KEGIATAN KULIAH 5
FORMAT MODUL
NAMA KOMPONEN DAN CARA KERJA POMPA HIDRAULIC
A. Tujuan Kegiatan Perkuliahan
1. Memahami Dasar-dasar Pompa Hidrolik: Mahasiswa diharapkan memahami konsep dasar pompa hidrolik, termasuk jenis pompa, prinsip kerja, dan peranannya dalam sistem hidrolik.
2. Identifikasi Komponen Utama: Mahasiswa seharusnya mampu mengidentifikasi nama dan fungsi komponen-komponen utama dalam pompa hidrolik, seperti silinder, katup, piston, dan reservoir.
3. Analisis Cara Kerja: Tujuan ini mencakup kemampuan mahasiswa untuk menganalisis secara mendalam cara kerja pompa hidrolik, melibatkan langkah-langkah pengoperasian, siklus kerja, dan interaksi antar komponen.
Semua tujuan ini bertujuan agar mahasiswa memiliki pemahaman yang kuat tentang pompa hidrolik, memungkinkan mereka menerapkan pengetahuan ini dalam pemecahan masalah praktis di dunia industri.
B. Uraian Materi
1. Jenis-jenis pompa hidraulic
1.Gear Pump
Pompa ini terdiri dari 2 buah roda gigi yang dipasang saling merapat. Perputaran roda gigi yang saling berlawanan arah akan mengakibatkan kevakuman pada sisi hisap, akibatnya oli akan terisap masuk ke dalam ruang pumpa, selanjutnya dikompresikan ke luar pompa hingga tekanan tertentu. Tekanan pompa hydrolik dapat mencapai 100 bar.
2. Pompa Skrup
Pompa ini memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertautan (engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk cembung, sehingga dapat memindahkan fluida oli secara aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor itu identik dengan sepasang roda gigi helixyang saling bertautan.
3.Pompa Torak Aksial
Pada pompa ini blok silinder berputar pada satu sudut untuk dapat memutar poros. Batang torak dipasang pada flens poros penggerak dengan menggunakan ball joint. Besar langkah piston tergantung pada besar sudut tekuk fixed displacement piston pump besar sudut (offset engle) berkisar 25°.
4.Pompa Torak Radial
Pompa ini berupa piston-piston yang dipasang secara radial, bila rotor berputar secara eksentrik, maka piston2 pada stator akan mengisap dan mengkompressi secara bergantian. Gerakan torak ini akan berlangsung terus menerus, sehingga menghasilkan alira oli /fluida yang kontinyu.
5.Pompa Sirip Burung
Pompa ini bergerak terdiri dari dari banyak sirip yang dapat flexible bergerak di dalam rumah pompanya. Bila volume pada ruang pompa membesar, maka akan mengalami penurunan tekanan, oli hydrolik akan terhisap masuk, kemudian diteruskan ke ruang kompressi. Oli yang bertekanan akan dialirkan ke sistim hydrolik.
6.Pompa Kipas Balanced
Pompa ini menggunakan rumah pompa yang bagian dalamnnya berbentuk elips dan terdapat dua buah lubang pemasukkan (inlet) serta dua buah lubang pengeluaran outlet yang posisinnya saling berlawanan arah. Dibuat demikian agar tekanan radial dari cairan hydrolik saling meniadakan sehingga terjadilah keseimbangan (balanced).
Vane (kipas) yang bentuknnya seperti gambar dipasang pada poros beralur (slots) karena adanya gaya sentrifugal selama rotor berputar maka vane selalu merapat pada rumah pompa sehingga terjadilah proses pemompaan.
7.Lobe Pump
Pompa lobus putar adalah pompa jenis perpindahan positif yang menggunakan dua atau lebih lobus yang berputar mengelilingi poros paralel di badan pompa untuk memindahkan cairan. Mereka banyak digunakan dalam industri pengolahan higienis, termasuk pengolahan makanan & minuman dan manufaktur biofarmasi.
8.Vane Pump
Pompa Van (Vane Pump) adalah jenis pompa hidraulik yang digunakan untuk mengalirkan fluida, seperti minyak hidrolik atau bahan bakar. Perangkat ini menggunakan bilah atau piringan (vane) yang bergerak secara radial dalam sebuah rongga untuk menghasilkan aliran.
9.Variable Displacement Pump
Pompa perpindahan variabel adalah perangkat yang mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik. Perpindahan, atau jumlah cairan yang dipompa per putaran poros input pompa dapat divariasikan saat pompa bekerja.
10. Centrifugal Pump
Centrifugal pumps adalah sebuah alat yang difungsikan untuk memindahkan fluida atau cairan dari satu tempat ke tempat lain dan memiliki elemen utama berupa motor penggerak dengan sudut impeller yang berputar dengan kecepatan tinggi. Secara teknologi, pompa ini merupakan teknologi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari – hari, contoh yang paling sering digunakan yaitu sebagai pompa air.
2. Kerja masing-masing pompa hidraulic 1. Gear Pump
Gear pump bekerja berdasarkan prinsip perpindahan positif, di mana cairan dipaksa keluar dari ruang yang berkurang volume nya ketika gigi-gigi berputar. Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan Gigi: Pompa gear terdiri dari dua gigi yang saling berputar di dalam casing. Salah satu gigi disebut gigi penggerak (driver gear) dan yang lainnya adalah gigi pengikut (driven gear).
2. Penyusunan Casing: Casing pompa memiliki dua ruang terpisah yang terbentuk di antara gigi-gigi dan casing. Saat gigi berputar, ruang di sisi penyusunan gigi penggerak memperluas, sementara ruang di sisi gigi pengikut menyusut.
3. Penyedotan Cairan: Saat gigi-gigi berputar, cairan masuk ke ruang yang membesar di sisi gigi penggerak melalui saluran masukan. Ketika gigi terus berputar, ruang tersebut tertutup dan cairan terperangkap di dalamnya.
4. Pendorongan Cairan: Ketika gigi terus berputar, ruang yang semula membesar di sisi gigi penggerak mulai menyusut, memaksa cairan keluar melalui saluran keluar. Ini menyebabkan cairan dipompa keluar dari pompa menuju sistem yang membutuhkan.
5. Kontinuitas Aliran: Proses ini terus berulang saat gigi-gigi terus berputar, menciptakan aliran yang kontinu dan stabil dari cairan.
Gear pump umumnya digunakan untuk memompa cairan dengan viskositas tinggi, seperti oli, bahan bakar, atau bahan kimia, dan merupakan salah satu jenis pompa yang paling sederhana dan efisien dalam aplikasinya.
2. Pompa Skrup
Pompa skrup, atau yang juga dikenal sebagai pompa rotari, adalah jenis pompa positif yang menggunakan skrup untuk memindahkan cairan. Berikut adalah cara kerja pompa skrup:
1. Rotor dan Stator: Pompa ini terdiri dari rotor yang memiliki skrup yang terpasang secara sejajar di sepanjang sumbunya, dan stator yang biasanya berbentuk tabung dengan saluran-saluran yang sesuai dengan skrup. Stator biasanya terbuat dari bahan yang elastis.
2. Penyusunan Skrup: Ketika rotor berputar, skrup-skrup tersebut berputar dan menyentuh dinding dalam stator. Ruang yang terbentuk di antara skrup dan stator secara perlahan-lahan bergerak dari sisi masukan ke sisi keluaran pompa.
3. Penyedotan Cairan: Ketika ruang yang terbentuk di antara skrup dan stator memperluas, tekanan rendah terbentuk di sisi masukan pompa, menyebabkan cairan masuk ke dalam ruang tersebut.
4. Pendorongan Cairan: Ketika rotor terus berputar, ruang yang terbentuk di antara skrup dan stator menyusut, mendorong cairan keluar dari pompa melalui saluran keluaran.
5. Klep: Pompa skrup juga dapat dilengkapi dengan klep masukan dan keluaran untuk mengatur aliran cairan seperti pada pompa lainnya.
Pompa skrup umumnya digunakan dalam berbagai aplikasi di mana diperlukan aliran yang stabil dan tekanan yang konsisten, seperti dalam industri kimia, pengolahan minyak dan gas, serta pemrosesan makanan dan minuman. Keunggulan utamanya adalah kemampuannya untuk memberikan aliran yang akurat dan stabil bahkan pada tekanan yang tinggi.
3. Pompa Torak Aksial
Pompa torak aksial bekerja dengan prinsip perpindahan positif, di mana cairan dipindahkan oleh gerakan naik turun torak.
Berikut adalah cara kerja pompa torak aksial:
1. Torak dan Silinder: Pompa ini memiliki torak yang bergerak naik turun di dalam silinder. Torak tersebut terhubung ke poros pusat.
2. Penyusutan dan Pembesaran Ruang: Saat torak naik, ruang di dalam silinder menyusut, menyebabkan tekanan cairan di dalamnya meningkat. Saat torak turun, ruang tersebut membesar, menciptakan tekanan rendah dan menyedot cairan ke dalam silinder.
3. Klep Masukan dan Keluaran: Pompa dilengkapi dengan klep masukan dan keluaran. Klep masukan membuka saat torak turun, memungkinkan cairan masuk, sedangkan klep keluaran membuka saat torak naik, memungkinkan cairan dikeluarkan.
4. Pendorongan Cairan: Saat torak naik, cairan terdorong melalui klep keluaran ke dalam saluran keluar. Saat torak turun, klep keluaran tertutup, mencegah cairan kembali ke dalam silinder.
5. Aliran Cairan: Proses naik-turun torak terus berulang, menciptakan aliran cairan yang stabil dan terus-menerus.
Pompa torak aksial umumnya digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan tekanan tinggi, seperti sistem hidrolik, mesin konstruksi, dan industri manufaktur. Keandalan dan kemampuannya menghasilkan tekanan yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang efisien untuk berbagai kebutuhan industri.
4. Pompa Torak Radial
Pompa torak radial, juga dikenal sebagai pompa plunger radial, memiliki prinsip kerja yang mirip dengan pompa torak aksial, tetapi dengan arah gerakan torak yang berbeda. Berikut adalah cara kerja pompa torak radial:
1. Konstruksi Torak dan Silinder: Pompa ini terdiri dari torak yang bergerak radial ke luar dan ke dalam dari poros pusat.
Torak ini terletak di dalam silinder yang berputar sejajar dengan poros pompa.
2. Penyusutan dan Pembesaran Ruang: Saat torak bergerak ke luar, ruang di antara torak dan silinder menyusut, meningkatkan tekanan cairan di dalamnya. Saat torak bergerak ke dalam, ruang tersebut membesar, menciptakan tekanan
rendah dan menyedot cairan ke dalam silinder.
3. Klep Masukan dan Keluaran: Pompa dilengkapi dengan klep masukan dan keluaran. Klep masukan membuka saat torak bergerak ke dalam, memungkinkan cairan masuk, sedangkan klep keluaran membuka saat torak bergerak ke luar, memungkinkan cairan dikeluarkan.
4. Pendorongan Cairan: Saat torak bergerak ke luar, cairan terdorong melalui klep keluaran ke dalam saluran keluar. Saat torak bergerak ke dalam, klep keluaran tertutup, mencegah cairan kembali ke dalam silinder.
5. Aliran Cairan: Proses bergeraknya torak ke luar dan ke dalam berulang, menciptakan aliran cairan yang stabil dan terus- menerus.
Pompa torak radial sering digunakan dalam aplikasi di mana tekanan tinggi diperlukan, seperti sistem penyemprotan cat, pembersihan saluran, atau pengolahan air. Keandalan dan kemampuannya menghasilkan tekanan yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang efisien untuk berbagai kebutuhan industri yang memerlukan cairan dipompa dengan tekanan yang kuat.
5. Pompa Sirip Burung
Pompa sirip burung, juga dikenal sebagai pompa sentrifugal, adalah jenis pompa dinamis yang bekerja dengan prinsip konversi energi kinetik menjadi energi tekanan. Berikut adalah cara kerja pompa sirip burung:
1. Impeller: Pompa ini memiliki impeller yang terpasang pada poros pusat dan berputar di dalam casing. Impeller memiliki sirip atau sudut yang dirancang untuk mengarahkan cairan keluar dari pusat impeller dengan kecepatan tinggi.
2. Penyedotan Cairan: Saat impeller berputar, ia menyebabkan cairan masuk ke dalam casing melalui saluran masukan.
Kecepatan rotasi impeller menyebabkan cairan terdorong ke luar ke arah sirip-siripnya.
3. Peningkatan Kecepatan: Cairan yang dipindahkan oleh impeller mengalami peningkatan kecepatan karena gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran impeller. Ini menyebabkan tekanan yang rendah di pusat impeller dan tekanan yang tinggi di sekitar bagian luar casing.
4. Keluaran Cairan: Cairan yang dipercepat oleh impeller dipaksa keluar melalui saluran keluar casing pompa. Ini menciptakan aliran cairan yang stabil dan terus menerus.
5. Regulasi Aliran: Kecepatan rotasi impeller dapat diatur untuk mengontrol laju aliran cairan yang dipompa.
Pompa sirip burung sering digunakan dalam berbagai aplikasi industri dan domestik, termasuk sistem air bersih, sistem pendinginan mesin, sistem air limbah, dan berbagai proses industri lainnya. Keunggulan utamanya adalah kemampuannya untuk menangani volume cairan yang besar dengan efisien dan efektif.
6. Pompa Kipas Balanced
Pompa kipas balanced, juga dikenal sebagai pompa kipas seimbang, merupakan jenis pompa sentrifugal yang dirancang untuk menghasilkan aliran cairan dengan tekanan yang cukup tinggi. Berikut adalah cara kerja pompa kipas balanced:
1. Kipas Impeller: Pompa ini dilengkapi dengan kipas impeller yang terpasang pada poros pusat dan berputar di dalam casing. Kipas impeller ini memiliki sudut dan bentuk yang dirancang untuk menarik cairan ke dalam casing.
2. Penyedotan Cairan: Saat kipas impeller berputar, ia menciptakan gaya sentrifugal yang mengarahkan cairan masuk melalui saluran masukan. Kecepatan rotasi kipas impeller menyebabkan cairan terdorong ke luar ke arah sudut-sudut impeller.
3. Peningkatan Tekanan: Cairan yang dipindahkan oleh kipas impeller mengalami peningkatan tekanan karena gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh rotasi kipas. Ini menyebabkan tekanan yang rendah di pusat impeller dan tekanan yang tinggi di sekitar bagian luar casing.
4. Pendorongan Cairan: Cairan yang telah diperas oleh kipas impeller dipaksa keluar melalui saluran keluar casing pompa.
Ini menciptakan aliran cairan yang stabil dan terus menerus.
5. Regulasi Aliran: Kecepatan rotasi kipas impeller dapat diatur untuk mengontrol laju aliran cairan yang dipompa, memungkinkan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan.
Pompa kipas balanced sering digunakan dalam berbagai aplikasi industri, seperti sistem pemadam kebakaran, sistem penyediaan air bersih, sistem pemanas, pendingin udara, dan berbagai proses industri lainnya. Keunggulan utamanya adalah kemampuannya untuk menghasilkan tekanan yang tinggi dengan efisien dan stabil.
7. Pompa Lobus
Pompa lobus, juga dikenal sebagai pompa lob atau pompa rotor, adalah jenis pompa positif yang digunakan untuk mengangkut cairan dengan viskositas tinggi atau mengandung partikel padat. Berikut adalah cara kerja pompa lobus:
1. Konstruksi: Pompa lobus terdiri dari dua atau lebih lobus (rotor) yang dipasang di dalam casing. Lobus ini memiliki bentuk melengkung dan berputar secara berlawanan arah di dalam casing.
2. Penyusutan dan Pembesaran Ruang: Saat lobus berputar, ruang di antara lobus dan casing menyusut, mendorong cairan ke arah keluar pompa. Ketika lobus terpisah, ruang tersebut membesar, menyedot cairan ke dalam pompa.
3. Pendorongan Cairan: Gerakan lobus yang berlawanan arah menciptakan aliran cairan yang stabil dan terus-menerus.
Pompa lobus mampu menangani cairan dengan viskositas tinggi dan partikel padat karena ruang antara lobus dan casing relatif besar.
4. Klep Masukan dan Keluaran: Pompa lobus dilengkapi dengan klep masukan dan keluaran untuk mengatur aliran cairan.
Klep masukan membuka saat ruang antara lobus membesar, memungkinkan cairan masuk, sedangkan klep keluaran membuka saat ruang antara lobus menyusut, memungkinkan cairan dikeluarkan.
Pompa lobus sering digunakan dalam berbagai aplikasi industri, seperti pengolahan makanan, farmasi, minyak dan gas, kimia, dan limbah. Keunggulan utamanya adalah kemampuannya untuk mengatasi cairan dengan viskositas tinggi dan partikel padat, serta memberikan aliran yang stabil dan konsisten.
8. Pompa Sirip atau Vane Pump
Pompa sirip atau vane pump adalah jenis pompa positif yang menggunakan bilah (vane) untuk memindahkan cairan.
Berikut adalah cara kerja pompa vane:
1. Rotor dengan Bilah: Pompa ini memiliki rotor berbentuk silinder dengan bilah yang dapat berputar di dalam casing.
Bilah tersebut biasanya terbuat dari bahan yang dapat meluncur di dalam casing.
2. Penyusunan Bilah: Saat rotor berputar, bilah-bilah tersebut disusun secara sentral dalam rotor dan menyesuaikan diri dengan dinding dalam casing. Ini menciptakan ruang yang membesar di satu sisi rotor dan menyusut di sisi lain.
3. Penyedotan Cairan: Ruang yang membesar menyebabkan tekanan rendah, menarik cairan ke dalam pompa melalui saluran masukan.
4. Pendorongan Cairan: Ketika rotor berputar, bilah-bilah tersebut mendorong cairan ke arah keluar pompa, menciptakan aliran yang terus-menerus.
5. Klep Masukan dan Keluaran: Pompa vane dilengkapi dengan klep masukan dan keluaran untuk mengatur aliran cairan.
Klep masukan membuka saat ruang yang membesar, memungkinkan cairan masuk, sedangkan klep keluaran membuka saat ruang yang menyusut, memungkinkan cairan dikeluarkan.
Pompa vane umumnya digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk sistem hidrolik, sistem bahan bakar kendaraan, dan berbagai sistem industri. Keunggulan utamanya adalah desain yang sederhana, ukuran yang kompak, dan kemampuannya untuk memberikan aliran yang stabil.
9. Pompa Variabel
Pompa variabel adalah jenis pompa hidrolik yang mampu mengatur volume cairan yang dipompa, sering digunakan dalam sistem hidrolik industri dan kendaraan. Berikut adalah cara kerja pompa variabel:
1. Desain Variabel: Pompa ini memiliki desain yang memungkinkannya untuk mengatur volume cairan yang dipindahkan per putaran atau siklus. Ini dapat dicapai dengan beberapa mekanisme, seperti perubahan posisi atau sudut komponen internal.
2. Penyesuaian Volume: Penggunaan mekanisme internal yang sesuai memungkinkan pompa untuk meningkatkan atau mengurangi volume cairan yang dipompa sesuai dengan permintaan sistem. Ini memberikan fleksibilitas dalam mengatur kecepatan dan kekuatan sistem hidrolik.
3. Kontrol Tekanan: Selain mengatur volume cairan, pompa variabel juga dapat digunakan untuk mengontrol tekanan dalam sistem. Dengan menyesuaikan volume yang dipompa, tekanan dalam sistem dapat diatur sesuai dengan kebutuhan aplikasi.
4. Efisiensi Energi: Kemampuan pompa variabel untuk menyesuaikan volume cairan yang dipompa berkontribusi pada efisiensi energi sistem hidrolik secara keseluruhan. Dengan hanya memindahkan cairan yang dibutuhkan, energi yang diperlukan untuk menggerakkan pompa dapat dikurangi.
5. Penggunaan yang Luas: Pompa variabel digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk mesin konstruksi, kendaraan berat, sistem pembangkit listrik, dan mesin industri lainnya. Kemampuannya untuk mengatur volume dan tekanan cairan membuatnya menjadi komponen kunci dalam sistem hidrolik yang efisien dan fleksibel.
Dengan demikian, pompa variabel memainkan peran penting dalam menggerakkan sistem hidrolik modern, memungkinkan kontrol yang akurat dan efisien atas kekuatan dan gerakan dalam berbagai aplikasi.
10. Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah jenis pompa dinamis yang bekerja dengan memanfaatkan energi kinetik dari cairan yang dipompa. Berikut adalah cara kerja pompa sentrifugal:
1. Impeller: Pompa sentrifugal memiliki impeller yang terdiri dari sudu-sudu melengkung yang dipasang di sekitar poros.
Impeller ini berputar dengan kecepatan tinggi, menghasilkan gaya sentrifugal pada cairan yang masuk.
2. Hisapan: Ketika impeller berputar, cairan masuk ke dalam impeller melalui saluran masukan yang disebut inlet. Gerakan berputar impeller menciptakan gaya sentrifugal yang mendorong cairan ke arah luar impeller.
3. Percepatan Cairan: Saat cairan dipaksa ke arah luar oleh impeller, kecepatannya meningkat, mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan. Hal ini menyebabkan tekanan cairan meningkat seiring dengan jaraknya dari pusat impeller.
4. Pendorongan Cairan: Cairan yang telah diberi energi tekanan dipindahkan melalui saluran keluaran yang disebut outlet.
Tekanan yang dihasilkan oleh impeller mendorong cairan keluar dari pompa menuju sistem perpipaan atau sistem tujuan.
5. Pengaturan Aliran: Aliran cairan dapat diatur dengan mengatur kecepatan putaran impeller atau dengan menggunakan katup pengaturan aliran pada saluran masukan atau keluaran pompa.
Pompa sentrifugal umumnya digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk pengiriman air bersih, sistem pendinginan, pengolahan air limbah, sistem pemadam kebakaran, dan banyak lagi. Keunggulan utamanya adalah desain sederhana, kemampuan menangani volume besar cairan, dan kinerja yang dapat diandalkan dalam berbagai kondisi operasional.
No Nama Komponen Gambar Simbol Fungsi
1. Pompa Hidrolik Pompa Hidrolik berfungsi untuk
mengalirkan dan memberikan tekanan cairan hidrolik ke seluruh rangkaian sistem hidrolik.
2. Silinder Hidrolik Silinder hidrolik adalah sebuah aktuator
mekanik yang menghasilkan gaya searah melalui gerakan stroke yang searah.
3. Hand Control
-
Hand Control adalah komponen yang memiliki fungsi untuk
mengatur masuk keluarnya aliran hidrolik untuk menggerakkan aktuator hidrolik lain.
4. Motor Hidrolik Motor hidrolik adalah sebuah
aktuator mekanik yang mengkonversi aliran dan tekanan hidrolik menjadi torsi atau tenaga putaran. Motor hidrolik berkebalikan fungsi dengan pompa hidrolik. Motor hidrolik bertugas mengkonversi kembali tekanan hidrolik menjadi tenaga putar. Motor hidrolik dapat berkerja pada dua arah putaran motor sesuai dengan kebutuhan
penggunaan.
5. Solenoid Valve Solenoid Valve berfungsi untuk
mengatur arah beroperasinya arus oli hidrolik dari pompa hidrolik ke sistem hidrolik lainnya, misalnya ke silinder atau motor hidrolik.
6. Katup Pengaman (Relief Valve)
Katup ini adalah katup dua lubang dan dua posisi dengan pilot pressure (bola katup) yang dilengkapi dengan pegas tekan yang dapat disetel
Fungsi dari relief valve yaitu untuk mencegah terjadinya beban lebih atau tekanan yang melebihi kemampuan rangkaian hidrolik.
7. Manifold Block
-
Manifold Block berfungsi sebagai dudukan terminal oli.
8. Check Valve Check Valve berfungsi untuk
melindungi pompa dari arus/tekanan balik pada saat pompa bekerja pada tekanan tinggi sehingga pompa aman
9. Pressure Gauge Pressure Gauge adalah alat yang
digunakan sebagai pedoman / tuntunan tekanan kerja yang dibutuhkan agar dalam penyetelan tidak melebihi
kemampuan pompa dan relief valve.
10. Level Gauge
-
Level gauge berfungsi sebagai alat pengukur batasan minyak dan temperatur oli hidrolik yang ada didalam tangki hidrolik.
11. Filter Breather Filter Bretaher berfungsi untuk menyaring oli hidrolik yang dituangkan dari drum oli hidrolik dan juga sebagai ventilasi pernafasan dan pembuangan hawa panas hasil pengoperasian mesin. Bila tidak ada atau lubang filter breather tersumbat maka akan terjadi kondensasi hawa panas ke uap air dan merusak / mengkontaminasi oli hidrolik.
12. Flow Control Valve Flow control valve berfungsi
untuk mengatur kecepatan arus minyak yang disalurkan oleh pompa hidrolik sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem.
13. Suction Filter Suction Filter berfungsi untuk
menyaring kotoran yang terkandung di dalam oli, agar tidak ikut bersikulasi ke dalam sistem.
14. Return Line Filter Return Line Filter berfungsi
untuk menyaring kembali minyak yang kembali dari sistem sebelum minyak balik ke tangki agar minyak benar-benar bersih dari kontaminasi.
15. Pressure Line Filter
16. Fan Cooler
-
Fan cooler adalah alat yang digunakan untuk mendinginkan
oli hidrolik dengan
memanfaatkan angin yang dihasilkan dari putaran kipas.
17. Water Cooler Water cooler pada dasarnya
terdiri dari
sekelompok pipa didalam selubung
- logam. Pada cooler ini, fluida sistem hidrolik, biasanya dipompa melewati selubung hidrolik sistem dan melewati pipa yang didalamnya dialiri air pendingin.
18. Motor Listrik Motor listrik adalah alat untuk
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
19. Mesin Mobil Fungsi dari mesin adalah untuk
mengasilkan tenaga putar dari
proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar di dalamnya yang kemudian putaran tersebut ditransmisikan untuk menggerakan komponen lain.
20. Oli Hidrolik Fungsi oli hidrolik pada sistem
hidrolik antara lain :
A. Sebagai penerus tekanan atau penerus daya.
B. Sebagai pelumas untuk bagian-bagian yang bergerak.
C. Sebagai pendingin komponen yang bergesekan.
D. Sebagai bantalan dari terjadinya hentakan tekanan
pada akhir langkah.
5. Pencegah korosi.
21. Selang Hidrolik
-
Selang hidrolik merupakan komponen yang berfungsi sebagai penghantar fluida hidrolik bertekanan.
22. Nepple Hidrolik
-
Neaple Selang ini berfungsi untuk menyambung obyek yang berbeda.
23. Chain Coupling
-
Chain Coupling adalah alat yang
digunakan untuk
menghubungkan dua poros pada kedua ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis.
24. Fan Belt
-
Fungsi utama dari fan belt ini adalah untuk memindahkan tenaga, menggerakkan poros dari komponen seperti kompressor AC, poros alternator, waterpump dan lain sebagainya dengan jalan menghubungkan poros poros tersebut dengan sebuah tali khusus yang biasa disebut V-belt.
25. Tangki Hidrolik Tangki hidrolik ini memiliki
fungsi untuk :
C. Penampung cairan hidrolik sebelum dan setelah beredar D. Pendinginan cairan hidrolik E. Menghilangkan gelembung
udara
F. Mengendapkan kotoran / pencemaran
G. Tempat pemasangan motor, pompa dan perlengkapan lain
26. Aki Mobil Akumulator (accu/aki) adalah
sebuah alat yang dapat menyimpan energi (umumnya energi listrik) dalam bentuk energi kimia. Aki berfungsi sebagai sumber arus listrik untuk menghidupkan sistem kelistrikan.
H. Rangkuman
Pompa hidrolik adalah komponen penting dalam sistem hidrolik yang bertanggung jawab untuk menghasilkan tekanan hidrolik yang diperlukan untuk menggerakkan fluida hidrolik melalui sistem. Ada beberapa komponen utama dalam pompa hidrolik, termasuk:
1. Casing: Bagian luar pompa yang menampung komponen internal dan berfungsi sebagai rumah bagi seluruh pompa.
2. Rotor: Bagian yang berputar di dalam pompa dan bertanggung jawab untuk menghasilkan tekanan dengan memindahkan fluida hidrolik.
3. Chamber: Ruang di dalam pompa di mana fluida hidrolik disedot dan dipompa keluar.
Cara kerja pompa hidrolik dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sirkulasi fluida: Pompa hidrolik menggerakkan fluida hidrolik dari reservoir ke sistem hidrolik.
2. Penyedotan fluida: Rotor dalam pompa menciptakan tekanan negatif yang menyedot fluida hidrolik ke dalam chamber.
3. Pendorongan fluida: Ketika rotor berputar, tekanan yang dihasilkan mendorong fluida hidrolik keluar dari pompa ke sistem hidrolik.
Dengan demikian, pompa hidrolik berperan penting dalam menggerakkan fluida hidrolik melalui sistem dan memastikan kinerja yang efisien.
I. Tes Formatif I. Pilihan Ganda
1. Apa yang menjadi bagian luar pompa hidrolik yang menampung komponen internal dan berfungsi sebagai rumah bagi seluruh pompa?
a. Rotor b. Chamber
c. Casing (Jawaban yang benar) d. Reservoir
2. Komponen dalam pompa hidrolik yang bertanggung jawab untuk menghasilkan tekanan dengan memindahkan fluida hidrolik adalah:
a. Casing
b. Rotor (Jawaban yang benar) c. Chamber
d. Reservoir
3. Apa yang terjadi saat rotor dalam pompa hidrolik menciptakan tekanan negatif yang menyedot fluida hidrolik ke dalam chamber?
a. Sirkulasi fluida
b. Penyedotan fluida (Jawaban yang benar) c. Pendorongan fluida
d. Penyaringan fluida
4. Apa yang terjadi ketika rotor berputar dalam pompa hidrolik?
a. Fluida hidrolik disirkulasikan kembali ke reservoir
b. Tekanan negatif diciptakan untuk menyedot fluida hidrolik (Jawaban yang benar) c. Fluida hidrolik dipompa keluar dari pompa ke sistem hidrolik
d. Fluida hidrolik disaring untuk menghilangkan kotoran 5. Apa fungsi utama dari pompa hidrolik dalam sistem hidrolik?
a. Menghasilkan tekanan hidrolik yang diperlukan (Jawaban yang benar) b. Menyaring fluida hidrolik
c. Menyimpan fluida hidrolik d. Mengontrol suhu fluida hidrolik
II. Essay
1. Jelaskan peran casing dalam sebuah pompa hidrolik dan mengapa komponen ini penting dalam fungsi keseluruhan pompa.
2. Gambarkan proses penyedotan fluida dalam pompa hidrolik dan bagaimana tekanan negatif diciptakan oleh rotor untuk menyedot fluida ke dalam chamber.
3. Apa perbedaan antara rotor dan chamber dalam pompa hidrolik? Jelaskan peran masing-masing komponen dalam menggerakkan fluida hidrolik.
4. Mengapa pompa hidrolik penting dalam sistem hidrolik? Jelaskan bagaimana pompa hidrolik membantu dalam mentransfer tekanan hidrolik yang diperlukan ke sistem secara efisien.
5. Bagaimana cara kerja pompa hidrolik berbeda dari pompa konvensional lainnya, seperti pompa air? Jelaskan beberapa perbedaan kunci dalam prinsip operasi dan aplikasi antara kedua jenis pompa tersebut.
J. Soal Latihan
1. Apa nama komponen utama yang bertanggung jawab untuk menghasilkan tekanan dalam sistem pompa hidrolik?
2. Bagaimana peran katup pengatur tekanan dalam sistem pompa hidrolik?
3. Sebutkan dua jenis pompa hidrolik yang umum digunakan beserta perbedaannya.
4. Apa yang dimaksud dengan "silinder hidrolik" dalam konteks sistem pompa hidrolik, dan apa fungsinya?
5. Jelaskan prinsip kerja pompa piston hidrolik secara singkat, termasuk langkah-langkah utamanya.
K. Lembaran Kerja Mahasiswa
Program studi : S1 Pendidikan Teknik Mesin Mata kuliah : Hidrolik dan Pneumatik (2 SKS) Pokok bahasan : Komponen pompa hidrolik
Sub bahasan : Nama komponen dan cara kerja pompa hidrolik Alokasi waktu : 2×55 Menit
Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memahami nama komponen dan cara kerja pompa hidrolik
Tujuan Perkuliahan :
1. Mahasiswa diharapkan memahami konsep dasar pompa hidrolik, termasuk jenis pompa, prinsip kerja, dan peranannya dalam sistem hidrolik.
2. Mahasiswa seharusnya mampu mengidentifikasi nama dan fungsi komponen-komponen utama dalam pompa hidrolik, seperti silinder, katup, piston, dan reservoir.
3. mahasiswa untuk menganalisis secara mendalam cara kerja pompa hidrolik, melibatkan langkah-langkah pengoperasian, siklus kerja, dan interaksi antar komponen
L. Jawaban Tes Formatif I. Pilihan Ganda
1. C 2. B 3. B 4. B 5. A
II. Essay
1. Casing merupakan bagian luar pompa hidrolik yang menampung komponen internal dan berfungsi sebagai rumah bagi seluruh pompa. Peran casing sangat penting karena melindungi komponen internal dari kerusakan dan menghasilkan tekanan yang diperlukan untuk memindahkan fluida hidrolik.
2. Proses penyedotan fluida dimulai saat rotor dalam pompa hidrolik berputar, menciptakan tekanan negatif yang menyedot fluida hidrolik dari reservoir ke dalam chamber. Tekanan negatif ini diciptakan karena ruang di dalam chamber memperluas ketika rotor berputar, menciptakan perbedaan tekanan antara chamber dan reservoir, sehingga menyebabkan fluida disedot ke dalam chamber.
3. Rotor adalah bagian yang berputar di dalam pompa dan bertanggung jawab untuk menghasilkan tekanan dengan memindahkan fluida hidrolik, sedangkan chamber adalah ruang di dalam pompa di mana fluida hidrolik disedot dan dipompa keluar. Rotor bertanggung jawab untuk menciptakan tekanan yang diperlukan, sementara chamber berperan sebagai tempat di mana fluida disedot dan dipindahkan.
4. Pompa hidrolik penting karena bertanggung jawab untuk menghasilkan tekanan hidrolik yang diperlukan untuk menggerakkan fluida hidrolik melalui sistem. Pompa ini membantu dalam mentransfer tekanan secara efisien dengan menciptakan tekanan negatif yang menyedot fluida dari reservoir dan memompanya ke sistem hidrolik, sehingga memungkinkan komponen hidrolik lainnya berfungsi dengan baik.
5. Pompa hidrolik bekerja dengan prinsip memindahkan fluida hidrolik dengan menciptakan tekanan menggunakan rotor yang berputar, sedangkan pompa air biasanya menghasilkan aliran fluida dengan menggunakan gerakan naik turun piston atau impeller. Pompa hidrolik dirancang khusus untuk menghasilkan tekanan yang diperlukan untuk menggerakkan fluida hidrolik dalam sistem tertutup, sementara pompa air umumnya digunakan untuk mentransfer air atau fluida lainnya dalam aplikasi yang lebih umum, seperti irigasi atau pendinginan.
M. Referensi
1. Bolton, W. (2015). "Hydraulics and Pneumatics: A Technician's and Engineer's Guide." Butterworth-Heinemann.
2. Esposito, A. (2012). "Fluid Power Engineering." McGraw-Hill Education.
3. Ince, M. (2014). "Hydraulics and Hydraulic Machines." Pearson Education India.
4. Plunkett, J. W. (2018). "Hydraulic Pumps and Motors: Fluid Power Circuits and Controls." CRC Press.
5. Womack, J. P., Jones, D. T., & Roos, D. (1990). "The Machine That Changed the World: The Story of Lean Production." Free Press.