• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Tujuan Mempelajari Tauhid dan Syirik

N/A
N/A
Muhammad Dani hendrian

Academic year: 2024

Membagikan "Pengertian dan Tujuan Mempelajari Tauhid dan Syirik"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Tauhid VS Syirik

A. Tujuan mempelajari Tauhid dan Syirik

Tujuan mempelajari ilmu tauhid adalah untuk mengenal Allah dan rasul-Nya dengan dalil dalil yang pasti, dan menetapkan sesuatu yang wajib bagi Allah—sifat-sifat yang sempurna; dan menyucikan Allah dari sifat-sifat kekurangan yang dimiliki makhluk, serta dan membenarkan risalah seluruh rasul-rasul-Nya. Dengan ilmu Tauhid kita terhindar dari pengaruh aqidah-aqidah yang menyeleweng dari kebenaran, contohnya seperti Syirik.

Tujuan mengetahui syirik adalah untuk mendidik masyarakat tentang nilai-nilai spiritual yang benar dan bahaya syirik. Dengan meningkatkan pemahaman tentang konsep agama dan spiritualitas, orang mungkin lebih mampu menemukan dan menghindari tindakan syirik.

B. Dalil dalil tentang Tauhid dan Syirik

نِوْبُهَرْافَ يَايَّافَ دٌحِاوَّ هٌلٰا وْهَ امَنَّا يْنَثْا نِيْهَلٰا اوَّذُخِتَّتَ لَا هٌ%لّٰلٰا لَاقَوَّ نِۚ ۞ ٥١

Terjemahan :

51. Allah berfirman, “Janganlah kamu menyembah dua tuhan. Sesungguhnya hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, hendaklah kepada-Ku saja kamu takut.” (Q.S. An- Nahl:51)

مِيْظِعَلٰا شِرْعَلٰا 0بُّرْ وْهَوَّ تُلّٰكَّوْتَ هٌيْلّٰعَ وْهَ لَاا هٌلٰا لَآ هٌ%لّٰلٰا يَبُسْحِ لْقُفَ اوْلٰوْتَ نِافَ ۗ

١٢٩

Terjemahan :

129. Jika mereka berpaling (dari keimanan), katakanlah (Nabi Muhammad),

“Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan pemilik ‘Arasy (singgasana) yang agung.” (Q.S. At- Taubah:129)

مِكْحُلٰا هٌلٰ >هٌهَجْوَّ لَاا كٌلٰاهَ Aءٍيَشَ 0لْكَّ هَ لَاا هٌلٰا لَآ خَا اEهَلٰا هٌ%لّٰلٰا عَمَ عُدٌتَ لَاوَّ ۗ ۗ رَۘ

نِوْعَجْرْتَ هٌيْلٰاوَّ

٨٨

Terjemahan :

88. Jangan (pula) engkau sembah Tuhan yang lain (selain Allah). Tidak ada tuhan selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali zat-Nya. Segala putusan menjadi wewenang- Nya dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan. (Q.S. Al-Qasas:88)

مِيْظِعَ مِلّٰظِلٰ كَرْ KLLشِّلٰا نِا هٌ %LLلّٰلٰابِ كَرْشِّتَ لَا يَنَبُيَّ >هٌظِعَيَّ وْهَوَّ نَبِلَا نِمَقُلٰ لَاقَ ذْاوَّ ۗ هٖ

١٣

Terjemahan :

(2)

13. (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.” (Q.S. Luqman:13)

هٌ%لّٰلٰابِ كَرْشِّ0يَّ نِمَوَّ ءٍ شِّيَّ نِمَلٰ كٌلٰذْ نِوَّدُ امَ رْفِغْيَّوَّ بِ كَرْشِّ0يَّ نِا رْفِغْيَّ لَا هٌ%لّٰلٰا نِا نِۚ اۤ هٖ

اEمَيْظِعَ اEمَثْا ىرْتَّفَا دٌقُفَ

٤٨

Terjemahan :

48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar. (Q.S. An-Nisa:48)

C. Pembahasan Tauhid

Tauhid dalam Bahasa berasal dari kata bahasa Arab yaitu Masdar dari wahhada- yuwahhidu-tauhidan yang artinya menegaskan dan menjadiakn satu. Makna wahhadullahu berarti beri’tiqad kesaannya kepada dzat yang bersifat tidak memiliki tandingan atau pun kesamaan bagi-nya. Maknanya juga bisa dikatakan wahhadtuhu ialah Esa.

Secara istilah tauhid merupakan menjelaskan Allah dalam perihal yang menjadikan keistimewaan Allah Subhanahu Wa Taala. Secara garis besar tauhid di bagi menjadi tiga yaitu, tauhid Rubbiyah, tauhid Uluhiyyah, tauhid asma wa’sifat.

1. Tauhid Rubbiyah

Tauhid Rubbiyah berarti mempercayai ialah yang telah menciptakan alam semesta ialah Esa, tiada satupun sekutu bagi-Nya. Lalu keEsaan Allah SWT di sebelah persoalan khalq (penciptaan) selain itu juga masalah al-mulk (kekuasaan) dan tadbir (penguasan) semua alam dan juga isinya, selain itu juga ulama lain memberi nama tauhid ini menjadi tauhid af’al. Pengakuan kepada tauhid ini ialah dengan mempercayai Allah ialah al-khaliq (pencipta), ar-raziq (pemberi dam penolak), al-muhyi, al-munit (pemberi rezeki), al mu’thi (mematikan) dan lain-lain.

Bagi seorang muslim, mengimani tauhid ini saja tidak cukup melainkan harus dilengkapi dengan tauhid yang lain yaitu tauhid uluhiyah.

2. Tauhid Uluhiyah

Tauhid Uluhiyah adalah tauhid yang mewajibkan umat Islam untuk menyembah Allah saja dan tidak menyembah selain Allah, atau menaati Allah dengan perbuatan hamba berdasarkan niat taqarrub. Dengan aturan seperti ini, jika seseorang sudah mengucapkan kata tauzîd lâ ilâha illallah, maka dia tidak bisa menduakan Allah dengan yang lain dalam beribadah, dan dia harus menjalankan ajaran agama hanya untuk Allah.

Pada uraian di atas dijelaskan bahwa seseorang tidak cukup hanya dengan mengenal tauhid rububiyyah saja untuk dapat diakui sebagai seorang mukmin atau

(3)

muslim. Ini karena kaum musyrik dan musyrik lainnya juga mengakui tauhid rubbiyyah. Mereka mengartikan uluhiyah dengan daya dan kekuatan untuk menciptakan sesuatu, dan menurut mereka kata tuhan berarti pencipta dan bukan yang disembah.

Tauhid uluhiyah merupakan konsekuensi dari tauhid rububiyyah.

Sesungguhnya barangsiapa mengakui Allah sebagai Sang Pencipta, Yang menciptakan alam semesta dan mengaturnya, maka hendaknya ia hanya beribadah kepada-Nya saja, dan tidak boleh disembah selain Dia.

3. Tauhid Asma’ wa sifat

Tauhid asma' wa sifat adalah dengan meyakini bahwa hanya Allah yang memiliki asma' dan sifat-sifat yang sempurna. Ibnu Taimiyah (ahli fiqih mazhab Hambali) mengatakan bahwa seorang muslim harus beriman dan meneguhkan nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan apa yang Allah tetapkan mengenai dirinya dalam AlQuran, dan apa yang ditetapkan Rasulullah dalam hadits bahwa baik pengingkaran (nafyu) dan tekad (itsbat). Oleh karena itu hendaknya setiap mukmin mendefinisikan akhlaknya sesuai dengan apa yang telah Allah tetapkan tentang dirinya dan mengingkari apa yang telah Allah ingkari tentang dirinya.

Menurut tauhid asma' wa sifat, Allah adalah dzat yang bersifat dengan sifat- sifatNya, sehingga asma' Allah bukanlah nama yang tidak termasuk dari sifat- sifatNya (Ibn Qayyim, 1982: II/262). Selanjutnya, syariat dan akal menetapkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyerupai Allah, baik dalam hal dzat-Nya, sifat- sifat-Nya, maupun af'al-Nya, sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Syura ayat 11, Surat Maryam ayat 65, Surat Al-Baqarah ayat 22, dan Surat Al-Ikhlas ayat 4.

Jika seseorang meyakini tauhid asma' wa sifat, mereka juga harus mengimani tauhid rubbiyah dan uluhiyah. Oleh karena itu hubungan ketiga jenis tauhid ini begitu korelatif dan komprehensif, sehingga saling melengkapi dan tidak ada keutamaan bagi salah satunya kecuali ada yang lain.

D. Manfaat Tauhid

Tauhid akan membawa banyak efek pada hidup seorang muslim. Diantaranya:

1. Manusia yang beriman terhadap ungkapan tauhid tak akan berpandangan dangkal.

Beda dengan manusia yang mengimani banyak tuhan ataupun yang menyangkalnya 2. Keyakinan pada kalimat tauhid memberikan kebanggaan dan keagungan jiwa yang

tidak akan terjadi jika tidak demikian.

3. Keyakinan pada ungkapan ini juga akan menimbulkan kerendahan hati tanpa hina, dan keagungan hati tanpa kesombongan.

4. Orang-orang yang percaya pada ungkapan tauhid ini mengetahui dengan pasti bahwa satu-satunya jalan menuju keselamatan dan rezeki adalah dengan

(4)

memurnikan jiwa dan beramal shaleh. Oleh karena itu, mereka berbeda dengan kaum musyrik dan kafir ,yang menjalani seluruh hidupnya dalam mimpi kosong.

5. Orang yang melafadzkan ungkapan tauhid ini tidak akan diliputi rasa kecewa 6. Kepercayaan pada ungkapan tauhid ini mengarahkan manusia untuk memiliki

kekuatan yang besar berupa hasrat yang kuat, kemauan yang kuat, keberanian, kesabaran, hasrat dan kepasrahan dalam menghadapi masalah besar untuk memohon keridhaan Allah.

7. Ungkapan tauhid ini mengajak manusia untuk dipenuhi dengan keberanian.

8. Keimanan terhadap tauhid akan meningkatkan harkat dan martabat manusia, meningkatkan rasa bangga, puas dan rasa puas, menyucikan hati dari keserakahan, kerakusan, iri hati dan sifat-sifat buruk lainnya.

E. Pembahasan Syirik

Syirik adalah tindakan mempersekutukan Allah swt. Pelakunya disebut musyrik.

Menurut etimologi, syirik berasal dari kata syaraka yang berarti sekutu atau serikat. Syirik dalam terminologi adalah menjadikan sekutu bagi Allah dalam rububiyah dan uluhiyah . Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan hak istimewa- Nya. Hak istimewa Allah seperti ibadah, mencipta, mengatur, memberi manfaat dan mudarat, membuat hukum dan syariat. Syirik adalah menyekutukan Allah dalam rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, asma-asma (nama-nama) dan sifat-Nya, atau salah satunya. Jika seorang hamba meyakini bahwa ada sang Pencipta atau sang Penolong selain Allah, maka termasuk musyrik. Jika berkeyakinan bahwa ada Tuhan selain Allah yang berhak untuk disembah, maka termasuk musyrik. Dan jika ia berkeyakinan bahwa ada yang menyerupai Allah dalam asma (nama) dan sifat-Nya, maka ia telah musyrik. Selain itu, syirik juga dapat menghilangkan semua amal kebaikan yang telah dilakukan seseorang.

1. Macam macam Syirik

Syirik adalah lawan dari tauhid dan terbagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Syirik akbar/ jali (syirik yang besar/ nyata) Syirik besar adalah segala sesuatu yang mengandung pemalingan semua atau sebagian bentuk ibadah kepada selain Allah SWT.

Syirik akbar/ jali ada empat, yaitu:

1. Syirik dakwah (doa) adalah di samping berdoa kepada Allah SWT juga berdoa kepada selain-Nya.

2. Syirik niat, keinginan dan tujuan adalah suatu bentuk ibadah yang ditujukan kepada selain Allah SWT.

3. Syirik keta’atan adalah mena’ati selain Allah SWT dalam hal maksiat kepada- Nya.

4. Syirik kecintaan (mahabbah) adalah menyamakan selain Allah SWT dengan Allah SWT dalam hal kecintaan.

b. Syirik ashgar/ khafi (syirik yang kecil/ samar)

Syirik asghar/ khafi adalah perbuatan yang secara tersirat mengandung pengakuan adanya yang berkuasa selain Allah SWT.

Syirik asghar ada dua macam, yaitu:

1. Syirik zhahir (nyata) adalah syirik dalam bentuk ucapan dan perbuatan seperti bersumpah dengan nama selain Allah SWT.

(5)

2. Syirik khafi (tersembunyi) adalah syirik dalam hal keinginan dan niat seperti ingin dipuji dan ingin didengar orang lain atas ibadah yang dilaksanakan.

CARA MENGHINDARI PERBUATAN SYIRIK 1. Selalu menegakkan sholat.

2. Senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

3. Berusaha melatih diri untuk senantiasa ingat bahwa syirik itu adalah dosa yang paling besar di antara dosa-dosa yang ada.

4. Mengingat Allah di manapun berada.

(6)

Kesimpulan

Tauhid adalah syarat diterimanya amal. Orang yang beramal tetapi tidak mentauhidkan Allah Subhanahu Wa Taala maka amalnya tidak akan di terima. Sebaliknya syirik adalah perbuatan yang paling membuat Allah Subhanahu Wa Taala murka, Allah Subhanahu Wa Taala sangat murka kepada hamba-Nya yang melakukan kesyirikan.

Allah SWT mengingatkan manusia untuk menghindari perbuatan yang dapat membahayakan diri dan hati mereka menimbulkan keyakinan syirik. Karena syirik bagi Allah SWT adalah dosa yang tidak dapat diampunkan, bahkan perbuatan syirik dapat menghilangkan atau membatalkan amalan baik seseorang. Jadi, tauhid adalah mengakui Allah SWT sebagai tuhan yang Esa adalah pada dasarnya fitrah manusia Sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur'an Surah al-A’raf ayat 172–173, pernyataan ini sudah ada jauh sebelum manusia diciptakan. Dalam ayat ini dijelaskan bahwa ketika Allah SWT mengeluarkan Adam as. dari Sulbi, mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri bahwa Dia adalah Tuhan dan Penguasa mereka, dan bahwa tidak ada tuhan lain selain Dia Allah SWT. Tidak ada alasan bagi manusia untuk menolak atau menentang ajaran tauhid.

(7)

SUMBER

Ardae, M., & Wan, N. M. S. N. (2019). Sejarah Pembahagian Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah, dan Tauhid Asma wa Sifat dalam Pengajian Usuluddin. INSANCITA4(1), 17-34.

Hamzah, M. H. D., Syahputra, D., Jamil, A., & Suriaty, S. (2023). PERSPEKTIF PENDIDIKAN TAUHID. ITTIHAD4(2).

Sari, C. A. W., Hafsyah, N., Fazela, K., Nayla, P., & Wismanto, W. (2024). Pemahaman Pentingnya Tauhid dalam Kehidupan Umat Islam. MARAS: Jurnal Penelitian

Multidisiplin2(1), 293-305.

Saujani, M. A. N., Mukmin, R. H., Ratriana, R., Violita, D. N., Syakirah, R. D., Atsariyya, F.,

& Parhan, M. (2024). Syirik Dalam Kehidupan Modern: Bahaya Yang Tak Terduga Dan Solusi Masa Kini. Jurnal Budi Pekerti Agama Islam2(3), 224-230.

https://nu.or.id/ilmu-tauhid/perihal-kewajiban-mempelajari-ilmu-tauhid

https://www.liputan6.com/islami/read/5281573/kumpulan-ayat-al-quran-tentang-larangan- syirik-dan-cara-menghindarinya

Ali, S. M. (2011). Panduan akidah wanita Muslimah. Jakarta: Darus Sunnah.

Hamid, S. R. (1997). Buku pintar agama Islam. Jakarta: Penebar Salam.

Ibrahim, S. M. (2010). Ensiklopedi Islam Al-Kamil. Jakarta: Darus Sunnah.

Liem, K. (2011). Membuka pintu tobat, jauhkan maksiat. Jakarta: Raih Asa Sukses.

Supadie, D. A. (2011). Pengantar studi Islam. Jakarta: Rajawali Press.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana konsep pendidikan tauhid dalam keluarga, konsep pendidikan tauhid ini meliputi tentang dasar dan tujuan

Temuan penelitian bahwa konsepsi tauhid menurut Muhammad bin Abdul Wahab, terdiri dari tiga, yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid asma wa sifatihi yang berarti

Temuan penelitian bahwa konsepsi tauhid menurut Muhammad bin Abdul Wahab, terdiri dari tiga, yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid asma wa sifatihi yang

Tujuan Pembelajaran Ilmu Tauhid di Madrasah Sistem pembelajaran ilmu tauhid bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip tauhid kepada siswa Al-amien,

Dokumen ini membahas tentang tujuan dan organisasi siswa di

Dokumen ini membahas tentang pengertian, faktor penyebab, dan dalil talak dalam hukum

Tauhid menurut istilah ilmu akidah adalah mengEsakan Allah SWT, meyakini keEsaan Allah SWT dalam rububiyah-Nya, ikhlas beribadah kepada-Nya, serta menetapkan bagi-Nya nama-nama dan

Dokumen tersebut berisi tentang pengertian, tujuan, dan hasil akhir