JOB VI
PENERAPAN TEOREMA NORTHON DELLA EKA PUTRI (2210017111013)
Asisten : Tanggal Percobaan : Praktikum Rangkaian Listrik
Laboratorium Dasar Elektrik dan Elektronika
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta Abstrak
Teorema northon adalah suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber arus yang dihubung paralelkan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada dua terminal yang diamati/dipasang secara paralel. penyelesaian persoalan yang muncul pada rangkaian listrik dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Bahwa suatu persoalan rangkaian listrik bukan tidak dapat dipecahkan dengan hukum-hukum dasar ataupun dengan bantuan suatu teorema tertentu, Bahwa penggunaan teorema tertentu dalam menyelesaikan persoalan yang muncul pada rangkaian listrik dapat dilakukan dengan menggunakan teorema tertentu.
Kata Kunci: : Teorema Northon; Ekivalen Northon; Hubungan Thevenin dan Northon 1. PENDAHULUAN
Norton adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis sirkuit listrik.
Teorema Norton menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik tertentu, kecuali beban, dapat diganti dengan sirkuit ekuivalen yang hanya mengandung sumber arus listrik independen dengan sebuah resistor yang terhubung secara paralel, sedemikian hingga hubungan antara arus listrik dan tegangan pada beban tidak berubah. Sirkuit baru hasil dari aplikasi teorema Norton disebut dengan sirkuit ekuivalen Norton.Teorema ini dinamakan sesuai dengan penemunya, seorang insinyur yang pernah bekerja pada Bell TelephoneLaboratories, yang bernama E. L. Norton.
Teorema Norton menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik tertentu.
Penggunaan utama dari teorema Norton adalah menyederhanakan sebagian besar dari sirkuit dengan sirkuit ekuivalen yang sederhana. Tujuan dari teori Norton ini adalah untuk membuat rangkaian ekuivalen dengan sebuah sumber arus terhubung paralel dengan resistansi ekuivalennya. Arus Norton didefinisikan
sebagai dihubung singkatkan atau disebut arus hubungan singkat. Teori Norton hampir sama dengan teori Thevenin.
Hukum ohm adalah suatu pernyataa bahwa besar arus listrik yang melalui sebuah penghatar selalu berbanding lurus dengan beda potensial ini yang akan diterapkannya. Orang yang berhasil menemukan hukum ohm adalah seorang ahli fisika yang bernama George simon ohm. Sehingga pernyataan tersebut disebut dengan hukum ohm berbunyi :
“
kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung. Ujung penghantar apabila jika suhu penghantar tetap”.Hukum ohm mengatakan bahwa tegangan antara bermacam-macam jenis bahan penghantar (V) berbanding lurus dengan raus yang mengalir pada bahan tersebut (I) atau dapat dirumuskan seperti dibawah ini:
V = I . R
Adapun tujuan yang ingin di ciptakan pada pratikum ini adalah , sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu memahami prinsip dari teorema northon.
2. Mahasiswa mampu menganalisa dan membuktikan percobaan tentang teorema northon
2. STUDI PUSTAKA
Theorema Northon adalah Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber arus yang dihubung paralelkan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada dua terminal yang diamati/dipasang secara paralel.
Gambar 2.1 : Penyelesaian Theorema Northon
Hubungan antara Theorema Thevenin dan Theorema Northon :
1 Nilai hambatan pengganti pada teorema Thevenin sama dengan nilai hambatan pengganti pada teorema Norton
2
Tegangan setara Thevenin, arus setara Norton, dan R dapat dihubungkan dengan hukum Kirchoff. [2]3
pada sirkuit ekuivalen Norton didapatkan dengan membuat hubungan-singkat antara terminal A dan B lalu dihitung besar arus yang mengalir melalui terminal tersebut.dapat dihitung dengan mematikan semua sumber tegangan dan arus lalu dihitung nilai ekuivalen resistansi di antara terminal A dan B.
Penggunaan utama dari teorema Norton adalah menyederhanakan sebagian besar dari sirkuit dengan sirkuit ekuivalen
yang sederhana.Menurut Theori Thevenin, sembarang rangkaian linier dengan dua ujung terbuka seperti terlihat pada gambar (sebut sebagai rangkaian asli), dapat digantikan dengan sumber tegangan yang diseri dengan suatu resistor seperti terlihat pada gambar (sebut sebagai rangkaian ekivalen Thevenin).
Gambar 2.2 Rangkaian Ekivalen Thevenin Tegangan terbuka yang ada pada ujung terbuka rangkaian resistansi/
impedansi antara ujung terbuka rangkaian asli, dimana semua sumber internal dibuat berharga nol (sumber tegangan diganti short circuit, sumber arus diganti open circuit).Menurut Theori Norton, sembarang rangkaian linier dengan dua ujung terbuka seperti terlihat pada gambar (sebut sebagai rangkaian asli), dapat digantikan dengan sumber arus yang diparalel dengan suatu resistor seperti terlihat pada gambar (sebut sebagai rangkaian ekivalen Norton).
Gambar 2.3 Rangkaian Ekivalen Northon Teori Norton hampir sama dengan teori Thevenin. Yang membedakan teori Norton dengan Thevenin adalah pada
penggunaan sumber arus pada teori Norton dan sumber tegangan pada teori Thevenin. Pada teori Norton hambatan dipasang paralel dengan sumber arus sedangkan pada teori Thevenin Hambatan dipasang seri dengan sumber tegangan.
Gambar 4 berikut ini menunjukan secara skema perbedaan teori rangkaian Norton dan teori rangkaian Thevenin.
Gambar 2.4 Perbedaan rangkaian Thevenin dan Northon
Arus Norton didefinisikan sebagai dihubungsingkatkan atau disebut arus hubungan singkat. Arus Norton ditulis dengan simbol IN .Hambatan Norton adalah hambatan yang diukur atau dihitung ketika sumber arus dikurangi hingga nol dan hambatan beban dilepas.
Hambatan Norton sama dengan hambatan thevenin. Pada Teori rangkaian Thevenin kita menghitung arus beban (IL) sedangkankan pada teori rangkaian Norton kita menghitung tegangan beban (VL).
Teorema Norton merupakan salah satu hukum listrik yang menganalisa suatu rangkaian elektronika arus searah pada rangkaian tertutup dan dianalisa berdasarkan konsep pembagi arus (curent divider). Pada hukum norton atau lebih dikenal sebagai teorema norton, suatu rangkaian elektronika arus searah dengan sumber tegangan dan resistansi pada rangkaian loop tertutup dapat dianalisa dengan membuat rangkaian sumber arus yang setara dengan rangkaian tersebut.
Rangkaian penggati ini dikenal dengan nama rangkaian setara Norton kemudian sumber arus pengganti disebut sebagai sumber arus Norton. Teorema ini
merupakan suatu pendekatan analisa rangkaian arus searah yang secara singkat dapat dikatakan sebagai berikut
.
Jika suatu kumpulan rangkaian sumber tegangan dan resistor dihubungkan dengan dua terminal keluaran, maka rangkaian tersebut dapat digantikan dengan sebuah rangkaian paralel dari sebuah sumber arus rangkaian hubunan singkat IN dan sebuah konduktor GN.Gambar 2.5 Rangkaian Ekivalen Norton Pada gambar rangkaian diatas merupakan proses menentukan rangkaian setara norton, rangkaian setara Norton digambarkan dengan kombinasi paralel antara sebuah sumber arus IN dan sebuah konduktan GN (lihat gambar d diatas). Jika rangkaian ini akan dibebani dengan sebuah beban konduktan GL , maka ada dua harga ekstrem yaitu GL = ∞ dan GL = 0. Harga GL = ∞ (atau RL = 0) berada pada kondisi hubung singkat dan arus hubung singkat IS/C sama dengan IN.
Sedangkan harga GL = 0 (atau RL = ∞) berada pada kondisi rangkaian terbuka, dimana terlihat bahwa V0/C merupakan tegangan rangkaian terbuka. Dengan demikian untuk sebuah rangkaian ini setara Norton berlaku:
¿= IS
C dan GN = ¿ VOC /C
Teorema Northon mengatakan
“
Rangkaian listrik linear dua terminal dapat disederhanakan menjadi sebuah rangkaian yang terdiri dari sumber arus INterhubung paralel dengan resistansi ekuivalen RN dengan terminal yang diamati”. Tujuan dari teori Norton ini adalah untuk membuat rangkaian ekuivalen dengan sebuah sumber arus terhubung paralel dengan resistansi ekuivalennya.
Teorema norton untuk jaringan listrik menyatakan bahwa setiap kumpulan tegangan sumber, saat ini sumber, dan resistors dengan dua terminal elektrik adalah setara dengan sumber yang ideal saat ini, saya, bersama dengan satu penghambat, R. Untuk satu frekuensi AC theorem sistem yang juga dapat diterapkan untuk umum impedances, tidak hanya resistors. Norton yang sama digunakan untuk mewakili setiap jaringan linear dan sumber impedances, pada suatu frekuensi. Sirkuit yang terdiri dari sumber yang ideal saat ini sejajar dengan yang ideal Impedance (atau penghambat untuk non-reaktif sirkuit).
Norton’s theorem merupakan perpanjangan dari Thévenin’s theorem dan telah diperkenalkan pada 1926 secara terpisah oleh dua orang: Hause-Siemens peneliti Hans Mayer Ferdinand (1895- 1980) dan Bell Labs engineer Lawry Edward Norton (1898-1983). Mayer sebenarnya hanya diterbitkan di topik ini, tetapi Norton memberitahukan kepada mencari melalui internal lapor teknis di Bell Labs.
2.1 Memperoleh Rangkaian Ekivalen Sinyal Asumsikan kita memiliki rangkaian linear seperti di bawah:
Gambar 2.6 Rangkayan Ekivalen Northon Rangkaian di atas dapat digambar ulang menjadi contoh rangkaian ekuivalen Norton:
Gambar 2.7 Rangkayan Ekivalen Northon Fokus kita selanjutnya adalah menemukan nilai dari:
1. Resistansi ekuivalen Norton (RN) 2. Arus ekuivalen Norton (IN)
Jika kalian sudah mempelajari tentang teorema transformasi sumber, kita akan tahu bahwa resistansi ekuivalen Thevenin, RTh dan resistansi ekuivalen Norton, RN
bersifat ekuivalen atau setara karena keduanya tidak mempengaruhi hubungan tegangan-arus karena digunakan pada rangkaian linear.
RN= RT h
Untuk menghitung arus ekuivalen Norton IN, kita hitung arus yang mengalir melalui terminal
a-b
yang short circuit.Gambar 2.8 Rangkayan Ekivalen Norton Arus short circuit yang mengalir dari terminal
a
keb
adalah arus short circuit (isc) adalah sama dengan arus ekuivalen Norton (IN). Jadi,¿= ics
Perlu diingat bahwa kita memperlakukan sumber bebas dan tak bebas dengan cara yang sama dengan apa yang kita lakukan pada teorema Thevenin.
Karena teorema Thevenin dan Norton adalah ekuivalen, jadi
¿= VT h RT h
Hal ini pada dasarnya adalah teorema transformasi sumber. Karena hal ini, transformasi sumber juga dikenal dengan
transformasi Thevenin-Norton. Karena VTh, IN, RTh berkaitan satu sama lain, kita simpulkan bahwa kita membutuhkan:
1. Tegangan open circuit pada terminal
a-b
, voc2. Arus short circuit pada terminal
a-b
, isc3. Resistansi ekuivalen pada terminal
a-b
ketika semua sumber bebas dimatikan, RNMenggunakan hukum ohm dasar kita dapat menggunakan persamaan di bawah:
VT h= voc
¿=isc RT h= voc
isc =RN
2.2 Analisis Rangkaian Northon
Suatu Di bawah ini adalah langkah analisis rangkaian Norton.
1. Temukan dan tentukan terminal
a-b
dimana sebuah parameter diamati.2. Lepaskan komponen pada terminal tersebut, buat short circuit pada terminal
a-b
, dan hitung arus pada titik a-b tersebut (Iab=Isc=IN). Hal ini dikenal denganI
Norton atau arus ekuivalen Norton.3. Jika semua sumber adalah sumber bebas, maka untuk mencari resistansi ekuivalen ketika semua sumber dimatikan dan digantikan hambatan dalamnya (Rab=RN=RTh):
a. Sumber tegangan bebas digantikan short circuit.
b. Sumber arus bebas digantikan open circuit.
4. Jika ada sumber tak bebas, untuk memperoleh resistansi ekuivalen Norton dapat kita gunakan:
RN = Voc
¿
5. Untuk memperoleh nilai Voc pada terminal
a-b
, buat terminal tersebut open circuit dan hitung tegangan pada terminal tersebut (Vab=Voc).6. Gambar ulang rangkaian ekuivalen Norton yang memuat sumber arus ekuivalen Norton, resistansi ekuivalen Norton, dan komponen yang kita lepas di Langkah.(2)
Jika suatu kumpulan rangkaian sumber tegangan dan resistor dihubungkan dengan dua terminal keluaran, maka rangkaian tersebut dapat digantikan dengan sebuah rangkaian seri dari sebuah sumber tegangan rangkaian terbuka.
2.3 Perhitungan yang setara Northon Sirkuit
Norton sirkuit yang sama saat ini adalah sumber yang saat ini saya tidak sejajar dengan perlawanan R Tidak. Untuk menemukan yang setara,
1. Hitung output saat ini, misal AB, bila konsleting adalah beban (0 perlawanan yang berarti antara A dan B).
2. Bila tidak ada yang bergantung pada sumber-sumber (misalnya, saat ini dan semua sumber-sumber tegangan yang independen), ada dua metode penentuan Norton Impedance R Tidak.
3. Menghitung tegangan output, V AB, ketika di buka sirkuit kondisi (yakni, tidak ada beban resistor – artinya tak terbatas memuat perlawanan). R Tidak sama V AB ini dibagi oleh I No Atau :
1. Ganti dengan sumber tegangan independen sirkuit pendek dan sumber independen sekarang dengan buka sirkuit. Total perlawanan di output port yang Norton Impedance R No.
2. Namun, bila ada yang bergantung pada sumber, metode yang lebih
umum, harus digunakan. Metode ini tidak ditampilkan dalam diagram di bawah ini.
3. Menghubungkan konstan pada saat ini sumber output pada sirkuit dengan nilai 1 amper dan menghitung tegangan pada terminal. Dengan hasil bagi tegangan ini dibagi dengan 1 A sekarang adalah Norton Impedance R No. Metode ini harus digunakan jika berisi sirkuit tergantung sumber, tetapi dapat digunakan dalam semua kasus walaupun tidak ada yang bergantung pada sumber.
Norton’s Theorem menyatakan bahwa adalah mungkin untuk mempermudah setiap sirkuit linear, tidak peduli bagaimana kompleks, ke salah satu sirkuit yang setara dengan saat ini hanya satu sumber daya tahan dan paralel terhubung ke beban. Sama seperti dengan Thevenin’s Theorem, kualifikasi yang “linear” adalah identik dengan yang ditemukan di Superposition Theorem: semua yang harus linear equations (no exponents atau akar).
Contrasting asli contoh sirkuit terhadap Norton sama: tampak seperti ini:
Gambar 2.9 Contrasting Norton Norton setelah konversi :
Gambar 2.10 Norton Ekivalen Circuit Perlu diketahui bahwa saat ini sumber adalah komponen yang pekerjaan untuk menyediakan konstan jumlah sekarang, outputting sebanyak atau sedikit yang diperlukan untuk mempertahankan
tegangan yang konstan saat ini.Seperti Thevenin’s Theorem, semuanya asli di sirkuit kecuali beban perlawanan telah berkurang menjadi setara sirkuit yang sederhana untuk menganalisis. Juga mirip dengan Thevenin’s Theorem adalah langkah-langkah yang digunakan dalam Norton’s Theorem untuk menghitung sumber Norton saat ini (saya Norton) dan Norton perlawanan (R Norton).Seperti sebelumnya, langkah pertama adalah untuk mengidentifikasi dan menghapus beban perlawanan dari Circuit asli:
Gambar 2.11 Rangkayan Northon Kemudian, untuk menemukan Norton saat ini (untuk saat ini sumber di sirkuit Norton setara), tempatkan langsung kawat (singkat) sambungan antara beban dan menentukan poin yang dihasilkan saat ini. Perlu dicatat bahwa langkah ini justru bertentangan masing-masing langkah dalam Thevenin’s Theorem, dimana kami beban penghambat diganti dengan istirahat (open circuit):
Gambar 2.12 Rangkayan Northon Nol dengan tegangan jatuh antara beban penghambat sambungan poin, saat ini melalui R 1 adalah fungsi yang sangat B 1 ‘s tegangan dan R 1’ s perlawanan: 7 amps (I = E / R). Demikian pula, saat ini melalui R 3 sekarang ketat fungsi dari B 2
‘s tegangan dan R 3’ s perlawanan: 7 amps (I = E / R). Total sekarang singkat melalui sambungan antara beban poin adalah jumlah arus kedua: 7 amps + 7
amps = 14 amps. Angka ini dari 14 amps menjadi sumber sekarang Norton di sirkuit setara:
Gambar 2.13 Rangkayan Norton Ekivalen Ingat, panah notasi untuk saat ini sumber poin dalam arah yang berlawanan dari arus electron Lagi-lagi, permintaan maaf untuk kebingungan. For Untuk lebih baik atau lebih buruk lagi, ini adalah simbol notasi standar elektronik. Blame Mr Franklin lagi!Untuk menghitung Norton perlawanan (R Norton), kami melakukan hal yang sama persis seperti yang kita lakukan untuk menghitung Thevenin perlawanan (R Thevenin): mengambil asli sirkuit (dengan beban resistor masih dihapus), menghapus sumber daya (dalam gaya yang sama seperti yang kita lakukan dengan Superposition Theorem: diganti dengan sumber tegangan kawat dan saat ini diganti dengan sumber breaks), dan angka total perlawanan dari satu titik beban sambungan ke yang lain:
Gambar 2.10 Rangkayan Northon Sekarang Norton setara sirkuit seperti ini:
Gambar 2.11 Northon Ekivalen Northon Jika kita kembali menghubungkan kami asli memuat perlawanan dari 2 Ω, kami dapat menganalisis Norton sirkuit sebagai susunan paralel sederhana:
Gambar 2.14 tabel susunan parallel Sebagai setara dengan Thevenin sirkuit, satu-satunya informasi dari analisis ini adalah tegangan dan saat ini nilai untuk R 2; sisa dari informasi tersebut tidak relevan dengan sirkuit asli. Namun, keuntungan yang sama dengan mulai dari Thevenin Theorem berlaku untuk Norton sebagai baik jika kita ingin menganalisis beban penghambat tegangan saat ini dan selama beberapa nilai yang berbeda dari beban perlawanan, dengan begitu kita dapat menggunakan Norton.
3. PERALATAN YANG DIGUNAKAN Adapun peralatan yang digunakan di ciptakan pada pratikum ini adalah , sebagai berikut:
1. Sumber tegangan DC
Fungsi : untuk menyuplai tegangan langsung kekomponen dalam casing yang membutuhkan tegangan.
2. Indicator
Fungsi : sebagai penyimpan suatu daya dalam sebuah medan magnet.
3. Voltmeter DC
Fungsi : mengukur beda potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian DC kemudian dihubungkan paralel dengan sebuah sumber tegangan atau komponen rangkaian 4. Amperemeter DC
Fungsi : untuk mengukur arus tegangan listrik yang ada dalam rangkaian tertutup dengan cara
menempelkan alat amperemeter secara langsung ke dalam rangkaian tersebut.
5. Resistor
Fungsi : sebagai penghambat arus listrik yang mengalir suatu rangkaian elektronik
6. Jumper
Fungsi : berfungsi atau digunakan untuk menghubungkan dua titik atau lebih dan dapat juga menghubungkan dua komponen elektronika.
4. RANGKAIAN PERCOBAAN
Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Teorema Northon
5. PROSEDUR PERCOBAAN
Adapun prosedur percobaan di ciptakan pada pratikum ini adalah , sebagai berikut:
1. Buatlah rangkayan percobaan seperti pada gambar 3.3 (pada modul yang diberikan asisten) gunakan Resistor yang tersedia.
2. Masukkan sumber arus DC ukur IL,
kemudian lepaskan beban, lalu ukur arus short circuit.
3. Ganti voltmeter dengan ampermeter dengan cara mengubah singkatan beban, lalu ukur ISC
4. Setelah didapatkan harga ISC, maka:
ZEQ = VOC / Zeq+R1.
5. Kemudian rangkaian percobaan dibuat seperti gambar 3.2 (pada modul) dan pasang harga ZEQ yang telah dihitung.
6. RANGKAIAN PELAKSANAAN
Pada Pratikum kali rangkaian pelaksanaan dapat dilihat pada gambar, sebagai berikut:
Gambar 6.1 Rangkaian Pelaksanaan 7. HASIL DAN ANALISA
7.1 Hasil
Adapun hasil dari percobaan kali ini adalah sebagai berikut:
Table 1.1 hasil pelaksanaan
no Nama
material
Spesifikasi
1. V
16,3 V
2. V
25,8 V
3. R
112 Ω
4. R
25,6 Ω
5. R
33 Ω
6. R
48,2 Ω
7. R
Total28,8
Table 1.2 hasil pelaksanaan
N
o
Nama elemen listrik
Hasil
pengukuran
1. V
16,3 V
2. V
25,8 V
3. I
139 MA
(0,039 A)
4. I
248 MA
(0,0,48 A)
5. I
36,7 MA
(0,0067 A)
7.2 Analisa Data Diketahui:
R
T=28, 8Ω V
T=12,1 V I
1=0,39 A I
2=0,048 A I
3=0,0067 A
Analisa mencari kesalahan I1 :
I
teori= V
tR
tot= 12,1 28,8 = 0,42
% I = I
teori− I
prakI
teori× 100 %
¿ 0,42−0,39
0,42 × 100 %
¿ 90,71 %
Analisa mencari kesalahan I2 :
I
teori= V
tR
tot= 12,1 28,8 = 0,42
% I = I
teori− I
prakI
teori× 100 %
¿ 0,42−0,048
0,42 × 100 %
¿ 88,57 %
Analisa mencari kesalahan I3 :
I
teori= V
tR
tot= 12,1 28,8 = 0,42
% I = I
teori− I
prakI
teori× 100 %
¿ 0,42−0,0067
0,42 × 100 %
¿ 98,40 %
7.3 Analisa KataPada percobaan ini kita melakukan pengukuran menggunakan teorema norton menggunakan alat voltmeter, ampermeter dan resistor sebelum kita melakukan pengukuran langkah pertama yang kita
lakukan yaitu rangkailah rangkaian sesuai dengan gambar 6.1 dan gambar pada 6.1 menggunakan visio. Pada percobaan kali ini kita menggunakan dua buah power supplay. Tegangan pertama kita dapatkan 6,3V dan sumber tegangan kedua kita dapatkan 5,8V
Setelah kita dapatkan tegangan kita rangkai seperti gambar 6.1 kita ukur arus dan kita mendapatkan I1=0,39A,pada I2=0,048A dan I3=0,0067A. Setelah kita dapatkan nilai arus maka kita melakukan analisa data dengan rumus teorema norton. Pada nilai I1 kita mendapatkan persentase kesalahan sebesar 90,71%, pada I2 kita mendapatkan persentase kesalahan sebesar 88,57%, dan pada I3 kita mendapatkan persentase kesalahan sebesar 98,40%.
8. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini kita pengukuran menggunakan teorema Norton. Dari hasil pengukuran diatas kita ambil kesimpulan bahwa sebelum menghitung persentase kesalahan kita ukur dulu tegangan dan arus. dan kita mendapatkan nilai arus I1=0,39A, lalu pada I2=0,048A dan I3=0,0067A. Setelah kita mendapatkan nilai arus maka kita melakukan analisa data dengan rumus node voltage. Pada arus I1 kita mendapatkan persentase kesalahan sebesar 90,71%, pada I2 kita mendapatkan persentase dari kesalahan sebesar 88,57%, dan pada I3 kita mendapatkan persentase dari kesalahan sebesar 98,40% . dan tegangan power supplay pertama kita dapatkan 6,3 V dan pada power supplay kedua kita dapatkan 5,8 V.