masalah diteliti, dengan demikiaan perlu adanya pembatasan masalah”.

Agar peneliti dapat mencapai sasaran yang diinginkan, maka peneliti membatasi masalah untuk keefektifan waktu, biaya, dan tenaga dalam melakukan penelitian.

(22)

7

1. Penelitian ini dibatasi pada KD (3.7) yaitu Mengidentifikasi nilai- nilai dan isi yang terkandung dalam hikayat baik secara lisan maupun tulisan dan KD (4.7) yaitu Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca.

2. Subjek dalam penelitian ini adalah ahli materi dan media.

3. Prosedur penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah penelitianBorg and Gall yang disederhanakan menjadi 5 langkah yaitu analisis kebutuhan, desain produk, validasi desain, revisi dan produk akhir.

D. Rumusan Masalah

Dalam suatu kegiatan penelitian, sangat penting untuk merumuskan masalah penelitian agar masalah yang diteliti sesuai dengan sasaran yang diinginkan.

Arikunto (2017 : 63), “Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik- baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus mulai, ke mana harus pergi dan dengan apa”.Berdasarkan pembatasan masalah di atas, permasalahan dapat di rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses pengembangan media pembelajaran berbasis visual dalam menganalisis hikayat?

2. Bagaimanakah kevalidan pengembangan media pembelajaran berbasis visual dalam menganalisis hikayat?

3. Bagaimanakah kelayakan pengembangan media pembelajaran berbasis visual dalam menganalisis hikayat?

(23)

8 E. Tujuan Penelitian

Pelaksanaan suatu kegiatan penelitian harus mempunyai tujuan penelitian yang akan menjadi jawaban peneliti. Menurut Arikunto (2017 : 97), “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan kemampuan siswa dalammenganalisis hikayat dengan menggunakan media pembelajaran berbasis hikayat.

2. Mendeskripsikan hasil pengembangan media pembelajaran berbasis visual dalam menganalisis hikayat.

3. Mendeskripsikan kelayakan penggunaan media pembelajaran berbasis visual dalam menganalisis hikayat.

F. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian memberikan manfaat bagi diri peneliti maupun bagi orang lain. Menurut Arikunto (2017 : 71), mengatakan “Kita meneliti bukan karena agar lebih mahir meneliti, tetaoi karena ingin menyumbangkan hasilnya untuk kemajuan ilmu pengetahuan, meningkatkan efektivitas kerja atau mengembangkan sesuatu”.

Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat.Manfaat tersebut bisa bersifat teoritis dan praktis. Berdasarkan uraian tujuan penelitian di atas, maka manfaat dilakukannya penelitian ini adalah :

(24)

9 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya khususnya mengenai media pembelajaran berbasis visual pada materi pembelajaran membaca serta menganalisis hikayat.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti :

Menambah pengetahuan, wawasan, dalam menghasilkanproduk pembelajaran yang baik, berkualitas dan bermutu.

b. Bagi Siswa :

Mempermudah proses pembelajaran membaca serta menganalisi hikayat dengan media pembelajaran berbasis visual.

c. Bagi Guru :

Memberikan inovasi agar giat mengembangkan media pembelajaran sehingga pembelajaran di kelas menjadi lebih bagus.

(25)

10 BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teoritis

Kajian teoritis adalah ilmu yang mengajarkan tentang teori-teori atau pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan.Secara umum, penelitian selalu didasarkan pada penelitian teoritis, jadi penelitian miliki landasan yang kokoh, bukan sekedar tindakan coba-coba.

Sugiyono (2019 : 81), “Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi disusun secara sistematis. Secara umum, teori memiliki tiga fungsi,yaitu menjelaskan, memprediksi dan mengendalikan fenomena.”

Oleh karena itu, setiap penelitian harus didukung oleh aspek-aspek teoritis berikut ini.Pemikiran dan teori para ahli harus digunakan dalam penelitian yang memiliki dasar yang kuat untuk kebenaran. Ingat karenapentingnya penelitian teoritis, dalam bab ini, peneliti akan memberikan deskripsi variabel yang akan dipelajari.

1. Pengembangan

Pengembangan adalah suatu proses atau langkah–langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat di pertanggung jawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul dan alat bantu pembelajaran dikelas.

(26)

11

Nunuk Suryani (2020 : 121), “ Pengembangan media pembelajaran merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan penyusunan dokumen pembelajaran lainnya, seperti kurikulum, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dengan demikian, tidak hanya kurikulum dan perangkat pembelajaran yang perlu dikembangkan, tetapi juga media pembelajaran.”

Sugiyono (2016 : 28), “ Pengembangan juga didefinisikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada.”

Nunuk Suryani (2020 : 122), berpendapat bahwa :Pengembangan adalah bidang teknologi pendidikan yang dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran yang berkaitan dengan analisis kebutuhan. Pentingnya pengembangan media merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran.Melalui media, proses pembelajaran dapat menjadi menarik dan menyenangkan.Melalui penggunaan media yang dikembangkan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru di kelas diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah pentingnya pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa, sehingga guru dengan mudah menyampaikan materi dengan perangkat pembelajaran.Pengembangan juga termasuk pada penelitian yang mengembangkan atau menghasilkan suatu produk baru dan menyempurnakannya dengan produk yang sudah ada.

(27)

12 2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

“tengah”, “ perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Gerlach dan Ely (1971) dalam Azhar Arsyad (2020 : 3), menyatakan bahwa “Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.”

Azhar Arsyad dalam Sukiman (2018 : 4), “Media adalah alat yang menyampaikan atau mengantar pesan-pesan pembelajaran. Secara umum wajar bila peran guru yang menggunakan media pembelajaran sangatlah berbeda dari peran seorang guru “biasa” tanpa menggunakan media pembelajaran.”

Media pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran dan memegang peran penting dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga penggunaan media pembelajaran akan mempengaruhi kualitas proses belajar mengajar, karena dengan adanya media guru dapat menarik perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang di sampaikan oleh guru.seperti yang terdapat didalam Al-qur’an terjemah Kemenag (2013:379) surah An-naml ayat 28:

نٱَف ۡمُهۡنَع َّلَوَت َّمُث ۡمِهۡيَلِإ ۡهِقۡلَأَف اَذََٰه يِبََٰتِكِّب بَه ۡذ ٱ َنوُعِج ۡرَي اَذاَم ۡرُظ

٢٨

(28)

13

Artinya :Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa media yang digunakan Raja Sulaiman untuk menyampaikan pesan kepada Ratu Bilqis adalah sebuah surat dan perantaranya adalah burung Hud-Hud. Suryani (2019:2) “Media bisa difahami sebagai perantara suatu informasi yang berasal dari sumber informasi untuk diterima oleh penerima.”

Azhar Arsyad (2020 : 15), menyatakan bahwa “Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat belajar siswa serta membangkitkan motivasi diri pada siswa. Selain membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman terhadap materi yang disampaikan oleh guru.”

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan siswa dalam belajar.

Sehingga proses belajar mengajar yang di inginkan mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.

b. Pemilihan Media Pembelajaran

Media pembelajaran tidak terlepas dari perkembangan metode teori belajar. Dalam pendekatan realis, asumsi pembelajaran yang dominan dan sempurna hanya dapat diwujudkan dalam kondisi berikut :Gunakan materi

(29)

14

visual dan audiovisual yang hampir sama. Media yang dipilih berdasarkan objek fisiklebih baik dari gambar; melukis lebih baik dari melukis; melukis lebih baik dari pada gambar garis atau sketsa; dll.Artinya,semakin realistis (mirip dengan bentuk sebenarnya), semakin mudah bagi seseorang dalam belajar.

Azhar Arsyad (2020 : 67) menjelaskan bahwa, seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan antara lain (a) ia merasa sudah akrab dengan media itu (b) ia merasa bahwa media yang dipilihna dapat menggambarkan dengan lebih baik dari pada dirinya sendiri (c) media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta menuntunnya pada penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi. Pertimbangan ini diharapkan oleh guru dapat memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang telah ia tetapkan.

Sukiman (2018 : 47-48), Pemilihan media dapat dibagi menjadi enam, yaitu sebagai berikut :

1) Motovasi. Harus ada kebutuhan, minat atau keinginan untuk belajar dari peserta didik sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan. Pengalaman yang dialami siswa harus relevan dan bermakna baginya. Oleh karena itu, perlu untuk melahirkan minat belajar bagi siswa dan memotivasi siswa untuk terus giat dalam belajar.

2) Perbedaan individual. Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Faktor-faktor seperti kemampuan intelegensia, tingkat pendidikan, kepribadian dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar.

3) Tujuan pembelajaran. Tujuan belajar yang ingin dicapai dapat menolong siswa untuk mengetahui isi dari materi pelajaran tersebut. Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam media pembelajaran.

4) Organisasi isi. Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari. Siswa akan memahami dan mengingat lebih lama materi pelajaran secara logis disusun dan diurutkan secara teratur. Materi yang akan disajikan ditetapkan berdasarkan tingkat kesulitan materi. Dalam pengembangan dan penggunaan media siswa dapat dibantu untuk secara lebih baik dan memadukan pengetahuan yang akan dipelajari.

5) Persiapan sebelum belajar. Siswa sebaiknya telah menguasai dengan baik pelajaran dasar serta memiliki pengalaman yang

(30)

15

diperlukan secara memadai. Ketika merancang materi pelajaran, perhatian harus ditunjukan kepada sifat dan tingkat persiapan siswa.

6) Emosi. Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan akan berpengaruh dan bertahan. Oleh karena itu, perhatian khusus harus ditunjukan kepada elemen-elemen rancangan media jika hasil yang diinginkan berkaitan dengan pengetahuan dan sikap.

Sukiman (2018 : 50), Pemilihan media sebaiknya guru mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut :

1) Pemilihan media didasarkan pada tujuan pembelajaran yang biasanya melibatkan kombinasi satu, dua atau tiga bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.

2) Mendukung keakuratan isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip dan generalisasi.

3) Media yang berbeda seperti, film dan gafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda, serta proses mental dan keterampilan yang berbeda untuk memahaminya.

4) Kererampilan guru dalam menggunakannya adalah salah satu criteria utama. Apapun medianya, guru harus dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran, nilai dan manfaat media sangat bergantung pada guru yang menggunakannya.

5) Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemilihan media pembelajaran harus memiliki beberapa kriteria sebelum menggunakannya sehingga media yang digunakan dapat dibuat secara terstruktur, terarah, dan tidak terlihat asal- asalan.Dalam pemilihan maupun penggunaan media pembelajaran guru dan siswa harus menjadi kombinasi yang kompleks sehingga media yang digunakan dapat mencapai hasil yang diinginkan dan dapat bermanfaat sesuai dengan kriteriannya. Namun, hal utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran yaitu guru yang harus menguasai dan mengerti cara penggunaan media tersebut.

(31)

16 c. Fungsi Media Pembelajaran

Salah satu fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu kegiatan belajar mengajar, memiliki fungsi dan pesan penting dalam membantu proses belajar mengajar. Media berfungsi untuk memperjelas dan memperbanyak informasi bagi siswa.Selain itu, media pembelajaran juga dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa untuk belajar. Dengan adanya media siswa jadi termotivasi, sehingga siswa akan lebih semangat lagi dalam mengikuti pelajaran. Media pembelajaran dapat mencegah kebosanan siswa dalam proses belajar. Guru dapat menyediakan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa, dengan media yang menarik siswa akan lebih semangat lagi dan dapat mempermudah guru untuk menyampaikan materi yang akan dibawakan.

Azhar Arsyad (2020 : 15 ), mengemukakan bahwa, Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, serta memadatkan informasi.

Azhar Arsyad (2012) dalam Hamdanah (2019 : 6 ), menjelaskan bahwa “Fungsi media pembelajaran adalah membangkitkan motivasi belajar, mengulang apa yang telah dipelajari, menyediakan stimulus belajar dan memberika masukan dengan segera.”

Daryanto (2020 : 8), dalam proses pembelajaran “Media memiliki fungsi sebagai pembawa

(32)

17

informasi dari sumber (guru) ke penerima (siswa) untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengelola informasi untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Fungsi media dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari skema berikut :

GURU MEDIA PESAN SISWA

Gambar I : Fungsi Media Pembelajaran

Gambar di atas menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran itu terdapat pesan-pesan yang harus dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari suatu topik pembelajaran.Pesan-pesan tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa melalui suatu media dengan menggunakan prosedur pembelajaran tertentu.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran cukup luas dan banyak.Namun secara lebih rinci dan untuk media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi pembelajaran, meningkatkan gairah belajar siswa, meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, fungsi media pembelajaran yaitu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan indikator semua materi yang akan disampaikan.

d. Manfaat Media Pembelajaran

Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi makan guru dalam memberikan materi pembelajaran harus mengikuti kemajuan

(33)

18

tersebut. Guru harus dapat menggunakan media pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Sehingga siswa dapat dengan mudah menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Berikut manfaat media pembelajaran menurut para ahli :

Azhar Arsyad (2020 : 21), menjelaskan bahwa, Meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimanya serta pengintegrasiannya kedalam program-program pengajaran berjalan amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran dikelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut;

1) Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yangmelihat atau mendengar penyajian melalui media pembelajaran menerima pesan yang sama.

2) Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan tetap memperhatikan.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.

4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.

5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.

Sukiman (2018 : 41),mengatakan bahwa, Manfaat media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada peserta didik. Selanjutnya, diungkapkan bahwa penggunaaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu. Kehadiran media dalam pembelajaran juga dikatakan dapat membantu peningkatan pemahaman peserta didik, penyajian informasi lebih menarik dan terpercaya.

(34)

19

Sukiman (2018 : 43), mengemukakan “Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar dan bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami serta memungkinkannya untuk menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.”

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran yaitu untuk menjadikan pembelajaran lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknannya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai serta mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga pelajaran lebih menarik dan tidak membosankan serta pembelajaran jadi lebih efektif dan inovatif, siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran serta guru lebih kreatif.

e. Klasifikasi Media Pembelajaran

Ada berbagai klasifikasi media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Guru harus dapat memilih criteria media pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam mengajar sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.

Daryanto (2020 : 17), Media diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok yaitu, benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, member kondisi eksternal, menuntut cara berpikir, memasukan ahli ilmu, menilai prestasi dan pemberi umpan balik.

Azhar Arsyad (2020 : 36), Klasifikasi media pembelajaran dibagi menjadi lima kelompok yaitu :

(35)

20

1) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan kelompok).

2) Media berbasis cetak (buku, penuntun,buku latihan, alat bantu kerja dan lembaran lepas ).

3) Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar transparan dan slide).

4) Media berbasis audio-visual (video, film, program slide-tape, televisi).

5) Media berbasi computer (pengajaran dengan bantuan computer, interaktif video, hypertext).

Sukiman (2018 : 46), Membagi media ke dalam dua kelompok besar, yaitu media tradisional dan media teknologi mutakhir. Pilihan media tradisional berupa media visual diam tak diproyeksikan dan yang diproyeksikan, audio, penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, media cetak, permaina dan media realita.Adapun pemilihan media teknologi mutakhir berupa media berbasis telekomunikasi dan media berbasi mikroprosesor.

Dari pendapat ahli diatas klasifikasi media pembelajaran akan mempermudah para guru untuk melakukan pemilihan mediayang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

Pemilihan media yang disesuaikan dengan, materi serta kemampuan dan karakteristik pembelajaran, akan sangat menunjang efesiensi serta efektivitas proses dan hasil pembelajaran. Klasifikasi media pembelajaran juga terdapat banyak media yang akan digunakan, hal tersebut tidak menjadi masalah asalkan penggunaannya bener serta tujuannya tetap sama.

f. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Salah satu kunci keberhasilan dalam pembelajaran adalah adanya perubahan dari segi kognisi, afeksi, dan psikomotorik siswa.Untuk menuju keberhasilan tersebut, maka guru dituntut untuk mampu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang bermakna, yang mampu diserap siswa untuk memori jangka panjangnya.Untuk menentukan media yang sesuai dalam

(36)

21

pembelajaran adalah dengan memahami terlebih dahulu jenis-jenis media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan, baik dikelas maupun di luar kelas.

Nunuk Suryani (2020 : 48), “Jenis media pembelajaran terdiri dari media berbasis manusia, berbasis cetak, berbasis visual, audio-visual dan media komputer”.

Nunuk Suryani (2020 : 49)menjelaskan bahwa jenis-jenis media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Media Berbasis Manusia

Media berbasis manusia adalah media tertua untuk mengirimkan dan mengomunikasikan pesan atau informasi.Media ini bermanfaat apabila tujuannya untuk mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan kegiatan belajar siswa. Media manusia dapat mengarahkan dan memengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar.

2. Media Berbasis Cetak

Media berbasis cetak yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran kertas.Dalam media berbasis cetak terdapat enam hal yang harus diperhatikan saat merancang yaitu, konsistensi, formal, organisasi, daya tarik, ukuran huruf dan penggunaan spasi kosong.

3. Media Berbasis Visual

Media Visual adalah suatu alat atau sumber belajar yang di dalamnya berisikan pesan, informasi khususnya materi pelajaran yang di sajikan secara menarik dan kreatif dan diterapkan dengan menggunakan indera pengelihatan.Jadi media visual ini tidak dapat di gunakan untuk umum lebih tepetnya media ini tidak dapat di gunakan oleh para tunanetra.Karena media ini hanya dapat di gunakan dengan indera pengelihatan saja.

4. Media Audio-Visual

Media audio visual adalah jenis media pembelajaran atau sumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang dibuat secara menarik dan kreatif dengan menggunakan indrapendengaran dan penglihatan. Media ini berupa suara dan gambar.

5. Media Berbasis Komputer

Teknologi berbasi komputer merupakan cara memproduksi dan menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis digital.

(37)

22

Henich dalam Widyastuti dan Nurhidayati (2010 : 19), Jenis media secara lebih sederhana, yaitu :

1) Media yang tidak diproyeksi 2) Media yang diproyeksi 3) Media audio

4) Media video

5) Media berbasis komputer 6) Multimedia

Ani Cahyadi (2019 : 58), “Jenis-jenis media di kelompokkan menjadi tujuh yaitu, audio, cetak, audio-cetak, proyeksi visual diam, proyeksi audio- visual diam, visual gerak serta audio-visual gerak”. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada tabel berikut ;

Tabel 1 : Jenis-jenis Media Pembelajaran N No Kelompok Media Contoh dalam Pembelajaran

1 Audio  Pita audio (rol atau kaset)

 Piringan audio

 Radio (rekaman siaran)

2 Cetak  Buku teks terprogram

 Buku pegangan/manual

 Buku tugas

3 Audio-Cetak  Buku latihan dilengkapi kaset

 Gambar/poster (dilengkapi audio)

4 Proyeksi Visual Diam  Film bingkai (slide)

 Film rangkai (berisi pesan verbal)

5 Proyeksi Audio-Visual Diam

 Film bingkai (slide) suara

 Film rangkaian suara

6 Visual Gerak Film bisu dengan judul (caption)

7 Audio-Visual Gerak  Film suara

 Video/dvd (Ani Cahyadi 2019 : 46)

(38)

23

Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai jenis-jenis media pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa media dapat dikategorikan menjadi lima jenis yaitu, media audio, media visual, media audio-visual, dan multimedia. Media pembelajaran juga dapat memberikan kemudahan pemahaman yang dimiliki siswa serta dapat membantu guru dengan mudah dalam menyampaikan materi yang akan dibawakannya. Dari ke lima media pembelajaran yang disebutkan di atas, media yang digunakan penelitia yaitu media visual (visual gerak).

3. Media Pembelajaran Berbasis Visual

a. Pengertian Media Pembelajaran Berbasis Visual

Media Visual adalah suatu alat atau sumber belajar yang di dalamnya berisikan pesan, informasi khususnya materi pelajaran yang di sajikan secara menarik dan kreatif dan diterapkan dengan menggunakan indera pengelihatan.Jadi media visual ini tidak dapat di gunakan untuk umum lebih tepatnya media ini tidak dapat di gunakan oleh para tunanetra.Karena media ini hanya dapat di gunakan dengan indera pengelihatan saja. Media visual juga dapat mempelancar pemahaman dan memperkuat ingatan siswa, media visual dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan dukungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata, agar menjadi efektif.

Sukiman (2018 : 85), berpendapat bahwa, Media pembelajaran berbasis visual adalah media pembelajaran yang menyampaikan informasi melalui pesan, dan tidak mengandung unsur bunyi sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa dan memudahkan siswa dalam memahami isi materi yang disajikan. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima dan mengelola informasi, semakin besar kemungkinan untuk dipahami dan disimpan dalam memori. Media berbasis visual (gambar) memang memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media visual juga dapat meningkatkan pemahaman dan memperkuat daya

(39)

24

ingat, dapat menumbuhkan minat siswa, dapat memberikan hubungan antara isi topik dengan dunia nyata, dan dapat menumbuhkan minat belajar siswa.

Asriyati (2016: 13) “Media pembelajaran berbasis visual merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan dan menyampaikan pesan melalui pengalaman melihat sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif yang dapat mendorong siswa agar dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.”

Djamarah dalam Rahina (2007 : 37) mengemukakan bahwa, Media berbasis visual adalah media yang hanya menggunakan fungsi dari indra penglihatan. Media berbasis visual memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.Media visual bisa meningkatkan pemahaman dan memperkuat ingatan siswa terhadap materi mempelajaran.Media visual dapat memberikan gambaran yang jelas tentang isi materi dan dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar.

Dari pendapat ahli di atas media pembelajaran berbasis visual, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran visual adalah alat atau bahan yang menggunakan indera manusia untuk belajar. Media pembelajaran visual dapat memperkuat daya ingat dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, karena media visual hadir secara langsung dalam proses pembelajaran yang menghubungkan materi pembelajaran dengan dunia nyata.

Adapun jenis media pembelajaran visual, menurut Sukiman (2018 : 86) dibedakan menjadi dua, yaitu;

1. Media visual diam

Sebagai media ia menyampaikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat dengan mengungkapkan kombinasi kata dan gambar dalam bentuk

(40)

25

cetakan. Adapun contoh dari media visual diam dapat kita lihat pada gambar berikut :

Gambar 2 : media visual diam 2. Media visual gerak

Media visual gerak adalah media yang dapat menampilkan gambar atau bayangan. Gambar atau bayangan tersebut dapat dipindahkan pada layar offset, seperti gambar offset yang ditampilkan pada film loop. Adapun contoh dari media visual gerak dapat dilihat pada gambar berikut .

Gambar 3 :Contoh Media Visual Gerak

(41)

26

b. Kelebihan Media Pembelajaran Berbasis Visual

Media visual dapat pulak menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif media visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk meyakinkan adanya proses informasi. Adapun beberapa kelebihan media berbasis visual menurut para ahli sebagai berikut :

Azhar Arsyad (2020 : 49-50) menyatakan bahwa Kelebihan dari media visual sebagai berikut ; (1) tahan lama, (2) analisis lebih tajam, (3) membangkitkan keinginan dan minat baru, (4) memecahkan masalah keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa. Tahan lama dimaksudkan media dapat digunakan berkali-kali dengan penyimpanan dan kegunaan yang tahan lama.Analisis lebih tajam dimaksudkan dapat membuat siswa memahami isi materi serta membuat siswa berfikir lebih kritis tentang informasi yang disampaikan.

Hamalik dalam Anggita (2018 : 24), Media visual memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan media grafis lainnya. Adapun kelebihannya yaitu ;(1) memiliki sifat konkret, (2) mengatasi ruang dan waktu, (3) menjelaskan suatu masalah, (4) murah dan mudah, (5)meminimalis keterbatasan pengamatan mata. Bersifat konkret pada dasarnya mengacun pada gambar atau foto yang ditampilkan dalam media visual, siswa dapat dengan jelas dan nyata yang menunjukan materi atau pesan yang disampaikan.Mengatasi ruang dan waktu dapat meminimalkan waktu untuk menampilkan objek nyata. Media visual dapat menjelaskan masalah dalam materi pelajaran.Media visual seperti ini dapat dibuat sendiri dengan biaya lebih murah.

Nunuk (2020 : 52), Kelebihan dari media berbasis visual adalah sebagai berikut ;

a. Materi lebih mudah diingat dengan visual peta konsep.

b. Media visual dapat mempelancar pemahaman siswa dan juga dapat memperkuat ingatan siswa.

c. Dapat menumbuhkan minat belajar siswa serta dapat menghubungkan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

(42)

27

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwakelebihan media pembelajaran berbasis visual yaitu : media visual mudah dalam pembuatannya dan mudah untuk digunakan dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat yang dimiliki siswa serta berlangsung untuk waktu yang lama. Kelebihan media pembelajaran berbasis visual tidak menjadi tolak ukur bagi semua media pembelajaran berbasis visual, tergantung pada lingkungan belajar siswa.

d. Kekurangan Media Pembelajaran Berbasis Visual

Adanya kekurangan dari media berbasis visual yang digunakan tersebut dapat mendorong guru untuk lebih kreatifitas dan menyusun strategi agar kelemahan dari media yang digunakan tidak menjadi masalah selama proses belajar berlangsung. Berikut dapat dilihat kekurangan media berbasis visual menurut para ahli ;

Hamalik dalam Anggita (2018 : 26), “Ada beberapa kekurangan dari media pembelajaran berbasis visual yaitu ; (1) hanya menekankan pengalaman visual saja, (2) ukurannya sangat terbatas, (3) apabila objek yang ditampilkan bersifat komplek akan dapat mengurangi efesiensi media.”

Azhar Arsyad (2020 : 50), “Kekurangan dari media pembelajaran berbasis visual yaitu ; (1) biaya produksi media cukup mahal, (2) tidak adanya audio, (3) visual yang terbatas, (4) tidak selalu mengikuti kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang diharapkan, oleh karena itu perlu dirancang secara khusus untuk kebutuhan tertentu.”

Nunuk (2020 : 52), Kekurangan yang dimiliki media berbasis visual adalah sebagai berikut ;

(43)

28

a. Akan terjadi kesulitan jika siswa mengalami masalah pada indra penglihatannya.

b. Tidak dapat melayani siswa dengan gaya belajar auditif dan kinestensi.

c. Membutuhkan waktu yang lama untuk membuat media visual ini.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kekurangan media pembelajaran berbasis visual adalah tidak ada audio dibelakang media visual, jadi guru wajib menjelaskan materi pelajaran.

Sesuaikan media dengan kemampuan siswa, sehingga siswa dengan mudah untuk mengikuti atau memahami isi dari materi yang akan disampaikan.

4. PengertianMenganalisis

Menganalisis adalah proses memecah sesuatu menjadi bagian-bagian yang saling berhubungan atau suatu peristiwa (karangan) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Menurut KKBI (2008 : 60), menyebutkan bahwa

“Menganalisis adalah suatu pokok keseluruhan untuk mengetahui, menyelidiki dengan menguraikan bagian-bagiannya.” Secara umum analisis yaitu suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dalam sebuah cerita yang akan di analisis, sehingga dengan mudah untuk menemukan permasalahan dari cerita tersebut.

5. Hikayat

a. Pengertian Hikayat

Hikayat adalah cerita yang berasal dari masyarakat lampau, yang kerap diperkenalkan kepada generasi berikutnya.Hal tersebut merupakan ciri

(44)

29

khas khusus untuk Negara yang memiliki beraneka ragam budaya dan sejarah, seperti yang dimiliki Indonesia.Didalam sastra Indonesia, hikayat diartikan sebagai cerita rekaan berbentuk prosa.Kemudian hikayat diartikan sebagai karya sastra klasik yang pada umumnya mengisahkan kehebatan dan kepahlawanan seseorang lengkap dengan keajaiban, kesaktian, serta mukjizat tokoh utama.Pengertian hikayat dapat ditelusuri dalam sastra Arab, sastra Melayu lama dan sastra Indonesia.Isi dari hikayat sudah berkembang di tengah-tengah masyarakat. Cerita ini juga sudah ada sejak zaman dahulu, jadi cerita rakyat ini sudah diwariskan atau disebar luaskan secara lisan, melalui mulut ke mulut secara turun temurun.

Hamzah (1996) dalam Dian Choirul (2015 : 2), “Hikayat adalah prosa fiksi lama yang menceritakan kehidupan istana atau raja serta dihiasi oleh kejadian yang sakti dan ajaib.”

Saputra (2016) “Isi cerita rakyat (hikayat) mengandung nilai-nilai suatu budaya bangsa yang beraneka ragam dari setiap daerah. Selanjutnya nilai-nilai dan norma yang disampaikan dalam cerita rakyat bersifat mendidik.”

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2017 ; 401) “Hikayat adalah karya sastra melayu kuno berbentuk prosa yang berisi cerita dan sislsilah. Hikayat sekarang mengacu kebentuk karya sastra beragam prosa yang berisi tentang kisah fantastik dan penuh dengan petualangan.”

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hikayat adalah sebuah karya sastra atau prosa lama yang menceritakan tentang kerajaan-kerajaan dan istana sentries. Hikayat sebagai suatu bentuk karya

(45)

30

sastra lisan yang lahir dan berkembang dari masyarakat tradisional yang disebarkan dalam bentukrelatif di antara koleksi tertentu di waktu yang lama. Hikayat juga menceritakan tentang peristiwa suatu tempat atau asal usul suatu tempat.Tokoh-tokoh yang muncul dalam hikayat umumnya diekspresikan dalam bentuk binatang, manusia, atau dewa.

b. Ciri-ciri Hikayat

Hikayat adalah cerita yang berasal dari masyarakat lampau, yang kerap diperkenalkan kepada generasi berikutnya. Seperti yang sudah dituliskan di atas mengenai pengertian hikayat, sehingga dapat kita tuliskan ciri-ciri hikayat menurut para ahli seperti yang telah dituliskan oleh Saputra (2015) dalam Hidayat (2019 : 6) dimana ciri-ciri hikayat diantaranya yaitu:

1) Disampaikan turun-temurun

2) Tidak diketahui siapa yang pertama kali membuatnya 3) Kaya nilai-nilai luhur

4) Bersifat tradisional

5) Memiliki banyak versi dan variasi 6) Disampaikan secara lisan

7) Bersifat anonim, artinya nama pengarang tidak ada 8) Berkembang dari mulut ke mulut

Sumasari (2014 : 71), Dalam menentukan sebuah cerita itu, hikayat tentunya memiliki ciri-ciri. Adapun ciri-ciri hikayat sebagai berikut : 1) Isi ceritanya berkisar pada tokoh-tokoh raja dan keluarganya

(istana sentris)

2) Bersifat prologis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sama dengan logika umum, ada juga yang menyebut fantastis 3) Menggunakan banyak bahasa kiasan

4) Banyak kata-kata yang sulit dipahami 5) Struktur kalimatnya tidak efektif

Tomi Rianto (2019 : 31), Ciri-ciri hikayat dibagi menjadi empat yaitu ; 1. Hikayat menggunakan bahasa Melayu lama.

2. Pusat ceritanya berada di dalam lihgkungan istana.

3. Banyak cerita di dalam hikayat tidak dapat diterima oleh akal.

(46)

31 4. Bersifat kaku dan tetap.

Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa ciri khas dari hikayat adalah menceritakan kisah-kisah tentang kehidupan, kesaktian dan kepahlawanan.Hikayat ini mirip dengan cerita sejarah, di mana banyak hal yang tidak berarti dan penuh keajaiban dan banyak menggunakan kata kiasan serta pengarangnya tidak diketahui.

c. Fungsi Hikayat

Hikayat berfungsi untuk mendorong serta menghibur atau kenyamana dan juga merupakan salah satu rangkaian yang menghidupkan suatu acara aatu pesta. Adapun beberpa fungsi dari hikayat menurut para ahli yaitu sebagai berikut :

Hutomo (1991:69), Hikayat sebagai bagian dari sastra lisan secara umum memiliki delapan fungsi, yaitu: sebagai sistem proyeksi;

sebagai alat pengesahan sosial; sebagai alat pemaksa berlakunya norma-norma sosial; sebagai alat pendidikan anak; memberikan suatu jalan yang dibenarkan masyarakat agar ia dapat lebih superior dari pada orang lain; memberikan jalan kepada seseorang yang dibenarkan oleh masyarakat, agar ia dapat mencela orang lain;

sebagai alatuntuk memprotes ketidakadilan dalam masyarakat; dan untuk melarikan diri dari himpitan hidup sehari-hari sebagai hiburan semata.

Rampan (2014 : 13-14) menyebutkan beberapa “fungsi cerita rakyat.

Fungsi-fungsi tersebut yaitu sebagai penglipur lara, sebagai sarana pendidikan, sebagai kritik sosial atau protes sosial, dan sebagai sarana untuk menyatakan sesuatu yang sukar dikatakan secara langsung”.

Fungsi-fungsi cerita rakyat yang telah diungkapkan oleh para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa cerita rakyat tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, akan tetapi bisa difungsikan sebagai sarana pendidikan karena di dalamnya mengandung pedoman hidup yang luhur.

(47)

32

Selain itu, cerita rakyat juga berfungsi sebagai jalan atau media untuk mengungkapkan protes terhadap keadaan sekitarnya.

d. Jenis-Jenis Hikayat

Berdasarkan pengertian di atas maka, hikayat dapat dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya yaitu, cerita rakyat ,epos india dan cerita jawa.

Dalam buku Tomi Rianto (2019 : 33), menuliskan beberapa jenis Hikayat yaitu baik dari isi maupun asal daerahnya itu sendiri seperti :

1. Jenis Hikayat Berdasarkan Isinya

a. Berdasarkan sejarah. Contoh: hikayat Hang Tuah b. Berdasarkan rekaan. Contoh : hikayat Malim Dewa

c. Berdasarkan biografi. Contoh : hikayat Abdullah dan Ibrahim bin Adam

2. Hikayat Berdasarkan Asalnya a) Melayu Asli

b) Pengaruh Hindu c) Pengaruh Arab-Persia d) Pengaruh Jawa

Hal ini didukung dengan pendapat Rismawati dalam Della Maretha dalam (jurnal, 2019 : 2 Vol 2, No 1 ) dengan judul “Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Dalam Cerita Rakyat Karya Yulita Fitriana dan Aplikasinya Sebagai Bahan Ajar Kelas X SMK”, yang mengartikan pembagian hikayat menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Hikayat agama : hikayat yang berisi berbagi ajaran agama yang terkait dengan hukum, akhlak dan sebagainnya.

2. Hikayat sejarah : hikayat yang berisi tentang sejarah masa lampau, baik sejarah islam maupun sejarah lainnya. Contoh : Hasan Husen

3. Hikayat peristiwa : hikayat yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Contoh : hikayat Prang Kompeuni

(48)

33

4. Hikayat jihad : hikayat yang kandungannya berisi semangat jihad untuk melawan musuh. Contoh : Prang Sabil

Chairil dalam (Skripsi, 2019 : 10) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Rakyat melalui Media Audio Pada Siswa Kelas VII SMP”, juga mengemukakan tentang jenis-jenis hikayat yang digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Dongeng

Dongeng adalah cerita khayalan yang tidak mungkin terjadi.Dongeng lahir dari khayalan pengarang.Contoh : Cindelaras, bawang putih dan bawang merah serta andhe-andhe lumut.

b. Legenda

Legenda adalah dongeng asal mula tempat, peristiwa dan sebagainya.Contoh : Maling kundang, asal-usul Danau Toba, dan asal-usul rawa Pening.

c. Mite

Mite adalah dongeng yang isinya berhubungan dengan kehidupan dewa-dewa, roh-roh halus, jadi berhubungan dengan kepercayaan.Timbulnya mit berkaitan dengan kepercayaan dinamisme.Contoh : Nyi Roro Kidul, cerita tentang Gerhana.

Berdasarkan ringkasan di atas, maka dapat disimpulkan jenis-jenis hikayat secara garis besar terbagi menjadi beberapa bagian yaitu, jenis hikayat berdasarkan isinya dapat berupa (dongeng, legenda, mite) dan berdasarkan asalnya baik dari agama, sejarah, peristiwa, dan jihad serta asal

(49)

34

tempat cerita yang ada.Dan jenis hikayat yang paling melekat yaitu bersifat kaku dan tetap.

e. Unsur- Unsur dalam Hikayat 1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. Dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Tema

Teman adalah idea tau gagasan utama tentang sesuatu, salah satunya adalah dalam membuat tulisan, setiap tullisan pasti memiliki tema, karena dalam sebuah karya sastra selalu mempertimbangkan tema apa yang akan dihasilkan saat menulis.

Tarigan dalam Saputra (2021 : 34), “Tema merupakan pandangan hidup tertentu atau perasaan mengenai kehidupan atau rangkaian nilai-nilai yang membentuk, membangun dasar atau gagasan utama dari suatu karya sastra”.

Aminuddin dalam Saputra (2021 : 34), “Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkalan tolak pengarang dalam memaparkan karya sastra.”

Sumasari dalam(Jurnal, 2014 :72 Vol 4, No 2) dengan berjudul “ Analisis Unsur Interinsik Dalam Hikayat”. menyatakan bahwa “Tema terbagi menjadi dua, yaitu (a) teman mayor ; tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan, (b) tema minor ; tema yang tidak menonjol.”

Gambar

Gambar I : Fungsi Media Pembelajaran
Tabel 1 : Jenis-jenis Media Pembelajaran  N  No  Kelompok Media  Contoh dalam Pembelajaran
Gambar 3 :Contoh Media Visual Gerak
Gambar  2 : media visual diam  2.  Media visual gerak
+7

Referensi

Dokumen terkait

pembelajaran IPS diperoleh jumlah skor keseluruhan yaitu 251. Dari hasil yang diperoleh kemudian dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penilaian, dan

Hasil penilaian dari validator pada tiap validator ahli materi dengan presentase skor ideal 80% adalah sangat layak, validator ahli media dengan presentase skor ideal 97%

Jadi kesimpulan secara keseluruhan adalah media dikatakan layak jika hasil validasi media menunjukkan bahwa presentase media tersebut valid, mendapat respon yang baik

Penilaian dari ahli media di tahap I uji ahli sebelum dilakukan revisi pada modul berbasis kearifan lokal diperoleh skor sebanyak 74 poin dari skor perolehan maksimal

Berdasarkan penilaian ahli media, media pembelajaran berbasis Smart Apps Creator materi hiragana katakana mendapatkan presentase 75% dari ahli media, yang berarti masuk

pembelajaran IPS diperoleh jumlah skor keseluruhan yaitu 251. Dari hasil yang diperoleh kemudian dikonversikan menggunakan acuan konversi data kriteria penilaian, dan

Hasil Analisis Respon Peserta Didik Produk Rata-rata Keseluruhan Skor Maksimal Persentase% Kriteria Media 1540 1728 89,12 Sangat Praktis Dapat dilihat dari tabel 12 diatas terkait

Setelah menentukan nilai maksimal, maka untuk menghitung persentase secara keseluruhan adalah sebagai berikut : Persentase kelayakan % = Skor hasil pengujian Skor yang diharapkan 𝑥