• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI BERBANTUAN MEDIA POWER DIRECTOR PADA MATERI ZAT ADITIF DAN ADIKTIF KELAS VIII SMP / MTs

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI BERBANTUAN MEDIA POWER DIRECTOR PADA MATERI ZAT ADITIF DAN ADIKTIF KELAS VIII SMP / MTs"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI BERBANTUAN MEDIA POWER DIRECTOR

PADA MATERI ZAT ADITIF DAN ADIKTIF KELAS VIII SMP / MTs

SKRIPSI

Diajukan kepada UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

Oleh:

Sayyidatur Rizqiyah NIM. T201810076

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

2022

(2)

ii

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI BERBANTUAN MEDIA POWER DIRECTOR

PADA MATERI ZAT ADITIF DAN ADIKTIF KELAS VIII SMP / MTs

SKRIPSI

Diajukan kepada UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

Oleh

Sayyidatur Rizqiyah NIM. T201810076

Disetujui Pembimbing

Laily Yunita Susanti NIP.198906092019032007

(3)

iii

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI BERBANTUAN MEDIA POWER DIRECTOR

PADA MATERI ZAT ADITIF DAN ADIKTIF KELAS VIII SMP / MTs

SKRIPSI

Diajukan kepada UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

Hari : Selasa Tanggal : 07 Juni 2022

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Dr. Ubaidillah, M.Pd.I NIP. 198512042015031002

Laila Khusnah, M.Pd NIP. 198401072019032003

Anggota :

1. Dr. A Suhardi, ST., M.Pd ( ) 2. Laily Yunita Susanti S.Pd., M.Si ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I NIP. 196405111999032001

(4)

iv MOTTO



































Artinya: Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.

Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah:168)

(5)

v

PERSEMBAHAN

Puji syukur alhamdulillah saya persembahkan kepada Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. Atas rahmat dan limpahan nikmat Allah yang tak terhingga telah dianugerahkan kepada saya, sehingga tidak akan pernah mungkin saya akan samai ada titik ini tanpa tuntunan dari-Nya.

Alhamdulillah, saya telah sampai pada titik ini, sejak tahun 2018 saya belajar di kamus UIN KHAS Jember ini dan tanpa terasa sudah berada di tahap akhir. Banyak orang yang sudah bersama saya selama kuliah, bersama-sama menimba ilmu selama kurang lebih 4 tahun. Oleh karena itu, saya persembahkan skripsi ini kepada:

1. Kedua orang tua saya, yakni Bapak Hosen dan Ibu Aminah. Terima kasih atas doa restu dan kasih sayangnya selama ini. Tanpa kalian mustahil rasanya bisa sampai pada titik ini.

2. Kakak-kakak saya, yakni Multazam, dan Misni Alawiyah. Terima kasih telah memberikan semangat selama ini, mengingatkan saya ketika saya keliru, dan selalu mendoakan kesuksesan saya.

3. Bapak dan Ibu Dosen Tadris Ilmu Pengetahuan Alam yang telah mendidik, membimbing dan membekali ilmu kepada peneliti selama dibangku perkuliahan.

4. Penyemangat sekaligus sahabatku Neny, Vivin, Fina, teman-temanku Fira, Intan, Gita, Andalia yang telah mendukung, dan banyak membantu hingga skripsi ini selesai.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah patut kiranya penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena berkat limpah rahmat, karunia, dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik dan lancar, sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang telah membawa kabar baik bagi umatnya yang beriman dan kabar buruk bagi umatnya yang ingkar.

Penulisan skripsi ini tak akan sukses dan lancar tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung dan membantu penulis selama proses pengerjaan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM., selaku Rektor UIN KHAS Jember yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.d.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan motivasi dan ilmunya selama menyelesaikan studi di UIN KHAS Jember.

3. Ibu Dr. Indah Wahyuni, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sains UIN KHAS Jember.

4. Bapak Dinar Maftukh Fajar, S.Pd., M.Pfis., selaku Ketua Program Studi Tadris IPA yang selalu memberikan arahan dengan sabar, memberikan solusi bagi penulis.

(7)

vii

5. Dosen Pembimbing Skripsi, yakni Ibu Laily Yunita Susanti, S.Pd., M.Si., Terima kasih yang tak terhingga karena telah sabar dan telaten dalam membimbing proses saya dalam pengerjaan skripsi. Semoga menjadi nilai ibadah disisi Allah SWT. Amin

6. Seluruh dosen Tadris IPA, yakni Bapak Dr.Andi Suhardi, ST., M.Pd., Dinar Maftukh Fajar S.Pd., M.Pfis., Mohammad Wildan Habibi, S.Pd., M.Pd., Laily Yunita Susanti, S.Pd., M.Si., Rafiatul Hasanah, S.Pd., M.Pd., dan Laila Khusna, M.Pd., dan dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang tak bisa saya sebut satu persatu. Terimakasih atas ilmu yang diberikan selama ini, Semoga ilmu yang telah saya dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Amin

7. Seluruh teman-teman Tadris IPA angkatan 2018. Terima kasih atas kebersamaan kita selama ini, banyak hal yang sudah kita lewati bersama, kebahagiaan kita rasakan bersama, kesulitan kita hadapi bersama. Kenangan bersama kalian tidak akan pernah saya lupakan sepanjang hayat.

8. Dan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu saya dalam pengerjaan skripsi ini, baik disengaja maupun tidak.

Penulis menyadari, bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis berharap saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

Akhirnya, semoga amal baik yang telah Bapak/Ibu dan teman-teman berikan kepada penulis bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Amin

Jember, 7 Juni 2022 Penulis

(8)

viii ABSTRAK

Sayyidatur Rizqiyah, 2022 : Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi Berbantuan Power Director Pada Materi Zat Aditif dan Adiktif Kelas VIII SMP/MTS.

Kata Kunci : Zat Aditif dan Adiktif, Video Animasi, Power Director

Zat Aditif dan Adiktif merupakan salah satu materi yang diajarkan dalam mata pembelajaran IPA pada siswa kelas VIII SMP/MTS. Bahwa kebanyakan guru masih menggunakan media yang sederhana dalam penerapan proses pembelajaran di kelas seperti penggunaan media gambar dan power point yang masih dominan tulisan disetiap lembarannya yang membuat siswa menjadi jenuh atau pasif, dan juga ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan. Fasilitas yang tersedia di sekolah, seperti proyektor dan laptop belum dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh guru yang hanya menggunakan media yang terbatas pada gambar dan lingkungan sekitar. Terbatasnya pengetahuan guru terhadap teknologi yang menjadi kendala dalam mengoperasikan komputer dan internet sehingga dalam mengembangkan media pembelajaran yang berbasis online maupun offline pun masih sebagian maka belum tersedia media berbasis video animasi

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui validitas pengembangan video animasi berbantuan powerdirector pada materi zat aditif dan adiktif, (2) Untuk mengetahui respons peserta didik terhadap pengembangan media berbasis video animasi berbantua media powerdirector yang telah dikembangkan peneliti.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development). Model pengembangan yang digunakan adalah ADDIE yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollanda. Model ADDIE ini terdiri dari 5 tahapan yaitu : Analisis (Analysis), Perancangan (Design), Pengembangan (Develop), Implementasi (Implementation), Evaluasi (Evaluation).

Namun pada penelitian peneliti tidak melakukan tahap evaluasi karena keterbatasan waktu. Jenis data dalam penelitian pengembangan berupa data kualitatif dan data kuantitatif.

Penelitian ini memperoleh produk berupa video animasi berbantuan powerdirector dengan hasil persentase validasi produk yang dilakukan oleh validator ahli materi, ahli media dan pengguna. Hasil validasi dari ahli materi 96,6%, hasil validasi ahli media 92,6%, dan hasil validasi oleh pengguna sebesar 93,6 % dengan kategori sangat valid pada setiap persentase oleh validator. Hasil Uji respons siswa skala kecil dengan jumlah 10 siswa adalah 97,1%, dan skala besar dengan jumlah 27 siswa adalah 90,1%, sehingga video animasi termasuk kategori sangat menarik.

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan ... 7

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 8

E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan... 8

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan ... 10

G. Definisi Istilah ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Penelitian Terdahulu ... 13

B. Kajian Teori ... 15

(10)

x

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 36

A. Metode Penelitian Dan Pengembangan ... 36

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ... 36

C. Uji Coba Produk ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 51

A. Penyajian Data Uji Coba ... 51

B. Analisis Data ... 56

C. Revisi Produk ... 64

BAB V KAJIAN DAN SARAN ... 67

A. Kajian Produk yang Telah Direvisi ... 67

B. Saran Pemanfaatan, Desiminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 87

(11)

xi

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal.

2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian yang akan

dilakukan……… 15

3.1 Kompetensi Inti (KI) Pengetahuan dan Keterampilan dan Kompetensi Dasar (KD) Pengetahuan dan Keterampilan………... 38

3.2 Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator………. 40

3.3 Prototype Media……… 41

3.4 Kriteria pada Masing-Masing Skala Penilaian………. 48

3.5 Kriteria Uji Validitas Media Pembelajaran……….. 50

3.6 Kriteria Hasil Respon Siswa………. 50

4.1 Hasil Validasi Ahli Materi, Media, Guru………. 53

4.2 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil………... 55

4.3 Hasil Uji Coba Skala Besar……….. 56

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Zat Aditif ... 22 Gambar 2.2 Zat Aditif ... 23 Gambar 2.3. Zat Adiktif ... 29

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Definisi tentang IPA (sains) telah banyak dikemukakan, antara lain menurut Supriyadi, para ilmuwan sepakat bahwa IPA adalah suatu bentuk metode yang berpangkal pada pembuktian hipotesa. Sebagian filosof menyatakan bahwa pada hakikatnya IPA adalah jalan untuk mendapatkan kebenaran dari apa yang telah kita ketahui. Trianto menyatakan pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Dengan demikian, IPA pada hakikatnya adalah ilmu untuk mencari tahu, memahami alam semesta secara sistematik dan mengembangkan pemahaman ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip, dan hukum yang teruji kebenarannya. Namun, IPA bukan hanya merupakan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip, melainkan suatu proses penemuan dan pengembangan. Oleh karena itu untuk mendapatkan pengetahuan harus melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah serta menuntut sikap ilmiah.

Dalam pengelolaan pembelajaran IPA di sekolah, guru harus dapat memberikan pengetahuan peserta didik mengenai konsep yang terkandung dalam materi IPA tersebut. Selain konsep, hendaknya guru dapat menanamkan sikap ilmiah melalui model-model pembelajaran yang dilakukannya. Dalam konteks pembelajaran IPA, sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan konsep pembelajaran pada mata pelajaran lainnya hanya tekanannya harus sesuai

(14)

dengan hakikat IPA itu sendiri, bahwa belajar IPA harus terjadi proses sains, menghasilkan produk sains dengan melakukan eksperimen/percobaan dan terbentuknya sikap ilmiah. Pembelajaran IPA tidak bisa dengan cara menghafal atau pasif mendengarkan guru menjelaskan konsep namun siswa sendiri yang harus melakukan pembelajaran melalui percobaan, pengamatan maupun bereksperimen secara aktif yang akhirnya akan terbentuk kreativitas dan kesadaran untuk menjaga dan memperbaiki gejala-gejala alam yang terjadi untuk selanjutnya membentuk sikap ilmiah yang pada gilirannya akan aktif untuk menjaga kestabilan alam ini secara baik dan lestari.1

Pemanfaatan media sangat penting bagi guru untuk menunjang proses pembelajaran karena dapat meningkatkan daya Tarik siswa dalam belajar sehingga tingkat pemahaman dapat meningkat. Proses pemahaman pembelajaran dapat menambah prestasi peserta didik lebih baik. Tidak semua media dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, untuk itu seorang guru harus bisa memilih media yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran.2 Penggunaan media pembelajaran saling berkaitan dengan proses penyampaian materi dari sumber materi melalui media tertentu ke penerima materi (siswa).

Media pembelajaran juga mampu mengubah materi yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret karena pada usia sekolah menengah siswa masih berpikir pada tahap operasional konkret. Media pembelajaran yang dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran yaitu media audiovisual agar tidak mengalami kejenuhan saat materi dijelaskan dengan cara menggunakan

1 Supriyadi, Trianto, dkk., Hakikat Pembelajaran IPA (Yogyakarta: SUKA-Press, 2011)

2 Basyiruddin, Media Pendidikan (Jakarta: Ciputat press, 2002)

(15)

metode ceramah saja.3 Menurut Musa, media merupakan segala bentuk perangsang yang digunakan guru untuk mendorong siswa agar mampu memahami pengetahuan dengan cepat, tepat, dan mudah.

Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat menyebabkan semua insan mau tidak mau harus bisa beradaptasi, semua kalangan masyarakat dituntut untuk bisa melek akan teknologi.4 Tak terkecuali dalam sektor pendidikan, dunia pendidikan juga harus terus mengikuti perkembangan teknologi maka dari itu penerapan teknologi dalam media pembelajaran merupakan sebuah keharusan untuk diterapkan di dunia pendidikan. Semakin cepatnya perkembangan teknologi dapat membawa dampak yang besar dalam sektor pendidikan. Oleh karena itu, penerapan teknologi dalam media pembelajaran menjadi sebuah keharusan dalam pendidikan selain faktor tuntutan, dimana keberadaanya dapat memudahkan para pendidik untuk memberikan informasi. Perkembangan teknologi juga bukan sebuah hal yang asing dalam kehidupan masyarakat, masyarakat umumnya sudah menggunakan teknologi untuk kebutuhan sehari-hari. Karena hal tersebut alangkah baiknya jika dalam sektor pendidikan khususnya penerapan media pembelajaran juga beralih dari alat-alat konvensional menuju alat-alat yang modern. Media yang dapat siswa rasakan baik suara dan gambar secara bersamaan yaitu berupa video. Video adalah teknologi penangkapan, perekaman, pengolahan, penyimpanan, pemindahan, dan perekonstruksian urutan gambar diam dengan menyajikan adegan-adegan dalam gerak secara

3 Nurhidayah, Penggunaan Media Dan Audio Visual (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2017)

4 Musa, Media Pembelajaran Dan Pengembangan (Jakarta: Kencana, 2018)

(16)

elektronik.5 Video yang dibuat harus menarik bagi siswa agar dapat memahami materi yang akan dipelajari. Guru dapat menggunakan beberapa aplikasi online maupun offline untuk membuat video. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam proses pembelajaran yang memuat pesan yang akan di sampaikan guru kepada siswa.

Penggunaan media pembelajaran sangat penting bagi proses belajar mengajar.

Dikatakan demikian karena media pembelajaran sangat berperan penting dalam membantu guru atau pendidik guna memberikan pengajaran secara maksimal, efektif dan efisien. Media pengajaran dan pembelajaran membuat siswa dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Biasanya siswa merasa penasaran dan bisa dengan mudah menangkap materi pelajaran bila pembelajaran yang di lakukan menyenangkan. Pada umumnya, media pembelajaran itu dikemas dengan cara menarik dan di sesuaikan dengan karakteristik siswa, sehingga siswa akan lebih mudah mencerna pelajaran.

Bersumber dari hasil angket analisis kebutuhan melalui google form kepada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Rambipuji dihasilkan bahwa sebesar 65% siswa menyatakan kesulitan dalam memahami materi zat aditif dan adiktif. Hal ini disebabkan karena materinya dinilai sulit untuk memahami kata kata ilmiah. Disamping itu, sebesar 45% siswa menyatakan media pembelajaran (PPT, Google Clasroom, dan WhatsApp Grup) yang diterapkan membosankan. Penggunaan media dan bahan ajar tersebut cenderung

5 Ending Khoeruddin, Pengembangan Media Video (Bandung: UPI, 2011)

(17)

membuat siswa merasa bosan saat mendengarkan penjelasan pembelajaran secara berlangsung.

Hasil serupa diperoleh dari wawancara dengan guru IPA di SMPN 2 Rambipuji, bahwa kebanyakan guru masih menggunakan media yang sederhana dalam penerapan proses pembelajaran di kelas seperti penggunaan media gambar dan power point yang masih dominan tulisan disetiap lembarannya yang membuat siswa menjadi jenuh atau pasif, dan juga ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan. Fasilitas yang tersedia di sekolah, seperti proyektor dan laptop belum dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh guru yang hanya menggunakan media yang terbatas pada gambar dan lingkungan sekitar.

Terbatasnya pengetahuan guru terhadap teknologi yang menjadi kendala dalam mengoperasikan komputer dan internet sehingga dalam mengembangkan media pembelajaran yang berbasis online maupun offline pun masih sebagian maka belum tersedia media berbasis video animasi.

Alasan memilih materi zat aditif dan adiktif agar siswa lebih berhati- hati dalam membeli makanan dan minuman karena pada materi ini dijelaskan mengenai pewarna makanan, pengawet dan pemanis hingga dampak bagi kesehatan. Metode ceramah yang digunakan guru membuat siswa merasa bosan sehingga proses pembelajaran di kelas menjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru karena tidak ada ketertarikan siswa dalam memperhatikan dan memahami pembelajaran yang disampaikan, banyak siswa yang tidak fokus dalam belajar di kelas, siswa selalu malas untuk

(18)

memperhatikan guru ketika menjelaskan. Selain metode yang digunakan monoton, sumber belajar yang digunakan pun hanya sekedar buku paket, Lembar Kerja Siswa (LKS), spidol dan papan tulis saja. Banyak siswa yang hanya menjadi pendengar namun tidak aktif dalam pembelajaran di kelas sehingga mempengaruhi hasil belajar mereka.

Dari hasil telaah masalah, kemudian peneliti melakukan analisis kebutuhan untuk mengetahui alternatif kebutuhan siswa dalam mempelajari materi zat Aditif dan Adiktif melalui angket dan observasi. Hasil analisis kebutuhan melalui angket siswa diperoleh hasil sebesar 85,5% siswa membutuhkan media penunjang yang interaktif dan menarik untuk belajar materi zat Aditif dan Adiktif, sebesar 82% siswa senang jika pembelajaran memanfaatkan teknologi. Disamping itu, juga dihasilkan bahwa siswa mengharapkan media penunjang seperti video animasi supaya pembelajaran tidak membosankan dan monoton dalam memahami materi. Sehingga dengan adanya perantara (media) dapat meningkatkan minat belajar siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan video animasi adalah salah satu cara yang peneliti gunakan dalam memperbaiki kualitas belajar mengajar yang bertujuan agar jalannya proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, sehingga siswa dapat lebih memperhatikan pelajaran yang disampaikan dan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri dan juga hasil belajar siswa diharapkan dapat meningkat.6

6 Lailatul Qomariah, Hasil wawancara dan observasi di SMPN 2 RAMBIPUJI, 25 MEI 2021.

(19)

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas penggunaan media video animasi pembelajaran berbasis power director terhadap mata pelajaran IPA di kelas VIII SMPN 2 Rambipuji. Manfaat penelitian ditinjau secara teoretik dan secara praktis. Manfaat teoretik yaitu media pembelajaran yang dapat digunakan pada materi zat aditif dan adiktif sehingga bisa mengubah siswa menjadi lebih aktif lagi dalam belajar dan juga sebagai bahan masukan agar dapat mengembangkan media yang tepat untuk belajar sehingga tercipta suasana belajar yang efektif, menarik dan menyenangkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti paparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana validitas pengembangan media berbantuan Power Director pada materi zat aditif dan adiktif?

2. Bagaimana respons peserta didik terhadap pengembangan media pembelajaran video animasi berbantuan Power Director pada materi zat aditif yang telah diterapkan oleh peneliti?

C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah yang tertulis diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah :

(20)

1. Untuk mengetahui validitas pengembangan video animasi berbantuan Power Director pada materi zat aditif dan adiktif

2. Untuk mengetahui respons peserta didik terhadap pengembangan media berbasis video animasi berbantuan media power director yang telah dikembangkan oleh peneliti

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

1. Ukuran dan kapasitas video Power Director mampu mengedit video dengan format 360o hingga Ultra HD 4K atau bahkan format video terbaru lainnya. Tersedia untuk pengguna Windows, Mac OS dan juga terdapat aplikasi Cyberlink Power Director untuk pengguna smartphone Android.

Aplikasi ini bisa digunakan baik secara online maupun offline untuk menghasilkan video animasi pada materi zat aditif dan adiktif.

2. Power Director ini sudah memiliki fitur untuk menghasilkan video editing tanpa watermark

3. Power Director ini mempunyai fitur Chrome Key yang digunakan untuk mengubah latar belakang berwarna hijau menjadi lebih menarik dan juga Video Collage yang digunakan untuk membuat kolase video, lalu ada Slow Motion (video gerak lambat), dan Fitur Sharing untuk hasil pengeditan video ke sosial media.

4. Power Director ini bisa dioperasikan baik secara online maupun offline E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan

Pentingnya penelitian dan pengembangan model pembelajaran berbasis video animasi berbantuan media power director pada materi zat aditif

(21)

dan adiktif kelas VIII SMP / MTS diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian yang dilakukan diharapkan bisa dijadikan sebuah inovasi maupun motivasi untuk proses pembelajaran yang menarik.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

Sebagai sarana bagi siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan. Siswa diberikan kesempatan untuk membangun pengetahuan sendiri.

b. Bagi guru

Sebagai tambahan informasi serta refrensi baru untuk model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan proses pembelajaran yang aktif.

c. Bagi sekolah

Diharapkan bisa menjadi rujukan untuk merancang pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang aktif yang berpusat pada siswa.

d. Bagi peneliti

Pengembangan model pembelajaran ini bisa dijadikan sebagai pengalaman, wawasan baru yang mampu memberi inspirasi maupun motivasi dalam kegiatan pembelajaran. Semoga kedepannya, diharapkan digunakan sebagai bahan referensi dan evaluasi.

(22)

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan

Asumsi penelitian dan pengembangan media pembelajaran berbasis video animasi berbantuan media Power Director pada materi zat aditif dan adiktif kelas VIII SMP / MTS adalah :

1. Menghasilkan sebuah video animasi yang dijadikan guru sebagai kegiatan pembelajaran.

2. Menghasilkan suatu pengembangan media pembelajaran berbasis video animasi berbantuan media power director yang menarik yang berpusat pada siswa.

3. Menghasilkan suatu pengembangan media pembelajaran berbasis video animasi berbantuan media power director yang dijaikan guru sebagai referensi untuk membangun semangat siswa dalam kegiatan pembelajarannya.

Keterbatasan penelitian dan pengembangan media pembelajaran berbasis video animasi berbantuan media power director pada materi zat aditif dan adiktif kelas VIII SMP / MTS adalah :

1. Pengembangan media pembelajaran berbasis video animasi yang dikembangkan digunakan untuk siswa tingkat menengah dengan sasaran penelitian yaitu siswa kelas VIII SMPN 2 Rambipuji

2. Materi yang digunakan dalam penelitian yakni materi zat aditif dan adiktif KD 3.1 yaitu menjelaskan berbagai zat aditif dalam makanan dan minuman serta dampak bagi kesehatan, sedangkan KD 4.1 yaitu

(23)

menyajikan informasi jenis-jenis bahan aditif yang dipakai pada suatu produk makanan

3. Model pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE yang terdiri dari analisis (analysis), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation).

Peneliti membatasi hanya sampai pada tahap keempat yaitu tahap implementasi.

4. Produk dari penelitian ini berupa pengembangan media pembelajaran berbasis video animasi berbantuan media power director pada materi zat aditif dan adiktif.

G. Definisi Istilah

Berikut penjelasan beberapa istilah dalam penelitian dan pengembangan yaitu:

1. Penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang menghasilkan suatu produk. Penggunaan model pengembangan berupa model ADDIE. Namun peneliti membatasi hanya sampai pada tahap ke empat yaitu tahap implementasi karena keterbatasan waktu dan biaya.

2. Pengembangan media pembelajaran berbasis video animasi adalah kerangka yang digunakan dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran yang memuat prosedur yang sistematis dengan ciri khusus adanya konflik kognitif oleh siswa. Siswa dengan pengetahuan awal mengenai materi zat aditif dan adiktif menggunakan video animasi berbantuan power director, lebih aktif dan bisa berpikir lebih kritis dengan bantuan guru memberikan

(24)

berupa fenomena terkait materi Power Director yang merupakan perangkat lunak pengeditan video yang dikembangkan oleh Cyberlink yang dapat membantu dalam pembuatan film video digital agar terlihat profesional dengan tayangan slide foto, lengkap dengan musik, suara, efek spesial, efek transisi dan lain sebagainya.

3. Materi zat aditif dan adiktif adalah materi ilmu pengetahuan alam dalam kategori kimia kelas VIII SMP / MTS. Zat aditif adalah suatu zat, yang ditambahkan kedalam sebuah produk makanan atau minuman, dengan tujuan untuk mempercantik warna, menguatkan rasa, mengatur keasaman, memperpanjang masa penyimpanan produk dan lain-lain. Sedangkan zat adiktif adalah zat yang menimbulkan ketagihan dan ketergantungan.

(25)

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian mencantumkan beberapa penelitian terdahulu yang dianggap memiliki relevansi dengan penelitian dan pengembangan yang berjudul

“Pengembangan Media pembelajaran berbasis video animasi berbantuan media power director pada materi zat aditif dan adiktif kelas VIII SMP / MTS”. Berikut penelitian terdahulu yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Slameto, 2020, Jurnal Pendidikan Matematika yang berjudul “Perbedaan Minat Belajar Siswa dengan Media Komputer Program Cyberlink Power Director dan Tanpa Media Komputer pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok dikelas VIII SMP Negeri Hamparan Perak Tahun Ajaran 2009/2010”

Penelitian diatas bertujuan untuk mengetahui minat belajar siswa dengan menggunakan media komputer program Cyberlink Power Director pada pokok bahasan Kubus dan Balok dikelas VIII SMP Negeri Hamparan Perak Tahun Ajaran 2009/2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya dengan adanya media komputer program Cyberlink Power Director dapat meningkatkan minat siswa dan tidak merasa bosan dalam mempelajari materi matematika. Karena melihat dari kondisi rendahnya

(26)

minat siswa dalam mempelajari matematika, maka guru mencari cara atau media untuk mengurangi kebosanan siswa tersebut.7

2. Penelitian yang dilakukan Evi Sustriani Nainggolan, dkk, 2018, Jurnal Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial yang berjudul “Peningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan diposisi Matematis Siswa melalui Model Pembelajaran berbasis Masalah Berbantuan Cyberlink Power Director Di SMP Budi Murni 1 Medan”.

Penelitian diatas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan berpikir kritis dan adanya peningkatan berpikir kritis dan adanya peningkatan pada aspek apresiasi dalam peningkatan disposisi”8

3. Penelitian yang dilakukan oleh Martini. Jurnal Basicedu yang berjudul

“Pengembangan Video Pembelajaran dengan Menggunakan Aplikasi Power Director 18 di Sekolah Dasar “

Penelitian ini bertujuan untuk membuat siswa bersemangat, senang dan tidak jenuh dengan pemberian tugas setiap harinya dalam proses pembelajaran saat daring9

7 Slameto, “Perbedaan Minat Belajar Siswa dengan Media Komputer Program Cyberlink Power Director dan Tanpa Media Komputer pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok dikelas VIII SMP Negeri Hamparan Perak Tahun Ajaran 2009/2010,” Jurnal Pendidikan Matematika (2020).

8 Evi Sustriani Nainggolan, dkk., “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Diposisi Matematis Siswa melalui Model Pembelajaran berbasis Masalah Berbantuan Cyberlink Power Director Di SMP Budi Murni 1 Medan,”Jurnal Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial (2018).

9 Martini, “Pengembangan Video Pembelajaran dengan Menggunakan Aplikasi Power Director 18 di Sekolah Dasar,” Jurnal Basicedu.

(27)

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian yang akan dilakukan

No Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan

1 Slameto Perbedaan Minat Belajar Siswa dengan Media Komputer Program Cyberlink Power Director dan Tanpa Media Komputer pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok dikelas VIII SMP Negeri Hampeparan Perak Tahun Ajaran 2009/2010

Pengembanga n media berbasis Cyberlink Power Director

Materi yang

dikembangkan oleh Slameto adalah

matematika, sedangkan mata pelajaran yang dikembangkanoleh peneliti yaitu kimia (IPA Smp/mts) 2 Evi Sustriani

Nainggolan dkk

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan disposisi Matematis Siswa melalui Model Pembelajaran berbasis Masalah Berbantuan

Cyberlink Power Director Di SMP Budi Murni 1 Medan

Pengembanga n media berbasis Cyberlink Power Director

Objek yang digunakan saat penelitian

3 Martini Pengembangan Video Pembelajaran dengan Menggunakan Aplikasi Power Director 18 di Sekolah Dasar

Pengembanga n media berbasis Power Director

Penelitian yang

dilakukan oleh Martini yaitu mengembangkan media pada siswa Sekolah Dasar, sedangkan peneliti mengembangkan media pada Siswa Menengah Pertama

B. Kajian Teori

1. Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan dari pengetahuan dan menjelaskan bagaimana proses untuk dapat mengetahui pengetahuan tersebut. Pembelajaran IPA mengarah pada kegiatan yang mempelajari pengetahuan yang mengarah pada keterampilan berpikir yang dapat menghasilkan fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan pembelajaran yang

(28)

bersifat procedural yng berbasis pada ketrampilan proses sains.

10Pembelajaran IPA yang bersifat prosedural dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis bernalar logis, dan memecahkan masalah dengan cara yang kreatif, sehingga pembelajaran IPA tidak dapat pisah dari pengelaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA hendaknya memperhatikan kemampuan guru dan keterampilan yang diperlukan untuk memberikan pengalaman belajar siswa. 11Penguasaan konten dalam pembelajaran IPA merupakan unsur penting agar guru dapat menciptakan kegiatan pembelajaran secara holistic dan integrative.

12Kualitas suatu pembelajaran yang dilaksanakan adalah yang sesuai dengan karakteristik siswa dan terjadi proses pembelajaran bagi siswa.13 2. Media pembelajaran Power Director

Definisi Media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. 14

Berdasarkan Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta

10 Adriana Agustiba Lonny Hamadi, dkk., “Pemahaman Guru terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPA SMP di Salatiga,” Edusains: Jurnal Pendidikan Sains & Matematika, 6 no. 2 (2018): 43.

11 Muh. Makhrus, dkk., “Identifikasi Kesiapan LKPD Guru terhadap Keterampilan Abad 21 pada Pembelajaran IPA SMP,” Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan 3, no. 2 (November, 2018): 125.

12 Muh. Makhrus, dkk., “Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terhadap Kesiapan Guru Sebagai “Role Model“ Keterampilan Abad 21 Pada Pembelajaran IPA SMP,” Jurnal Penelitian IPA (JPPIPA) 5, no. 1 ( Januari, 2019): 67.

13 Metri Dian Insani, “Studi Pendahuluan Identifikasi Kesulitan Pembelajaran Pada Guru SMP Se- Kota Malang,” Jurnal Pendidikan Biologi 7, no. 2 (Februari, 2016): 82.

14 Rusman, dkk., Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013)

(29)

peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca.

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut instructus atau “intruere” yang berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti instruksional adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran.

Kata pembelajaran mengandung makna yang lebih pro-aktif dalam melaksanakan kegiatan belajar, sebab di dalamnya bukan hanya pendidik atau instruktur yang aktif, tetapi peserta didik merupakan subjek yang aktif dalam belajar.15

Media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Jenis pembelajaran yang digunakan yaitu Media audiovisual.

Audio-Visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatu kegiatan atau proses, dan juga merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan

15 Bambang Warsito, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)

(30)

pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.16

3. Video Animasi berbantuan Power Director

Power Director adalah program pengeditan video digital untuk membantu membuat film video digital yang terlihat profesional dengan tanyangan slide foto, lengkap dengan musik, suara, efek khusus, efek transmisi dan banyak lagi. Power Director dapat mengekspor proyek ke file, camcorder, perangkat portebel, yang dapat langsung diunggah di berbagai situs web video, daring atau ke disket. Power Director merupakan deretan aplikasi edit video terbaik untuk ponsel android yang kelasnya sudah semi professional. Aplikasi Power Director dalam pembelajaran dapat memotivasi mengembangkan semangat untuk berkreatifitas terutama dalam memanfaatkan perangkat gawai.

Keistimewaan dari aplikasi ini adalah mudah dioperasikan oleh para peserta didik maupun guru pengajar. Tanpa menggunakan jaringan internet yang aktif, produk media tetap bisa diunggah dengan syarat ada yang telah memiliki aplikasi ini. Aplikasi ini sudah bisa dibagikan dengan aplikasi Share IT atau Bluetooth langsung bisa diberikan dari guru ke peseta didik.

Power Director dapat juga diunduh melalui laman Playstore dengan jaringan internet.

Power Director merupakan cara mudah untuk mengedit video dapat menggunakan tablet maupun ponsel yang masih belajar untuk

16 Sadiman, Media Audiovisual. (Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya, 2010)

(31)

membuat video yang bagus, enak dilihat dengan peralatan yang banyak dimiliki peserta didik dengan android. Bagi pemula, video editor Power Director sangat mudah digunakan. Tidak perlu waktu lama untuk mempelajari video editor ini, karena ada video tutorialnya. Jadi sebelum memakai kita bisa melihat dan mempelajari tutorialnya.

Fitur- fitur dalam Power Director sebagai berikut; Efek dari partikel sepenuhnya dapat disesuaikan efek, untuk menambahkan objek partikel salju, debu, benda jatuh, editor. Peningkatan slideshow sepenuhnya dapat disesuaikan kamera, 3D, alokasi dan gerakan melalui editor slideshow. Peningkatan video yang terbaik dengan memodifikasi video untuk tanam, rotasi, mengubah kecepatan atau pemutaran terbalik.

Perbaikan melalui stabilisasi video, menyesuaikan pencahayaan dan meningkatkan kualitas video teknologi TrueTheater.

Penghapusan di file video dan audio juga bisa. Mudah juga dalam memperbaiki efek ICC yang di inginkan. Dapat menambahkan daftar musik, baris waktu sampai tiga judul musik yang terpisah dalam video secara bersamaan. Sepenuhnya extensible user interface digunakan untuk mengedit kebutuhan. Video pada layar penuh dalam tampilan multimedia dapat melihat video pada perangkat tampilan tunggal atau kamera video ketika mengaktifkan dual display. Gunakan berbagai seleksi untuk memilih segmen media pada timeline untuk kopirvoaniya atau menghapusnya dari proyek tersebut. Gunakan garis grid untuk membantu dalam penempatan yang tepat dari judul ICC dan multimedia. New

(32)

Workspace digunakan untuk ruang kerja, yang membuat menemukan video lebih cepat. Optimized CPU / GPU menyediakan kecepatan tinggi pengolahan konten video HD.

Menambahkan beberapa judul pada video yang dibuat oleh disk.

Membuat slideshow dapat dilihat seluruh struktur disk. Menumulti-level digunakan untuk mengedit menu. Efek loading lebih cepat dan lebih mudah dan template dari Director Zone situs web. Director Zone situs Web juga memuat efek ICC, template, judul, partikel efek dan template menu DVD. Sepenuhnya terintegrasi ke dalam penggunaan Cyber Link Power Director untuk efek mencari template. Jumlah akses untuk memperbaiki proyek dari negara lain melalui DirectorZone situs Web.

Shutdown digunakan setelah membuat video atau merekam ke disk untuk menghemat energi.17

4. Zat Aditif dan Adiktif a. Zat Aditif

Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan. Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami.

17 Sadiman, A., dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008)

(33)

Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang kemudian direaksikan.

1) Bahan Pewarna

Bahan pewarna adalah zat aditif yang ditambahkan untuk meningkatkan warna pada makanan atau minuman. Bahan pewarna dicampurkan untuk memberi warna pada makanan, meningkatkan daya tarik visual pangan, merangsang indera penglihatan, menyeragamkan dan menstabilkan warna, dan menutupi atau mengatasi perubahan warna. Ada 2. jenis bahan pewarna pada makanan yaitu alami dan sintetis (buatan).

a) Pewarna alami

Pewarna alami adalah pewarna yang dapat diperoleh dari alam, baik dari tumbuhan dan hewan. kunyit (warna kuning), daun suji dan daun pandan (warna hijau), warna telang (warna biru keunguan), gula kelapa (warna merah kecoklatan), cabe dan bunga belimbing sayur (warna merah). Pewarna alami ini sangat aman bagi kesehatan manusia. Pewarna alami mempunyai keunggulan, yaitu umumnya lebih sehat untuk dikonsumsi daripada pewarna buatan. Namun, pewarna

(34)

makanan alami memiliki beberapa kelemahan, yaitu cenderung memberikan rasa dan aroma khas yang tidak diinginkan, warnanya mudah rusak karena pemanasan, warnanya kurang kuat (pucat), dan macam warnanya terbatas.

Gambar 2.1 Zat Aditif Ayoguruberbagi.kemendikbud.go.id b) Pewarna buatan

Pewarna buatan atau sintetis yang terbuat dari bahan kimia.

Bahan pewarna buatan dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dibanding pewarna alami, yaitu harganya murah, praktis dalam penggunaan, warnanya lebih kuat, macam warnanya lebih banyak, dan warnanya tidak rusak karena pemanasan. Penggunaan bahan pewarna buatan untuk makanan harus melalui pengujian yang ketat untuk kesehatan konsumen.

Contoh bahan pewarna buatan seperti tartrazin untuk warna kuning, bliliant blue untuk warna biru, alura red untuk warna merah. Meski aman dalam takran tertentu, namun sebaiknya tidak dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan terus menerus. Penggunaan pewarna buatan secara aman sudah begitu luas digunakan masyarakat sebagai bahan pewarna

(35)

dalam produk makanan. Namun, di masyarakat masih sering ditemukan penggunaan bahan pewarna buatan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Pewarna tekstil yang sering disalahgunakan sebagai pewarna makanan, antara lain rhodamine B (warna merah) dan metanil yellow (warna kuning). Bahan – bahan

itu dapat memicu terjadinya kanker.

Gambar 2.2 Zat Aditif Tamankulinerku.blogspot.com 2) Pemanis

Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan. Pemanis dipakai untuk menambah rasa manis yang lebih kuat padabahan makanan.

Pemanis dapat dibedakan menjadi dua yaitu pemanis alami dan buatan. Pemanis alami merupakan bahan pemberi rasa manis yang diperoleh dari bahan-bahan nabati maupun hewani. Pemanis alami yang umum dipakai adalah gula pasir, gula tebu atau gula pasir, gula merah, madu, dan kulit kayu.

(36)

a) Gula tebu atau gula pasir mengandung zat pemanis fruktosa yang merupakan salah satu jenis glukosa. Gula tebu atau gula pasir yang diperoleh dari tanaman tebu merupakan pemanis yang paling banyak digunakan. Selain memberi rasa manis, gula tebu juga bersifat mengawetkan.

b) Gula merah merupakan pemanis dengan warna coklat. Gula merah merupakan pemanis kedua yang banyak digunakan setelah gula pasir. Kebanyakan gula jenis ini digunakan untuk makanan tradisional, misalnya pada bubur, dodol, kue apem, dan gulali.

c) Madu merupakan pemanis alami yang dihasilkan oleh lebah madu. Selain sebagai pemanis, madu juga banyak digunakan sebagai obat.

d) Kulit kayu manis merupakan kulit kayu yang berfungsi sebagai pemanis. Selain itu kayu manis juga berfungsi sebagai pengawet. Sedangkan Pemanis buatan adalah senyawa hasil sintetis laboratorium yang merupakan bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan.

Pemanis buatan ini antara lain aspartam, sakarin, kalium asesulfam, dan siklamat.

e) Aspartam

Aspartam mempunyai nama kimia aspartil fenilalanin metil ester, merupakan pemanis yang digunakan dalam produk-

(37)

produk minuman ringan. Aspartam merupakan pemanis yang berkalori sedang. Tingkat kemanisan dari aspartam 200 kali lebih manis daripada gula pasir.

Aspartam dapat terhidrolisis atau bereaksi dengan air dan kehilangan rasa manis, sehingga lebih cocok digunakan untuk pemanis yang berkadar air rendah.

f) Sakarin

Sakarin adalah pemanis buatan yang tidak berkalori. Sakarin dibuat dari garam natrium. Asam sakarin berbentuk bubuk kristal putih, tidak berbau dan sangat manis. Sakarin mempunyai tingkat kemanisan 200-500 kali dari rasa manis sukrosa (gula pasir). Sakarin dan aspartam sering digunakan di industri minuman kaleng atau kemasan. Keunggulan sakarin, yaitu tidak bereaksi dengan bahan makanan, sehingga makanan yang ditambah dengan sakarin tidak mengalami kerusakan dan harganya murah. Kelemahan sakarin adalah mudah rusak bila dipanaskan sehingga mengurangi tingkat kemanisannya. Selain itu, sakarin kerap kali menimbulkan rasa pahit. Penggunaan sakarin yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan tubuh manusia, misalnya menimbulkan kanker.

g) Kalium Asesulfam

Kalium Asesulfam memiliki tingkat kemanisan sekitar 200 kali dari kemanisan gula pasir. Kelebihan kalium Asesulfam adalah

(38)

mempunyai sifat stabil pada pemanasan dan tidak mengandung kalori.

h) Siklamat

Siklamat terdapat dalam bentuk kalsium dan natrium siklamat dengan tingkat kemanisan yang dihasilkan kurang lebih 30 kali lebih manis daripada gula pasir. Makanan dan minuman yang sering dijumpai mengandung siklamat antara lain: es krim, es puter, selai, saus, es lilin, dan berbagai minuman fermentasi.

3) Pengawet

Pengawetan bahan makanan dapat dilakukan secara fisik, kimia, dan biologi. Pengawetan bahan makanan secara fisik dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pemanasan, pendinginan, pembekuan, pengasapan, pengalengan, pengeringan, dan penyinaran. Pengawetan secara biologis dapat dilakukan dengan fermentasi atau peragian, dan penambahan enzim, misalnya enzim papain dan enzim bromelin. Pengawetan secara kimia dapat dilakukan dengan penambahan bahan pengawet yang diijinkan.

4) Penyedap Makanan

Penyedap makanan adalah bahan tambahan makanan yang tidak menambah nilai gizi. Penyedap makanan sebagai penguat rasa protein, penurun rasa amis pada ikan, dan penguat aroma buah- buahan. Berikut diuraikan beberapa contoh penyedap makanan.

(39)

a) Penyedap rasa

Penyedap rasa atau penegas rasa adalah zat yang dapat meningkatkan cita rasa makanan. Penyedap berfungsi menambah rasa nikmat dan menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan makanan. Penyedap rasa ada yang diperoleh dari bahan alami maupun sintetis.

Penyedap rasa alami berasal dari rempah-rempah, misalnya:

bawang putih, bawang bombay, pala, merica, ketumbar, serai, pandan, daun salam, dan daun pandan, dll. Penyedap sintetik pada dasarnya merupakan tiruan dari yang terdapat di alam, tetapi karena kebutuhannya jauh melebihi dari yang tersedia maka sejauh mungkin dibuatlah tiruannya.

Penyedap sintetik yang sangat populer di masyarakat adalah vetsin atau MSG (mononatrium glutamat). Di pasaran, senyawa tersebut dikenal dengan beragam merek dagang, misalnya Ajinomoto, Miwon, Sasa, Royco, Maggi, dan lain sebagainya.

MSG merupakan garam natrium dari asam glutamat yang secara alami terdapat dalam protein nabati maupun hewani.

Daging, susu, ikan, dan kacangkacangan mengandung sekitar 20% asam glutamat. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila kita mengkonsumsi makanan yang mengandung asam glutamat akan terasa lezat dan gurih meski tanpa bumbu-bumbu lain.

Keunikan dari MSG adalah bahwa meskipun tidak mempunyai

(40)

cita rasa, tetapi dapat membangkitkan cita rasa komponen- komponen lain yang terkandung dalam bahan makanan. Sifat yang semacam itu disebut dengan taste enhancer (penegas rasa.

Meskipun MSG dikonsumsi oleh semua orang. MSG mempunyai pengaruh atau efek buruk yaitu menimbulkan gangguan kesehatan.

5) Pemberi aroma

Pemberi aroma adalah zat yang dapat memberikan aroma tertentu pada makanan atau minuman, sehingga dapat membangkitkan selera konsumen. Penambahan zat pemberi aroma menyebabkan makanan memiliki daya tarik untuk dinikmati. Zat pemberi aroma yang berasal dari bahan segar atau ekstrak dari bahan alami, misalnya minyak atsiri dan vanili. Pemberi aroma yang merupakan senyawa sintetik, misalnya: amil asetat mempunyai cita rasa seperti pisang ambon, amil kaproat (aroma apel), etil butirat (aroma nanas), vanilin (aroma vanili), dan metil antranilat (aroma buah anggur). Jeli merupakan salah satu contoh makanan yang menggunakan zat pemberi aroma.

6) Pengental

Pengental adalah bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu.

(41)

Bahan pengental alami misalnya, pati, gelatin, gum, agar-agar, dan alginat.

7) Pengemulsi

Pengemulsi adalah bahan tambahan yang dapat mempertahankan penyebaran (dispersi) lemak dalam air dan sebaliknya. Minyak dan air tidak saling bercampur, namum bila ditambahkan sabun, kemudian diaduk keduanya dapat tercampur. Sabun dalam contoh tersebut disebut sebagai zat pengemulsi.

b. Zat Adiktif

Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa. Zat adiktif dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu : 1) zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika 2) zat adiktif narkotika dan 3) zat adiktif psikotropika.

Gambar 2.3 Zat Adiktif m.tribunnews.com

(42)

1) Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika

Zat adiktif jenis ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, bahkan mungkin juga sering kita konsumsi pada bahan makanan atau minuman yang mengandung zat adiktif tersebut.

Adapun yang termasuk dalam zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika, yaitu :

a) Kafein

Bagi kalian penggemar teh atau kopi, mungkin kalian sudah tahu tentang kandungan kafein yang terdapat pada teh dan kopi.

Teh yang mengandung kafein membuat hampir sebagian besar dari kita menjadi terbiasa untuk mengkonsumsinya setiap hari.

Tetapi teh aman dan baik untuk dikonsumsi setiap hari dalam jumlah yang wajar dan tidak berlebihan.

Selain mengandung kafein, teh juga mengandung theine, teofilin, dan teobromin dalam jumlah sedikit. Sementara itu, kopi memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi daripada teh.

Kopi yang terbuat dari biji kopi yang disangrai dan dihancurkan menjadi bubuk kopi umumnya dikonsumsi orang dengan tujuan agar mereka tidak mengantuk sebab kafein dalam kopi dapat meningkatkan respons kewaspadaan pada otak. Oleh karena itu kopi tidak dianjurkan untuk diminum secara berlebihan. Tetapi kopi juga memiliki sejumlah manfaat pada beberapa terapi kesehatan, seperti mencegah penyakit

(43)

Parkinson, kanker usus, kanker lambung, dan kanker paru-paru.

Untuk beberapa kasus tertentu, kopi juga dapat menjadi obat sakit kepala, tekanan darah rendah, dan obesitas.

b) Nikotin

Nikotin terdapat dalam rokok yang dibuat dari daun tembakau melalui proses tertentu dan dicampur dengan bunga cengkeh serta beberapa macam bahan aroma. Kandungan nikotin pada rokok inilah yang menyebabkan orang menjadi berkeinginan untuk mengulang dan terus-menerus merokok. Selain mengandung nikotin, rokok juga mengandung tar. Kita juga sudah mengetahui tentang bahaya rokok pada kesehatan, yaitu dapat merugikan organ - organ tubuh bagian luar, seperti perubahan warna gigi dan kulit, maupun organ tubuh bagian dalam yang dapat memicu kanker paru-paru.

2) Zat adiktif narkotika

Narkotika merupakan zat adiktif yang sangat berbahaya dan penggunaannya dilarang diseluruh dunia. Penggunaan narkotika tidak akan memberi efek positif pada tubuh tetapi malah akan memberikan efek negatif. Jika digunakan maka penggunanya akan mengalami penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri, tetapi setelah itu penggunanya akan merasa tergantung dan akan mengulangi secara terus-menerus untuk menggunakan narkotika yang memiliki

(44)

banyak jenis ini. Jika sudah begini maka akan sulit untuk lepas dari jerat narkotika yang hanya akan memberi siksaan pada penggunanya. Narkotika hanya diperbolehkan dalam dunia medis yang biasanya digunakan sebagai obat bius untuk orang yang akan dioperasi, dan penggunaannya pun sesuai prosedur yang telah ditentukan dalam standar kesehatan internasional. Jenis-jenis narkotika ini misalnya sabu, opium, kokain, ganja, heroin, amphetamine, dll. Karena berbahayanya maka menyimpan salah satu dari jenis narkotika tersebut akan dikenakan hukuman yang sangat berat misalnya saja hukuman mati.

3) Zat adiktif psikotropika

Psikotropika merupakan zat atau obat baik alamiah maupun sintetis yang bukan merupakan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif, berpengaruh selektif pada saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku seseorang. Zat psikotropika dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, dan perubahan alam perasaan. Psikotropika sendiri merupakan zat atau obat, baik itu yang alamiah ataupun sintetik, tapi bukan narkotika yang berguna sebagai psikoaktif yang mempunyai pengaruh selektif dalam susunan syaraf pusat yang dapat menimbulkan perubahan khas aktivitas mental serta perilaku. Hampir semua zat

(45)

adiktif masuk dalam psikotropika, namun tidak semua psikotropika dapat menyebabkan ketergantungan. Beberapa yang termasuk golongan psikotropika adalah Sedative-Hipnotik, Amfetamin, dan obat halusinogenik.

a) Sedatif-Hipnotik (Depresan)

Sedative-Hipnotik merupakan penekan susunan saraf pusat.

Dalam dosis kecill dapat mengatasi ansietas (perasaan cemas) sedangkan dalam jumlah besar dapat menginduksi tidur.

Contohnya antara lain : sedatin/pil BK, rohypnol, magadon, valium dan mandrax (MX). Sedative - Hipnotik yang banyak disalahgunakan adalah golongan Benzodiazepin yang dapat dikonsumsi secara oral (ditelan). Pengaruh Sedative - Hipnotik terhadap susunan saraf pusat bergantung pada dosis atau jumlah yang dipakai, dengan tingkat pengaruh sebagai berikut:

(1) Dalam jumlah kecil, menyebabkan rasa tenang, mengurangi ansietas, dan terjadi pengendalian diri yang kurang terkontrol.

(2) Dalam jumlah sedang, menyebabkan mengantuk, menginduksi tidur dan memperpanjang tidur.

(3) Dalam dosis yang lebih banyak, menimbulkan efek anestesi, hilang kesadaran, dan amnesia.

(46)

b) Amfetamin (Stimulan)

Amfetamin adalah suatu bahan sintetik (buatan) yang tergolong perangsang susunan saraf. Ada tiga jenis amfetamin yaitu laevoamfeamin (benzedrin), dekstroamfetamin (deksedrin), dan metilamfetamin (metedrin). Golongan amfetamin yang banyak disalahgunakan adalah MDMA (3, 4, metilan dioksimet- amfetamin) atau lebih dikenal dengan ekstasi dan metamfetamin (sabu-sabu). Amfetamin dapat dikonsumsi dengan cara ditelan, yang kemudian akan diabsorbsi seluruhnya ke dalam darah. Pada penggunaan secara intravena dalam beberapa detik akan sampai di otak.

c) Halusinogen

Halusinogen berpengaruh terhadap persepsi bagi penggunanya.

Orang yang mengkonsumsi obat tersebut akan menjadi orang yang sering berhalusinasi, misalnya mereka mendengar atau merasakan sesuatu yang ternyata tidak ada. Pengaruh halusinogen ini sangat bervariasi, sehingga sulit diramalkan bagaimana atau kapan mereka mulai berhalusinasi.

Halusinogen alami antara lain ganja, kecubung, meskalin yang berasal dari kaktus Liphophora williamsii dan psilocybin yang berasal dari jamur Psilocybe mexicana dan halusinogen sintetik

(47)

antara lain adalah LSD (Lysergic acid Diethylamide). Ganja akan menimbulkan halusinogen bila pada dosis yang tinggi.18

18 Ramlawati, Sitti Zaenab, dkk., Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, 2017.

(48)

36

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian dan Pengembangan

Jenis penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah Penelitian dan Pengembangan. Penelitian dan Pengembangan (R&D) merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penelitian dan Pengembangan juga merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan.

Penelitian dan Pengembangan yang akan dilakukan oleh peneliti ini menghasilkan sebuah produk berupa video animasi dengan berbantuan Power Director. Model penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE. Model ADDIE terdiri dari analisis (analysis), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), implementasi (implementation) dan evaluasi (evaluation). Peneliti membatasi hanya sampai pada tahap keempat yaitu tahap implementasi karena terhalang waktu dan biaya19.

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Prosedur Penelitian dan Pengembangan terdiri dari empat tahapan. model yang digunakan adalah model Model ADDIE terdiri dari:

19 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: CV. Alfabeta, 2016).

(49)

1. Tahap Analisis (analysis)

Tahap pendefinisian terdapat lima langkah pokok yaitu:

a. Analisis Kinerja

Tahap analisis kinerja peneliti akan mencari dan menetapkan permasalahan dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam yang akan dijadikan topik penelitian yang akan dilakukan. Peneliti melakukan wawancara terhadap salah satu guru di SMPN 2 Rambipuji yaitu ibu Lailatul Qomariah S.Pd guna mendapatkan informasi mengenai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran IPA yang dialami oleh siswa. Permasalahan yang ditemukan diantaranya yaitu siswa mengalami kejenuhan atau bosan saat mendengarkan penjelasan materi dari guru dikarenakan metode atau media yang diterapkan kurang bervariasi, dan juga siswa sangat sulit untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah karena kondisi siswa disana masih tergolong menengah kebawah.

b. Analisis Kebutuhan Siswa

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara yang berfungsi untuk mengetahui bagaimana gaya belajar siswa. Setelah melakukan wawancara peneliti mengetahui bahwasannya siswa tersebut membutuhkan gaya belajar berbasis media audio visual untuk mengurangi kejenuhan dan sulitnya memahami materi yang dijelaskan.

Audio-Visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan

(50)

sekaligus dalam suatu kegiatan atau proses, dan juga merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Cara berpikir siswa masih abstrak dalam menghadapi suatu permasalahan dalam pembelajaran. Maka hal ini, peneliti akan mengembangkan media yang berbasis video animasi yang sebelumnya belum diterapkan.

c. Analisis Konsep

Pada analisis konsep peneliti akan menganalisis konsep yang berfungsi untuk mengetahui materi dalam media pengembangan berbasis video animasi.

Tabel 3.1

Kompetensi Inti (KI) Pengetahuan dan Keterampilan dan Kompetensi Dasar (KD) Pengetahuan dan Keterampilan Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD) 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

agama yang dianutnya.

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengalaman ajaran agama yang dianutnya.

1.2 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap Tuhan yang menciptakannya.

2. Menghargai dan menghayati ajaran yang dianut perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, toleransi), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan

2.1 menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hatihati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli lingkungan)

(51)

lingkungan sosial dan alam jangkauan pergaulan keberadaannya

dan bekerjasama

dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari hari sebagai wujud implementasi dalam melaksanakan percobaan dan melaporkan percobaan,

2.3 Menunjukkan perilaku hematdalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud sikap hemat dalam menggunakan energi listrik.

2.4 Menunjukkan penghargaan kepada orang dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi

penghargaan penghargaan kepada orang yang menjaga kelestarian lingkungan.

3. Memahami dan menerapkan

pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

3.1 Menjelaskan berbagai zat aditif dan adiktif dalam makanan dan minuman serta dampak bagi kesehatan

4. Mencoba, mengolah, menyaji dalam ranah konkret (menggunakanm

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalamsudut pandang/teori.

4.1 Membuat literasi atau rangkuman tentang dampak penyalahgunaan zat aditif bagi kesehatan

Sumber: Dok. Kemendikbud 2020

(52)

Tabel 3.2

Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator

Kompetensi Dasar (KD) Indikator

3.1 Menjelaskan berbagai zat aditif dan adiktif dalam makanan dan minuman serta dampak bagi kesehatan

3.1.1 Menjelaskan jenis zat aditif (alami dan buatan)

3.1.2 Menjelaskan pengaruh zat aditif terhadap kesehatan

3.1.3 Menyebutkan berbagai contoh zat aditif baik alami maupun buatan

4.1 Membuat literasi atau rangkuman tentang dampak penyalahgunaan zat aditif bagi kesehatan

4.1.1 Menyajikan literasi atau rangkuman zat aditif bagi kesehatan

d. Analisis Tujuan Pembelajaran

Pada analisis tujuan pembelajaran peneliti melakukan analisis tujuan pembelajaran yang diperoleh dari analisis kebutuhan siswa.

Berdasarkan analisis tersebut dapat menentukan indikator pencapaian belajar, maka akan dijadikan dasar untuk pemilihan model pembelajaran yang diharapkan mampu untuk membantu dalam meningkatkan keaktifan siswa.

e. Analisis Materi

Analisis Karakteristik materi digunakan agar media yang dikembangkan memiliki kesesuaian dengan karakteristik pada materi.

Kurikulum yang dijadikan acuan peneliti dalam mengkaji materi adalah Kurikulum 2013 (K13). Berdasarkan analisis KI dan KD didapatkan bahwa materi Zat Aditif dan Adiktif sesuai jika diterapkan dengan video karena untuk mengurangi kebosanan dan kejenuhan dalam proses belajar mengajar berlangsung. Oleh karena itu peneliti akan

(53)

mengembangkan media pembelajaran video animasi berbantun Power director pada materi Zat Aditif dan Adiktif.

2. Tahap Perancangan (design)

Tahap perancangan ini bertujuan un

Gambar

Gambar 2.1  Zat Aditif ...............................................................................
Gambar 2.1 Zat Aditif  Ayoguruberbagi.kemendikbud.go.id  b)  Pewarna buatan
Gambar 2.2 Zat Aditif        Tamankulinerku.blogspot.com  2)  Pemanis
Gambar 2.3 Zat Adiktif     m.tribunnews.com
+3

Referensi

Dokumen terkait