• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan soal higher order thinking skill (hots)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan soal higher order thinking skill (hots)"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Belum ada tes yang dirancang khusus untuk melatih HOTS sehingga siswa tidak cukup terlatih untuk mengerjakan soal-soal yang mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

ManfaatPenelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan instrumen soal matematika berbasis HOTS. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai permasalahan yang berkaitan dengan penilaian hasil belajar matematika.

Sistematika Penulisan

Sedangkan subjek tes dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Bengkulu. Pengembangan tersebut mengacu pada kurikulum 2013, kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

LANDASAN TEORI

Pengembangan Soal HOTS

Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan memahami dan mencari solusi suatu permasalahan dengan cara yang berbeda-beda, berbeda dari biasanya (divergen) dari sudut pandang yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. 9 Resnick mendefinisikan pemikiran tingkat tinggi sebagai berikut: 1) Berpikir tingkat tinggi bersifat non-algoritmik. Seseorang tidak dapat terlihat berpikir tingkat tinggi jika ada orang lain yang membantu pada setiap tahapannya. 10. Sementara itu, Dewanto menekankan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan menggunakan informasi yang diberikan, sikap kritis dalam mengevaluasi, memiliki kesadaran metakognitif, dan memiliki kemampuan memecahkan masalah.11 Kemampuan berpikir tingkat tinggi diartikan sebagai penggunaan kemampuan berpikir tingkat tinggi. pikiran. lebih luas untuk menemukan tantangan baru.

11Kus Andidni Purbaningrum, “Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari gaya belajar”. Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir pada tingkat yang lebih tinggi daripada sekedar menghafal fakta atau memberitahu seseorang sesuatu persis seperti yang disajikan kepada kita. Wardana menyatakan upaya mental untuk mengeksplorasi pengalaman yang kompleks, reflektif, dan kreatif dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan, yaitu perolehan pengetahuan yang mencakup tingkat berpikir analitik, sintetik, dan evaluatif.12 Tes Berpikir Tingkat Tinggi menurut Taksonomi Bloom Soal pasca revisi bertipe C4 (soal analisis), C5 (soal evaluasi), C6 (soal mencipta), Arikunto memaparkan ketiga jenis soal tersebut sebagai berikut:13 1) Soal analisis.

12Emi Rofiah, Nonoh Siti Aminahl, Elvin Yusliana Ekawati “Persiapan instrumen tes berpikir fisika tingkat tinggi untuk siswa SMA”. Pertanyaan kreasi adalah pertanyaan yang mengharuskan siswa memunculkan ide, produk, atau metode baru. Berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan memahami dan mencari solusi suatu permasalahan dengan berbagai cara, berbeda dari biasanya (divergen) dari sudut pandang yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa 14 Berdasarkan definisi dari para ahli di atas. terlihat bahwa tes HOTS berisi soal-soal yang mempunyai ranah kognitif analisis, evaluasi dan kreasi.

Materi Bilangan

Lerner menyatakan bahwa matematika selain sebagai bahasa simbolik, juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia berpikir, mencatat dan mengkomunikasikan gagasan tentang unsur dan besaran.24. Reys mengatakan bahwa matematika adalah tentang pola dan hubungan, suatu cara atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. Kemudian Kline menyatakan dalam bukunya bahwa matematika bukanlah suatu pengetahuan terisolasi yang dapat sempurna dengan sendirinya, tetapi matematika ada terutama untuk membantu manusia memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.25.

Hal ini sejalan dengan pandangan dalam filsafat bahwa matematika merupakan fenomena berbeda yang memperlihatkan sifat-sifat matematika dan sifat-sifat tersebut dapat dilambangkan dengan bilangan dan angka, dan dalam hubungan bilangan dengan geometri merupakan kunci untuk mencapai pengetahuan dan kebenaran bukan hanya sebagai ilmu. sudut. Kitcher berpendapat bahwa matematika terdiri dari komponen-komponen: (1) bahasa yang digunakan oleh ahli matematika, (2) pernyataan-pernyataan yang digunakan oleh ahli matematika (3) pertanyaan-pertanyaan penting yang belum terselesaikan, (4) alasan-alasan yang digunakan untuk menjelaskan pernyataan, dan ( 5) ide matematika itu sendiri.27. Menurut Nasution, pemecahan masalah dapat dipandang sebagai proses siswa menemukan kombinasi aturan-aturan yang telah dipelajari sebelumnya yang digunakan untuk memecahkan masalah baru.28.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang tujuan pembelajaran matematika yaitu: (a) pemahaman konsep matematika, mendeskripsikan bagaimana hubungan konsep matematika dengan penerapan konsep atau logaritma secara efisien, fleksibel, akurat dan tepat dalam menyelesaikan masalah, (b) pola penalaran hakikat matematika, pengembangan atau manipulasi matematika dalam penyusunan argumen, perumusan pembuktian atau uraian argumen dan teorema matematika. 30Tuti Rahayu, Purwoko, Zulkardi, “Pengembangan Alat Asesmen pada Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) di SMP 17 Palembang,” Jurnal Pendidikan Matematika Volume 2, No. c) pemecahan masalah matematika yang meliputi kemampuan memahami masalah, mengembangkan model solusi matematika, melengkapi model matematika dan memberikan solusi yang tepat, dan (d) mengkomunikasikan argumen atau gagasan dengan menggunakan diagram, tabel, simbol atau media lain yang digunakan untuk memperjelas masalah atau situasi. . Jadi, tujuan pembelajaran matematika di SMP yang dimaksudkan adalah agar siswa dapat memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan matematika dengan berpikir kritis, logis dan cermat untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah matematika dan setelah pendidikan ke jenjang berikutnya untuk melanjutkan.

Hasil Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa instrumen soal valid dari aspek materi dengan nilai 3,1, konstruk dengan nilai 3,3 dan bahasa dengan nilai 3,3. Penelitian ini juga menghasilkan angket HOTS yang terdiri dari 11 soal kategori analisis, 9 soal kategori evaluasi, dan 10 soal kategori kreasi. 32 Linda Fitriana Masitoh dan Weni Gurita Aedi, “Pengembangan Alat Penilaian Higher Order Thinking Skill (HOTS) Matematika di Kelas VII SMP”.

33Wandy Suhady, Yenita Roza dan Maimunah, Perkembangan Soal Mengukur Thin King Skills Mahasiswa Tingkat Tinggi (HOTS)” Jurnal Gantang (2020) V(2):143-150. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil validasi ahli materi menunjukkan bahwa soal HOTS valid dengan skor rata-rata 3,39. “Pengembangan Soal HALighaler Order Thalingking Skill (HALOTS) Materi AL Jawa Barat di Sekolah Menengah” Jurnal Pendidikan, 2017, Volume 3, No.

Uji coba kedua ini merupakan uji coba soal dimana pada uji coba ini masih banyak siswa yang belum paham dengan soal HOTS, masih banyak siswa yang belum bisa menyelesaikannya namun mampu memahami maksud dari soal tersebut. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan soal HOTS valid dan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran matematika.35. Kumpulan soal dinyatakan valid dengan kriteria skor rata-rata sebesar 89% dengan kategori sangat valid dan dinyatakan praktis dengan kriteria skor sebesar 83% dengan kategori sangat praktis.

Kerangka Berpikir

Oleh karena itu, hasil yang diharapkan adalah pertanyaan ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa itu sendiri. Pada tahap ini peneliti meminta 3 orang siswa sebagai penguji untuk menjawab tes yang dirancang. LKPD Matematika Berbasis Inkuiri untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah Siswa Kelas X SMK Padang.

Selain verifikasi soal tes HOTS oleh verifikator, soal tersebut juga dicoba dilakukan oleh beberapa siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Bengkulu. Soal tes HOTS dicoba oleh 3 orang mahasiswa penguji dan diminta mengomentari soal tersebut. Ketiga siswa ini terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

Pada tahap ini dilakukan tes dalam kelompok kecil yang terdiri dari 6 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Bengkulu. Hasil analisis angket jawaban siswa terhadap soal tes HOTS dapat dilihat pada tabel 4.6. Berdasarkan hasil angket respon siswa diperoleh skor sebesar 93,75% yang berarti soal tes HOTS yang dikembangkan peneliti berada pada kriteria sangat praktis.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Dit onderzoek werd uitgevoerd in SMP Negeri 1 Bengkulu City, gelegen in Jalan Jendral Sudirman, Teluk Segara District, Bengkulu City.

Prosedur Pengembangan

Pada tahap self-assessment, dilakukan self-assessment terhadap rancangan instrumen Higher Order Thinking Skill (HOTS) yang akan dibuat oleh peneliti. Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini adalah mengumpulkan informasi jumlah siswa dan karakteristik siswa sesuai dengan rancangan dan pengembangan instrumen tes. Kegiatan analisis materi bertujuan untuk mengidentifikasi, merinci dan menyusun secara sistematis materi pokok yang akan dipelajari siswa berdasarkan analisis kurikulum.

Pada kegiatan yang dilakukan pada tahap perancangan ini, peneliti merancang kisi-kisi soal instrumen tes, soal-soal instrumen tes Higher Order Thinner Skills (HOTS), dan kunci jawaban instrumen tes. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, Jember, 2015): hal.28. . review) dan siswa (Satu-ke-satu) dan kelompok kecil secara paralel. Pada tahap pengujian ahli (expert review) disini atau biasa disebut pengujian validitas, produk yang telah dirancang akan diteliti, dinilai dan dievaluasi oleh para ahli atau pakar.

Pada tahap ini tanggapan dan saran validator terhadap desain yang telah dibuat dituangkan pada lembar validasi sebagai bahan revisi dan menunjukkan bahwa instrumen tes berpikir tingkat tinggi sudah valid. Ketiga siswa tersebut terdiri dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.6 Ketiga siswa tersebut diminta mengomentari soal yang telah dikerjakannya. Pada tahap ini sampel diujikan pada kelompok kecil yang terdiri dari 6 orang untuk menguji sifat praktis soal.

Teknik Analisis Data

LKPD Matematika Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas X SMK Padang". Jurnal Persamaan Vol 3 (1). 2020 Tahap analisis ini terdiri dari analisis kurikulum, analisis siswa, dan analisis materi. a) Analisis kurikulum Kegiatan analisis kurikulum dilakukan terhadap kesesuaian tujuan pembelajaran, cakupan materi dan strategi yang diperlukan untuk mengembangkan tes sehingga dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa.

Kegiatan analisis siswa difokuskan pada siswa VIII. kelas sebagai subjek tes karena siswanya adalah VIII. kelas menerima materi pembelajaran. Hal ini memungkinkan adanya faktor minat yang berbeda-beda yang dimiliki setiap siswa dalam pelajaran matematika. Kegiatan pada tahap ini meliputi validasi perangkat oleh validator, dilanjutkan dengan revisi dan pengujian terhadap tiga orang siswa yang seumuran.

Kemudian mengisi angket respon siswa mengenai soal HOTS yang dikerjakan untuk menilai kepraktisan soal dan memberikan kritik atau saran. Dua orang siswa berkemampuan tinggi, dua orang siswa berkemampuan sedang, dan dua orang siswa berkemampuan rendah. Hasil pengembangan soal HOTS materi bilangan kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Bengkulu mencapai validitas yaitu berdasarkan hasil validasi 3 orang validator diperoleh skor sebesar 3,73 yang berarti soal tes HOTS sangat valid. . Kriteria Selanjutnya, soal tes HOTS yang dikembangkan diujicobakan kepada 6 orang siswa pada tingkat kelompok kecil dan memperoleh skor sebesar 93,75%. Dapat disimpulkan bahwa soal tes HOTS yang dikembangkan peneliti sangat praktis.

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada aspek pemecahan masalah, disarankan agar siswa lebih terbiasa mengerjakan soal-soal yang memerlukan pemikiran tingkat tinggi. Pengaruh penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran ekonomi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Referensi

Dokumen terkait

I am interested in possibilities for early childhood education in settler colonial North American contexts, to shift towards relating to place, including its human and more-than-human