• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian, Dinamika, dan Permasalahan Etika Administrasi Publik

N/A
N/A
Sahid Rijal

Academic year: 2024

Membagikan "Pengertian, Dinamika, dan Permasalahan Etika Administrasi Publik"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian, Dinamika, dan Permasalahan Etika Administrasi Publik

Dosen Pengampu : Mochamad Rozikin, Dr. Drs, MAP

Disusun oleh:

Sahid Rijal NIM. 205030100111051

Mata Kuliah Etika Administrasi Publik Kelas B

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

MALANG 2021

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menjelaskan berbagai konsep yang berkaitan dengan nilai moral dan etika dalam administrasi negara yang akan diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan ruang lingkup administrasi yang seusai penerapannya. Hanya ketika itu benar-benar menjadi bagian dari kekuatan pendorong administrasi modern, kita dapat merasakan kegunaan konsep-konsep etika.

Banyaknya konsep dan teori filosofis tentang moralitas di bidang administrasi publik juga berasal dari praktik administrasi. Oleh karena itu, pembahasan etika administrasi negara tidak berada dalam ruang hampa, harus selalu mencakup pembahasan penerapannya, bagaimana birokrat dan aparatur administrasi harus bertindak atau harus bertindak sesuai dengan kaidah moral yang ada untuk mencapai good governance.

Etika administrasi publik merupakan bentuk kontrol bagi departemen administrasi negara/publik untuk menjalankan tugas pokok, fungsi, dan wewenangnya. Ketika administrasi publik membutuhkan sikap, tindakan, dan perilakunya bisa dikatakan baik, maka dalam penerapan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya harus menyandarkan terhadap etika administrasi publik. Disisi lain etika administrasi publik bisa digunakan sebagai standar menentukan sikap, perilaku, dan kebijakannya dapat dikatakan baik atau buruk.

Etika memiliki peran strategis yang sangat penting, karena etika dapat menentukan berhasil tidaknya tujuan organisasi, struktur organisasi, dan manajemen publik. Moralitas berkaitan dengan bagaimana menjelaskan perilaku manusia. Dalam melaksanakan tugas administrasi publik, administrator harus bertanggung jawab kepada publik. Dalam proses pemenuhan tanggung jawab inilah etika tidak boleh ditinggalkan, tetapi harus dijadikan pedoman perilaku. Oleh karena itu, etika pelayanan publik adalah suatu cara pengelolaan dan/atau penyelenggaraan pelayanan publik yang mengatur tentang etika yaitu mengatur hal-hal yang harus dilakukan atau hal-hal yang buruk yang harus dihindari, dan menggunakan nilai-nilai yang terkandung dalam etika. sebagai pedoman seorang pelayan public dalam menjalankan tugas-tugasnya.

(3)

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Etika Administrasi Publik?

b. Apa yang dimaksud dengan Paradigma Etika Administrasi Publik?

c. Apa yang dimaksud dengan Permasalahan Etika Administrasi Publik?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui definisi Etika Administrasi Publik b. Untuk mengetahui Paradigma Etika Administrasi Publik c. Untuk mengetahui Permasalahan Etika Administrasi Publik

(4)

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam menyusun makalah, penulis mengacu pada pendapat para ahli dan beberapa sumber mengenai teori etika administrasi publik sebagai dasar dalam mengukur pedoman yang sesuai dengan kenyataan di lapangan agar menghasilkan kesimpulan yang objektif. Berdasarkan hal itu, penulis mengemukakan teori dari para ahli dan beberapa sumber sebagai berikut :

2.1 Etika

a. Bahasa Yunani

Ethos yang artinya kebiasaan atau watak.

b. KBBI

Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

2.2 Moral

a. Bahasa Latin mos

(jamak: mores), artinya: cara hidup atau kebiasaan.

b. Menurut Kamus Psikologi

Mengacu kepada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.

2.3 Administrasi

a. Menurut Dr. Sondang Siagian (2012:13)

Admintrasi adalah keseluruhan dari proses kerja sama beberapa pihak yang didasarkan pada rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama.

b. Menurut The Liang Gie (2009:9)

dalam bukunya administrasi perkantiran modern mengatakan bahwa administrasi memiliki pengertian dalam arti luas, yaitu Adminstrasi merupakan proses kerjasama beberapa individu dengan cara yang efisien dalam mencapai tujuan sebelumnya Hal tersebut menyelesaikan bahwa serangkaian kegiatan yang memerlukan proses kerja sama dan bukan merupakan hal yang baru karena dia telah timbul bersama-bersama dengan timbulnya pemidahan manusia.

(5)

2.3 Administrasi Publik

Dalam buku Manajemen dalam Pemerintahan, yang diterbitkan oleh Lembaga Adminitrasi negara, dikatakan bahwa, administrasi negara adalah keseluruhan penyelenggaraan kekuasaan negara dengan memanfaatkan segala kemampuan aparatur negara serta segenap dana dan daya untuk tercapainya tujuan negara dan terlaksananya tugas pemerintahan.

2.4 Pengertian Pelayanan Publik

Sesuai dengan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik dinyatakan bahwa Pelayanan Publik merupakan kegiatan atau rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan penyelenggara pelayanan publik.

2.5 Pengertian Birokrasi

Dengan mengutip pendapat Blau dan Page (1956) mengemukakan birokrasi sebagai tipe dari suatu organisasi yang dimaksudkan untuk mencapai tugas-tugas administratif yang besar dengan cara mengoordinasikan secara sistematis (teratur) pekerjaan dari banyak orang.

(6)

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Definisi Etika Administrasi Publik

Etika administrasi publik adalah aturan atau standar penyelenggaraan dan merupakan pedoman moral bagi administrator publik dalam menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat. Masalah etika yang sering muncul selalu berkaitan dengan kebiasaan atau karakter orang (sebagai individu atau dalam posisi tertentu), apakah itu kebiasaan atau karakter yang baik atau kebiasaan atau karakter yang buruk. Karakter yang baik, yang diwujudkan dalam perilaku yang baik, biasanya dianggap pantas atau pantas. Meskipun karakter buruk dimanifestasikan dalam perilaku buruk, umumnya dianggap tidak pantas atau tidak pantas.

Etika administrasi publik membahas pengetahuan tentang doktrin moral dan prinsip- prinsip perilaku yang baik ketika manajer pemerintah melakukan tugas pekerjaannya dan menjalankan tugasnya. Bidang ilmu ini diharapkan dapat memberikan berbagai prinsip etika, standar, kode etik, dan kebijakan etika yang dapat diterapkan oleh setiap pejabat untuk melaksanakan pemerintahan yang baik dan bermanfaat bagi rakyat.

Sebagai bidang penelitian, etika administrasi publik sebagian terkandung dalam ilmu administrasi publik dan sebagian lagi terdapat dalam lingkungan penelitian filosofis. Oleh karena itu, etika administrasi publik tidak lagi sepenuhnya empiris seperti ilmu administrasi, tetapi normatif. Artinya, etika administrasi publik berusaha menetapkan norma tentang apa yang harus dilakukan oleh setiap pejabat dalam menjalankan tugas dan jabatannya.

Ruang lingkup dari pelayanan publik dan etika administrasi publik (Pasolong, 2007: 193) didefinisikan sebagai standar filosofis dan profesional (kode moral) atau aturan perilaku yang benar (rules of correct behavior) yang harus dipatuhi oleh penyedia layanan publik atau publik.

administratif. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa etika administrasi publik adalah aturan atau standar penyelenggaraan, arahan moral bagi anggota organisasi aturan atau standar penyelengaraan yang merupakan arahan moral bagi seorang administrator publik dalam menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat. Aturan atau standar dalam etika administrasi publik ini berkaitan dengan kepegawaian, perbekalan, keuangan, ketatausahaan, dan hubungan masyarakat.

(7)

Dalam etika administrasi publik juga berkaitan kehidupan masyarakat, kesejahteraan rakyat, dan kemajuan bangsa yang begitu penting harus berdasar pada suatu ide pokok yang luhur.

Dengan demikian, etika mampu melahirkan asas, standar, pedoman, dan kebajikan moral yang luhur pula. Sebuah ide yang sangat tepat untuk dijadikan sebgai landasan ideal bagi etika administrasi publik adalah Keadilan, dan memang inilah yang menjadi pangkal pembahasan dari Etika Admnistrasi Publik yaitu untuk mewujudkan keadilan.

3.2 Paradigma Etika Administrasi Publik

a. Model I - 1940an: Dimulai oleh Wayne A.R Leys pada tahun 1944. Leys menyarankan pemerintah AS untuk bisa menghasilkan kebijakan publik yang baik. Dimana setiap kebijakan publik akan diperhitungkan secara etis, menurut Leys, administrator harus selalu menguji dan mempertanyakan standar yang digunakan dalam membuat keputusan tidak hanya menerima atau tergantung pada kebiasaan dan tradisi yang ada. Kebiasaan dan tradisi harus dipertanyakan dengan standar etika di mana etika harus dilihat sebagai sumber keraguan.

b. Model II – 1950an : Bermula dari pidato Hurst A. Anderson yang berjudul Ethical Values in Administration. Beliau berpendapat masalah etika sangatlah penting dalam keputusan administratif. Etika seharusnya dilihat sebagai asumsi-asumsi yang bisa menuntun hidup individu maupun sosial (philosophy of personal and social living). Jika ingin dianggap etis, seorang administrator seharusnya menguji dan mempertanyakan standar atau asumsi- asumsi yang mereka gunakan sebagai dasar dari pembuatan keputusan. Standar tersebut harus bisa mencerminkan nilai-nilai dasar yang ada dimasyarakat, tidak hanya bergantung pada kebiasaan dan tradisi saja. Dimana nilai-nilai dasar (core values) masyarakat yang dimaksud yaitu meliputi kebebasan, kesetaraan, keadilan, kebenaran, kebaikan, serta keindahan.

c. Model III – 1960an : Mulai muncul ketika adanya kritik terhadap teori organisasi tradisional. Robert T. Golembiewski dalam bukunya Men, Management, and Morality mengatakan bahwa praktek organisasi yang dimana prinsip-prinsip organisasi tradisional telah sebagai dasarnya telah membawa dampak negatif untuk individu yang bekerja di dalam organisasi itu sendiri. Individu merasakan adanya tekanan dan mengalami frustasi.

Dikarenakan standar yang ditentukan dalam organisasi pada jaman dahulu belum tentu

(8)

cocok sepanjang masa. Dalam hal ini, Golembiewski melihat etika sebagai ”contemporary standards of right conduct” yang harusnya bisa diseusaikan dengan adanya perubahan jaman. Oleh karena itu, supaya menjadi etis seorang administrator harus selalu menguji dan mempertanyakan standar yang mencerminkan nilai-nilai dimasyarakat dan tidak hanya bergantung pada kebiasaan atau tradisi.

d. Model IV – 1970an : Muncul saat lahirnya Paradigma New Public Administration di tahun 1970an dimana menghasilkan tuntutan agar administrator lebih memperhatikan lagi

”administrative responsibility”. David K.Hart menyarankan agar ”social equity” menjadi panduan utama administrasi publik, sebagaimana yang telah disarankan oleh John Rawls dalam Teori Keadilannya. Nilai keadilan sosial sebenarnya merupakan bagian dari nilai utama dalam nilai-nilai masyarakat. Model ini merupakan penyempurnaan dari model- model sebelumnya. Intinya agar bisa dikatakan etis, seorang administrator harus selalu menguji dan mempertanyakan standar yang menjadi landasan dari pembuatan keputusan administratif dan harus mampu menyesuaikannya dengan tantangan dan tuntutan dari perubahan lingkungan.

e. Model V – After Rohr : Model ini berawal dari karya John Rohr yaitu Ethics for Bureaucrats yang ditulis tahun 1978. John Rohr dalam karyanya berpendapat bahwa dalam menguji dan mempertanyakan standar atau asumsi diperlukan adanya “independensi”, dan tidak boleh bergantung pada pemikiran pihak luar seperti Mahkamah Agung, Pengadilan Negeri, atau sejenisnya. Untuk bisa disebut etis , seorang administrator harus secara independen masuk dalam proses menguji dan mepertanyakan standard dari pembuatan keputusan tersebut. Administrator harus mampu memahami bahwa ia akan bertanggungjawab terhadap keputusan yang telah dibuat dan terhadap standar etika yang menjadi dasar dari suatu pembuatan keputusan.

f. Model VI – After Cooper ; Model ini berawal dari karya Terry L. Cooper yaitu dalam buku The Responsible Administrator yang terbit pada tahun 1986. Model ini menjelaskan pemikiran Cooper bahwa antara administrator, organisasi, dan etika terdapat keterkaitan yang penting dimana etika para administrator sangat ditentukan oleh konteks atau tempat organisasi dimana ia bekerja. Agar bisa dikatakan etis , seorang administrator haruslah mampu mengatur secara mandiri dalam proses menguji dan mempertanyakan standar yang digunakan ketika pembuatan keputusan. Isi dan standard bisa berubah seusai perubahan

(9)

jaman, bila nilai-nilai sosial bisa dipahami secara lebih baik dan berbagai masalah sosial baru mulai terungkap. Administrator harus siap menyesuaikan standar tersebut dengan perubahan-perubahan yang ada.

3.3 Permasalahan Etika Administrasi Publik

Seperti yang kita ketahui bahwa banyaknya pejabat administrasi terjerat dalam kasus-kasus yang bertentangan dengan etika. Misalnya saja dalam kasus penyuapan, korupsi dan gratifikasi serta tindakan asusila lainnya. Struktur birokrasi yang berorientasi ke atas menjadi salah satu penyebab terjadi banyaknya penyelewengan. Orientasi birokrasi yang seperti ini menjadi kebiasaan sebagian besar pejabat untuk melapor kepada atasannya dengan datang langsung ke kediamannya untuk meminta arahan sehingga menganggap bahwa segala sesuatu yang dibuat oleh pusat itu baik untuk diterapkan di tingkat lokal. Yang menjadi masalah dalam hal ini, jika semua pejabat hanya bertugas melapor pada eksekutif puncak, siapa yangakan mengawasi eksekutif puncak itu sendiri.

Selama ini, kurangnya pengawasan oleh masyarakat pada proses pengadaan barang dan jasa, antara lain disebabkan oleh minimnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah. Tidak tersedianya mekanisme pengawasan dan mekanisme untuk menyampaikan pengaduan atas dugaan penyimpangan pada suatu proses pengadaan barang dan jasa semakin memperkecil keinginan, peran dan partisipasi masyarakat untuk melakukan fungsi pengawasan.

Di samping itu etika juga mempengaruhi bukan saja perilaku para penyelenggara administrasi publik tetapi perilaku dari masyarakat yang menjadi objek penetapan kebijakan.

Birokrasi sebagai penyelenggara administrasi publik bekerja atas dasar kepercayaan yang diberikan oleh rakyat. Hal ini berarti bahwarakyat berharap adanya jaminan bahwa dalam menjalankan dan memanfaatkan kekuasaannya etika senantiasa dijadikan dasar bagi para pemimpin. Apabila etika yang ada pada pemimpin tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada pada masyarakat maka legitimasi tidak akan mampu tercapai. Kemudian etika perlu dikembangkan, terutama dalam pelaksanaan birokrasi pemerintahan, dimana etika administrasi memiliki fungsi sesuai penerapan pada bidangnya tersebut. Etika dalam birokrasi pemerintahan sangatlah penting, dalam hal ini untuk mengatasi permasalahan dalam struktur birokrasi pemerintahan dan mengoptimalkan kinerja birokrasi dalam melakukan pelayanan masyarakat.

(10)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa etika berkaitan erat dengan administrasi publik. Etika mempelajari tentang filsafat, nilai, dan moral sedangkan administrasi publik mempelajari tentang pembuatan kebijakan, pengambilan keputusan, dan pengimplementasian kebijakan. Etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk, sedangkan administrasi bersifat konkrit dan harus mewujudkan apa yang telah dirumuskan dan disepakati dalam kebijakan publik. Pembicaraan tentang etika dalam administrasi publik adalah bagaimana mengaitkan keduanya, bagaimana gagasan-gagasan administrasi, seperti efektivitas, efisiensi, akuntabilitas, kemanfaatan, produktivitas dapat menjelaskan etika dalam prakteknya, dan bagaimana gagasan-gagasan dasar etika, seperti mewujudkan yang baik dan menghindari yang buruk, dapat menjelaskan hakikat administrasi publik. Sehingga diharapkan seorang administratur publik selalu menggunakan pertimbangan etika dalam melakukan segala aktivitas yang menyangkut kepentingan publik demi mewujudkan keadilan.

Jadi sangat jelas bahwa dalam administrasi negara dikenal etika administrasi negara yang tujuannya adalah untuk menyelengarakan kegiatan administrasi negara dengan baik, dengan memperhatikan kepentingan masyarakat. Itu berarti, saat etika administrasi negara digunakan dengan baik dan adil oleh para penyelenggara negara (administrator) maka etika kehidupan berbangsa pun dapat berlangsung dengan baik dan begitu pula sebaliknya.

4.5 Saran

Etika pelayanan publik sebaiknya lebih disosialisasikan lagi kepada pihak-pihak yang melakukan pelayanan kepada masyarakat, karena sebagian besar pelayan masyarakat belum mengetahui etika pelayanan kepada masyarakat. Sebagian mungkin masih belum mengetahui bagaimana seharusnya tindakan untuk melayani masyarakat sehinggga masih banyak melakukan kesalahan dalam melakukan pelayanan karena ketidaktahuannya. Sangat disayangkan jika kesalahan dalam pelayanan dilakukan karena kebutaan akan bagaimanan seharusnya etika yang diterapkan kepada masyarakat

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Yuningsih, T. 2017. Buku Ajar Mata Kuliah Etika Administrasi Pulik. Semarang: Program Studi Doktor Administrasi Publik Fisip Undip Semarang.

Yuningsih, T. 2017. Bunga Rampai Etika Administrasi Publik. Semarang: Program Studi Doktor.

Administrasi Publik Fisip Undip Semarang.

Holilah. 2013. Etika Administrasi Publik. Jurnal Review Politik. 3(2).

Setijaningrum, Erna. 2011. Perubahan Paradigma Dalam Etika Pelayanan Publik. Jejaring Administrasi Publik. 3 (6-9).

Harbani Pasolong. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

harus disertai perbaikan sistem akuntabilitas dan transparansi yang didukung modalitas etika publik, yaitu bagaimana bisa bertindak baik atau berperilaku sesuai standar etika. ◦

integritas & keetikaan organisasi, Etika jabatan & etika legislatif, Konsekuensi moral kebijakan publik, Kode etik bagi para birokrat, Pertanggungjawaban dalam

diperlukan dalam administrasi publik, etika dapat dijadikan pedoman, referensi, petunjuk tentang apa yang harus dilakukan oleh aparat birokrasi dalam menjalankan

Kode Etik Profesi Akuntan Publik adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang sebelumnya dinamakan Ikatan

Sedangkan Waldo dalam Pasolong (2008: 8) mendefinisikan “Administrasi publik adalah manajemen dan organisasi dari manusia-manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan

Dalam pemberian pelayanan publik khususnya di Indonesia, pelanggaran moral dan etika dapat diamati mulai dari proses kebijakan publik (pengusulan program, proyek, dan kegiatan

Biasanya etika ini terbentuk sebelum menjadi pegawai negeri (petugas penyelenggara pelayanan publik). Etika profesi adalah serangkaian norma atau aturan yang menuntun

Maka, moralitas juga berkenaan dengan nilai- nilai etika dalam moral yang terdapat di dalam nurani manusia beserta internalisasi nilai-nilai itu dalam dirinya... Bahwa moral merupakan