Menurut Berg, rentang perhatian anak usia 5 tahun untuk bisa duduk diam dan memperhatikan sesuatu adalah sekitar 10 menit, kecuali hal-hal yang biasanya membuatnya bahagia. Ciri-ciri anak usia dini adalah individu yang mempunyai tingkat perkembangan yang relatif cepat dalam merespon (menangkap) segala sesuatu dari berbagai aspek perkembangan yang ada. Sedangkan ciri-ciri anak usia dini menurut Richard D. Kellough (Kuntjojo, 2010) adalah sebagai berikut: a) egosentris, b) mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, c) makhluk sosial, d) pribadi yang unik, e) kaya akan fantasi, hal. ) konsentrasi tenaga yang singkat, g) masa belajar yang paling mungkin.
Anak usia dini merupakan masa sensitif dalam beberapa aspek perkembangan yaitu masa awal perkembangan kemampuan fisik motorik, bahasa, sosial emosional dan kognitif. Menurut Bredekamp dan Coople (Siti Aisyah dkk, 2010), beberapa prinsip perkembangan anak usia dini adalah sebagai berikut: Aspek-aspek perkembangan anak seperti aspek fisik, sosial, emosional dan kognitif mempunyai keterkaitan yang erat satu sama lain. Perkembangan motorik merupakan salah satu bagian dari pengembangan kemampuan dasar pada pendidikan anak usia dini (PAUD).
Untuk mengembangkan keterampilan motorik halus pada anak usia 4-6 tahun di Taman Kanak-Kanak agar berkembang secara optimal, maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam Departemen Pendidikan Nasional (2007), sebagai berikut. Fungsi keterampilan motorik anak usia dini menurut Hurlock (1978) antara lain: (a) keterampilan menolong diri sendiri, (b) keterampilan bermain, (c) keterampilan dukungan sosial, dan (d) keterampilan sekolah. Ciri-ciri model program pengembangan keterampilan motorik kasar 1) Keterampilan motorik kasar berfungsi sebagai sarana untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, dan kesehatan pada anak usia dini.
Fungsi model program pengembangan keterampilan motorik halus 1) Keterampilan motorik halus berfungsi sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan motorik kedua tangan.
Perkembangan Motorik Halus
- Pengertian Perkembangan Motorik Halus
- Tahapan Perkembangan Motorik Halus
- Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus
- Manfaat Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini
- Tujuan dan Fungsi Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Dini
Suyanto (2005) mengatakan bahwa ciri perkembangan motorik halus anak lebih ditekankan pada gerakan tubuh yang lebih spesifik seperti menulis, menggambar, memotong dan melipat. Menurut Sumantri (2005), tujuan pengembangan keterampilan motorik halus pada anak usia dini adalah untuk melatih kemampuan koordinasi motorik anak. Perkembangan motorik halus akan mempengaruhi kesiapan anak dalam menulis, kegiatan untuk melatih koordinasi tangan-mata dianjurkan dalam jangka waktu yang cukup lama, meskipun penggunaan tangan secara penuh belum dapat dilakukan.
Setiap individu mempunyai beberapa faktor keturunan yang dapat mendukung peningkatan laju perkembangan keterampilan motorik halus seperti kecerdasan. Masa prenatal yang baik, seperti gizi ibu selalu tercukupi, ibu sehat, ibu tidak keracunan, dapat mendorong lebih cepatnya perkembangan motorik anak pada masa nifas. Proses persalinan yang sulit seperti persalinan vakum akan berisiko merusak otak bayi sehingga mengganggu perkembangan motorik bayi.
Seseorang yang mempunyai kelainan fisik, psikis, sosial dan spiritual biasanya juga akan mengalami permasalahan pada perkembangan motoriknya. Pada awal kehidupan setelah bayi lahir, kesehatan dan gizi yang baik harus diperhatikan karena kedua hal tersebut dapat mempercepat perkembangan motorik. Anak harus diberikan rangsangan, bimbingan, dorongan dan kesempatan untuk menggerakkan seluruh bagian tubuhnya agar perkembangan motorik anak dapat maju pesat.
Terlalu banyak perlindungan orang tua terhadap anak dapat menghambat kebebasan bergerak anak, yang juga dapat menghambat perkembangan motorik anak. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak ditopang oleh aktivitas motorik halus. Kegiatan pengembangan motorik halus pada anak usia dini bertujuan untuk melatih kemampuan koordinasi motorik anak.
Perkembangan dan aktivitas sistem peredaran darah, sistem pencernaan, sistem pernafasan dan sistem saraf dapat ditingkatkan dengan perkembangan motorik. Sehingga anak dapat mengembangkan keterampilan motorik halus yang berkaitan dengan keterampilan gerak kedua tangan seperti merenda, menenun, bertepuk tangan. Tujuan pengembangan keterampilan motorik halus khusus anak usia prasekolah adalah agar anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan bagian tubuhnya terutama koordinasi mata dan tangan, seperti persiapan pengenalan menulis (Puskur, Balitbang Depdiknas, 2002; dalam Sumantri , 2005). ).
Fungsi perkembangan motorik halus adalah untuk menunjang aspek perkembangan lainnya seperti aspek kognitif, bahasa dan sosial, karena pada hakikatnya setiap perkembangan tidak dapat dipisahkan satu sama lain (Sumantri, 2005). Anak dapat beralih dari ketidakberdayaan di bulan-bulan pertama kehidupannya melalui keterampilan motorik.
Konsep Stimulasi .1 Definisi Stimulasi
Prinsip-Prinsip Stimulasi
Dalam merangsang tumbuh kembang anak perlu diperhatikan beberapa prinsip dasar, yaitu: rangsangan dilakukan atas dasar rasa cinta dan kasih sayang, selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru perilaku orang terdekatnya. rakyat. memberikan rangsangan yang sesuai dengan kelompok umur anak, merangsang anak dengan mengajak anak bermain, bernyanyi, dengan cara yang bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan dan tanpa hukuman, melakukan rangsangan secara bertahap dan terus menerus sesuai dengan usia anak. anak, dalam 4 (empat) aspek keterampilan dasar anak, penggunaan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman dan tersedia bagi anak, memberikan kesempatan yang sama kepada anak laki-laki dan perempuan dan yang terakhir, anak selalu dipuji jika diperlukan, mereka diberikan hadiah atas keberhasilan mereka. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stimulasi
Alat permainan edukatif merupakan alat permainan yang dirancang khusus untuk tujuan pendidikan dan mempunyai beberapa keistimewaan yaitu. Dapat digunakan dalam berbagai cara, artinya dapat dimainkan dengan tujuan, manfaat, dan bentuk yang berbeda-beda. Hal ini terutama ditujukan untuk anak-anak prasekolah dan berfungsi untuk mengembangkan berbagai aspek kecerdasan dan perkembangan motorik anak.
Meskipun setiap instrumen mempunyai ciri khas dalam hal mengembangkan aspek perkembangan tertentu pada anak, namun tidak jarang satu instrumen dapat meningkatkan lebih dari satu aspek perkembangan. Sumber permainan edukatif dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak, disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangannya serta bermanfaat untuk: mengembangkan aspek jasmani yaitu kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan jasmani. Beberapa alat permainan edukatif dikenal dengan istilah alat manipulatif. Manipulatif berarti menggunakannya secara terampil tergantung keinginan, pikiran, dan imajinasi anak.
Belajar mengelolanya dengan baik akan memberikan kepuasan dan manfaat bagi anak, ia juga akan merasa dapat menguasai permainan tersebut dan itu berarti anak benar-benar memahami konsep-konsep yang terkandung dalam alat permainan edukatif tersebut. Alat permainan edukatif selalu dirancang dengan pemikiran yang mendalam, karena dengan memainkan alat tersebut anak dapat mengembangkan penalarannya. Jika alat tersebut menimbulkan rasa frustasi atau amarah yang tidak terkendali, maka jelas alat tersebut terlalu menyulitkan anak, sebaiknya simpan alat tersebut dan tunggu waktu yang tepat agar anak dapat menggunakannya pada kesempatan lain.
Jenis-Jenis Permainan .1 Permainan Lego
Kubus-kubus ini dan bagian lainnya dapat dirangkai menjadi model mobil, kereta api, bangunan, kota, patung, kapal, pesawat terbang, pesawat terbang, luar angkasa dan robot atau apa pun (Jasa, 2009). Sedangkan bermain konstruktif adalah kegiatan bermain yang menggunakan benda atau bahan tertentu untuk menciptakan sesuatu, seperti membangun rumah dari balok atau karton bekas, menggambar, melukis, membuat mainan lilin atau adonan mainan, dan lain-lain. Kegiatan bermain yang konstruktif merangsang kreativitas dan imajinasi anak, harus mampu membayangkan bentuk-bentuk yang akan dibuatnya, dan diperlukan juga cita rasa seni agar hasilnya enak dipandang.
Mengingat keterampilan anak berkembang secara bertahap, maka tidak heran jika hasil karyanya kurang terlihat baik di mata orang dewasa. Yang terpenting, anak mau mencoba menikmati kegiatan bermain yang konstruktif (Rini, 2012). Alat bantu bermain seperti boneka dan figur binatang mendorong aktivitas bermain imajiner, dan permainan dengan balok serta menyusun puzzle akan mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas bermain yang konstruktif. Oleh karena itu, untuk mengembangkan berbagai aspek tumbuh kembang anak secara optimal, penyediaan perlengkapan bermain yang bervariasi menjadi sangat penting.
Melalui permainan Lego, anak dapat melatih motorik halusnya, melatih konsentrasi, ketekunan dan daya tahan tubuh. Game ini seru dan dapat meningkatkan kreativitas karena gameplaynya membutuhkan imajinasi dan kemampuan berpikir pemain. Permainan Lego merupakan salah satu permainan yang paling digemari di dunia untuk anak-anak, Lego merupakan permainan yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mengembangkan imajinasi dan pemikiran kreatif. Permainan Lego di sini diklasifikasikan sebagai permainan konstruktif, dan permainan konstruktif itu sendiri sebagai permainan produktif.
Dengan mengelola lingkungan bermain, kita dapat menciptakan situasi belajar yang menyenangkan saat bermain bagi anak untuk melakukan berbagai aktivitas, membantu anak dalam membentuk perilaku dan mengembangkan keterampilan. Kegiatan bermain sangat digemari anak-anak pada masa prasekolah dan umumnya mereka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain. Beberapa mainan atau kegiatan bermain sekaligus mempunyai manfaat yang berbeda-beda, sehingga tidak hanya mempunyai satu manfaat saja.
Menurut Andang Ismail (2006) menjelaskan bahwa permainan balok adalah suatu alat permainan yang mempunyai bentuk geometri dari balok kayu atau plastik.Anak dapat membangun bangunan sederhana seperti rumah, binatang, menara, dan lain-lain. Dalam hal ini anak mempunyai gambaran akan terbuat dari apa balok-balok tersebut ketika bermain, apabila anak sudah merakit balok-balok yang ada dengan memperhatikan ukuran, kesamaan warna dan keseimbangan. Saat menyusun balok, anak-anak meniru apa yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menambah imajinasi dan kreativitas mereka.
Penilaian Motorik Halus Anak
Prestasi ini akan meningkatkan kepercayaan diri Anda terhadap kemampuan Anda. yang belum diteliti Gambar 2.1 Kerangka Konseptual. nutrisi, lingkungan, sosial ekonomi, dll).