• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Konsep Analisis Risiko Bisnis

N/A
N/A
Ayu Fika Nurfadila

Academic year: 2024

Membagikan "Pengertian dan Konsep Analisis Risiko Bisnis"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

A. Pengertian Konsep Analisis Resiko Bisnis

Risiko dapat dimaknai sebagai potensi terjadinya suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian. Namun dalam analisis investasi, risiko didefinisikan sebagai kemungkinan hasil uang yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.1 Menurut Farah risiko bisnis adalah tingkat risiko yang inheren di dalam operasi perusahaan, jika perusahaan tidak mempergunakan hutang, perusahaan akan memiliki risiko bisnis yang kecil jika permintaan akan produk yang dihasilkannya stabil, jika harga-harga input dan produknya tetap relatif konstan, jika perusahaan dapat menyesuaikan harga-harganya dengan bebas jika terjadi peningkatan biaya, dan jika sebagian besar biayanya adalah biaya variabel sehingga akan turun jika penjualan menurun.2

Konsep analisis resiko bisnis adalah proses identifikasi, evaluasi, dan pengukuran potensi risiko yang dihadapi oleh suatu bisnis dan dapat memengaruhi keberhasilan proyek atau perusahaan. Analisis resiko bisnis merupakan bagian penting dalam proses manajemen risiko, yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi resiko dan kemudian menentukan kemungkinan, dampak, dan tingkat keparahan risiko tersebut. Informasi yang dikumpulkan kemudian dapat digunakan untuk mengembangkan rencana untuk mengurangi risiko tersebut.

Risiko bisnis merupakan salah satu risiko yang dihadapi perusahaan ketika menjalani kegiatan operasi, yaitu kemungkinan ketidak mampuan perusahaan untuk mendanai kegiatan operasionalnya. Risiko bisnis perusahaan berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis usaha perusahaan dan kemampuan perusahaan membayar hutangnya tingkat risiko bisnis perusahaan juga mempengaruhi minat pemodal untuk menanamkan dana pada perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh dana dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.3 Perusahaan dan risiko bisnis yang tinggi cenderung

1 Tony Pramana, Manajemen Risiko Bisnis, (Jakarta : Sinar Ilmu Pulishing, 2011). Hal. 99 2 Farah, Aditya, faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada industry manufaktur di bursa efek, jurnal bisnis dan akuntansi vol. 12, No 2, 2010. Hal 119.

3 Firnanti, Friska, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Bisnis Dan Akuntansi , 2011 Vol 13, No 2, Hal. 119-128.

(2)

menghindari pendanaan dengan menggunakan hutang dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki risiko bisnis lebih rendah. Risiko perusahaan yang tinggi pada umumnya lebih mengutamakan penggunaan dana internal daripada penggunaan utang maupun penerbitan saham. Semakin tinggi risiko bisnis maka semakin rendah struktur modal.4

B. Jenis-Jenis Resiko Bisnis

Di dalam kehidupan manusia ataupun dalam perusahaan manapun selalu dihadapkan dengan risiko. Manusia ataupun perusahaan tidak akan pernah terlepas atau bebas dari risiko. Misalnya risiko banjir, gempa bumi, peperangan, kebakaran, kecelakaan, inflasi, perubahan suku bunga, isu politik, kemajuan teknologi, dan lain sebagainya. Risiko-risiko ini merupakan peristiwa ketidakpastian yang pasti akan terjadi pada suatu waktu di dalam kehidupan manusia ataupun dalam perusahaan. Oleh sebab itu, diperlukan penanganan yang serius yakni perlu dinilai, diidentifikasi, dianalisa dan dievaluasi melalui proses manajemen risiko, sehingga risiko tersebut dapat diminimalkan atau bahkan tidak sampai terjadi.

Menurut Hanafi, bahwa risiko dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu risiko murni dan risiko spekulatif. Adapun penjelasan dari masing- masing risiko tersebut adalah sebagai berikut:

1. Risiko murni, adalah risiko yang menimbulkan kemungkinan kerugian, namun tidak terdapat kemungkinan keuntungan, kecuali risiko tersebut tidak terjadi maka individu atau perusahaan tersebut akan mengalami keberuntungan. Misalnya risiko kebakaran, banjir, longsor, tsunami, angin topan dan gempa bumi.

2. Risiko spekulatif, adalah risiko yang menimbulkan paling tidak, ada tiga kemungkinan yakni menimbulkan kemungkinan keuntungan, menimbulkan kemungkinan titik impas dan kemungkinan kerugian (risiko). Misalnya yaitu:

4 Nuswandari, Cahyani, Determinan Struktur Modal Dalam Perspektif Pecking Order Theory Dan Agency Theory, Jurnal Dinamika Akuntansi Keuangan Dan Perbankan 2013, Hal.92-102

(3)

a) Terdapat seorang pengusaha mengalami peningkatan penjualan yang sangat signifikan, hal ini berarti individu tersebut mengalami keberuntungan.

b) Terdapat seorang pengusaha/ investor yang mengalami kebangkrutan atau kerugian karena hasil penjualannya anjlok atau tidak laris.

c) Terdapat seorang pengusaha atau investor yang tidak mengalami keuntungan dan tidak mengalami kerugian karena hasil penjualannya dengan modal yang digunakan untuk mendapatkan laba berada pada posisi yang sama (titik impas/ break even point).5

C. Pengertian Manajemen Resiko

Manajemen Risiko dapat didefinisikan sebagai proses terstruktur serta sistematis untuk mengenali, mengukur, memetakan, meningkatkan alternatif penanganan risiko, serta memonitor dan mengatur implementasi penanganan risiko.6 Manajemen risiko adalah cara sistematis untuk melihat risiko dan menentukan penanganan risiko yang tepat. Ini adalah metode untuk mengidentifikasi sumber risiko dan ketidakpastian, memperkirakan dampaknya, dan merumuskan tindakan pencegahan yang harus diambil untuk menangani risiko tersebut.

Menurut Irham Fahmi, pengertian manajemen risiko adalah bidang ilmu yang secara spesifik membahas mengenai bagaimana organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan semua permasalahan dengan menggunakan pendekatan manajemen secara sistematis dan komprehensif.7

Menurut Soeisno Djojosoedarso, manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi, keluarga dan masyarakat.

Hal ini mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin/mengkoordinir, dan mengawasi (termasuk mengevaluasi) program penanggulangan risiko.

5 Hanafi, M. M. (2014). Risiko, Proses Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk Management.

Management Research Review, hlm 1-40

6 Bramantyo Djohanputro, Manajemen Risiko Koporat (Jakarta: PPM, 2008), 43 7 Fahmi, I. (2010). Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi.

(4)

Dari beberapa pengertian manajemen risiko tersebut dapat ditarik kesimpulan manajemen risiko merupakan berbagai cara yang dilakukan untuk menangani risiko (kerugian) yang terjadi secara tepat.

D. Tujuan dan Fungsi Manajemen Resiko

Setiap organisasi mendefinisikan tujuan jangka panjang dan jangka pendeknya berdasarkan visi dan misinya, yang memiliki seperangkat rencana operasional untuk mencapainya. Program-program ini berpotensi dikaitkan dengan ancaman dan peluang dalam mencapai tujuan organisasi.

Tujuan dari penerapan standar manajemen risiko pada sebagian besar organisasi adalah untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi penyimpangan program. Oleh karena itu, manajemen risiko berfungsi untuk mengatur dengan terstruktur tindakan yang diperlukan dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menanggapi risiko dalam proyek.

Keberhasilan atau kegagalan proyek dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sangat tergantung pada kesesuaian kemampuan sistem eksekusinya. Manajemen risiko yang efektif sangat penting untuk mencapai tujuan proyek dan memenuhi pembangunan berkelanjutan.8 Karena risiko membutuhkan pemahaman yang kuat tentang bagaimana mengelola ketidakpastian dan kompleksitas. Ketidakpastian dan probabilitas tidak dapat diabaikan dalam konteks manajemen risiko jika kita ingin membuat keputusan yang baik. Manajemen risiko berusaha untuk mengidentifikasi keseimbangan yang tepat antara pengembalian dan risiko.

E. Proses Manajemen Resiko

Tujuan dari manajemen risiko ialah untuk mengoptimalkan hasil dari pengelolaan risiko yang terjadi. Perusahaan akan mengalami kerugian signifikan bila perusahaan tersebut tidak dapat mengelola risiko dengan baik. Proses manajemen risiko sebagai berikut:9

1. Identifikasi Resiko

8 Safaeian, M.. Selecting Appropriate Risk Response Strategies Considering Utility Function and Budget Constraints: A Case Study of a Construction Company in Iran. Buildings,12

9 Irham Fahmi, Manajemen Risiko, Teori, Kasus, Dan Solusi, Cetakan 3 (Bandung: Alfabeta, 2013), 9

(5)

Langkah awal dalam manajemen risiko yakni mengidentifikasi risiko yang terjadi pada suatu perusahaan. Setelah identifikasi dilakukan, perusahaan dapat memperoleh sekumpulan informasi mengenai frekuensi terjadinya risiko dan dampak dari risiko yang terjadi, tingkat kecepatan terjadinya risiko maupun tingkat kerentanan perusahaan dalam penanganan risiko tersebut.

2. Evaluasi atau Pengukuran Risiko

Selanjutnya yaitu mengukur risiko dan mengevaluasi risiko, hal ini bertujuan memahami karakteristik risiko lebih baik, sehingga memudahkan dalam mengendalikan risiko yang mungkin muncul dalam aktivitas entitas. Evalusi terstruktur perlu dilakukan untuk pengukuran risiko dalam sebuah perusahaan.

3. Pengelolaan Resiko

Risiko yang muncul wajib dikelola agar tidak berdampak berkepanjangan dalam suatu perusahaan.

F. Pengukuran Resiko Bisnis

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko- risiko yang dihadapi oleh para pelaku rantai pasok, menentukan atau memperbaiki formula untuk menghitung

Hasil penelitian menunjukkan dari empat variabel independen, yaitu pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, profitabilitas dan risiko bisnis yang mempengaruhi secara

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perangkat teknik dan analisis risiko dan manajemen risiko yang umum digunakan oleh perusahaan developer properti dan

Dari hasil analisis didapatkan bahwa faktor penyebab risiko yang menentukan keberhasilan suatu proyek konstruksi adalah : risiko finansial, risiko bencana alam, risiko hukum,

Risiko yang timbul harus dilakukan analisis guna mengetahui risiko-risiko yang mungkin terjadinya dan pengaruhnya terhadap proyek tersebut sehingga mitigasi dapat diperoleh

Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau perusahaan.. Faktor – factor yang mempengaruhi tersebut tidak hanya

kumpulkan berbagai informasi yang terkait dengan risiko, seperti tujuan organisasi, proses dalam mengukur risiko, risk appetite yang dianut perusahaan, bagaimana manajemen

Adapun beberapa risiko lintas budaya dalam bisnis internasional adalah sebagai berikut: Perbedaan Budaya Cultural Difference Hal ini tentu akan mempengaruhi dunia bisnis dalam