INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA Perancangan Proses & Produk Tahun 2023
PENGENDALIAN PROSES CONDITIONING PADA INDUSTRI KACA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK
Julia Agustina[1], Rizki Subagja Pratama[2], Ricko Dimas Pratama[3]
Chemical Engineering, Faculty of Engineering, Indonesia Institute of Technology Jl. Raya Puspitek, Setu, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15314
[email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Pengendalian proses conditioning pada industri kaca merupakan suatu hal yang penting untuk meningkatkan kualitas produk. Dalam industri kaca, proses penyelesaian akhir dan pengendalian kualitas sangat penting. Berbagai upaya dilakukan untuk memasarkan produk dengan berbagai cara antara lain meningkatkan kualitas produk. Pengendalian proses pada industri sangat penting untuk meningkatkan kualitas produk. Dalam industri lain, pengendalian proses dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk, seperti pada sistem pengendalian temperatur pada tangki pendingin. Pada perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan gedung, pengendalian proses juga dilakukan untuk mencapai kenyamanan dan keamanan bagi tamu dan penghuni yang berada maupun yang menempati gedung tersebut. Oleh karena itu, pengendalian proses conditioning pada industri kaca sangat penting untuk meningkatkan kualitas produk dan bersaing di pasar industri yang semakin kompetitif.
Kata Kunci: Pengendalian proses conditioning, Industri kaca, Meningkatkan kualitas produk
1. PENDAHULUAN
Industri kaca merupakan salah satu perusahaan yang penting dan menjadi perusahaan industri yang diperhitungkan di Indonesia. Meskipun tidak terlalu cenderung baik namun industri kaca terlihat peningkatan selama 2 tahun terakhir. Saat terjadi krisis Internasional pun produksi dan kapasitas Industri kaca tetap eksis ditengah terjadinya krisis tersebut. Namun hal ini menunjukkan bahwa Industri ini juga mendapatkan masalah. Persaingan dalam industri kaca menyebabkan perusahaan terus berupaya memenuhi permintaan konsumen, Sehingga para pelaku pasar terus melakukan perbaikan dan konsistensi terhadap produk yang dihasilkan secara berkala guna untuk mengontrol kualitas produk secara intens. (Iftikar,2006).
Pada tahun sekitar 3000 sebelum Masehi di Mespotamina dan Egypt.
(Williams,1994). orang-orang mengetahui dan mengenal pembuatan kaca Pada zaman itu orang- orang sudah menggunakan bahan- bahan mentah seperti silica oksida, natrium oksida,batu kapur yang dapat diperoleh dari pasir laut dan karang laut dalam pembuatan
kaca tersebut .(Boen,2014). Beberapa tujuan dari proses conditioning pada industri kaca antara lain:
a. Meningkatkan kekuatan dan ketahanan kaca
b. Mengurangi kerapuhan kaca c. Meningkatkan kualitas kaca d. Meningkatkan efisiensi produksi Adapun factor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam pengendalian proses conditioning pada industri kaca antara lain:
1. Kualitas bahan baku 2. Suhu
3. Waktu 4. Tekanan 2. PEMBAHASAN
Conditioning dalam industri kaca mengacu pada serangkaian tahap proses yang dilakukan pada kaca cair untuk menghilangkan ketidakmurnian dan mengontrol suhu dan viskositasnya.
Kondisi kaca yang baik sangat diperlukan untuk memastikan produk akhir yang berkualitas tinggi. Berbagai tahap dalam conditioning mencakup peleburan,
homogenisasi, penghapusan gelembung udara, dan kontrol suhu.
Pengendalian proses conditioning pada industri kaca merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengendalian proses conditioning pada industri kaca antara lain:
1. Pengendalian suhu
2. Pengendalian kelembapan 3. Pengendalian tekanan 4. Peralatan produksi
a. Pengaruh pengendalian suhu dan kelembaban pada kualitas produk kaca
Dalam industri pembuatan produk kaca, pengendalian suhu dan kelembaban sangat penting karena keduanya sangat memengaruhi kualitas produk akhir.
Pengaruh utama dari pengendalian ini antara lain :
1. Ketahanan dan kekuatan 2. Benruk dan ketebalan 3. Dimensi
4. Transparansi
5. Ketahanan terhadap goresan
6. Kualiatas warna
Ruang pembuatan yang dikendalikan dengan baik, termasuk sistem pemanasan, pendinginan, dan pengaturan kelembaban, biasanya digunakan untuk mengendalikan suhu dan kelembaban. Selain itu, pemantauan dan pengendalian yang ketat terhadap parameter ini sepanjang proses produksi dapat membantu menjaga kualitas produk kaca sepanjang proses produksi. Kesalahan dalam pengendalian parameter ini dapat menyebabkan produk kaca yang rusak, kurang kuat, atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
b. Pengaruh pengendalian waktu dan kecepatan pendinginan pada kualitas produk kaca
Dalam proses pembuatan produk kaca, pengendalian waktu dan kecepatan pendinginan merupakan komponen penting yang berdampak besar pada kualitas produk kaca. Dampak utama pengendalian waktu dan kecepatan adalah berikut ini :
1. Ketahanan terhadap patah 2. Ketebalan kaca
3. Ketegangan internal 4. Ketegangan stres termal
5. Gelembung dan ketidakjernihan 6. Ketahanan terhadap aus
Menggunakan peralatan seperti oven pengendalian suhu dan pendingin udara dapat membantu mengontrol waktu dan kecepatan pendinginan selama proses pembuatan kaca. Cacat pada produk kaca, seperti patah, ketidakjernihan, dan ketegangan internal, dapat disebabkan oleh perubahan waktu dan kecepatan pendinginan yang tiba-tiba atau tidak terkendali. Oleh karena itu, pengendalian yang baik dalam hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa produk kaca yang baik memiliki kualitas yang baik.
c. Pengaruh pengendalian konsentrasi bahan baku pada kualitas produk kaca
Pengendalian konsentrasi bahan baku pada industri kaca dapat mempengaruhi kualitas produk. Beberapa pengaruh pengendalian konsentrasi bahan baku pada kualitas produk kaca,yaitu:
1. Komposisi kimia 2. Kualitas bahan baku 3. Pengendalian bahan baku
4. Pengendalian konsentrasi bahan baku
Pengendalian konsentrasi bahan baku biasanya mencakup pengukuran dan pemantauan komposisi bahan baku secara teratur serta penyesuaian yang diperlukan untuk mencapai komposisi yang diinginkan; ini dilakukan melalui analisis kimia dan pemilihan bahan baku berkualitas tinggi. Perubahan besar dalam konsentrasi bahan baku dapat mengubah sifat-sifat kaca, sehingga sangat penting untuk menjaga pengendalian yang ketat dalam hal ini.
d. Persaingan global dalam industri kaca dan Perubahan Kebutuhan Pasar dan tren industri
Industri kaca lembaran mengalami peningkatan kapasitas produksi seiring adanya perluasan usaha dari salah satu produsen guna memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. Langkah ekspansi ini sekaligus menandakan bahwa iklim usaha di Indonesia masih kondusif. Dikutip dari laman kemenperin.go.id, Kapasitas produksi terpasang industri kaca lembaran nasional meningkat menjadi 1,34 juta ton per tahun dari sebelumnya sebesar 1,13 juta ton per tahun.
e. Pengembangan Daya Saing
Industri kaca merupakan sektor padat modal dan padat energi yang memerlukan biaya investasi besar.
Untuk itu diperlukan kebijakan strategis dalam upaya mengembangkan daya saing. Kebijakan pembangunan sektor industri pengolahan difokuskan pada penguatan rantai pasok untuk menjamin ketersediaan bahan baku energi yang berkelanjutan dan terjangkau. Hal ini juga untuk memperdalam dan memperkuat struktur manufaktur di Indonesia.
Terkait upaya mendongkrak kinerja industri kaca nasional, pemerintah berupaya mengamankan pasokan bahan baku industri kaca yang berasal dari dalam negeri sebagai keunggulan kompetitif, seperti pasir silika, dolomit, batu kapur, dan lain-lain. Potensi ekspor bisa meningkat 30-40 persen.
Menperin optimistis industri kaca nasional akan terus tumbuh setiap tahunnya, seiring dengan meningkatnya permintaan pasar domestik dan ekspor.
Sedangkan penggunaan dalam negeri diserap oleh sektor properti sebesar 65 persen, otomotif sebesar 15 persen, furnitur sebesar 12 persen, dan lain-lain sebesar 8 persen. Peluang tersebut juga
terlihat dari tumbuhnya kinerja industri alat transportasi yang mengalami pertumbuhan sebesar 4,24 persen.
Kinerja perdagangan kendaraan bermotor mengalami surplus, tercatat sebesar USD 143 juta pada Januari- Oktober 2018. Kemudian pemerintah aktif mengembangkan pengadaan light rail transit dan mass rapid transit yang berdampak positif pada pengadaan lokomotif dan kereta api. Kemudian, dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional, Kementerian Perindustrian telah melakukan upaya antara lain dengan memberikan insentif fiskal seperti skema tax Allowance dan tax holiday, melakukan upaya pengendalian impor dan pengamanan pasar dalam negeri, optimalisasi pemanfaatan. pasar dalam negeri dan ekspor, serta melaksanakan Program Peningkatan Produksi Dalam Negeri.
f. Pengelolaan Limbah Industri Di Indonesia
Limbah industri merupakan hasil kegiatan industri yang memberikan dampak negatif terhadap kondisi lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk memahami limbah dari kegiatan
industri dan cara penanganannya. Di era industrialisasi ini, kegiatan industri menjadi salah satu elemen penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian negara. Hasil buangan dari kegiatan industri yang berbentuk padat atau debu, cair atau gas menyebabkan penurunan kualitas lingkungan dikarenakan masuknya zat-zat pencemar ke lingkungan.
Pada tahun 80-an Indonesia telah
mempromosikan pembangunan
berkelanjutan (sustainable development), yang artinya adalah pengaplikasian pembangunan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan generasi mendatang (Supraptini, 2002). Berikut beberapa aturan yang tertuang terkait dengan pengelolaan limbah industri di Indonesia:
Surat Keputusan Menteri
Perindustrian No.
134/M/SK/1988 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran sebagai akibat dari Kegiatan Usaha Industri Terhadap Lingkungan Hidup
Surat Keputusan Menteri
Perindustrian No.
148/M/SK/1985 tentang
Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri
Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH)
UU PPLH pasal 140 yang menyebutkan bahwa pelaku industri yang melakukan pembuangan limbah ke lingkungan tanpa adanya izin akan dikenai denda senilai Rp3 miliar.
g. Pemanfaatan dan Pengelolaan Limbah Hasil Produksi
Dalam melakukan proses produksi, persoalan utamanya adalah limbah yang dihasilkan. Oleh karena itu, tuntutan yang dapat diterapkan untuk saat ini dalam kegiatan mengurangi limbah yang diproduksi adalah zero waste atau proses produksi minim limbah. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan memulai tahapan sumber produksi, seperti penggunaan bahan baku yang baik agar dapat berpengaruh terhadap hasil akhir dan minimalisasi limbah. Terkait hal ini, penanganan limbah pada dasarnya dimulai dari ketersediaan bahan baku dan juga proses produksi serta yang terakhir adalah penanganan limbah yang dihasilkan.
Beberapa aspek yang dapat diperhatikan
untuk meningkatkan urgensi pengolahan limbah hasil produksi di industri adalah:
Reduce
Reuse
Recyle
Kegiatan Industri memang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara secara pesat. Namun, perlu diketahui juga dampak yang dihasilkan dari limbah industri terhadap lingkungan dan makhluk hidup. Sudah menjadi kewajiban bagi pemilik industri bahwa setiap keuntungan yang diperoleh dari hasil produksi juga harus diinbangi dengan pengelolaan limbah yang baik. Sehingga perlu bagi pelaku industri untuk memahami bagaimana cara menangani dan memanfaatkan limbah yang dihasilkan.
Limbah industri berupa gas debu, dan butiran halus yang keluar dari cerobong asap perlu dikelola dengan baik. Masalah atau dampak yang akan ditimbulkan adalah berupa gas beracun yang dapat menyebabkan gangguan fungsi otak, gangguan pernafasan, iritasi mata, dan meningkatkan kanker kulit. Dampak terhadap lingkungan juga dapat dirasakan melalui Oksida Sulfur dan Oksida Nitrogen yang dapat merusak pohon-pohon dan menimbulkan hujan asam yang akan
mengakibatkan peningkatan leaching kation dari tanah dan permukaan daun, perubahan struktur dari komunitas tanaman dan perairan, dan pengaruh produktivitas hutan dan fiksasi nitrogen.
3. KESIMPULAN
Dalam industri kaca, pengendalian proses pengkondisian memegang peranan yang sangat penting dalam mencapai kualitas produk yang optimal.
Proses pengkondisian meliputi pengendalian suhu, kelembaban, waktu dan kecepatan pendinginan, serta konsentrasi bahan baku. Selain itu, pengendalian waktu dan kecepatan pendinginan dapat mempengaruhi kecepatan kristalisasi dan ketebalan lapisan permukaan kaca, yang mempengaruhi sifat optik dan ketahanan gores kaca. Selain itu, pengendalian konsentrasi bahan baku dapat mempengaruhi komposisi kimia kaca, yang berkaitan dengan sifat-sifat seperti ketahanan kimia dan konduktivitas.
Oleh karena itu, perusahaan perlu terus beradaptasi dengan tren industri dan berinvestasi pada inovasi agar tetap kompetitif. Di era modern, tantangan dan
peluang dalam industri manufaktur kaca terus berkembang. Dengan pemahaman mendalam tentang pentingnya pengendalian proses pengkondisian, perusahaan kaca dapat terus meningkatkan kualitas produknya, mengurangi limbah, dan mencapai keunggulan kompetitif di pasar global.
4. REFERENSI
Achillas, C. et al., (2013). The use of multi-criteria decision analysis to tackle waste management problems: a literature review. Waste Management &
Research, 31(2), 115–129.
https://doi.org/10.1177/0734242×1 2470203
Bagaskara. (2023). Limbah Industri:
Pengertian, Contoh, dan Cara
Menanganinya. Mutu
Internasional. Diambil dari https://mutucertification.com/peng ertian-limbah-industri-dan-contoh/
Boen, J. 2014. Jenis Kaca dan Aplikasinya.
http://kacadanaluminium.com/jenis
kaca-dan-aplikasinya. (diakses pada 20 oktober 2023)
Dihni, V. A. (2022). Indonesia Hasilkan 60 Juta Ton Limbah B3 pada 2021 | Databoks.
Databoks.katadata.co.id. Diambil dari
https://databoks.katadata.co.id/datap ublish/2022/02/09/indonesia-
hasilkan-60-juta-ton-limbah-b3- pada-2021
Gunterus, Frans. Falsafah Dasar:
Sistem Pengendalian Proses.
PT.Elex Media Komputindo. Jakarta : 1994.
Iftikar Z, Sutalaksana. 2006. Tenik Perancangan Sistem Kerja. Bandung : ITB
Kemenperin.go.id.(2019).Industri Kaca Lembaran Tambah Kapasitas Jadi 1,34 Juta Ton. dari https://kemenperin.go.id/artikel/202 96/Industri-Kaca-Lembaran-
Tambah-Kapasitas-Jadi-1,34-Juta- Ton
Meilita,Pera.dkk.2019. Industri Kaca.
Universitas Negeri Padang.Padang.
Nasir, M. et al., (2016).
MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI. Benefit:
JurnalManajemenDanBisnis, 19(2) ,143–149.
https://doi.org/10.23917/benefit.v1 9i2.2313
Ogata, K. Modern Modern Control Control Engineering:
Engineering: Fourth Edition.
Edition. Prentice Hall, Inc. New Jersey Hall, Inc. New Jersey : 2002.
Ogata, K. System Dynamics : Second Edition. Prentice-Hall International, Inc. New Jersey : 1992.
Pitaloka,Deka. dan Eka Anggraini.
2015. Bahan Konstruksi Kimia
Gelas Dan Kaca.Polteknik Negeri Sriwijaya.Palembang.
Sparisoma, V. dan Novitrian. 2014.
Cahaya dan Optik: Pemantulan- cermin dan PembiasanLensa.
Pelatihan penguatan kompentasi guru OSN tingkat SMP dan SMA se-ACE Batch III.pp. 1-7.
Supraptini, S. (2002). Pengaruh Limbah Industri Terhadap Lingkungan Di Indonesia. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 12(2), 160140. Diambil dari
https://www.neliti.com/publications/
160140/pengaruh-limbah-industri- terhadap-lingkungan-di-indonesia William Ellis. (1994). “More Glitter in
Glass”. The Star. 7-9.
.