Vol 9 No. 2 April 2023
p-ISSN : 2442-9511, e-2656-5862
DOI: 10.58258/jime.v9i1.4976/http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME
Pengembangan Mutu Sekolah Melalui Penerapan Ekstrakurikuler Berbasis Pendidikan Karakter Di Smp Kota Sragen
Nirwati1, Eko Supriyanto2, Muh. Nur Rochim Maksum3, Triono Ali Mustofa4, Deddy Ramdhani5
1234 Magister Pendidikan Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta
5 Magister Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Mataram
Article Info Abstrak
Article history:
Accepted : 16 Maret 2023 Publish : 01 April 2023
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model pengembangan mutu sekolah melalui penerapan ekstrakurikuler berbasis pendidikan karakter di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen dan SMP IT Az-zahra Sragen. Jenis penelitian yang digunakan adalah field research, dengan pendekatan kualitatif. Objek penelitian adalah SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen dan SMP IT Az-zahra Sragen. Subjek penelitian diantaranya yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, koordinator ekstrakurikuler dan peserta didik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi.
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi peningkatan mutu sekolah melalui penerapan ekstrakurikuler berbasis pendidikan karakter dilakukan dengan langkah-langkah: (1) Melakukan perbaikan secara terus menerus.
Sekolah senantiasa melakukan perbaikan terus menerus untuk memastikan semua komponen penyelenggara pendidikan dapat mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah. (2) Menetukan standar mutu. Standar mutu yang dimaksud adalah menetapkan jaminan mutu karakter peserta didik.
Kepemilikan karakter tersebut menjadi spesifikasi kelulusan peserta didik yang terdiri atas obyek, aspek dan instrumen asesmen. (3) Melakukan perubahan kultur. Tujuan konsep ini adalah membentuk budaya sekolah yang menghargai mutu sebagai orientasi seluruh stakeholder sekolah.
(4) Mengubah organisasi. Perubahan ini menyangkut tugas dan kewenangan serta tanggungjawab guru yang dilakukan melalui pendekatan desentralisasi. (5) Mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan untuk mendapatkan kepuasan pelanggan.Peran ekstrakurikuler dalam pendidikan karakter adalah mengintegrasikan materi ekstrakurikuler dengan nilai-nilai luhur bangsa sehingga dapat diinternalisaikan menjadi perilaku yang terwujud dalam perbuatan sehari- hari peserta didik sehingga menjadi sebuah kebiasaan.
Keywords:
education quality, extracurricular, and character education
Article Info Abstract
Article history:
Diterima : 16 Maret 2023 Terbit : 01 April 2023
This research is purpose to describe a model for developing school quality through the implementation of character education-based extracurricular at Birrul Walidain’s Muhammadiyah Middle School and Integrated Islamic Junior High School’s Az-Zahro Sragen. The type of this research used Field Research, with a qualitative approach. The object of this research are Birrul walidain’s Muhammadiyah Middle School and Integrated Islamic Junior High School’s Az-Zahro Sragen. The subject of this research include the Headmaster, vise principal of student affairs, extracurricular coordinator and students. Data collection techniques were carried out by observation, interviews and documentation. Data validity using triangulation. Data analysis was carried out in a qualitative descriptive manner.The result of the study show that the implementation of improving school quality through the implementation of character education-based extracurricular is carried out in the following steps (1) Making continuous improvement. School always make continuous improvement to unsure that all component of education providers can realize the vision, mission and goals of the school. (2) Setting quality standards. The intended quality standard is to determine the quality assurance of student’s character. Ownership of these character becomes specifications for student’s graduation which consists of object, aspect, and assessment instrument. (3) Carrying out cultural changes. The purpose of this concept is to form a school culture that respect quality as the orientation of all school stakeholder. (4) Changing the organization. This change concern the duties and authorities and responsibilities of teachers carried out through a decentralized approach. (5) maintaining good relations with customers to obtain customer satisfaction.The goal of extracurricular in character education is to integrated extracurricular materials with the noble values of the nation so it can be internalized into behavior that is manifested in student’s daily activities so it can become a habit.
This is an open access article under the Lisensi Creative Commons Atribusi-Berbagi Serupa 4.0 Internasional
Corresponding Author:
Nirwati
Universitas Muhammadiyah Surakarta Email : [email protected],
1. PENDAHULUAN
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau kompetensi, baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan,
yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, serta nilai-nilai akhlak mulia, yang keseluruhannya merupakan kecakapan hidup (life skill) (Sudrajad, 2005). Karakter bangsa yang bermartabat di bentuk oleh mutu pendidikan yang baik. Pendidikan karakter merupakan isu penting dunia pendidikan karena berkaitan dengan degradasi moral yang marak terjadi di tengah masyarakat. Kriminalitas, korupsi, kolusi, nepotisme, ketidakadilan, kekerasan, menjadi bukti hilangnya karakter bangsa. Oleh karena itu, pendidikan karakter terutama untuk generasi muda diharapkan dapat terinternalisasi dalam pendidikan di sekolah.Salah satu upaya yang ditempuh oleh beberapa sekolah untuk menjembatani permasalahan tersebut adalah dengan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler adalah upaya menghadirkan kualitas peserta didik, yang tidak semata-mata unggul kognitifnya, namun keunggulannya itu mempunyai korelasi dengan kompetensi afektif dan psikomotorik, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat sekitarnya. Pendidikan di luar sekolah, setiap anak untuk pertama kali mendapatkan edukasi dalam keluarga.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kegiatan di luar muatan pelajaran untuk mempermudah peserta didik untuk pengembangan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, serta minat mereka melalui kegiatan yang terencana dan secara khusus diselenggarakan oleh tenaga kependidikan/ahli yang berkompeten dan berwenang di sekolah dengan harapan dapat menggali dan menumbuhkan bakat peserta didik, serta mampu menumbuhkan karakter yang berbudi pekerti dari kegiatan ekstrakurikuler tersebut(Syatibi, 2013).
Berdasarkan latar belakang diatas, penting dilakukan penelitian tentang bagaimana model pengembangan mutu sekolah melalui penerapan ekstrakurikuler berbasis pendidikan karakter di beberapa sekolah di daerah kabupaten Sragen. Sekolah yang dijadikan model dalam penelitian ini adalah SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen dan SMPIT Az-zahra Sragen.
Rumusan masalah pada penelitia ini adalah: 1). Bagaimana perencanaan penerapan ekstrakurikuler berbasis pendidikan karakter di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen dan di SMPIT Az-zahra Sragen? 2). Bagaimana pelaksanaan penerapan ekstrakurikuler berbasis pendidikan karakter di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen dan di SMPIT Az-zahra Sragen? 3). Bagaimana evaluasi pelaksanaan ekstrakurikuler berbasis pendidikan karakter di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen dan di SMPIT Az-zahra Sragen? 4). Bagaimana tindaklanjut pelaksanaan ekstrakurikuler berbasis pendidikan karakter di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen dan di SMPIT Az-zahra Sragen?
Tujuan dari penelitian ini yaitu medeskripsikan mengenai perencanaan, implementasi, evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan ekstrakurikuler berbasis pendidikan karakter di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen dan di SMPIT Az-zahra Sragen.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), dengan pendekatan kualitatif yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif. Objek penelitian adalah tempat dilakukannya penelitian, misalnya di sekolah, masyarakat, dan lembaga yang diteliti (Sudarno Shobron, 2016). Objek penelitian adalah di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen dan di SMPIT Az-zahra Sragen. Subjek penelitian diantaranya yaitu kepala sekolah, guru penanggung jawab kegiatan ekstrakurikuler, beberapa guru dan peserta didik.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara langsung yaitu cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut wawancara dan dokumentasi (Moh. Nazir, 2013). Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif yang terdiri dari tiga tahapan yaitu reduksi data, display data dan mengambil kesimpulan dan verifikasi (Kaelan., 2012).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen dan SMPIT Az-zahra Sragen
Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen dan SMPIT Az-zahra Sragen dilakukan setiap awal tahun ajaran baru, melalui rapat koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler. Hal-hal yang dibahas dalam perencanaan meliputi perekrutan peserta kegiatan, guru pembina, sarana prasarana, dana dan jadwal kegiatan. Pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan kegiatan ekstrakurikuler diantaranya kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kepeserta didikan, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, koordinator ekstrakurikuler dan guru pembina.
Temuan diatas seusai dengan lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013, bahwa perencanaan kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada jenis-jenis kegiatan yang meliputi unsur-unsur: subtansi kegiatan, sasaran kegiatan, pelaksanaan kegiatan, pihak-pihak terkait, dan keorganisasiannya, waktu dan tempat serta sarana prasannya.
Perekrutan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen dan SMPIT Az-zahra Sragen melalui pembagian angket yang akan diisi oleh peserta didik bersama orang tuanya. Pemilihan guru kegiatan ekstrakurikuler di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen dan SMPIT Az-zahra Sragen dilakukan dengan cara menunjuk guru yang berkompeten dibidangnya. Para guru pembina tidak hanya guru dari lingkungan sekolah saja, tetapi juga melibatkan guru dari luar sekolah. Penetapan guru tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bab vi, pasal 28, butir 1 pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kegiatan ekstrakurikuler yang akan dilakukan memiliki tujuan yang diintegrasikan dengan penerapan pendidikan karakter yaitu sebagai berikut: (1) Terciptanya generasi bangsa yang taat beribadah sesuai dengan sila pertama Pancasila, (2) cinta tanah air dan kerkarakter kuat, (3) memiliki intelektual dan emosional yang tinggi.
3.2 Implementasi kegiatan ekstrakurikuler di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen dan SMPIT Az-zahra Sragen
Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen dan SMPIT Az-zahra Sragen dibagi menjadi dua yaitu, ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan.
Ekstrakurikuler wajib yaitu kegiatan ekstra yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik- siswi. Kegiatan ekstrakurikuler wajib di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen diantaranya: hisbul wathan dan tapak suci, kegiatan ekstrakurikuler wajib di SMPIT Az-zahra Sragen yaitu: Sedangkan ekstrakurikuler pilihan adalah kegiatan ekstra yang dipilih oleh peserta didik sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki. Kegiatan ekstrakurikuler pilihan di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen diantaranya: Palang Merah Remaja (PMR), ART Club dan robotika.
Hasil temuan tersebut sesuai dengan lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013 menyatakan bahwa peserta didik harus mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang terkendala), dan dapat mengikuti suatu program ekstrakurikuler pilihan baik yang terkait maupun yang tidak terkait dengan suatu mata pelajaran di satuan pendidikan tempatnya belajar.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen dan SMPIT Az-zahra Sragen dilaksanakan setiap hari berdasarkan ekstrakurikuler pilihan masing-masing peserta didik, setelah jam intrakurikuler selesai yaitu sore hari, karena SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen dan SMPIT Az-zahra Sragen melaksanakan kegiatan intrakurikuler pada pagi hari.
Sesuai dengan pendapat Suryosubroto kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan pada waktu dimana para peserta didik mendapatkan waktu terluang, pada sore hari bagi sekolah yang belajar di pagi hari dan pagi hari bagi sekolah yang masuk sore hari.
3.3 Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen dan SMPIT Az-zahra Sragen
Di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen dan SMPIT AZ-Zahra Sragen evaluasi dilakukan dua kali dalam setahun. Hal yang dievaluasi meliputi target yang telah ditetapkan, seperti target juara yang ingin diraih sekolah. Jumlah pertemuan yang harus dipenuhi dalam satu semester, partisipasi peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler dan hasil dari pembelajaran kegiatan ekstrakurikuler. Setiap hasil evaluasi yang didapat pasti digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka perbaikan pada pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Sesuai pendapat Suharsimi Arikunto yaitu evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam pengambilan keputusan (Arikunto, 2010). Tindak lanjut dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh sekolah adalah digunakan untuk memperbaiki pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada periode berikutnya.
3.4 Faktor Pendukung dan Penghambat kegiatan ekstrakurikuler di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen dan SMP IT Az-zahra Sragen
Faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen ini yaitu sarana dan prasarana yang sangat menunjang keberhasilan dalam pencapaian pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dana yang digunakan untuk membiayai semua kebutuhan atau keperluan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, serta guru pembina yang kompeten dibidangnya. Sedangkan faktor pendukung pelaksaan kegiatan ekstrakurikuler di SMPIT Az-zahra yaitu adanya dukungan dari para wali murid kepadan anaknya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, sumberdaya atau guru pembina yang kompeten dalam bidangnya masing-masing, serta adanya dukungan biaya dari dana komite sekolah.
Selain adanya faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini ada pula faktor penghambat yang dapat menghambat jalannya kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik. Faktor yang menghambat jalannya kegiatan ekstrakurikuler di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen yaitu kehadiran peserta didik dan keterbatasan tempat kegiatan. Misalnya kegiatan ekstrakurikuler yang membutuhkan tempat yang luas seperti hisbul wathan dan tapak suci. Cara mengatasi hambatan tersebut pihak sekolah melakukan berbagai hal seperti menyewa tempat di luar sekolah. Dengan penanganan yang baik dan benar, dapat menjadikan kegiatan ekstrakurikuler lebih berkembang dan meningkat menjadi lebih baik. Sedangkan faktor penghambat berjalannya kegiatan ekstrkurikuler di SMPIT Az- zahra Sragen yaitu adanya sarana prasarana yang belum memadai yaitu alat ekstrakurikuler yang masih kurang dan lokasi latihan ekstrakurikuler yang sempit, kemudian adanya peserta didik yang kurang aktif. Upaya sekolah mengatasi hambatan dalam kegiatan ekstrakurikuler KIR adalah terus berupaya untuk memberi motivasi kepada peserta didik agar mereka tetap semangat berangkat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu untuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler periode berikutnya peserta didik hanya boleh memilih satu kegiatan ekstrakurikuler pilihan.
3.5 Implementasi pengembangan mutu sekolah melalui ekstrakurikuler berbasis pendidikan karakter di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen dan SMPIT Az- zahra Sragen
Pusat kurikulum (2009) menyebutkan ada 18 nilai pembentuk karakter bangsa, 15 diantara sudah diterapkan baik di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen dan SMPIT Az-zahra Sragen yakni:
1) Religius, menjalankan ajaran agama yang dianut dengan patuh. Penerapan nilai religious dapat dilihat dari pembiasaan sholat dhuha dan sholat wajib berjama’ah serta adanya pelajaran tahfidz al-qur’an untuk membekali murid-murid dengan hafalan Al-qur’an.
2) Jujur, menjadi orang yang dapat dipercaya perkataan dan perbuatannya. Jujur ialah salah satu nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia untuk menjadi pribadi yang berbudi luhur, oleh sebab itu penanaman nilai-nilai kejujuran sangatlah dijunjung tinggi oleh Lembaga pendidikan. Hal ini juga dapat dilihat dari ditiadakannya peringkat dalam
kelas, karena yang menjadi fokus utama bukanlah nilai, namun kesungguhan anak didik dalam belajar.
3) Toleransi, perilaku menghargai perbedaan suku, agama, ras, pendapat, sikap yang berbeda dengan dirinya dan dapat hidup dengan rukun. Penerapan nilai toleransi di sekolah harusnya tidak hanya sebatas wacana ataupun pengetahuan belaka, namun haruslah nyata aksinya. Salah satu penerapannya ialah adanya pendidik diliuar lingkup sekolah yang menjadi pengampu ekstrakurikuler, boleh saja secara suku atauoun ras berbeda dengan kebanyakan peserta didik, namun yang utama ialah keahlian kompetensi yang dimiliki.
4) Disiplin, mengikuti tata tertib dan peraturan yang berlaku. Peserta didik diajarkan nilai disiplin mengikuti tata tertib yang berlaku dan disepakati bersama tentunya memiliki tujuan agar tercipta lingkungan belajar mengajar yang kondusif dan sportif.
5) Kerja keras. Menyelesaikan tugas dan pekerjaan dengan sungguh-sungguh serta berusaha yang terbaik. Setiap peserta didik didorong oleh sekolah untuk berusaha sesuai kemampuan yang dimiliki, hal ini agar tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan siap menjawab tantangan zaman.
6) Kreatif, menghasilkan sesuatu yang baru. Sekolah berusaha memfasilitasi tiap peserta didik untuk mewujudkan mimpinya, salah satu cara yang ditempuh ialah dengan menyediakan fasilitas pendukung pendidikan, pengadaan ekstrakurikuler dengan pengampu yang kompeten.
7) Mandiri, tidak tergantung kepada orang lain. Salah satu tujuan pendidikan ialah menjadikan peserta didik menjadi insan yang mandiri, tidak bergantung kepada orang lain.
Hal ini dapat dilihat dengan pemberian materi pembelajaran yang up to date serta pengembangan bakat dan minat lewat esktrakurikuler yang ada.
8) Demokratis, menyadari bahwa setiap orang memiliki hak dan kewajiban dengan orang lain. Setiap manusia berhak untuk menentukan nasibnya sendiri dengan konsekuensi yang harus ia terima juga, pendidikan tentang pentingnya demokrasi tergambar lewat dibebaskannya peserta didik untuk menetukan esktra pilihan yang akan ia ikuti. Tidak hanya sebatas ikut teman ataupun ikut karena untuk dianggap keren, karena semua memiliki porsi dan nilai tersendiri.
9) Tanggung jawab, melaksanakan tugas serta kewajibannya kepada Allah SWT, sesama manusia dan diri sendiri. Menjadi peserta didik yang bertanggungjawab merupakan salah satu wujud karakter yang baik, salah satu contoh pendidikan rasa tanggungjawab bagi peserta didik ialah dengan adanya konsekuensi yang ditanggung peserta didik ketika memilih ekstrakurikuler yang akan diikuti.
10) Peduli sosial. Memberi bantuan kepada orang lain yang sedang membutuhkan. Salah satu penerapan yang seringkali dilakukan sekolah untuk mendidik peserta didik dengan jiwa sosial adalah dengan melakukan penggalangan dana tatkala terjadi bencana alam.
11) Peduli lingkungan. Mencegah kerusakan lingkungan serta upaya mengatasi kerusakan lingkungan yang telah terjadi. Salah satu cara mengenalkan pentingnya kelestarian lingkungan kepada peserta didik ialah dengan menerjunkan langsung peserta didik dalam acara peduli alam ataupun jelajah alam dan mengadakan acara peduli lingkungan. Hal ini memberikan gambaran kepada peserta didik bahwa menjaga kelestarian lingkungan juga menjadi tanggungjawab mereka.
12) Komunikatif, tindakan yang mencerminkan rasa suka untuk berbicara, bergaul dan bekerja sama dengan orang lain. Mengajarkan peserta didik untuk komunikatif juga diusahakan oleh sekolah, diantara caranya ialah dengan membuat konten media sosial dengan melibatkan tenaga pendidik dengan peserta didik, selain itu ada juga dengan mengajak peserta didik untuk terbiasa berkata yang baik dengan cara membiasakan tenaga pendidik menggunakan bahasa komunikasi yang mudah dipahami dan menyenangkan bagi peserta didik.
13) Cinta damai. Sikap yang menyebabkan orang lain merasa aman apabila bersama dengannya. Menanamkan kepada peserta didik bahwa memiliki rasa cinta akan kedamaian
itu salah satu sikap mulia, dimulai dengan tidak membiarkan adanya budaya bullying atau saling merendahkan antar peserta didik, serta dengan menanamkan kepada peserta didik bahwa tidak ada yang menang dalam suatu peperangan sebagaimana kata pepatah
“menang jadi abu, kalah jadi arang”.
14) Menghargai prestasi. Mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi orang lain, ikut senang dengan prestasi orang lain. Apresiasi akan prestasi yang dimiliki oleh peserta didik menjadi suatu hal yang penting bagi sekolah, selain untuk memberikan semangat kepada peserta didik lain agar termotivasi untuk ikut maju, juga akan menambah kepercayaan diri peserta didik untuk berusaha lebih dari yang sudah ia lakukan.
15) Cinta tanah air. Cara berfikir dan bertindak yang menunjukkan kebanggan dan cinta tanah air. Ada suatu penggalan kata Mutiara, yaitu “hubbul wathon minal iimaan” yang memiliki arti kurang lebih cinta tanah air itu sebagian dari iman. Menanamkan budaya cinta tanah air bagi peserta didik dapat dimulai dari pengenalan pahlawan-pahlawan nasional, mengadakan apel tiap hari senin untuk mengenang jasa pahlawan yang sudah berusaha mewujudkan Negara Indonesia menjadi negara yang merdeka, berdaulat, adil dan Makmur.
4. KESIMPULAN
Penelitian ini tentang model pengembangan mutu sekolah melalui penerapan ekstrakurikuler berbasis pendidikan karakter di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen dan di SMPIT Az- zahra Sragen, dengan mengacu pada rumusan masalah, menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu:
model pengembangan mutu sekolah melalui penerapan ekstrakurikuler berbasis pendidikan karakter di SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen dan di SMPIT Az-zahra Sragen yaitu:
plan/perencanaan kegiatan esktrakurikuler dilakukan setiap awal tahun ajaran baru melalui rapat koordiniasi yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kepeserta didikan, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, koordinator ekstrakurikuler dan guru. Hal-hal yang dibahas dalam perencanaan meliputi perekrutan peserta kegiatan, guru pembina, sarana prasarana, dana dan jadwal kegiatan. Do/pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua yaitu, ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Ekstrakurikuler wajib yaitu kegiatan ekstra yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik-siswi. Kegiatan ekstrakurikuler wajib di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen diantaranya: hisbul wathan dan tapak suci, kegiatan ekstrakurikuler wajib di SMPIT Az-zahra Sragen yaitu: Sedangkan ekstrakurikuler pilihan adalah kegiatan ekstra yang dipilih oleh peserta didik sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki.
Kegiatan ekstrakurikuler pilihan di SMP Birul Walidain Muhammadiyah Sragen diantaranya:
Palang Merah Remaja (PMR), ART Club dan robotika, sedangkan di SMPIT AZ-Zahra Sragen yaitu: Check/ evaluasi dilakukan dua kali dalam setahun. Hal yang dievaluasi meliputi target yang telah ditetapkan, seperti target juara yang ingin diraih sekolah. Jumlah pertemuan yang harus dipenuhi dalam satu semester, partisipasi peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler dan hasil dari pembelajaran kegiatan ekstrakurikuler. Action/ Tindak lanjut dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh sekolah adalah digunakan untuk memperbaiki pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada periode berikutnya. Dalam hal ini tindak lanjut yang dilakukan sekolah salah satunya adalah kerjasama antara sekolah dan orang tua adalah mengadakan kegiatan halaqah bersama, memberikan kesempatan kepada orang tua untuk berkonsultasi mengenai perkembangan karakter anak atau memberikan masukan kepada sekolah.
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kami ucapkan kepada lembaga pendidikan SMP di kota Seragen yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan serta dukungan kepada kami untuk dapat melakukan penelitian hingga sampai selesainya penelitian ini. Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan masukan terhadap penelitian ini hingga sampai terbit dijurnal Ilmiah Mandala Education.
6. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kaelan. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta: Paradigma.
Moh. Nazir. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sudarno Shobron, D. (2016). Pedoman Penulisan Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sudrajad. (2005). Manajemen Berbasis Madrasah (MPMBS). Bandung: CV. Renika Cipta.
Syatibi. (2013). Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Yogyakarta: Azzagrafika.