MANAJEMEN
RISIKO
PERKENALAN
PENILAIAN KEMATANGAN RISIKO
1
2
3
AGENDA
KONSEP MANAJEMEN RISIKO
GAMBARAN UMUM RISIKO
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Peserta mampu menjelaskan konsep manajemen risiko dan penilaian kematangan risiko
Tujuan
Pembelajaran
• Peserta mampu menjelaskan
pengertian risiko dan manajemen risiko
• Peserta mampu menjelaskan proses manajemen risiko
• Peserta mampu menjelaskan
teknik penilaian kematangan risiko
Indikator
Keberhasilan
Risiko adalah…..
Terjadinya sesuatu yang tak diharapkan
Suatu
ketidakpastian Suatu peluang yang hilang
(the risk of
loss) (the risk of
volatility) (the risk of
DEFINISI RISIKO
Definisi Risiko menurut AS/NZS 4360:2004 :
“the chance of something happening that will have an impact on objectives”
Definisi Risiko menurut Enterprise Risk Management - COSO :
“Events with a negative impact represent risks, which can prevent value creation or erode existing value”
8
Risk is the chance of something happening that will have an impact upon objective.
DEFINISI RISIKO – AS/NZS
DEFINISI RISIKO – ERM COSO
Events with a negative impact represent risks, which can prevent value creation or erode existing value.
Ekstern
Globalisasi
Teknologi
Peraturan
Pasar
Persaingan
Dsb.
Intern
Ketidakpastian
Peluang
Stakeholder Value
Jadi, risiko adalah…….
Yang membawa akibat yang tidak diinginkan atas:
Tujuan Strategi
Sasaran dan atau
Target
DEFINISI MANAJEMEN RISIKO
Definisi Manajemen Risiko menurut AS/NZS 4360: 2004 :
The culture, processes, structures that are directed towards realizing potential opportunities while managing adverse effects
Definisi Manajemen Risiko menurut Enterprise Risk Management – COSO:
A process , effected by an entity’s board of directors, management and
other personnel, applied in strategy-setting and across enterprise, designed to identify potential events that may affect the entity, and manage risk to be within its risk appetite, to provide reasonable assurance regarding the achievement of entity objectives (COSO)
Tuntutan
masyarakat tentang peningkatan Good Governance
Perubahan lingkungan
Persyaratan investor dan regulator
MANFAAT:
Keputusan yang lebih efektif
Efektivitas dalam pelaksanaan program- program atau kegiatan
Efektivitas pengalokasian dan penggunaan sumber daya
Standar yang tinggi dalam pelayanan pelanggan
Standar yang tinggi dalam akuntabilitas
Kreativitas dan inovasi dalam praktik manajemen
Peningkatan kapasitas
Peningkatan moral organisasi
Transparansi
PROSES MANAJEMEN
RISIKO
PROSES MANAJEMEN RISIKO – ERM/COSO
Sasaran Perusahaan
Delapan komponen dari
kerangka ERM
Lingkup Penerapan ERM
Tujuan
Kerangka manajemen risiko yang dibangun dalam suatu organisasi dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang dibagi dalam 4 kategori, yaitu:
• Strategic; goal tingkat tinggi yang diarahkan untuk mendukung misi yang dimiliki organisasi.
• Operations; pemanfaatan yang efektif dan efisien dari sumber-sumber yang tersedia.
• Reporting; dapat diandalkan atau dipercayanya laporan baik internal maupun eksternal.
• Compliance; ketaatan terhadap berbagai undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Identifikasi Tujuan
TUJUAN:
• Strategic
• Operations
• Reporting
• Compliance
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
• Komponen manajemen risiko terdiri dari 8 komponen yang saling berhubungan. Komponen ini diambil dari cara bagaimana
manajemen melaksanakan organisasinya dan diintegrasikan dengan proses manajemen.
• Kedelapan komponen manajemen risiko ini adalah:
- Internal environment - Objective setting
- Event identfication - Risk assessment - Risk response
- Control activities
lanjutan
Internal Environment
• Filosofi manajemen risiko; seperangkat keyakinan dan perilaku yang dirasakan bersama, yang mencirikan bagaimana
organisasi ini mempertimbangkan risiko dalam segala aspek di organisasi
• Risk appetite; risiko dalam wawasan dan tingkatan yang luas di mana organisasi masih dapat menerimanya
• Direksi dan komisaris; struktur, pengalaman, independensi, dan peran pengawasan yang dimainkan oleh dewan
• Integritas dan nilai-nilai etika; terutama standar perilaku dan
Internal Environment
• Komitmen terhadap kompetensi; pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
• Struktur organisasi; suatu kerangka untuk merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan memantau berbagai aktivitas
• Pembebanan wewenang dan tanggung jawab; tingkatan di mana setiap individu dan tim diberikan wewenang dan didorong untuk menggunakan insiatif untuk mengarahkan berbagai isu dan memecahkan masalah-masalah, sebatas apa yang menjadi tanggung jawabnya
• Standar atau kriteria sumber daya manusia; praktik-praktik
berkenaan dengan rekrutmen, orientasi, pelatihan, evaluasi, konseling, promosi, kompensasi, dan tindakan –tindakan
Objective Setting
• Tujuan ditetapkan di tingkat strategi dan menjadi dasar untuk menentukan tujuan operasi, pelaporan, dan kepatuhan. Setiap organisasi menghadapi berbagai macam risiko baik yang
berasal dari sumber internal maupun eksternal.
• Penetapan tujuan merupakan prasyarat untuk efektifnya proses identifikasi kejadian, penilaian risiko, dan respon terhadap risiko.
• Tujuan menjadi acuan untuk menentukan risk appetite
organisasi yaitu sebagai batas toleransi risiko bagi organisasi yang dapat diterima. Sedangkan, risk tolerance adalah tingkat ukuran yang dapat diterima berkaitan dengan pencapaian
Event Identification
• Manajemen mengidentifikasi kejadian yang berpotensi terjadi, dan jika memang terjadi akan mempengaruhi entitas dan
menentukan apakah kejadian-kejadian tersebut merupakan
peluang atau ancaman yang mempengaruhi pencapaian tujuan.
• Kejadian-kejadian yang berdampak negatif merupakan risiko yang mungkin dapat menghambat organisasi mencapai
tujuannya.
• Sementara, kejadian-kejadian yang memberikan dampak positif merupakan peluang yang harus segera direspon organisasi
untuk memperlancar pencapaian tujuan. Dalam mengidenti- fikasi kejadian, berbagai faktor baik internal maupun eksternal harus dipertimbangkan.
Risk Assessment
• Penilaian risiko (risk assessment) memungkinkan suatu entitas mempertimbangkan luasnya
kejadian-kejadian potensial memiliki pengaruh untuk suatu pencapaian tujuan.
• Manajemen menilai kejadian dari 2 (dua)
perspektif, yaitu: kemungkinan terjadi (likelihood) dan dampak (impact). Umumnya, penilaian risiko menggunakan metode kuantitaf atau kualitatif, atau kombinasi di antara keduanya.
• Dampak dari kejadian potensial harus diuji, baik secara tersendiri atau kategori, lintas entitas. Risiko dinilai baik dari hal yang melekat (inherent) dan
Risk Assessment
• Inherent risk adalah risiko yang melekat di organisasi sebelum upaya tindakan untuk
mengubah kemungkinan dan dampak risiko.
• Residual risk adalah risiko yang tetap ada setelah manajemen merespon risiko, misal dengan
mengurangi atau memindahkan risiko.
• Penilaian risiko pertama harus dilakukan terhadap inherent risk. Setelah respon terhadap risiko
dikembangkan, manajemen kemudian
mempertimbangkan residual risk (relatif pada risk appetite organisasi).
Risk Response
• Setelah risiko dinilai, majajemen menentukan bagaimana risiko tersebut direspon.
• Berbagai model
merespon risiko
,diantaranya adalah:
• Menghindari risiko (avoiding)
• Mengurangi (mitigating)
• Memindahkan (sharing/transferring)
• Mengendalikan (controlling)
Control Activities
• Kegiatan pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dapat membantu memastikan bahwa respon terhadap risiko
yang dilakukan manajemen dilaksanakan.
• Berapa contoh kegiatan pengendalian, yaitu:
- Review oleh pimpinan (misal: review terhadap budget, monitoring tindakan komptetior)
- Fungsi atau aktivitas langsung manajemen (misal:
rekonsiliasi)
- Pemrosesan informasi (misal: pengendalian operasi sistem, pengendalian atas sistem implementasi, pembuatan disaster recovery plan)
Control Activities
- Pengendalian fisik (misal: penghitungan fisik kas, pengamanan langsung)
- Penggunaan indikator kinerja (misal: analisis dan tindak lanjut penyimpangan dari target atau kinerja yang
direncanakan)
- Pemisahan tugas (misal: pemisahan wewenang dan tanggung jawab antara petugas yang mengotorisasi rekanan,
membayarkan, dan mencatat transaksi yang berkaitan).
Information and Communication
• Informasi harus cukup dalam konsistensinya dengan kebutuhan entitas untuk mengidentifikasi, menilai, dan merespon risiko, dengan tetap
dalam risk tolerance-nya.
• Sistem informasi yang digunakan secara internal, berasal dari dari data dan informasi yang berasal dari sumber eksternal, menyajikan informasi untuk mengelola risiko dan membuat keputusan yang informatif
berkaitan dengan pencapaian tujuan.
• Pada akhirnya, informasi harus cukup berkualitas untuk pengambilan keputusan. Kualitas informasi berhubungan dengan:
• Informasi harus sesuai dengan tingkat kerinciannya benar dan akurat.
• Informasi tepat waktu dan tersedia setiap saat jika dibutuhkan.
• Informasi selalu baru, mencerminkan informasi keuangan dan operasional yang paling terkini.
• Informasi harus akurat dan dapat diandalkan (dipercaya)
• Informasi mudah untuk diakses oleh siapa pun yang memiliki otorisasi untuk mengakses dan membutuhkan informasi tersebut
Monitoring
• Proses manajemen risiko harus dimonitor, yaitu dinilai keberadaan dan berfungsi efektifnya
untuk setiap komponen yang ada di dalamnya secara terus menerus.
• Model yang digunakan untuk melakukan
monitoring adalah melalui monitoring kegiatan secara terus menerus, penilaian terpisah, atau kombinasi di antara keduanya.
• Monitoring secara terus menerus dilakukan dan melekat dalam aktivitas rutin manajemen.
Monitoring
• Ruang lingkup dan frekuensi penilaian terpisah tergantung terutama pada hasil penilaian risiko dan efektifitas prosedur monitoring yang terus menerus.
• Kelemahan atau kekurangan program
manajemen risiko dilaporkan ke atas dan
untuk permasalahan yang sangat serius harus dilaporkan kepada direksi dan komisaris
Pendekatan MR alternatif, ISO 31000 :
2009
Kunci Keberhasilan MR
• Dukungan penuh manajemen dan staf
• Ketersediaan informasi dan proses yang mudah dipahami
• Tanggung jawab dari pelaksana/pemilik kegiatan/pemilik risiko
• Sumberdaya yang memadai untuk mendukung pelaksanaan manajemen risiko
• Komunikasi dan pelatihan yang berkelanjutan
• Sarana untuk mengukur hasil yang dicapai
• Penegakan peraturan
Penilaian Kematangan MR
• Memperoleh gambaran sejauh mana organisasi (auditi) menentukan, menilai, mengelola, dan memantau risiko
• Guna menentukan keandalan daftar dan profil risiko auditi untuk perencanaan ABR
• Digambarkan dalam 5 tingkat kematangan MR
PENILAIAN KEMATANGAN RISIKO
• tahap krusial dalam menentukan apakah RBIA siap diterapkan dalam audit atas organisasi.
• mengukur risk maturity :
1. bertemu dengan para manajer senior dan kepala unit kerja, untuk mengetahui proses-proses apa saja yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan membangun manajemen risiko organisasi selama ini.
2. evaluasi pemahaman organisasi mengenai risiko dan cara mengelolanya.
3. kumpulkan berbagai informasi yang terkait dengan risiko, seperti tujuan organisasi, proses dalam mengukur risiko, risk appetite yang dianut perusahaan, bagaimana manajemen mempertimbangkan risiko, dan lainnya.
4. buat penilaian terhadap keseluruhan proses dengan menggunakan model ceklist
Checklist penilaian tingkat kematangan manajemen risiko
No Uraian Skor (0 - 2)
1 Tujuan organisasi terdokumentasi dan dipahami dengan baik
2 Manajemen telah memahami risiko dan tanggung jawab atas risiko tersebut
3 Proses identifikasi risiko telah ditetapkan dan dipatuhi 4 Sistem skoring untuk penilaian risiko telah ditetapkan
5 Seluruh risiko telah dinilai dengan sistem skoring yang telah ditetapkan 6 Respon atas risiko telah ditetapkan dan diimplementasikan
7 Risk appetite telah ditetapkan dengan sistem skoring
8 Risiko telah dibagi tanggung jawabnya dan didokumentasikan dalam risk register
9 Manajemen telah menetapkan model pemantauan atas proses, respon dan action plan risiko.
10 Risk register diupdate secara periodik
11 Manajer melaporkan kepada pimpinan puncak bila terdapat risiko yang belum ditekan pada tingkat yang dapat diterima
12 Kegiatan yang bersifat proyek/program selalu dinilai risikonya
13 Uraian tanggung jawab menetapkan risiko, menilai risiko dan mengelolanya termasuk dalam uraian tugas dan tanggung jawab pegawai.
Nilai Kategori
0 – 7 Risk Naïve
8 – 14 Risk Aware
15 – 20 Risk Define
21 – 25 Risk Managed
Di atas 26 Risk Enable
Skor :
0 = tidak ada
1 = ada hanya sebagian atau belum diterapkan 2 = ada dan telah diimplementasikan
Simpulan atas Total nilai :
Simpulan hasil penilaian level tingkat auditable unit dan Update lingkup penugasan
• berdampak terhadap lingkup dan waktu penugasan audit individu
• Penilaian atas level risiko ≥ level risiko yang diharapkan maka penugasan dilanjutkan sesuai rencana audit
• Penilaian atas level risiko ≤ level risiko yang diharapkan , maka update ruang lingkup dan waktu penugasan/
menghentikan penugasan CONSULTING
AUDIT STRATEGY
Area Risk Naive Risk Aware Risk
Defined Risk
Managed Risk enable
Laporan manajemen atas
pengelolaan risiko
Tidak ada laporan formal
Risk
management proses (RMP) sangat lemah
RMP masih banyak
kelemahan
RMP telah dikelola
RMP telah diterapkan dengan baik
Jenis
konsultasi Sosialisasi, bimtek, dan fasilitasi RM
Sosialisasi,
bimtek, dan fasilitasi RM
Mendorong
penerapan RM Memperbaiki
RM Perbaikan
berdasar kebutuhan Perencanaan
audit Traditional audit
plan Traditional audit
plan RBIA dan TAP RBIA RBIA
Pelaksanaan Proses Proses Proses Proses Proses
STRATEGI AUDIT
Hubungan Maturity Level Risiko dengan Control
Level Control Monitoring Audit Approach
Enabled
Managed
Defined
Aware
Semua risiko telah teridentifikasi dan dinilai.
Adanya Reviu risiko secara teratur Respon telah sesuai untuk mengelola risiko
Semua risiko telah teridentifikasi dan dinilai.
Adanya Reviu risiko secara teratur Respon telah sesuai untuk mengelola risiko
Sebagian besar risiko telah teridentifikasi dan dinilai.
Adanya Reviu risiko secara teratur Respon telah sesuai untuk mengelola risiko
Terdapat pengendalian tetapi tidak terkait dengan risiko
Manajemen memonitor bahwa semua respon dilakukan secara tepat.
Semua manajer memberikan jaminan terhadap efektivitas manajemen risiko dan penilaian kinerja manajemen risiko
Manajemen memonitor bahwa semua respon dilakukan secara tepat.
Hampir Semua manajer memberikan jaminan terhadap efektivitas manajemen risiko dan penilaian kinerja manajemen risiko
Beberapa bagian Manajemen memonitor bahwa semua respon dilakukan secara tepat
Sedikit atau kurang adanya monitoring Tidak dapat dilakukan RBIA. Maka audit menggunakan pendekatan konsultasi untuk memperkenalkan RM hingga tercapainya Defined. Maka
Assurance
Consultancy
SEKIAN DAN TERIMA KASIH